Pemerolehan bahasa kedua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
|||
(98 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pemerolehan Bahasa Kedua''' ([[Bahasa Inggris]]: '''''Second-language acquisition''''') atau disingkat PB2, adalah studi yang membahas tentang bagaimana bahasa kedua dipelajari oleh individu, dengan kata lain yaitu studi tentang akuisisi atau pemerolehan bahasa selain bahasa ibu.<ref name=":2" /> Bahasa non primer atau tambahan tersebut dinamakan bahasa kedua (B2), walaupun bahasa tersebut adalah bahasa lain yang kedua,ketiga, keempat, ataupun kesepuluh yang sedang dipelajari.<ref name="a" /> Bahasa ked[[Berkas:Haitian students learn English from Canadian volunteer.jpg|jmpl|Warga Haiti belajar bahasa Inggris dari sukarelawan Kanada. Gambar ini menunjukkan proses pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua.|320x320px]]
ua yang dipelajari disebut bahasa target (BT).<ref name="a">Saville-Troike, Muriel. 2009. Introducing Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.</ref> Bahasa target tersebut tidak dibatasi atas bahasa asing, daerah, ataupun nasional.<ref name="jurnal" />
Para ahli bahasa pertama kali melakukan penelitian PB2 melalui disiplin ilmu Linguistik lalu berkembang ke bidang ilmu Psikologi.<ref name="a" /> Dari ilmu linguistik didapat beberapa metode analisis kontrastif, analisis eror, interbahasa, dan urutan morfem.<ref name="g" /> Lalu, dari bidang psikologi didapat teori mengenai hubungan otak dan bahasa, proses internal pembelajaran bahasa kedua, dan motif-motif yang mempengaruhi penguasaan B2.<ref name=":5" /> Teori-teori dari ilmu PB2 selanjutnya dimanfaatkan untuk menemukan strategi dalam bidang pengajaran bahasa.<ref name="jurnal" />
== Sejarah ==
Hingga saat ini masih belum diketahui kapan untuk pertama kalinya studi tentang PB2 dimulai.<ref name="f">Gass, M. Susan, Larry Selinker. 2008. Second Language Acquisition: An Introductory Course. Taylor and Francis Publisher.</ref> Beberapa sumber menyebutkan terdapat dua publikasi ilmiah yang mendorong studi ini: esei [[Pit Corder]] yang berjudul ''The Significance of Learners’ Errors'' dan juga [[Larry Selinker]] yang berjudul'' [[Interlanguage]]''.<ref name="g">VanPatten, Bill; Benati, Alessandro G. (2010). Key Terms in Second Language Acquisition. London: Continuum.</ref> Keduanya berargumen bahwa para pelajar bahasa kedua menggunakan sistem linguistik internal yang berbeda dari bahasa ibu dan bahasa keduanya.<ref name="g"/>
Selanjutnya, pada tahun 1970 para ilmuwan berlomba-lomba untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan Corder dan Selinker.<ref name="g"/> Beberapa penelitian dilakukan dengan studi eror analisis, tahap transisi kemampuan berbahasa kedua, dan “studi morfem” yang meneliti tahap penguasaan B2 berdasarkan pemahaman pelajar terhadap tata bahasa kedua.<ref name="g"/> Selang popularitas pendekatan [[linguistik]] selama tiga dekade, jenis pendekatan secara psikologi pun dilanjutkan dengan teori akuisisi bahasa melalui hubungan bahasa dengan otak, prosesi informasi, dan [[koneksionisme]].<ref name="g" />
== Penelitian secara Linguistik ==
