Perikoresis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP23Hizkia (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Triskel type Tonkedeg..svg|jmpl|200px|Gambar yang sering digunakan untuk menggambarkan Perikoresis]]
'''Perikoresis''' (berasal dari [[bahasa
== Penggunaan Konsep Perikoresis ==
▲'''Perikoresis''' (berasal dari [[bahasa Yunani]] ''perichoreo'' yang artinya mencakup, melingkupi, meliputi) adalah salah satu konsep yang digunakan oleh para [[teolog]] [[Kristen]] untuk memahami doktrin mengenai Allah [[Trinitas]] antara Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. <ref name="Imaginative"> {{en}} Adiprasetya, Joas. 2013. ''An Imaginative Glimpse: The Trinity and Multiple Religious Participations''. Oregon: Pickwick Publications. </ref> Secara etimologi, kata perikoresis sendiri menunjuk pada suatu keadaan di mana ada dua atau lebih pribadi-pribadi yang tinggal bersama dan mereka semua bersatu, tidak terpisah atau terbagi. <ref name="Imaginative"/> Beberapa teolog masa kini yang membicarakan dan menggunakan ide perikoresis dalam menjelaskan doktrin Trinitas antara lain [[Jurgen Moltman]], [[Gregory Nanzianus]], [[Pseudo-Cyril dari Alexandria]] dan beberapa teolog lainnya. <ref name="Imaginative"/>
=== Perikoresis dan Trinitas ===
Sebenarnya konsep perikoresis tidak hanya digunakan untuk menjelaskan konsep Trinitas saja karena para teolog tradisional (misalnya [[Gereja Ortodoks Timur]]) membagi konsep perikoresis ke dalam dua model.
=== Perikoresis dan Pluralisme Agama ===
Di kemudian hari, konsep perikoresis sering digunakan sebagai dasar dan kerangka berpikir yang utama dalam menjelaskan konsep kehidupan bersama, relasi maupun konsep [[pluralisme]].
== Penerapan Konsep Perikoresis di dalam Gereja ==
Konsep perikoresis untuk memahami kedudukan Allah Trinitas mulai digunakan beberapa gereja di Indonesia, salah satunya [[GKI]] yang tertuang dalam ''draft'' sementara [[Konfesi GKI]] <ref name="KonfesiGKI"> {{id}} Lingga, Heri. 2014. Ketika GKI Merumuskan Pengakuan Iman Percayanya. Dalam Selisip GKI SW Jawa Barat Edisi Januari-April. Halaman 22-23. </ref> Konsep perikoresis ini menjadi landasan utama dari Konfesi GKI mengusung tema berperan serta ke dalam persekutuan kasih dan karya keselamatan Allah Trinitas dan kental dengan penghayatan Allah Trinitas sebagai "Allah Persekutuan", yakni perikoresis.<ref name="KonfesiGKI"/> Alasan GKI memilih konsep perikoresis sebagai pemahaman mengenai Allah Trinitas karena GKI menolak pemahaman Allah Trinitas sebagai satu pribadi dengan tiga fungsi melainkan Allah Trinitas adalah Allah Persekutuan.<ref name="KonfesiGKI"/>
Di dalam gereja, pemahaman mengenai perikoresis juga digunakan untuk menjelaskan dasar serta prinsip dari kepemimpinan partisipatif.<ref name="b">{{en}} Horsthuis, Jim. {{Cite web|url=http://arl-jrl.org/Volumes/Horsthuis11.pdf|title=Participants with God: A Perichoretic Theology of Leadership|access-date=2014-04-25|archive-date=2014-04-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20140426234128/http://arl-jrl.org/Volumes/Horsthuis11.pdf|dead-url=yes}}</ref> Berdasarkan pemahaman tersebut, kepemimpinan bukan sekadar pekerjaan yang dikerjakan untuk Allah atau dikerjakan dalam terang Allah melainkan dalam partisipasi dengan Allah.<ref name="b"/> Doktrin perikoresis juga menawarkan sebuah paham mengenai kepemimpinan partisipatif, sebuah perspektif yang didasari dengan apa yang terjadi pada Allah Trinitas.<ref name="b"/>
Konsep Perikoresis juga digunakan dalam prinsip-prinsip melakukan percakapan [[pastoral]] atau yang lebih popular dikenal sebagai [[penggembalaan]].<ref name="f"> {{id}} Lartey, Emmanuel Y.. 2003. ''In Living Color: An Intercultural Approach to Pastoral Care and Counseling, 2nd ed''. London and Philadelphia: Jessica Kingsley Publishers.</ref> Prinsip ini digunakan untuk memahami salah satu prinsip dari percakapan pastoral sebagai bentuk percakapan partisipatif bersama-sama, bukan dengan saling memengaruhi satu sama lain, melainkan dengan tetap menghargai perbedaan yang ada pada diri setiap [[manusia]].<ref name="f"/>
== Referensi ==
|