Muntaha Al-Hafizh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP79Pandu (bicara | kontrib)
+isi
Tag: BP2014
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Person
{{inuseBP|79Pandu|7 April 2014|1 April 2014}}
| pre-nominals = [[Kiai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]]
| name = KH. Muntaha al-Hafidz
| image = KH Muntaha al-Hafidz.jpg
| birth_date = {{birth date|1912|07|09}} <ref name=www.sarkub.com>[http://www.sarkub.com/2012/kh-muntaha-al-hafizh-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.sarkub.com: KH. Muntaha Al-Hafizh, Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref>
| birth_place = [[Kalibeber, Wonosobo|Mojotengah]], [[Kabupaten Wonosobo|Jawa Tengah]], [[Jawa Tengah]]
| death_date = {{Death date and age|2004|12|29|1912|07|09}}
| nationality = {{IDN}}
| spouse = [[Ny. Hj. Saudah]]<br /> [[Ny. Hj. Maryam Parakan]] <br /> [[Ny. Hj. Maijan Jariyah Tohari]]<br />[[Ny. Hj. Hinduniyah]]<br />[[Ny. Hj. Sahilah Munggang]]
| occupation = pengasuh Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah|Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo
| years_active = 1912-2004
| known_for = Ulama
| successor = [[KH Mustahal asyari]] <br />[[KH Faqih muntaha]] <br />[[KH Ibnu jauzi]] <br />[[KH Khoirullah Al Mujtaba]](sekarang)
| predecessor =
| father = [[K.H. Asyary]]
| children = [[KH.Ahmad Faqih Muntaha]] <br /> Siti Nur Latifah <br /> Agus Muhammad Abdul Malik Abu Yahya<br /> Ahmad Syarif Syukri<br /> Ahmad Walid Awfa <br />
| website = [https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/biografi-kh-muntaha-1912-2004 Muntaha Al-Hafizh]
}}
 
[[Kiai]] [[Haji]] '''Muntaha Al-Hafizh''' (lahir [[9 Juli]] [[1912]], di Desa [[Kalibeber]], Kecamatan [[Mojotengah]], Kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]] - meninggal [[29 Desember]] [[2004]] di [[Semarang]] pada umur 94 tahun) adalah [[ulama]] [[Indonesia]] yang terkenal dengan julukan Pecinta Al-Qur'an Sepanjang Hayat.<ref name="www.sarkub.com">[http://www.sarkub.com/2012/kh-muntaha-al-hafizh-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.sarkub.com: KH. Muntaha Al-Hafizh, Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref> Karena hampir seluruh hidupnya ia habiskan untuk mendalami dan menyebarkan ajaran al-Qur'an.<ref name="www.sarkub.com"/> Ia adalah pengasuh [[Pondok Pesantren]] [[Al-Asy'ariyah]] [[Kalibeber]] [[Wonosobo]].<ref name="Karomah"> {{cite book|author=Samsul Munir Amin|title=Karomah Para Kiai|publisher=Pustaka Pesantren|year=2008|id=ISBN 979-8452-49-6}} Halaman 22-28.</ref> Melalui [[pesantren]] asuhannya, telah terbit sebuah [[tafsir al-Qur'an]] [[tematik]] (''maudhu'i'') yang telah memberi sumbangsih terhadap perkembangan kajian ''[[ulumul Qur'an]]'' (Ilmu-ilmu al-Qur'an) pada khususnya.<ref name="Tafsir"> {{cite book|author=Tim Sembilan|title=Tafsir Maudhu'i al-Muntaha|publisher=Pustaka Pesantren|year=2004|id=ISBN 979-3381-62-0}} Halaman vi.</ref> Gagasannya yang paling monumental adalah membuat ''[[mushaf]] [[al-Qur'an]] akbar'' (al-Qur'an raksasa) setinggi dua meter, dengan lebar tiga meter dan berat lebih dari satu kuintal.<ref name="www.fimadani.com">[http://www.fimadani.com/kh-muntaha-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.fimadani.com: KH Muntaha, Pecinta Al-Quran Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref> Al-Qur'an raksasa tersebut pada saat itu sempat diusulkan untuk masuk ''[[Guinnes Book of Record]]''.<ref name="www.fimadani.com"/> Banyak dari petinggi [[negara]] yang menyempatkan ''sowan'' (berkunjung) kepada Kiai Muntaha, di antaranya adalah K.H. [[Abdurrahman Wahid]], [[Wiranto]], dan [[Akbar Tanjung]].<ref name="Karomah"/>
 
