Wayang purwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Typo fixing, replaced: dimana → di mana, ''' Merupakan → ''' adalah
 
(38 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Wayang purwa''' adaatau yang'''wayang menyebutkulit denganpurwa''' adalah wayang kulitSepuh purwayang berasal dari Ponorogo yang masih eksis hingga saat ini. Kata P''urwa'' (pertama) dipakai untuk membedakan [[purwawayang]] untukjenis mebedakanini dengan [[wayang kulit]] yang lainnya. Banyak jenis wayang kulit mulai dari Wayang Bali, Wayang Sasak, Wayang Banjar, Wayang Suluh, [[wayang wahyu]], [[wayang sadat]], [[wayang gedhog]], [[wayang kancil]], [[wayang pancasila]] dan sebagainya. Purwa berarti awal, wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua diantaradi antara wayang kulit lainnya. Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari adanya [[prasasti]] di ababd 11 pada jaman pemerintahan Erlangga yang menyebutkan
 
== Sejarah ==
"Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap" (Ada orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya. Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang dipahat berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara).
Kemungkinan mengenai berita adanya wayang kulit purwa dapat dilihat dari adanya [[prasasti]] di abad ke 11 pada zaman pemerintahan [[Erlangga|Sri Kanjeng Maharaja Prabu Airlangga]] Wisnumurti yang menyebutkan:
 
<center>
Petikan diatas adalah bait 59 [[Kakawin]] Arjuna Wiwaha karya Pu Kanwa (1030) salah satu sumber tertulis tertua dan autentik tentang pertunjukan wayang kulit yang mulai dikenal di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan [[Dharmawangsa]] [[Airlangga]] di Kerajaan [[Kediri]].
''Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap''
 
yang artinya:
Wayang purwa sendiri biasanya menggunakan ceritera Ramayana dan Mahabarata, sedangkan jika sudah merambah ke ceritera [[Panji]] biasanya disajikan dengan wayang Gedhog. Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau [[gagrak]], ada gagrak [[Kasunanan]], Mangkunegaran, Ngayogjakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainnya.
 
"Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap" (''Ada orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya. Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang dipahatdi[[pahat]] berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara). ''
Sedangkan boneka wayang purwa terdiri beberapa ukuran, diantaranya [[Kadung]], [[sebet]], [[kidang kencana]],dan wayang pedalangan. Wayang kulit purwa terbuat dari bahan kulit kerbau, yang ditatah, diberi warna sesuai dengan kaidah [[pulasan]] wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama [[gapit]] yang terdiri dari [[tuding]] dan [[cempurit]].
</center>
 
Petikan diatasdi atas adalah bait 59 dalam [[Kakawin]] [[Arjuna Wiwaha]] karya Pu[[Empu Kanwa]] (1030), salah satu sumber tertulis tertua dan autentik tentang pertunjukan wayang kulit yang mulai dikenal di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan [[Dharmawangsa|Sri Maharaja Dharmawangsa]]<nowiki/>teguh dan [[Airlangga]] di Kerajaan [[Kediri]].
[[Kategori:Wayang]]
 
Wayang purwa sendiri biasanya menggunakan ceritera [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]], sedangkan jika sudah merambah ke ceritera [[Panji]] biasanya disajikan dengan wayang Gedhog. Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau [[''gagrak]],'' adaseperti gagrak [[Kasunanan]], Mangkunegaran, Ngayogjakarta[[Wayang kulit Gagrag Yogyakarta|Ngayogyakarta]], [[Wayang Kulit Gagrag Banyumasan|Banyumasan]], Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainnyasebagainya.
 
SedangkanWayang boneka wayangkulit purwa terdiriterbuat beberapadari ukuran, diantaranyabahan [[Kadungkulit]], [[sebetkerbau]], [[kidang kencana]],dan wayang pedalangan. Wayang kulit purwa terbuat dari bahan kulit kerbau, yang ditatah, dan diberi [[warna]] sesuai dengan kaidah [[pulasan]] wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan [[tanduk]] [[kerbau]] [[bule]] yang diolah sedemikian rupa dengan nama [[gapitcempurit]] yang terdiri dari [[tuding]] dan [[cempuritgapit]].
 
Ditinjau dari bentuk bangunnya wayang kulit purwa dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain:
* Wayang Kidang kencana; boneka wayang berukuran sedang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, sesuai dengan kebutuhan untuk mendalang (wayang pedalangan).
* Wayang [[Ageng]]; yaitu boneka wayang yang berukuran besar, terutama anggota badannya di bagian lambung dan kaki melebihi wayang biasa, wayang ini disebut wayang [[jujudan]].
* Wayang [[kaper]];yaitu wayang yang berukuran lebih kecil daripada wayang biasa.
* Wayang [[Kateb]];yaitu wayang yang ukuran kakinya terlalu panjang tidak seimbang dengan badannya.
 
Pada perkembangannya bentuk bangun wayang kulit ini mengalami perkembangan bahkan pergeseran dari yang tradisi menjadi kreasi baru. Pada zaman [[Keraton Surakarta]] masih berjaya dibuat wayang dalam ukuran yang sangat besar yang kemudian diberi nama [[Kyai Kadung]], hal ini yang mungkin mengilhami para dalang khususnya Surakarta untuk membuat wayang dengan ukuran lebih besar lagi. Misalnya Alm. Ki Mulyanto Mangkudarsono dari [[Sragen]], [[Jawa Tengah]] membuat [[Raksasa]] dengan ukuran 2 meter, dengan bahan 1 lembar kulit kerbau besar dan masih harus disambung lagi. Karya ini yang kemudian ditiru oleh Dalang Muda lainnya termasuk Ki Entus dari [[Tegal]], Ki Purbo Asmoro dari [[Surakarta]], Ki Sudirman dari Sragen dan masih banyak lagi dalang lainnya.
 
== Pengembangan ==
Wayang Purwa dikembangkan oleh beberapa dalang menjadi Wayang Suluh yang di mana terdapat wayang dengan tokoh kartun seperti [[superman]], [[batman]], [[ksatria baja hitam]], [[robot]], [[dinosaurus]], dan wayang Rai- Wong (bermuka [[orang]]) - tokoh [[George Walker Bush]], [[Saddam Hussein]], sampai pada tokoh-tokoh pejabat pemerintah.
 
Penambahan tokoh wayang dalam pergelaran wayang kulit purwa juga semakin marak, misalnya dengan ditambahkannya berbagai boneka wayang dari tokoh [[polisi]], [[Helikopter]], [[ambulans]], barisan [[Tentara]], Pemain [[drum band]], sampai tokoh [[Mbah Marijan]].
 
== Wayang Purwa di Luar Negeri ==
Wayang Purwa dapat dijumpai di Luar Negeri seperti Malaysia dan Suriname yang turut dibawa saat masa Kolonial Belanda. Di Johor, Malaysia, Wayang purwa masih dilesetarikan oleh komunitas Jawa Ponorogo.{{Wayang}}
 
[[Kategori:Wayang|Purwa]]
[[Kategori:Wayang kulit|Purwa]]
[[Kategori:Kesenian Jawa]]