Lafran Pane: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: BP2014 |
k Penambahan nomenklatur STI ke UII Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(151 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Angkola|Angkola]]|[[Sitorus|Pane]]}}
{{infobox person
| honorific_prefix = [[Profesor|Prof.]] [[Doktorandus|Drs.]] [[Haji|H.]]
| name = Lafran Pane
| image = Lafran-pane.jpg
| caption = Pane, tak bertanggal
| birth_date = {{birth date|1922|2|5}}
| birth_place = [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Angkola]], [[Keresidenan Tapanuli]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1991|1|25|1922|2|25}}
| death_place = [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = {{IDN}}
| occupation = [[Dosen]]
| known_for = [[Aktivis]] [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI)
| father = [[Sutan Pangurabaan Pane]]
| awards = [[Pahlawan nasional Indonesia]]
| alma_mater = [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (STI){{br}}[[Universitas Gadjah Mada]]
| religion = [[Islam]]
}}
[[Profesor|Prof.]] [[Doktorandus|Drs.]] '''Lafran Pane''' ({{lahirmati|[[Padang Sidempuan]]|5|2|1922||25|1|1991}}) dikenal sebagai salah satu pendiri [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) pada tanggal 5 Februari 1947
== Riwayat Hidup ==
Lafran Pane lahir di [[Padang Sidempuan]], [[5 Februari]] [[1922]]. Menurut berbagai tulisan sebelumnya, disebutkan bahwa Lafran Pane lahir pada [[12 April]] [[1923|1922]] di [[Kampung]] [[Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan|Pangurabaan]], [[Kecamatan]] [[Sipirok]], sebuah kecamatan yang terletak di kaki [[Gunung]] [[Sibualbuali]], 38 kilo meter ke arah utara dari "kota salak" [[Padang Sidempuan]], [[ibu kota]] [[Kabupaten]] [[Tapanuli Selatan]], [[Sumatera Utara]]. Wafat pada tanggal [[25 Januari]] [[1991]], orang akhirnya tahu, setelah kematiannya, Lafran ternyata lahir [[5 Februari]] [[1922]], bukan [[12 April]] [[1922]] seperti yang kerap ia gunakan dalam catatan resmi.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|397}}
=== Silsilah Keluarga ===
[[Berkas:Makam Lafran Pane (1).jpg|jmpl|Nisan Lafran Pane di Makam Karangkajen.]]
Lafran Pane adalah anak keenam keluarga [[Sutan Pangurabaan Pane]] dari istrinya yang pertama, Lafran adalah bungsu dari enam bersaudara, yaitu: [[Nyonya Tarib]], [[Sanusi Pane]], [[Armijn Pane]], [[Nyonya Bahari Siregar]], [[Nyonya Hanifiah]], Lafran Pane, dan selain saudara kandung, ia juga memiliki dua orang saudara tiri dari perkawinan kedua ayahnya, yakni: [[Nila Kusuma Pane]] dan [[Krisna Murti Pane]]. Ayah Lafran Pane adalah seorang [[guru]] sekaligus [[seniman]] [[Suku Angkola|Batak Angkola]] di [[Muara Sipongi]], [[Mandailing Natal]]. Keluarga Lafran Pane merupakan keluarga sastrawan dan seniman yang kebanyakan menulis novel, seperti kedua kakak kandungnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane yang juga merupakan sastrawan dan seniman. Sutan Pangurabaan Pane termasuk salah seorang pendiri [[Muhammadiyah]] di Sipirok pada [[1921]]. Sedangkan Kakek Lafran Pane adalah seorang ulama [[Syekh Badurrahman Pane]], maka pendidikan keagamaannya didapat sebelum memasuki bangku sekolah.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|41}}
=== Riwayat Pendidikan ===
