Wijayakusuma (bunga): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP47Dhorifah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Thersetya2021 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(54 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{inuseBP|BP47Dhorifah|25 April 2014|1 April 2014}}
 
{{Italic title}}
{{taxobox
|name = Zig Zag CactusWijayakusuma
|image = Epiphyllum_anguliger1Emma_LindahlEpiphyllum anguliger1Emma Lindahl.jpg
|image_caption = Photo: Emma Lindahl
|status = LC
|status_system=iucn3.1
|regnum = [[PlantPlantae]]ae
 
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
|unranked_classis = [[Eudicots]]
|unranked_ordo = [[Core eudicots]]
|ordo = [[Caryophyllales]]
|familia = [[Cactaceae]]
|subfamilia = [[Cactoideae]]
|tribus = [[Hylocereeae]]
|genus = ''[[EpiphyllumDisocactus]]''
|species = '''''ED. anguliger'''''
|binomial = ''EpiphyllumDisocactus anguliger''
|binomial_authorityauthority = ([[Charles Antoine Lemaire|Lem.]]) [[GM.Don]]Á.Cruz & S.Arias
|synonyms = *''PhyllocactusCereus anguligermexicanus'' <small>Lem. ex C.F.Först.<br/small>
*''Epiphyllum anguliger'' <small>(Lem.) G.Don</small>
''Phyllocactus serratus'' Brongnart<br/>
*''Epiphyllum darrahii'' <small>(K.Schum.) Britton & Rose</small>
''Phyllocactus angularis'' Labouret<br/>
*''Phyllocactus darrahiianguliger'' K<small>Lem.Schumann<br/small>
*''EpiphyllumPhyllocactus darrahii'' (<small>K.Schumann) Britton & RoseSchum.</small>
*''Phyllocactus mexicanus'' <small>(Lem. ex C.F.Först.) Salm-Dyck ex Labour.</small>
|}}
*''Phyllocactus serratus'' Brongnart<brsmall>Brongn. ex Labour.</small>
| synonyms_ref = <ref name=":0" /><ref>{{Cite web|url=http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:77155391-1|title=''Disocactus anguliger'' (Lem.) M.Á.Cruz & S.Arias|website=Plants of the World Online|publisher=Kew Science|access-date=2020-01-01}}</ref>
|}}
'''Bunga Wijayakusuma''' atau disebut juga '''Bunga Wiku''' (''Disocactus anguliger'') termasuk jenis [[tanaman]] [[kaktus]] yang berasal dari [[Meksiko|Mexico]]. Tanaman ini dibudidayakan sebagai tanaman hias karena bunganya yang harum.
 
Spesies ini sebelumnya ditempatkan dalam genus ''[[Epiphyllum]]'', tetapi berdasarkan riset molekular terbaru, tumbuhan ini sebenarnya adalah spesies dalam genus ''[[Disocactus]]''.<ref name=":0">{{Cite journal|last1=Cruz|first1=Miguel Ángel|last2=Arias|first2=Salvador|last3=Terrazas|first3=Teresa|date=2016-04-01|title=Molecular phylogeny and taxonomy of the genus ''Disocactus'' (Cactaceae), based on the DNA sequences of six chloroplast markers|url=https://bioone.org/journals/Willdenowia/volume-46/issue-1/wi.46.46112/Molecular-phylogeny-and-taxonomy-of-the-genus-Disocactus-Cactaceae-based/10.3372/wi.46.46112.full|journal=Willdenowia|volume=46|issue=1|pages=145–164|doi=10.3372/wi.46.46112|s2cid=87086656 }}</ref><ref>{{Cite journal|last1=Korotkova|first1=Nadja|last2=Borsch|first2=Thomas|last3=Arias|first3=Salvador|date=2017-11-03|title=A phylogenetic framework for the Hylocereeae (Cactaceae) and implications for the circumscription of the genera|url=https://www.biotaxa.org/Phytotaxa/article/view/phytotaxa.327.1.1|journal=Phytotaxa|language=en|volume=327|issue=1|pages=1–46|doi=10.11646/phytotaxa.327.1.1 }}</ref>
 
== Etimologi ==
Wijayakusuma berasal dari dua kata, yakni ''wijaya'' dan ''kusuma''. Dalam [[bahasa Jawa Kuno]], ''wijaya'' berarti kemenangan/keberhasilan dan ''kusuma'' berarti bunga.<ref>P.J. Zoetmulder dan S.O. Robson. ''Kamus Jawa Kuno Indonesia''. (2011:1433)</ref>
 
== Bentuk Tanaman ==
[[Berkas:Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum).jpg|al=|kiri|jmpl|273x273px|Bentuk bunga Wijayakusuma yang sedang mekar.]]
Batangnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil yang mana bentuk batang induknya adalah silinder.<ref name="Thomas"/> <ref name="Setiawan"> Dalimartha, Setiawan (2007).''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia''.Jakarta:Puspa Swara. Hal 182 Cet IV </ref> Tinggi batang dapat mencapai 2-3 [[meter]], sedang daunnya berkisar 13-15 13–15&nbsp;cm.<ref name="Setiawan"/> Helaian daunnya sendiri berbentuk [[pipih]] serta berwarna [[hijau]] dengan permukaan daun [[halus]] tanpa [[duri]] tidak seperti kaktus-kaktus yang lain.<ref name="Thomas"/> Kemudian{{cn}} setiapSetiap tepian daunnya terdapat lekukan-lekukan yang biasanya ditumbuhi [[tunas]] daun maupun [[bunga]].<ref name="Thomas"/> Adapun diameter bunganya adalah 10 cm, berwarna [[putih]] dan hanya mekar di [[malam]] [[hari]].<ref name="Setiawan"/> Bentuk buahnya [[bulat]] yang mempunyai warna [[merah]] dan mempunyai [[biji]] yang berwarna [[hitam]].<ref name="Setiawan"/> Pembiakkan biasanya dilakukan dengan penyetekkan ataupun biji.<ref name="Setiawan"/>{{cn}}
 
