Ilmu perbandingan agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP73Faradila (bicara | kontrib)
Menambah bagian artikel
Tag: BP2014
{{pindah ke}}
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(38 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pindah ke|perbandingan agama}}
{{inuseBP|[73Faradila]|16 April 2014|8 April 2014}}
'''Ilmu Perbandingan Agama''' adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan [[struktur asasi]] agama-agama dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya serta sejauh mana hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehingga dapat diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing. <ref name="Adeng">Adeng Muchtar Ghazali. 2000. ''Ilmu Perbandingan Agama: Pengenalan Awal Metodologi Studi Agama-agama''. Bandung: CV Pustaka Setia. Hlm. 11-12,17.</ref><ref name="Mukti">Mukti Ali. 1997. ''Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia''. Bandung: Mizan. Hlm. 14.</ref> Dewasa ini Ilmu Perbandingan Agama dipelajari di bawah beraneka ragam cabang ilmu seperti [[sejarah agama]], [[psikologi agama]], [[sosiologi agama]], [[fenomenologi agama]], dan [[filsafat agama]] serta beberapa ilmu-ilmu bantu yang lainnya.<ref name="Mukti"/> Tiap-tiap cabang ilmu itu memiliki [[pendekatan]] dan [[metode]]nya sendiri-sendiri.<ref name="Mukti"/>
 
==Sejarah==
== Sejarah ==
=== Masa Yunani-Romawi ===
Sejarah Ilmu Perbandingan Agama dapat ditelusuri jauh pada masa [[Yunani]]-[[Romawi]] yang di dalamnya terdapat beberapa tokoh yang melakukan studi perbandingan terhadap agama-agama.<ref name="Adeng"/> Berdasarkan corak kepercayaan [[Yunani]]-[[Romawi]] yang bersifat [[antropomorfis]] dan [[politeistis]], maka karakteristik studi agama pada masa itu menggambarkan religiusitas masyarakat yang bersangkutan.<ref name="Adeng"/> [[Herodotus]] ([[484]]-[[425 SM]]), misalnya, menyatakan bahwa meskipun masyarakat [[Yunani]] menyembah banyak dewa namun pada hakikatnya dewa-dewa itu sama, yaitu manifestasi dari manusia.<ref name="Adeng"/> Teori ini dikenal dengan [[the equivalence of gods]].<ref name="Adeng"/> Begitu pula [[Euhemerus]] ([[330]]-[[260]] [[M]]), mengatakan hal yang sama bahwa dewa-dewa yang disembah masyarakat [[Yunani Kuno]] berasal dari manusia.<ref name="Adeng"/>
=== Abad Pertengahan ===
Selanjutnya pada abad ke-9, [[Barat]]<!--Barat terlalu ambigu--> mulai melakukan kajian terhadap agama-agama.<ref name="Adeng"/> Kajian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal yaitu, pertama, [[sinkretisme]] yang dilakukan oleh sebagian umat [[Kristiani]] yang secara formal memeluk [[Kristen]] namun dalam praktiknya masih sering mengamalkan tradisi keagamaan non-Kristen.<ref name="Farichin">Ch. Farichin. 1987. Hlm 3-5.</ref> Atas dasar ini, orang [[Barat]] mengkaji tradisi keagamaan tersebut guna memisahkan tradisi keagamaan Kristen dengan non-Kristen.<ref name="Farichin"/> Kedua, ditemukannya area baru yang didalamnya terdapat kepercayaan-kepercayaan di luar agama [[Kristen]] yang sebelumnya belum diketahui.<ref name="Farichin"/> Ketiga, penemuan area baru dengan banyak kepercayaan di luar [[Kristen]] menumbuhkan semangat missionari [[Kristen]] untuk menyebarkan ajarannya.<ref name="Farichin"/> Beberapa tokoh pada periode ini melahirkan teori-teori berdasarkan latar belakang kajian agama-agama tersebut.<ref name="Adeng"/> [[Roger Bacon]] ([[1214]]-[[1294]]) misalnya, orang [[Inggris]] yang dalam lingkungan [[Eropa]] merupakan orang pertama yang ahli dalam bidang perbandingan sejarah agama.<ref name="Adeng"/> Berdasarkan pendekatan tersebut ia menemukan beberapa [[tipologi agama]].<ref name="Majalah">Majalah Wawasan. 1993. Hlm 33.</ref> Tokoh lain adalah [[Lord Herbert]] ([[1583]]-[[1648]]) yang juga ahli dalam studi perbandingan, mengungkapkan bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya adalah agama.<ref name="Majalah"/> Oleh sebab itu tidak ada yang disebut dengan [[Ateis]]. [[Ateis]] sebenarnya hanyalah orang yang berkeberatan untuk meyakini dan mempercayai [[Tuhan]].<ref name="Majalah"/>
 