Pendidikan sekolah Lafran Pane dimulai dari Pesantren Muhammadiyah Sipirok (kini dilanjutkan oleh [[Pesantren K.H. Ahmad Dahlan]] di Kampung Setia dekat [[Desa]] [[Parsorminan]] [[Sipirok]]. Dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah Lafran Pane ini mengalami perpindahan sekolah yang sering kali dilakukan, hingga pada akhirnya Lafran Pane meneruskan sekolah di kelas 7 (Tujuh) di [[HIS Muhammadiyah]], menyambung hingga ke Taman Dewasa Raya Jakarta sampai pecah [[Perang Dunia II]], pada saat itu ibu kota yang semula berada di Jakarta pindah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946 Masehi dan [[Sekolah Tinggi Islam]] (STI) yang semula berada di Jakarta pun juga ikut pindah ke Yogyakarta dan dibuka secara resmi di Yogyakarta pada tanggal 10 April 1946 Masehi atau bertepatan dengan 8 jumadil awwal 1365 Hijriyah. Pada tanggal 14 Desember 1947 nama atau nomenklatur STI diubah dari semula Sekolah Tinggi Islam (STI) menjadi University Islam Indonesia (UII) dan kata “University" pada kalimat “University Islam Indonesia" di-nasionalisasikan atau di-Indonenesiakan menjadi “Universitas" (Universitas Islam Indonesia) kisaran tahun 1963. Wawasan dan intelektual Lafran berkembang saat proses perkuliahan yang membawa pengaruh pada diri Lafran Pane yang ditandai dengan semakin banyaknya buku-buku Islam yang ia baca. Sebelum tamat dari STI, Lafran pindah ke [[Akademi Ilmu Politik]] (AIP) pada [[April]] [[1948]] Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kemudian dinegerikan pada tahun [[1949]]. Tercatat dalam sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM), Lafran Pane termasuk salah satu mahasiswa yang pertama kali lulus mencapai gelar sarjana yaitu pada tanggal [[26 Januari]] [[1953]]. Dengan sendirinya, Drs. Lafran Pane menjadi salah satu sarjana ilmu politik pertama di Indonesia, selanjutnya Lafran Pane lebih tertarik di lapangan pendidikan dan keluar dari Kementerian Luar Negeri dan masuk kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|46}}
===
# [[Direktur]] Kursus B I dan B II Negeri Yogyakarta yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, dan Kemudian menjadi [[Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Gadjah Mada|Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Gajah Mada (UGM)]]. kemudian, Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Gajah Mada UGM dengan Institut Pendidikan Guru (IPG) dilebur menjadi Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta, kini [[Universitas Negeri Yogyakarta]] (UNY).<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
# Dosen Fakultas Ilmu Sosial (FKIS) [[IKIP Yogyakarta]].<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
# Dosen Fakultas Sosial dan politik Universitas Gajah Mada (UGM), dosen [[Universitas Islam Indonesia]] (UII), dosen Fakultas Syariah [[IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta]].<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
# Dosen [[Akademi Tabligh Muhammadiyah (ATM)]], Kemudian menjadi FIAD [[Muhammadiyah]], kini Fakultas Ilmu Agama Islam [[Universitas Muhammadiyah Yogyakarta]] (UMY).<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
# Pernah menjadi dosen IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (sekarang [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]] (UIN)), hingga terjadi peristiwa [[10 Oktober]] [[1963]]. Sepuluh tahun kemudian, atas permintaan Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mulai tahun [[1973]] Prof. Drs. Lafran Pane mulai kembali mengajar di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai Guru Besar Ilmu Tata Negara.<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
# Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, sejak tanggal [[1 Desember]] [[1966]], Lafran Pane dianggat menjadi guru besar (profesor) dalam mata kuliah Ilmu Tata Negara.<ref name="Pak Tompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975.|page=159|publisher=Bina Ilmu Offset|location=Surabaya|year=1976}}</ref>
=== Mengenai Islam dan Indonesia ===
