Ahmad Khatib al-Minangkabawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rifaldi238 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(145 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}{{tone}}
{{Infobox orang|child=Abdulah Karim
Abdul Malik
Abdul Hamid}}
Syekh '''Ahmad Khatib Al-Minangkabawi''' ({{lahirmati||26|6|1860||9|10|1915}}) adalah seorang ulama Indonesia asal [[Minangkabau]], ia dikenal terutama karena pernah menjadi [[Imam|Imam Besar]] di [[Masjidilharam]] dan guru dari banyak pemimpin reformis Islam Indonesia, termasuk [[Ahmad Dahlan]], pendiri [[Muhammadiyah]], [[Hasyim Asyari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]] dan [[Sulaiman Ar-Rasuli]], pendiri [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]].<ref name="ReferenceA">Fadhlan Mudhafier, Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawy: Pemikiran dan Perjuangannya, Masa 1276-1334 Hijriah, 2013</ref><ref name="ReferenceB">Fred R. Von der Mehden, Two Worlds of Islam: Interaction Between Southeast Asia and the Middle East, 1993</ref><ref>{{Cite web |url=http://lib.alharamain.gov.sa/index.cfm?do=cms.librarybookdetials&bkid=6276 |title=Salinan arsip |access-date=2014-04-06 |archive-date=2014-04-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140407094026/http://lib.alharamain.gov.sa/index.cfm?do=cms.librarybookdetials&bkid=6276 |dead-url=yes }}</ref>
Namanya diabadikan untuk [[Masjid Raya Sumatera Barat]].
== Kehidupan awal ==
Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif bin Abdullah bin Abdul Aziz al-Minangkabawi al-Jawi al-Makki asy-Syafi'i al-Asy'ari. Ia dilahirkan di [[Balai Gurah, IV Angkek, Agam|Koto Tuo]], [[Sumatera Barat]], pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 [[Hijriyah|H]] (26 Juni 1860 M). Abdullah, kakek —atau menurut sumber lain, buyut— Khatib, adalah seorang ulama yang terkenal di daerah tersebut. Oleh masyarakat Koto Tuo, Abdullah ditunjuk sebagai [[imam]] dan khathib.<ref name="ReferenceA"/><ref name=roi1>{{cite web |url=http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/01/16/lxvt00-syekh-ahmad-khatib-alminangkabawi-dari-minang-ke-masjidil-haram-1 |title=Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Dari Minang ke Masjidil Haram (1) |first=Devi Anggraini |last=Oktavika |work=Republika Online |date=16 January 2012 |accessdate=10 April 2013}}</ref>
== Pendidikan ==
Ketika masih tinggal di kampung kelahirannya, Ahmad kecil sempat mengenyam pendidikan formal, yaitu pendidikan dasar dan berlanjut ke Sekolah
Pada tahun 1287 H, Ahmad kecil diajak oleh sang ayah, Abdul Lathif, ke [[Makkah]] untuk menunaikan ibadah [[haji]]. Setelah rangkaian ibadah haji selesai ditunaikan, Abdul Lathif kembali ke Sumatera Barat, sementara Ahmad tetap tinggal di Makkah untuk menyelesaikan hafalan Al Qurannya dan menuntut ilmu dari para ulama-ulama Mekkah terutama yang mengajar di [[Masjidilharam]].
Selama di Makkah, Ahmad kecil belajar dengan sejumlah guru, di antaranya adalah Umar bin Muhammad bin Mahmud Syatha al-Makki asy-Syafi’i, Utsman bin Muhammad Syatha al-Makki asy-Syafi’i, dan Bakri bin Muhammad Zainul ‘Abidin Syatha Ad Dimyathi Al Makki Asy Syafi’i. ''Ensiklopedi Ulama Nusantara dan Cahaya dan Perajut Persatuan'' mencatat beberapa ulama lain sebagai guru Ahmad Khatib, yaitu:
* [[Ahmad bin Zaini Dahlan]], seorang mufti [[Syafi'i]] di [[Makkah]].