[[Kiai]] [[Haji]] '''[https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/biografi-kh-muntaha-1912-2004 Muntaha Al-Hafizh]''' (lahir {{lahirmati|[[9Kalibeber, Juli]] [[1912]]Mojotengah, di Wonosobo|Desa [[Kalibeber]], Kecamatan [[Mojotengah, Wonosobo|Kecamatan Mojotengah]], Kabupaten [[Kabupaten Wonosobo]], [[Jawa Tengah]] - meninggal |09|07|1912|[[Semarang]]|29|12|2004}}) Desemberadalah [[ulama]] [[2004Indonesia]] dikelahiran [[Semarang]]Kalibeber, padaMojotengah, umurWonosobo|Desa 94Kalibeber]], tahun)[[Mojotengah, adalahWonosobo|Kecamatan Mojotengah]], [[ulamaKabupaten Wonosobo]], [[IndonesiaJawa Tengah]] yang terkenal denganmemiliki julukan Pecinta Al-Qur'an Sepanjang Hayat.<ref name="www.sarkub.com">[http://www.sarkub.com/2012/kh-muntaha-al-hafizh-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.sarkub.com: KH. Muntaha Al-Hafizh, Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref> KarenaJulukan tersebut ia terima karena hampir seluruh hidupnya ia habiskan untuk mendalami dan menyebarkan ajaran [[al-Qur'an]].<ref name="www.sarkub.com"/> Ia adalah pengasuh [[http://www.al-asyariyyah.com/p/pondok-pesantren-tahfidzul-quran-al.html?m=1 Pondok Pesantren]] [[Al-Asy'ariyah]ariyyah] [[Kalibeber]] [[Wonosobo]].<ref name="Karomah"> {{cite book|author=Samsul Munir Amin|title=Karomah Para Kiai|publisher=Pustaka Pesantren|year=2008|id=ISBN 979-8452-49-6}} Halaman 22-28.</ref> Melalui [[pesantren]] asuhannya, telah terbit sebuah [[tafsir al-Qur'an]] [[tematik]] (''maudhu'i'') yang telah memberi sumbangsih terhadap perkembangan kajian ''[[ulumul Qur'an]]'' (Ilmuilmu-ilmu al-Qur'an) pada]] khususnya.<ref name="Tafsir"> {{cite book|author=Tim Sembilan|title=Tafsir Maudhu'i al-Muntaha|publisher=Pustaka Pesantren|year=2004|id=ISBN 979-3381-62-0}} Halaman vi.</ref> Gagasannya yang paling monumental adalah membuat ''[[mushaf]] [[al-Qur'an]] akbar'' (al-Qur'an raksasa) setinggi dua meter, dengan lebar tiga meter dan berat lebih dari satu kuintal.<ref name="www.fimadani.com">[http://www.fimadani.com/kh-muntaha-pecinta-al-quran-sepanjang-hayat/ www.fimadani.com: KH Muntaha, Pecinta Al-Quran Sepanjang Hayat]. Diakses 2 April 2014</ref> Al-Qur'an raksasa tersebut pada saat itu sempat diusulkan untuk masuk ''[[GuinnesGuinness BookWorld of RecordRecords]]''.<ref name="www.fimadani.com"/><ref>{{Cite Banyakweb|last=Fadlly|first=Harits|date=2012-02-09|title=Biografi dariKH petinggi [[negara]] yang menyempatkan ''sowan''Muntaha (berkunjung1912—2004) kepada Kiai Muntaha, di antaranya adalah K|url=https://lajnah.Hkemenag.go.id/artikel/biografi-kh-muntaha-1912-2004|website=Lajnah [[AbdurrahmanPentashihan Wahid]],Mushaf [[Wiranto]], dan [[Akbar Tanjung]].<ref nameAl-Qur'an|language="Karomah"en-gb|access-date=2024-01-27}}</ref>
== Asal-usul dan pendidikan ==
Kiai Muntaha adalah putra ketiga dari pasangan K.H. [[Asy'ari]] dan Ny. [[Safinah]].<ref name="www.sarkub.com"/> Ia memiliki dua kakak, yaitu [[Mustaqim]] dan [[Murtadho]].<ref name="www.sarkub.com"/> Lahir dari keluarga [[pesantren]], Kiai Muntaha memperoleh [[pendidikan]] membaca [[al-Qur'an]] dan ilmu-ilmu keislaman langsung dari kedua orang tuanya.<ref name="www.sarkub.com"/> Selanjutnya, ia melanjutkan perjalanan untuk mencari [[ilmu]] dari [[pesantren]] satu ke [[pesantren]] yang lain.<ref name="www.sarkub.com"/> Dalam perjalanannya tersebut, Kiai Muntaha selalu menempuhnya dengan cara berjalan kaki.<ref name="www.sarkub.com"/> Di setiap melakukan perjalan menuju [[pesantren]] selanjutnya, Kiai Muntaha menggunakan waktu istirahatnya untuk mengkhatamkan (menyelesaikan bacaan) [[al-Qur'an]].<ref name="www.sarkub.com"/> Di antara [[pesantren]] yang pernah ia singgahi yakni [[Pesantren]] [[Kaliwungu]], [[Pesantren]] [[Krapyak]], dan [[Pesantren]] [[Termas]].<ref name="www.sarkub.com"/> Setelah melakukan perjalanan dari berbagai [[pesantren]], pada tahun [[1950]] Kiai Muntaha pulang ke [[Kalibeber]] untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya (K.H. [[Asy'ari]]) untuk mengembangkan [[Pondok Pesantren]] [[Al-Asy'ariyyah]] di desa kelahirannya.<ref name="www.sarkub.com"/>
 