Lafran Pane Mengatakan bahwa agama [[Islam]] bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, melainkan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, baik lingkup keluarga hingga lingkup masyarakat dan negara. Berkaitan dengan itu, ia meyakini bahwa Islam berisi peraturan-peraturan dan tuntunan-tuntunan untuk segala aspek kehidupan. Islam dianggapnya sebagai satu kebudayaan yang sempurna, yang tidak merupakan ciptaan masyarakat, sebab merupakan kebudayaan yang diturunkan Tuhan langsung kepada masyarakat Arab, serta berlaku universal . Meskipun demikian, adanya bermacam-macam bangsa yang berbeda masyarkatnya, yang tergantung pada faktor-faktor alam, kebiasaan dan lain-lain, maka kebudayaan Islam hendaknya dapat diselaraskan dengan masing-masing masyarakat itu. Dalam Masyarakat, segala sesuatu saling mempengaruhi, manusia mempengaruhi manusia lain, masyarakat dipengaruhi oleh manusia dan sebaliknya. Begitu pula hasil masyarakat dipengaruhi oleh manusia dan sebaliknya. Begitu pula hasil kebudayaan yang satu mempengaruhi yang lain dan selanjutnya mempengaruhi masyarakat yang lain.<ref name="Pane">{{cite book|title=Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia|author=Lafran Pane|publisher=Panitia Pusat KMI Bagian Penerangan|year=1949|location=Yogykarta|page=56}}</ref>
Menurut Lafran Pane, setelah kemerdekaan, dampak [[kolonialisme]] [[Belanda]] tidak serta-merta lenyap, khususnya dari mereka yang semata-mata menerima pengajaran di lembaga-lembaga kolonial.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|194}} Contoh pengaruh tersebut adalah pandangan yang menganggap bangsa Barat dalam segala hal lebih dari penduduk lokal.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|194}} Lafran Pane meyakini bahwa jika ajaran Islam dipraktikkan oleh rakyat [[Indonesia]] dalam segala lapangan hidup dengan sebaik-baiknya, Belanda tidak mungkin bisa menjajah dan mengekploitasi bangsa Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|194}} Pejajahan dimungkinkan karena Belanda mengetahui lemahnya pendidikan Islam pada mayoritas masyarakat Indonesia.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|194}} Islam mengajarkan bahwa semua manusia itu setara dan perbudakan amat ditentang.<ref name="Salimsitompul">{{cite book|author= Agussalim Sitompul|title= Menyatu dengan Umat, Menyatu dengan Bangsa: Pemikiran keislaman-Keindonesiaan HMI 1947-1997|page=56|publisher=Logos Wacana Ilmu|location=Jakarta|year=2002}}</ref>
=== Pendirian HMI ===
Lafran mendirikan [[Himpunan Mahasiswa Islam]] sebagai aktualisasi dari pandangannya tentang Islam dan Indonesia. HMI dilahirkan sebagai suatu reaksi terhadap situasi saat itu, namun juga berakar pada aspirasi umat Islam yang dikandung selama berabad-abad lamanya.<ref name="agussalim">{{cite book|title=50 Tahun HMI Menggayuh di antara Cita dan Kritik|author=Agussalim Sitompul|publisher=Aditya Media|year=1997|location=Yogyakarta|page=38}}</ref>
Dengan mendirikan HMI, Islam mendapat peran yang lebih tinggi di antara [[mahasiswa]], yakni bahwa Islam bukanlah sekumpulan kaum yang mempertahankan [[tradisi]] dan pengetahuan tradisional. Selain itu, dengan adanya HMI ide persatuan umat Islam yang mengikis [[fanatisme]] kelompok semakin meningkat.<ref name="Lafran Pane"/>{{rp|195}}
=== Pemikiran Pembaharuan Islam ===