=== Zaman Modern ===
Menjelang abad ke-19 yaitu saat-saat kemunculan Ilmu Perbandingan Agama, orientasi studi agama mengalami perubahan disebabkan oleh adanya semangat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan [[teknologi]].<ref name="Adeng"/> Pada masa kemajuan inilah kemudian kecenderungan untuk mengkaji agama secara kritis dan [[ilmiah]] berkembang dengan pesat.<ref name="Adeng"/> Agama dijadikan sebagai pokok pembicaraan, baik dari segi praktis maupun teoritisteoretis.<ref name="Adeng"/> Berkenaan dengan hal ini ada beberapa alasan yang mendukungnya, yaitu:
# Kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi dinamika beragama masyarakat saat itu, sehingga kecenderungan untuk mengkaji agama secara ilmiah dan kritis menjadi sangat tinggi.<ref name="James">{{en}}James Hasting. tt. ''Encyclopedia of Religion and Ethics''. New York: Scribner's. Hlm. 662.</ref>
# Kecenderungan untuk merekonstruksi agama sebagai upaya untuk mengembangkannya dalam semua bidang urusan dunia.<ref name="James"/>
# Pengaruh-pengaruh social, politik, dan peristiwa-peristiwa internasional terhadap agama-agama.<ref name="James"/>
 
Berangkat dari beberapa alasan tersebut kemudian studi agama mulai meninggalkan model kajiannya yang bersifat [[primordial]] dan mementingkan upaya penyebaran agamanya sendiri menuju model studi yang [[metodologis]] dengan beragam pendekatan yang sesuai dengan keahlian para pengkaji agama tersebut.<ref name="Adeng"/>) [[Frederich Max Muller]], seorang ahli [[filologi]] dan sarjana besar berkebangsaan [[Jerman]] menyampaikan pidatonya pada 19 Februari 1970 di [[Royal Institution]], [[London]], dengan judul Introduction to the Science of Religion.<ref name="Mukti"/> Titik inilah yang menjadi awal sebenarnya dari sejarah berdirinya Ilmu Perbandingan Agama.<ref name="Mukti"/> Pasalnya kemudian pidato [[Max Muller]] ini dicetak dalam sebuah buku yang dianggap sebagai dokumen besar bagi Ilmu Perbandingan Agama dunia, dan [[Max Muller]] berdasarkan hal tersebut dianggap sebagai Bapak Ilmu Perbandingan Agama.<ref name="Mukti"/>
 
==''' Metodologi Ilmu Perbandingan Agama''' ==
=== Pendekatan Historis ===
Merupakan suatu periodesasi atau tahapan-tahapan yang ditempuh untuk sebuah penelitian sehingga dengan kemampuan yang ada dapat mencapai hakikat sejarah.<ref name="Adeng"/> Yang dimaksud dengan kebenaran sejarah tidaklah harus sampai pada kenyataan dan kebenaran yang mutlak, sebab hal tersebut berada di luar kemampuan yang bisa disebabkan oleh hilangnya petunjuk, misalnya bekas peninggalan, atau karena ada tujuan dan kepentingan tertentu.<ref name="Adeng"/> Dengan demikian hakikat yang ditemukan sejarah adalah hakikat yang valid namun relatif, sedangkan tujuan dari penelitian sejarah itu sendiri adalah membuat rekonstruksi masa lampau yang [[sistematis]] dan [[obyektif]] dengan mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta menyintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.<ref name="Adeng"/>
=Pendekatan Fenomenologis=
=Pendekatan Psikologis=
=Pendekatan Sosiologis=
 
=== Pendekatan Fenomenologis ===
Merupakan metode yang paling dekat dan berhubungan dengan pendekatan historis, oleh sebab itu lebih tepat jika disebut dengan metode [[historiko-fenimenologis]].<ref name="Adeng"/>
 
== Tokoh Pakar ilmu Perbandingan Agama ==
* [[Ahmed Deedat]]
* [[Zakir Naik]]
 
==Rujukan Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Ilmu]]
[[Kategori:Agama]]