== PemikiranRiwayat Hidup ==
 
=== Keluarga Beliau ===
Kiai Muntaha adalah putra ketiga dari pasangan K.H. [[Asy'ari]] dan Ny. [[Safinah]].<ref name="www.sarkub.com" /> Ibunda KH. Muntaha yakni Ny. Safinah memiliki 5 orang anak dan Muntaha merupakan anak ke-3. Kakaknya adalah K. Mustangin, K. Murtadho, dan adiknya adalah KH. Mudastsir, Ny H. Maziyah. Sedangkan KH. Mustahal Asy’ari merupakan adik yang berbeda ibu yang berasal dari Kertek, Wonosobo yakni Nyai Hj. Sufiyah.<ref>{{Cite book|last=Kamal|first=Faisal|date=2021|url=http://worldcat.org/oclc/1304493263|title=Charismatic leadership : peranan, pemikiran & pandangan hidup KH. Muntaha Wonosobo|location=Wonosobo|isbn=978-623-92958-8-2|oclc=1304493263|url-status=live}}</ref> Lahir dari keluarga pesantren, Kiai Muntaha memperoleh [[pendidikan]] membaca [[al-Qur'an]] dan ilmu-ilmu keislaman langsung dari kedua orang tuanya.<ref name="www.sarkub.com" /> KH Muntaha memiliki istri-istri antara lain:
 
# Ny. Hj. Saudah dari [[Wonokromo, Mojotengah, Wonosobo|Wonokromo Wonosobo]].
# Ny. Hj. Maryam dari [[Parakan, Temanggung|Parakan Temanggung]].
# Ny. Hj. Maijan Jariyah Tohari dari Kalibeber yang kemudian berpisah/cerai.
# Ny. Hj. Hinduniyah dari [[Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo|Kalibeber Mojotengah]].
# Ny. Hj. Sahilah dari Munggang Mojotengah.
 