Penelitian secara linguistik adalah cara untuk mengetahui tingkat penguasaan B2 seseorang melalui kompetensi berbahasanya secara teknis.<ref name="c" /> Kompetensi tersebut mencakup pembentukan kata, dan kemampuan bercakap-cakap dengan menggunakan B2.<ref name=":5" /> Berikut merupakan metode para ahli di bidang linguistik:
=== Analisis Kontrastif (AK) ===
Adalah sebuah metode dengan membandingkan kemampuan antara bahasa pertama dan kedua.<ref name=":5">Cook, Guy, Barbara Seidlhofer. 1995. Principle and Practice in Applied Linguistics. Oxford: Oxford University Press.</ref> Asal mula metode ini bermula dari penelitian terhadap sekelompok pelajar yang melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang seperti kelompok sebelumnya.<ref name=":0">http://www.wisegeek.com/what-is-contrastive-analysis.htm</ref> Sehingga diasumsikan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan karena adanya interferensi atau percampuran antara bahasa pertama dan kedua.<ref name=":0" /> Hal ini terjadi karena murid-murid menerapkan aturan-aturan linguistik bahasa pertama ke bahasa kedua yang mereka pelajari.<ref name=":0" />
=== Analisis Error (AE) ===
''' '''AE adalah metode pendekatan linguistik yang melihat faktor internal kemampuan seseorang dalam mempelajari bahasa kedua.<ref name=":1">Corder, S. P. (1967). "The significance of learners' errors". ''International Review of Applied Linguistics'' '''5''': 160–170.</ref> Gagasan ini menyatakan bahwa seseorang belajar dengan mengeksplorasi fitur-fitur (misal: pengucapan, kosakata, dan struktur kalimat) bahasa asing yang Ia pelajari.<ref name=":1" /> Dalam proses pembelajarannya, pelajar bereksperimen dengan menggunakan fitur B1 ke B2.<ref name=":1" /> Gagasan AE pertama kali dicetuskan oleh Stephen Pit Corder pada tahun 1960.<ref name=":1" />
=== Interbahasa ===
[[Berkas:Interbahasa.jpg|jmpl|Ilustrasi interbahasa|320x320px]]
Interbahasa pertama kali diperkenalkan oleh Larry Selinker (1972).<ref name=":2">Selinker, L. (1972). Interlanguage: International Review of Applied Linguistics. 10:209-31.</ref> Dalam teorinya ia menjelaskan kondisi-kondisi yang dilalui oleh pelajar sebelum ia mencapai target bahasa kedua yang dituju.<ref name=":2" /> Dalam kondisi tersebut, pembelajar menggunakan taktik mencampur elemen bahasa (misal: kosakata) dari bahasa ibu ke bahasa asing.<ref name=":2" />
* Contoh: I makan banana. -> (seharusnya) ''I am eating banana''.
Menurut Selinker, proses ini disebut dengan proses kreatif di mana pembelajar terdorong untuk berinteraksi dengan lingkungan menggunakan B2 yang dicampur dengan elemen bahasa B1.<ref name=":2" /> Sehingga interbahasa merupakan sistem bahasa tersendiri yang mewadahi perkembangan berbahasa selama pembelajaran.<ref name=":2" /> Terdapat fase atau tingkat di mana pelajar bahasa kedua berhenti menggunakan interbahasa setelah target penguasaan B2 terpenuhi yang disebut dengan [[fosilisasi]].<ref name=":2" />
=== Urutan morfem ===