* Yahya Al Qalyubi, dan
* Muhammad Shalih al-Kurdi
Selain mempelajari ilmu agama, Ahmad Khatib juga mempelajari matematika, fisika, dan [[bahasa Inggris]] selama di Makkah.
== Pernikahan ==
Di [[Makkah]], Ahmad Khatib sering mengunjungi sebuah toko buku milik seorang pria bernama Shalih al-Kurdi. Shalih tertarik padanya, lalu menikahkannya dengan salah satu putrinya, yang menurut [[Hamka]] dalam ''Tafsir Al-Azhar'' bernama Khadijah. Dari pernikahannya dengan Khadijah, Ahmad khatib dikaruniai seorang putra, yang diberi nama Abdul Karim (1300-1357 H). Pernikahan Ahmad Khatib dengan Khadijah tidak berlangsung lama karena Khadijah meninggal dunia tidak lama kemudian.
Shalih, sang mertua, meminta Ahmad Khatib untuk menikahi putrinya yang lain, yaitu adik kandung Khadijah yang bernama Fathimah. Dari Fathimah, Ahmad Khatib dikaruniai beberapa orang anak:
* ‘Abdul Malik, yang kemudian menjadi ketua redaksi koran ''Al Qiblah'' dan memiliki kedudukan tinggi di al-Hasyimiyyah ([[Yordania]]).
* ‘Abdul Hamid, seorang ulama ahli adab dan penyair kenamaan yang pernah menjadi staf pengajar di Masjid Al Haram dan duta besar Saudi untuk Pakistan. Penulis ''Tafsir Al Khathib Al Makki'' dan ''Sirah Sayyid Walad Adam shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Imam al-Adil''
Ahmad Khatib digambarkan sebagai seorang ayah yang baik dan agamais, ia mengajarkan pendidikan [[Al-Qur'an]] dan ilmu-ilmu keislaman pada putra-putranya, dan dikatakan turut mewariskan ilmu pengetahuannya kepada mereka.
== Imam Besar Masjidilharam ==
Ada dua versi mengenai sebab pengangkatan Ahmad Khatib sebagai Imam dan khathib utama [[Masjidilharam]]. Umar ‘Abdul Jabbar mencatat bahwa jabatan imam dan khathib itu diperoleh Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah berkat permintaan Shalih al-Kurdi, sang mertua, kepada Syarif Aunur Rafiq agar berkenan mengangkat Ahmad Khatib menjadi imam sekaligus khathib. Sedangkan versi kedua yang dicatat oleh [[Hamka]] dalam ''Ayahku, Riwayat Hidup Dr. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatra'' menceritakan bahwa Ahmad Khatib pernah mengikuti salat berjama’ah yang dipimpin langsung oleh Syarif Aunur Rafiq. Di tengah salat, ternyata terdapat bacaan Rafiq yang keliru, dan Khatib kemudian membetulkan bacaan tersebut. Setelah salat selesai, Rafiq bertanya mengenai siapa yang memperbaiki bacaannya tadi, ia lalu ditunjukkan kepada Ahmad Khatib, menantu sahabatnya, Shalih. Bagaimanapun, Rafiq kemudian mengangkat Ahmad Khatib sebagai Imam Besar di [[Masjidilharam]].
== Pandangan ==
Meskipun Ahmad Khatib adalah seorang Muslim [[Sunni]] ortodoks, ia tetap berharap untuk mendamaikan sistem [[matrilinealitas|matrilineal]] di [[Minangkabau]] dengan hukum waris yang ditentukan dalam Al-Qur'an. Melalui murid-murid Minangkabau yang belajar di Makkah maupun yang diajarnya di Indonesia, ia mendorong modifikasi budaya Minangkabau berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.