Dari kelima istri tersebut KH. Muntaha mempunyai keturunan hanya dari dua orang istrinya. Putra dari Ny. Hj. Maijan Jariyah (Istri ke-3) yaitu Faqih Muntaha dan dari Ny. Hj. Sahilah (istri ke-5) yaitu Siti Nur Latifah, Agus Muhammad Abdul Malik Abu Yahya, Ahmad Syarif Syukri, dan Ahmad Walid Aufa.<ref>{{Cite book|last=Kamal|first=Faisal|date=2021|url=https://www.worldcat.org/oclc/1304493263|title=Charismatic leadership : peranan, pemikiran & pandangan hidup KH. Muntaha Wonosobo|location=Wonosobo|isbn=978-623-92958-8-2|oclc=1304493263}}</ref> Selanjutnya, ia melanjutkan perjalanan untuk mencari [[ilmu]] dari pesantren satu ke pesantren yang lain.<ref name="www.sarkub.com" />
 
=== Riwayat Pendidikan ===
KiaiPerjalanan belajar KH. Muntaha adalahdalam putramenjalankan ketigatradisi daripemeliharaan pasangantradisi K.H.keilmuan [[Asy'ari]]al-Qur’an danterjalin Ny.dalam [[Safinah]].<refsuatu name="www.sarkub.com"/>jaringan Iaguru, memilikimurid dan duarekan kakaksejawat, yaituyang [[Mustaqim]]diyakini dansebagai [[Murtadho]].<refpionir name="www.sarkub.com"/>dalam Lahirtokoh-tokoh daritahfîdz keluargapondok [[pesantren]] yang terhubung secara langsung terhubung, Kiaidan KH. Muntaha memperolehmerupakan [[pendidikan]]salah membacasatu [[al-Qur'an]]bagian dandaripada mata rantai ilmuterpenting tersebut bersama dengan guru-ilmugurunya, keislamanyakni langsungKH. Usman dari keduaKaliwungu, orang tuanyaKendal.<ref name="wwwK.sarkubH.com"/> Selanjutnya,Munawwir iadari melanjutkanKrapyak, perjalananYogyakarta, untukdan mencariKH. [[ilmu]]Dimyati dari [[pesantren]]Termas, satuPacitan.<ref>{{Cite kejournal|last=Kamal|first=Faisal|last2=Mas’ud|first2=Abdurrahman|last3=Uhbiyati|first3=Nur|date=2022-04-09|title=BIOGRAFI [[pesantren]]KH. yangMUNTAHA lain.<ref(1912-2004) nameSEBAGAI PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-ASY’ARIYYAH WONOSOBO|url="wwwhttp://ejournal.sarkubiaiibrahimy.com"ac.id/index.php/arrisalah/article/view/1331|journal=Jurnal Ilmiah Ar-Risalah: Media Ke-Islaman, Pendidikan dan Hukum Islam|language=en|volume=20|issue=1|pages=133–153|issn=2540-7783}}</ref> Dalam perjalanannya tersebut, Kiai Muntaha selalu menempuhnya dengan cara berjalan kaki.<ref name="www.sarkub.com" /> Di setiap melakukan perjalan menuju [[pesantren]] selanjutnya, Kiai Muntaha menggunakan waktu istirahatnya untuk mengkhatamkan (menyelesaikan bacaan) [[al-Qur'an]].<ref name="www.sarkub.com" /> Di antara [[pesantren]] yang pernah ia singgahi yakni [[Pesantren]] [[Kaliwungu]], [[Pesantren]] [[Krapyak]], dan [[Pesantren]] [[Termas]].<ref name="www.sarkub.com" /> Setelah melakukan perjalanan dari berbagai [[pesantren]], pada tahun [[1950]] Kiai Muntaha pulang ke [[Kalibeber]] untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya (K.H. [[Asy'ari]]) untuk mengembangkan [[Pondok Pesantren]] [[Al-Asy'ariyyah]] di desa kelahirannya.<ref name="www.sarkub.com" />
 