Studi ini bertujuan untuk menganalisis tahap-tahap pembelajaran bahasa kedua dilihat dari penguasaan tata bahasanya.<ref name=":3">Dulay, H. & Burt, M. 1973. Should We Teach children Syntax? ''Language Learning'', 27:315-30.</ref> Hal ini dimaksudkan untuk menemukan apakah terdapat proses akuisisi yang sama antara B1 dan B2 pada proses pembelajaran.<ref name=":3" /> Atas beberapa percobaan yang dilakukan oleh [[Heidi Dulay]] dan [[Marina Burt]], terbukti bahwa proses pemerolehan bahasa kedua sama dengan bahasa pertama.<ref name=":3" /> Penelitian ini dilakukan dengan objek dua orang anak berbahasa [[Tionghoa]] dan [[Spanyol]] yang ketika diteliti ternyata mereka mengalami serangkaian tahap penguasaan tata bahasa mulai dari [[infleksi]] kata, derivasi, bentuk kata kerja, dan seterusnya.<ref name=":3" /> Dari penelitian ini didapat "[[Hipotesis]] Identitas" yaitu proses pemerolehan bahasa pertama dan kedua adalah sama, atau B1=B2.<ref name=":3" />
== Penelitian secara psikologis ==
Pendekatan pemerolehan bahasa dalam bidang [[psikologi]] digunakan untuk mengetahui hubungan proses belajar B2 dengan dengan otak.<ref name="a" /> Studi pendekatan psikologis terfokus pada, bahasa dan otak, proses pembelajaran, dan perbedaan antar pemeroleh B2.<ref name="a" />
[[Berkas:Brain - Broca's and Wernicke's area Diagram.svg|alt=Lokasi proses bahasa dalam otak manusia.|jmpl|Lokasi proses bahasa dalam otak manusia. |kiri|320x320px]]
=== Bahasa dan otak ===
Terdapat beberapa fakta penting antara hubungan pemerolehan bahasa kedua dan otak:
* Bahasa pertama dan kedua tersimpan di area yang berbeda dalam otak manusia.<ref name=":4">Obler, L.K. & Gjerlow, K. 1999. ''Language and the Brain''. Cambridge: Cambridge University Press.</ref> Sebagian besar memori dan fungsi bahasa tersimpan di bagian otak kiri, namun otak kanan lebih banyak berperan besar dalam pemerolehan bahasa kedua.<ref name=":4" />
* Usia mempengaruhi fungsi pengorganisasian otak bagi pemeroleh bahasa kedua.<ref name=":4" /> Orang dengan usia antara usia 9 dan 12 tahun cenderung melibatkan otak sebelah kanan dalam memperoleh bahasa kedua dibandingkan anak berusia dibawah 4 tahun.<ref name=":4" />
* Ketika terjadi kerusakan pada otak, bahasa yang pertama kali hilang adalah bahasa kedua yang paling jarang digunakan berlanjut terakhir adalah bahasa ibu.<ref name=":4" /> Dan proses pengembalian bahasa yang paling pertama adalah bahasa yang lebih sering digunakan, entah itu bahasa kedua atau bahasa pertama.<ref name=":4" />
=== Proses pembelajaran ===
* '''Prosesi Informasi'''[[Berkas:Prosesi informasi.jpg|jmpl|Ilustrasi prosesi informasi bahasa.|320x320px]]
Teori ini mengungkapkan bahwa pelajar B2 melakukan serangkaian sirkulasi informasi antara rangsangan bahasa kedua dari luar menuju ke otak dan selanjutnya diproduksi.<ref name="a" /> Rangkaian tersebut pertama berasal dari ''input ''/ masukkan: segala bentuk informasi atau stimulus dari B2 yang terekspos kepada pelajar.<ref name="a" /> Dari input selanjutnya masuk ke dalam pusat pengolahan dan restrukturisasi informasi dalam otak.<ref name=":5" /> Dalam fase ini pula proses pembelajaran yang terkontrol menjadi otomatis, dan saat ini di mana restrukturisasi pengetahuan terjadi.<ref name=":5" /> Terakhir adalah fase produksi di mana pada fase ini pelajar B2 mencoba menguji kemampuannya ke bahasa target melalui pembicaraan dan penulisan.<ref name=":5" />
* '''Pemetaan '''