== Murid ==
Murid-murid Khatib umumnya diajarkan fiqih [[Mazhab Syafi'i|Syafi'i]]. Banyak dari mereka yang kemudian menjadi ulama-ulama besar di Indonesia, seperti [[Abdul Karim Amrullah]] (Haji Rasul) ayah dari [[Haji Abdul Malik Karim Amrullah|Hamka]]; Syaikh [[Muhammad Jamil Jambek]] dari [[Bukittinggi]]; [[Sulaiman Ar-Rasuli|Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli]], [[Muhammad Jamil Jaho]], [[Syaikh Abbas Qadhi]], [[Syaikh Abbas Abdullah]], [[Syaikh Khatib Ali]], [[Syaikh Ibrahim Musa]], [[Musthafa Husein al-Mandili]], dan [[Syaikh Hasan Maksum]]. Dua muridnya yang peling menonjol adalah [[Hasyim Asy'ari]] dan [[Ahmad Dahlan]], yang masing-masing mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia, [[Nahdatul Ulama]] (NU) dan [[Muhammadiyah]].<ref name="ReferenceB"/><ref>Siradjuddin ‘Abbas. Thabaqatus Syafi’iyah (hal. 406)</ref>
== Karya ==
Dalam bahasa Arab:
{{Div col|content=
* ''Hasyiyah An Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli''
* ''Al-Jawahirun Naqiyyah fil A’malil Jaibiyyah''
* ''Ad Da’il Masmu’ ‘ala Man Yuwarritsul Ikhwah wa Auladil Akhwan Ma’a Wujudil Ushul wal Furu’''
* ''Raudhatul Hussab''
* ''Mu’inul Jaiz fi Tahqiq Ma’nal Jaiz''
* ''As Suyuf wal Khanajir ‘ala Riqab Man Yad’u lil Kafir''
* ''Al Qaulul Mufid ‘ala Mathla’is Sa’id''
* ''An Natijah Al Mardhiyyah fi Tahqiqis Sanah Asy Syamsiyyah wal Qamariyyah''
* ''Ad Durratul Bahiyyah fi Kaifiyah Zakati Azd Dzurratil Habasyiyyah''
* ''Fathul Khabir fi Basmalatit Tafsir''
* ''Al ‘Umad fi Man’il Qashr fi Masafah Jiddah''
* ''Kasyfur Ran fi Hukmi Wadh’il Yad Ma’a Tathawuliz Zaman''
* ''Hallul ‘Uqdah fi Tashhihil ‘Umdah''
* ''Izhhar Zaghalil Kadzibin fi Tasyabbuhihim bish Shadiqin''
* ''Kasyful ‘Ain fi Istiqlal Kulli Man Qawal Jabhah wal ‘Ain''
* ''As Saifu Al Battar fi Mahq Kalimati Ba’dhil Aghrar''
* ''Al Mawa’izh Al Hasanah Liman Yarghab minal ‘Amal Ahsanah''
* ''Raf’ul Ilbas ‘an Hukmil Anwat Al Muta’amil Biha Bainan Nas''
* ''Iqna’un Nufus bi Ilhaqil Anwat bi ‘Amalatil Fulus''
* ''Tanbihul Ghafil bi Suluk Thariqatil Awail fima Yata’allaq bi Thariqah An Naqsyabandiyyah''
* ''Al Qaulul Mushaddaq bi Ilhaqil Walad bil Muthlaq''
* ''Tanbihul Anam fir Radd ‘ala Risalah Kaffil ‘Awwam,''
* ''Hasyiyah Fathul Jawwad''
* ''Fatawa Al Khathib ‘ala Ma Warada ‘Alaih minal Asilah''
* ''Al Qaulul Hashif fi Tarjamah Ahmad Khathib bin ‘Abdil Lathif''|rules=30em}}
Dalam bahasa Indonesia:
{{Div col|content=
* ''Mu’allimul Hussab fi ‘Ilmil Hisab''
* ''Ar Riyadh Al Wardiyyah fi Ushulit Tauhid wa Al Fiqh Asy Syafi’i''
* ''Al Manhajul Masyru’ fil Mawarits''
* ''Dhaus Siraj Pada Menyatakan Cerita Isra’ dan Mi’raj''
* ''Shulhul Jama’attain fi Jawaz Ta’addudil Jumu’attain''
* ''Al Jawahir Al Faridah fil Ajwibah Al Mufidah''