== Pemikiran ==
=== Bidang pendidikan ===
Kiai Muntaha berhasil mengembangkan ide di dunia pendidikan di bawah naungan [[Yayasan]] Al-Asy'ariyah.<ref name="www.nu.or.id">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,46433-lang,id-c,tokoh-t,Belajar+dari+KH+Muntaha+Al+Hafizh-.phpx www.nu.or.id: Belajar dari KH Muntaha Al-Hafizh]. Diakses 3 April 2014</ref> [[Yayasan]] tersebut menaungi beberapa jenjang pendidikan, yakni: Taman Kanak-kanak ([[TK]]) Hj. Maryam, ''Madrasah Diniyah Wustho'' (Pendidikan Islam tingkat menengah), '''Ulya'' (Tingkat atas) dan ''[[Madrasah]] [[Salafiyah]]'' ([[Pendidikan Islam]] yang mengkaji [[kitab]] [[klasik]]) [[Al-Asy`ariyyah]], [[SMP]] dan [[SMU]] ''Takhassus'' (khusus) [[Al-Qur'an]], [[SMK]] ''Takhassus'' [[Al-Qur`an]], serta [[Universitas Sains Al Qur'an|Universitas Sains Al-Qur`an]] ([[UNSIQ]]).<ref name="www.nu.or.id"/> Khusus [[Perguruan Tinggi]] [[UNSIQ]] berada di bawah naungan [[Yayasan Pendidikan Ilmu-Ilmu Al-Qur'an]] ([[YPIIQ]]).<ref name="www.nu.or.id"/> Sebelumnya, [[YPIIQ]] telah membangun [[Institut Islam Al-Qur'an]] ([[IIQ]]) pada tahun [[1988]] yang dipimpin langsung oleh Kiai Muntaha sebagai [[rektor]], sebelum akhirnya berubah menjadi [[Universitas Sains Al-Qur'an]] ([[UNSIQ]]) melalui [[Surat Keputusan]] [[Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi]] [[Departemen Pendidikan Nasional RI]] Nomor: 87/D/0/2001 pada bulan [[Juni]] [[2001]].<ref name="Karomah"/><ref name="www.unsiq.ac.id">[http://www.unsiq.ac.id/index.php?pages=15 www.unsiq.oomac.id: Sejarah Berdirinya UNSIQ]. Diakses 3 April 2014</ref>
 
Selain menerapkan idenya dalam mengembangkan Yayasan Al-Asy'ariyyah dari luar ([[pembangunan]]), Kiai Muntaha juga telah mengembangkan Yayasan tersebut dari dalam ([[kurikulum]]).<ref name="www.nu.or.id"/> Ia menekankan perlunya penguasaan [[bahasa]] untuk bisa menjelaskan isi dan kandungan Al-Qur'an kepada masyarakat luas ([[internasional]]).<ref name="www.nu.or.id"/> Tidak hanya bahasa [[Indonesia]] dan bahasa [[Arab]] saja yang saat ini lazim digunakan dalam dunia pendidikan Islam, melainkan juga mencakup bahasa [[Inggris]], [[Tiongkok]], [[Jepang]], dan lain-lain, yang saat ini telah dipraktikkan oleh para [[santri]], [[siswa]], dan [[mahasiswa]] di Yayasan Al-Asy'ariyyah, mulai dari Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Asy'ariyyah hingga Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ).<ref name="www.nu.or.id"/>
 