Teori pemetaan menerangkan bahwa pelajar B2 cenderung membagi antara bentuk eksternal dan fungsi internal sebuah kata.<ref name="f" /> Bentuk sebuah benda leksikal diwujudkan melalui suara yang diperoleh dari pengucapan, sedangkan secara fungsi ia mengandung makna semantik.<ref name="f" /> Kumpulan kata yang terbentuk dalam kalimat secara bentuk adalah rentetan tata bahasa sedangkan secara fungsi kata-kata tersebut menduduki fungsi masing-masing.<ref name="f" /> Sebagai contoh, Kata kuda merupakan bentuk leksikal yang terwujud melalui pelajafalan /ku-da/, fungsinya memiliki arti hewan berkaki empat yang memakan rumput.<ref name="f" /> Dalam kalimat kuda memakan rumput, struktur di mana kuda sebelum dan rumput sesudah kata kerja adalah bentuknya, sedangkan fungsinya adalah hubungan sujek, predikat, dan objek.<ref name="f" />
* '''Koneksionisme'''
Koneksionisme artinya paham mengenai hubungan, yaitu hubungan menguatkan antara stimulus dan respon yang mempengaruhi otak ketika proses belajar B2 berlangsung.<ref name="f" /> Dalam pandangan ini, kegiatan pemrosesan berlangsung karena nodus di dalam otak terhubung satu sama lainnya melalui saluran saraf.<ref name="f" /> Keterhubungan tersebut menguat apabila pelajar lebih sering terekspos oleh masukan / stimulus-stimulus B2; pada saat ini mereka melakukan proses asosiasi berulang-ulang sehingga kemungkinan besar proses pemahaman bahasa asing lebih kuat.<ref name="f" />
=== Perbedaan antar pemeroleh ===
Perbedaan antar pemeroleh dalam perspektif psikologi dilakukan untuk mengetahui faktor utama mengapa pelajar yang satu lebih sukses dibandingkan lainnya dalam mempelajari bahasa kedua.<ref name="f" /> Pembedaan di sini mencakup usia, jenis kelamin, motivasi, bakat, gaya kognitif, kepribadian, dan strategi belajar.<ref name=":5" /><ref name="f" />
[[Berkas:Britons Learn Turkish- Adult Education in London, 1943 D13358.jpg|jmpl|Warga pekerja Inggris yang belajar bahasa Turki.|kiri|333x333px]]
* '''Usia'''
Faktor usia memberikan pengaruh berbeda pada fungsi otak dalam menyerap bahasa kedua.<ref name="f" /> Sejumlah penelitian membuktikan anak-anak lebih mudah menyerap bahasa kedua karena memiliki daya plastisitas otak yang baik; di mana mereka mampu menyesuaikan perbedaan bahasa dengan cepat.<ref name="f" /> Namun, penelitian lainnya menyebutkan bahwa orang dewasa mampu menyerap pelajaran bahasa asing lebih cepat dikarenakan kapasitas pembelajaran, termasuk daya hafal kosakata yang lebih banyak.<ref name="c" /> Selain itu orang dewasa juga memiliki daya analisis yang kuat terhadap tata bahasa asing.<ref name="a" />
* '''Jenis Kelamin'''
Perbedaan dalam jenis kelamin berhubungan dengan kadar hormon pada masing-masing jenis kelamin.<ref name="c" /> Kimura menemukan tingkat hormon androgen yang tinggi berhubungan dengan kemampuan automasi yang lebih baik, dan hormon estrogen dengan kemampuan semantik/ interpretif yang lebih baik.<ref name="c" /> Selain itu, ia juga menemukan bahwa wanita pada masa menstruasi cenderung memiliki kemampuan artikulasi dan motoris yang lebih baik.<ref name="c" />
* '''Motivasi'''
Di dalam otak manusia terdapat area spesifik yang menerima stimulus dari dorongan diri atau disebut motivasi.<ref name="a" /> Dan stimulus tersebut memberikan pesan kepada otak untuk menentukan strategi belajar dan jumlah usaha yang dikeluarkan.<ref name="a" /> Jenis motivasi ada dua: motivasi integratif dan instrumental.<ref name="a" /> '''Motivasi integratif''' adalah motivasi yang berdasarkan keinginan untuk bersosialisasi atau berpartisipasi dengan komunitas yang menggunakan bahasa tersebut.<ref name="a" /> '''Motivasi instrumental''' adalah motivasi yang didasari atas kepentingan praktis semata seperti mendapatkan pekerjaan, mendapatkan beasiswa ke luar negeri, akses informasi, dan lain-lain.<ref name="a" />