* ''Fathul Mubin Liman Salaka Thariqil Washilin''
* ''Al Aqwal Al Wadhihat fi Hukm Man ‘Alaih Qadhaish Shalawat''
* ''Husnud Difa’ fin Nahy ‘anil Ibtida’''
* ''Ash Sharim Al Mufri li Wasawis Kulli Kadzib Muftari''
* ''Maslakur Raghibin fi Thariqah Sayyidil Mursalin''
* ''Izhhar Zughalil Kadzibin''
* ''Al Ayat Al Bayyinat fi Raf’il Khurafat''
* ''Al Jawi fin Nahw''
* ''Sulamun Nahw''
* ''Al Khuthathul Mardhiyyah fi Hukm Talaffuzh bin Niyyah''
* ''Asy Syumus Al Lami’ah fir Rad ‘ala Ahlil Maratib As Sab’ah''
* ''Sallul Hussam li Qath’i Thuruf Tanbihil Anam''
* ''Al Bahjah fil A’malil Jaibiyyah''
* ''Irsyadul Hayara fi Izalah Syubahin Nashara''
* ''Fatawa Al Khathib''|rules=30em}}
== Kematian ==
Ahmad Khatib al-Minangkabawi meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 1915 (9 Jumadil Awal 1334) H di [[Makkah]], Arab Saudi.
== Referensi ==
{{reflist}}
==Daftar pustaka==
* ‘Abduljabbar, ‘Umar. 1403 H. Siyar wa Tarajim Ba’dhi ‘Ulamaina fil Qarn Ar Rabi’ ‘Asyar lil Hijrah. KSA: Tihamah
* Al-Hazimi, Ibrahim bin ‘Abdullah. 1419 H. Mausu’ah A’lamil Qarn Ar Rabi’ ‘Asyar wal Khamis ‘Asyar Al Hijri fil ‘Alam Al ‘Arabi wal Al Islami min 1301-1417. KSA: Dar Asy Syarif lin Nasyr wat Tauzi’
Baris 198 ⟶ 111:
* Dahlan, Dadang A. 2007. Cahaya dan Perajut Persatuan Waliullah Ahmad Khatib Al Minangkabawy. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
* Suprapto, Muhammad Bibit. 2009. Ensiklopedi Ulama Nusantara. Jakarta: Glegar Media Indonesia
* Amrullah, ‘Abdul Malik bin ‘Abdul Karim. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas
* Ad-Dahlawi, ‘Abdus Sattar bin ‘Abdul Wahhab. 1430 H. Faidhul Malikil Wahhabil Muta’ali bi Anba’ Awailil Qarn Ats Tsalits ‘Asyar wat Tawali. KSA: Maktabah Al Asadi
* ‘Abbas, Siradjuddin. 2011. Thabaqatus Syafi’iyah, Ulama Syafi’I dan Kitab-Kitabnya dari Abad ke Abad. Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru
* Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Otobiografi Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi (Dari Minangkabau untuk Dunia Islam). Yogyakarta:Gre Publishing
* 100 ulama Nusantara di tanah suci, hal.302-313, DR. Maulana La Eda, Aqwam, 2020, 368 hal
{{Authority control}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
{{DEFAULTSORT:Khatib, Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah}}
[[Kategori:Ulama Sunni|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Tokoh keturunan atau kelahiran Indonesia|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Ahli
[[Kategori:Tokoh dari Agam|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Keturunan Koto Gadang|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Mazhab Syafi'i|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
[[Kategori:Imam Masjidilharam|Imam Masjidil Haram dari Indonesia]]
|