=== Bidang dakwah dan sosial ===
Di [[Pondok Pesntren]] [[Al-Asy'ariyah]], Kiai Muntaha mendirikan [[Korps Dakwah]] Santri ([[SantriKODASA]] (KODASA) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas [[santri]] dalam bidang [[dakwah]] (menyiarkan agama Islam).<ref name="www.nu.or.id"/> KODASA juga mengabdikan diri kepada masyarakat dalam rangka peduli terhadap kondisi sebenarnya yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di bidang [[sosial]] keagamaan.<ref name="www.nu.or.id"/> Di antara aktivitas KODASA meliputi: Bacaan [[shalawat]] (pujian terhadap Nabi), ''[[Qira'atul Qur'an]]'' (membaca al-Qur'an), ''[[khitobah]]'' ([[ceramah]]) dengan menggunakan empat bahasa: bahasa [[Arab]], [[Inggris]], [[Indonesia]], dan bahasa [[Jawa]], serta ada juga [[qosidah]] dan [[rebana]] yang merupakan [[kesenian Islam]].<ref name="www.nu.or.id"/> Dalam bidang [[sosial]], Kiai Muntaha juga merintis berdirinya [[Pusat Pengembangan Masyarakat]] (PPM) bersama dengan K.H. MA. [[Sahal Mahfudz]] dan [[Adi Sasono]].<ref name="www.nu.or.id"/>
 
=== Bidang kesehatan ===
Ide dan pemikiran Kiai Muntaha dalam hal [[kesehatan]] ia wujudkan dengan mendirikan [[Pendidikan]] [[Akademi Keperawatan]] ([[AKPER]]) yang berada di wilayah [[Universitas Sains Al-Qur'an]] ([[UNSIQ]]) [[Wonosbo]], [[Jawa Tengah]], atau yang lebih dikenal dengan sebutan AKPER UNSIQ.<ref name="www.nu.or.id"/> Selain itu, Kiai Muntaha juga mendirikan [[balai pengobatan]] yang ia beri nama [[Poliklinik Maryam]].<ref name="www.nu.or.id"/> [[Poliklinik]] ini tidak hanya terbatas melayani para [[santri]] dan [[mahasiswa]], namun terbuka untuk [[masyarakat]] umum.<ref name="www.nu.or.id"/> Sebelumnya, pada tahun [[1986]] Kiai Muntaha juga telah merintis dan mendirikan [[Balai Kesehatan]] di [[Tieng]], [[Kejajar]], yang kemudian disusul dengan pendirian [[Rumah Sakit Islam]] ([[RSI]]) di [[Mendolo]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]].<ref name="www.nu.or.id"/><ref name="littlemed.com">[http://littlemed.com/places/251/rs-islam-wonosobo/ littlemed.com: RS Islam Wonosobo]. Diakses 4 April 2014</ref>
 
=== Bidang pemikiran Islam ===
Kiai Muntaha ikut memberi sumbangan dalam pemikiran [[Islam]] dengan membentuk "Tim Sembilan" yang terdiri dari [[Kiai]]-kiai muda dari Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah, yang bertujuan untuk menyusun [[Tafsir]] ''[[Al-Maudhu'i]]'' (tematik) dalam [[bahasa Indonesia]].<ref name="Tafsir"/><ref name="www.nu.or.id"/> Kitab [[tafsir]] ini terdiri dari sembilan jilid, dengan tema-tema sebagai berikut: [[Agama]]-agama (''Adyan''), [[Akidah]] (''Al-Aqidah''), [[Akhlak]] (''Al-Akhlaq''), [[Ibadah]] (''Al-Ibadah''), [[Sistem Kemasyarakatan]] (''An-Nizam al-Ijtima'i''), [[Jinayah]] (''Al-Jinayah''), [[Politik]] dan [[Tata Negara]] (''As-Siyasah wa an-Nizham ad-Dauli''), [[Ekonomi]] (''Al-Iqtishadi''), [[Kisah]]-kisah (''Al-Qashash'').<ref name="Tafsir"/>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Tanggal kelahiran 9 Juli]]
[[Kategori:Kelahiran 1912]]
[[Kategori:Tanggal kematian 29 Desember]]
[[Kategori:Kematian 2004]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Pimpinan Pesantren Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
[[Kategori:UlamaTokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:KelahiranUlama 1912Indonesia]]
[[Kategori:Pimpinan Pesantrenpesantren Indonesia]]