== Tahapan Pemerolehan Bahasa Kedua ==
=== Tahap 1: Preproduksi ===
Dalam proses perkembangannya, pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi menjadi lima tahap: preproduksi, produksi awal, bicara awal, fasih, dan mahir.<ref name="b">Haynes, Judie. 2007. Getting Started with English Language Learners: How Educators Can Meet the Challenge.</ref> Tahap awal adalah preproduksi, yang dikenal juga dengan periode diam, di mana pelajar tak banyak bicara karena mereka hanya memiliki kosakata reseptif hingga 500 kata.<ref name="b"/> Tetapi, tidak semua pelajar melalui tahap periode diam.<ref name="c" /> Beberapa pelajar langsung memasuki tahap berbicara, meskipun kata-kata yang mereka gunakan hanya meniru, bukan kreativitas sendiri.<ref name="c" /> Bagi para pelajar yang melewati periode diam, biasanya hal itu hanya berjalan selama tiga sampai enam bulan.<ref name="c">Ellis, Rod. 1994. The Study of Second Language Acquisition. Oxford University Press</ref>
=== Tahap 2: Produksi awal ===
Tahap kedua dari pemerolehan bahasa kedua adalah produksi awal, dimana dalam tahap ini pelajar dapat berbicara dalam frasa pendek antara satu atau dua kata.<ref name="b"/> Mereka juga dapat mengingat potongan-potongan kata dalam bahasa kedua, meskipun masih mengalami banyak kesulitan dan kesalahan saat menggunakannya.<ref name="b"/> Pelajar bahasa kedua dalam tahap ini telah memiliki baik kosakata aktif dan pasif sekitar 1000 kata.<ref name="c" /> Tahap ini normalnya berlangsung selama enam bulan.<ref name="a"/>
=== Tahap 3: Awal bicara ===
Tahap ketiga adalah awal bicara.<ref name="c" /> Kosakata pelajar bahasa kedua pada tahap ini meningkat hingga 3000 kata, dan mereka mampu berkomunikasi menggunakan kalimat tanya sederhana.<ref name="b" /> Mereka juga masih mengalami kesalahan gramatika.<ref name="b"/>
=== Tahap 4&5: Fasih ===
Tahap setelah awal bicara adalah fasih menengah, yaitu tahap di mana pelajar telah memiliki lebih dari 6000 kosakata, dan dapat menggunakan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks.<ref name="b"/> Pada tahap ini juga mereka mampu berbagi pikiran dan pendapat.<ref name="b"/> Namun, tetap saja pelajar masih menemukan kesalahan selama membentuk kalimat-kalimat kompleks.<ref name="b"/> Tahap terakhir adalah mahir, yang biasanya tercapai antara lima sampai sepuluh tahun belajar bahasa kedua.<ref name="c" /> Pada tahap ini, kemampuan pelajar semakin dekat dengan penutur asli.<ref name="b"/>
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat mahir bervariasi tergantung objek bahasa yang dipelajari.<ref name="d">http://www.nvtc.gov/lotw/months/november/learningExpectations.html</ref> Menurut penelitian yang dilakukan oleh Foreign Service Institute di Amerika, dari 63 bahasa yang dianalisis, lima bahasa tersulit untuk mencapai tingkat mahir, terutama pada kemampuan membaca dan berbicara, adalah [[Bahasa Arab]], Mandarin, Jepang, dan Korea.<ref name="e" /> Bahasa-bahasa tersebut membutuhkan sekitar 88 minggu atau 2200 jam kelas untuk dikuasai.<ref name="e">http://www.livescience.com/32644-what-is-the-hardest-language-to-learn.html</ref>