Menurut Lafran Pane, Tugas umat Islam adalah mengajak umat manusia kepada kebaikan dan juga menciptakan [[masyarakat]] adil makmur baik secara material dan spiritual.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin">{{cite book|author= Pengurus HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Periode 2013-2014|title= Basic Training Buku Pedoman Materi Pokok Latihan Kader 1 Himpunan Mahasiswa Islam.|page= |publisher=Pengurus HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta|location=Yogyakarta|year=2013}}</ref>{{rp|4}} Dengan adanya gagasan pembaharuan pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin"/>{{rp|5}} Kebekuan pemikiran Islam saat itu telah membawa pada arti agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin"/>{{rp|5}} [[Al-Qur’an]] hanya dijadikan sebatas bahan bacaan.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin"/>{{rp|5}} Agama Islam tidak menempatkan sebagai yang universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu.<ref name="Modul LK 1 HMI komisariat ushuluddin"/>{{rp|5}} Demikian memahami pemikiran Lafran Pane yang tidak lepas dari lingkungannya, yaitu negara [[Indonesia]] yang berpendudukan mayoritas beragama Islam, dengan segala realitas dan totalitasnya. Pemikiran Lafran Pane tidak bisa dipahami tanpa meletakkannya dalam suatu proses [[sejarah]] atau tradisi panjang yang melingkupinya.<ref name="Modul LK 1 HMI Cabang Ciputat"/>{{rp|1-2}}
Dari pemikiran itu dampaknya adalah berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam, pada tanggal 5 Februari 1947 Lafran menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI karena ia adalah orang yang mengagagas HMI, akan tetapi Lafran mundur dari ketua Umum PB HMI pada [[22 Agustus]] [[1947]] dan pindah menjadi Wakil Ketua Umum, artinya ia hanya menjabat sebagai Ketua Umum selama 7 bulan dan kemudian posisinya diberikan kepada seorang mahasiswa [[Universitas Gajah Mada]] bernama [[Mohammad Syafa'at Mintaredja]]. Strategi ini dilakukan agar HMI tidak terkesan milik mahasiswa STI, selain juga memperluas dakwah HMI di kampus umum serta memperkuat posisi HMI dalam dunia kemahasiswaan.<ref name="alfan alfian">{{cite book|title=HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara.|author=M. Alfan Alfian|publisher=Kompas|year=2013|location=Jakarta|page=121}}</ref>
== Karya-karya Lafran Pane ==
Data-data tentang Lafran Pane tidak banyak berubah sejak [[1947]]. Karya tulisnya pun terbatas. berikut ini merupakan judul karya-karya Lafran Pane dengan bentuk artikel bebasnya:
# Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia
# Wewenang [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR)
# Kedudukan [[Dekret Presiden]]
# Kedudukan [[Presiden]]
# Kedudukan Luar Biasa Presiden
# Kedudukan [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP)
# Tujuan Negara
# Kembali ke [[Undang-undang Dasar 1945]]
# Memurnikan Pelaksanaan Undang-undang Dasar [[1945]]
# Memurnikan Pelaksanaan Undang-undang Dasar [[1945]]
# Perubahan Konstitusional
# Menggugat Eksistensi HMI <ref name="Lafran Pane"/>{{rp|89}}
== Penghargaan ==
Atas jasa-jasanya Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017.[https://m.antaranews.com/berita/663852/lafran-pane-pendiri-hmi-digelari-pahlawan-nasional]
== Lihat Pula ==
* [[Himpunan Mahasiswa Islam]]
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pbhmi.or.id/ Situs PB HMI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161108135735/http://www.pbhmi.or.id/ |date=2016-11-08 }}
== Rujukan ==
{{Reflist}}
== Bacaan lanjutan ==
{{commons category|Lafran Pane}}
* {{Cite book
|title=Lafran Pane: Jejak Dan Pemikirannya
|trans-title=Lafran Pane: His Influence and Thoughts
|language=Indonesia
|last=Satria
|first=Hariqo Wibawa
|location=Jakarta
|publisher=Lingkar
|year=2010
|isbn=9786029804904
}}
{{Authority control}}{{Pahlawan Nasional Indonesia}}{{URUTANBAKU:Pane, Lafran}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Angkola]]
[[Kategori:Marga Sitorus]]
[[Kategori:Marga Pane]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Padangsidimpuan]]
[[Kategori:Lafran Pane| ]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
|