== Perbandingan antara pemerolehan bahasa pertama dan kedua ==
Proses pemerolehan bahasa pertama dan kedua adalah berbeda pada usia tertentu.<ref name="h">Malmkjaer, Kirsten. 1991. The Linguistics Encyclopedia. New York: Routledge Publisher.</ref> Perbedaan tersebut lebih disebabkan tata bahasa gramatika universal sudah tidak bisa diakses lagi pada usia tertentu.<ref name="h"/> Beberapa peneliti mengatakan, terdapat proses kritis di mana seorang pelajar mampu menguasai bahasa kedua dengan cepat.<ref name="h"/> Periode tersebut adalah antara 6 sampai 13 tahun.<ref name="h" /> Lalu, beberapa peneiliti lainnya mengungkapkan [[tata bahasa universal]] sudah tak bisa lagi diakses pada usia remaja, namun bisa diakses lagi setelah menginjak usia dewasa.<ref name="h" /> Sehingga, orang dewasa lebih mudah menguasai bahasa kedua.<ref name="h"/>
== Manfaat studi pemerolehan bahasa kedua ==
[[Berkas:Student teacher in China.jpg|jmpl|Guru dari Tiongkok yang mengajar bahasa Inggris di negeri tersebut.|400x400px]]
Studi Pemerolehan Bahasa Kedua digunakan sebagai teori fundamental bagi para guru bahasa.<ref name="jurnal">{{en}} {{cite journal
| author = Laurence N. Berlin
| year = 2000
| month =
| title = The Benefits of Second Language Acquisition and Teaching for Indigenous Language Educators
| journal = Journal of American Indian Education
| volume = 39
| issue = 3
| pages = 14-16
| doi =
| id =
| url = http://jaie.asu.edu/v39/V39I3A2.pdf
| format = Portable Document File
| accessdate =
| archive-date = 2014-12-22
| archive-url = https://web.archive.org/web/20141222181345/http://jaie.asu.edu/v39/V39I3A2.pdf
| dead-url = yes
}}</ref> Teori yang terdapat dalam PB2 digunakan untuk menemukan efektivitas pembelajaran.<ref name="jurnal" /> Dalam hal ini pendidik dapat menciptakan inovasi strategi pengajaran.<ref name="jurnal" /> Salah satu contohnya adalah sebuah inovasi pembelajaran bahasa asing yang bernama Total Physical Response (TPR) yang diciptakan oleh Asher (1996).<ref name="jurnal" /> Teori ini menggunakan teknik penghubungan antara konsep kata atau frasa ke dalam gerakan badan yang diperagakan oleh pelajar.<ref name="jurnal" /> Atau dengan kata lain, memanfaatkan teknik meniru gerakan sesuai dengan kosakata yang disebutkan.<ref name="jurnal" /> Teknik ini dipercaya mampu meningkatkan proses internalisasi kosakata ke dalam pikiran si pelajar.<ref name="jurnal" /> Metode TPR telah direkomendasikan ke seluruh belahan Indian Amerika dan Alaska untuk memperkenalkan bahasa daerah pada anak-anak.<ref name="jurnal" /> Hanya saja teknik ini efektif hanya untuk penguasaan kosakata.<ref name="jurnal" /> Selain itu, di California juga telah dikembangkan kurikulum pembelajaran dengan mencantumkan prinsip teori pemerolehan bahasa kedua yang di antaranya pemahaman budaya dalam belajar bahasa kedua, pengetahuan bahwa murid menguasai bahasa kedua secara bertahap, dan pelajar harus menggunakan bahasa kedua tersebut agar lebih cepat paham.<ref name="jurnal" />
== Lihat juga ==
* [[Analisis kesalahan berbahasa]]
== Rujukan ==
<references />
[[Kategori:Pemerolehan bahasa kedua| ]]
[[Kategori:Linguistik terapan]]
[[Kategori:Bilingualisme]]
[[Kategori:Pemerolehan bahasa]]
[[Kategori:Perbandingan bahasa]]
[[Kategori:Pendidikan bahasa]]
|