Adapun diameter bunganya adalah 10&nbsp;cm, berwarna [[putih]] dan hanya mekar pada [[malam]] [[hari]].<ref name="Setiawan" /> Bentuk buahnya [[bulat]] [[merah]] dan mempunyai [[biji]] berwarna [[hitam]].<ref name="Setiawan" /> Pembiakan biasanya dilakukan dengan penyetekan ataupun biji.<ref name="Setiawan" />
 
== Mitologi ==
Bunga Wijayakusuma ([[epiphyllum anguliger]]) termasuk jenis [[tanaman]] [[kaktus]] yang mempunyai [[kelas]] [[dicotiledoneae]].<ref name="Thomas"> A.N., Thomas (1989).''Tanaman Obat Tradisional''.Yogyakarta:Penerbit Kanisius. Hal 20-21 Cet 23 </ref> Tanaman ini berasal dari [[Amerika]] tropika ([[Venezuela]] dan [[Caribia]]) dan dapat [[hidup]] pada [[daerah]] dengan [[iklim]] sedang sampai beriklim [[tropis]].<ref name="Thomas"/> Meskipun begitu, tidak semua jenis tanaman ini bisa berbunga karena hal ini dipengaruhi oleh keadaan [[iklim]], kesuburan [[tanah]] juga cara pemeliharaan.<ref name="Thomas"/>
Dalam mitologi Jawa, tumbuhan ini dianggap pohon sakti dan dapat menghidupkan orang mati.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/wijayakusuma|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2018-10-14}}</ref> Kalangan [[masyarakat]] [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]], khususnya [[keraton]], percaya bahwa seorang raja yang akan naik [[tahta]] haruslah memiliki bunga wijayakusuma sebagai syarat untuk kenaikan tahta atau bertahta.<ref name="Bangunjiwa">Bangunjiwa, Ki Juru (200).''Belajar Spiritual bersama The Thinking General''.Yogyakarta:Jogja Bangkit Publisher. Hal 95-96 Cet 1</ref> Dalam [[Pewayangan]] [[Jawa]], bunga ini disebut Sekar Cangkok Wijaya Kusuma/Wijaya Mulya yang menjadi pusaka milik titisan [[Dewa Wisnu]] , dari titisannya yang mempunyai bunga ini adalah Raja [[Dwarawati]] yaitu sang pelestari [[alam]], Prabu Sri [[Batara Kresna]].<ref name="Bangunjiwa" />
 
== Dalam Kesenian ==
Bunga Wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan dapat tumbuh dengan baik di tempat yang tidak terlalu [[panas]].<ref name="Thomas"/> Pada umumnya tanaman jenis kaktus agak sulit ditentukan [[morfologi]]nya, berbeda halnya dengan wijayakusuma.<ref name="Thomas"/> Tanaman ini mudah diidentifikasi setelah berusia tua, kita dapat melihat mana [[daun]]nya, mana [[batang]]nya, dan bagian-bagian yang lain.<ref name="Thomas"/> Di kalangan [[masyarakat]] [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]], khususnya [[keraton]], percaya bahwa seorang raja yang akan naik [[tahta]] haruslah memiliki bunga Wijayakusuma sebagai syarat.<ref name="Bangunjiwa"> Bangunjiwa, Ki Juru (200).''Belajar Spiritual bersama The Thinking General''.Yogyakarta:Jogja Bangkit Publisher. Hal 95-96 Cet 1 </ref> Bunga ini juga dipercaya sebagai [[pusaka]] keraton [[Dwarawati]] titisan [[Wisnu]] sang pelestari [[Alam]], [[Batara Kresna]].<ref name="Bangunjiwa"/>
Karena peranannya yang cukup signifikan dalam [[kebudayaan Jawa]], bunga wijayakusuma menginspirasi banyak kesenian rupa, khususnya berkaitan dengan ornamen atau ragam hias. Ragam hias berbentuk kuncup bunga wijayakusuma sering kali dipakai untuk menghiasi pucuk atau mahkota atap (hiasan ujung atap) hingga hiasan pagar-pagar di Jawa, seperti kantor pemerintahan, [[keraton]], sekolah, dll.. Selain itu, terdapat batik bermotif bunga wijayakusuma, yang diangkat sebagai [[batik]] khas dari [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]].<ref>{{Cite news|url=https://infobatik.id/motif-wijaya-kusuma-jadi-icon-batik-khas-cilacap/|title=Motif Wijaya Kusuma Jadi Icon Batik Khas Cilacap|date=2018-02-13|newspaper=Informasi Batik Indonesia|language=id-ID|access-date=2018-10-14|archive-date=2018-10-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20181014173433/https://infobatik.id/motif-wijaya-kusuma-jadi-icon-batik-khas-cilacap/|dead-url=yes}}</ref>
 
[[Berkas:KITLV 5901 - Sem Céphas - Gateway at the stables of the craton at Yogyakarta - Around 1910.tif|jmpl|Ujung-ujung gerbang yang dihiasi dengan ragam hias wijayakusuma.]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
==Bentuk TanamanPranala luar ==
* Sastra Jawa: Serat Centhini yang mengisahkan sejarah Mataram, khususnya suatu sejarah tempat - yang dilihat dari Ujung Alang, Gunung Ciwiring oleh Mas Cebolang dan para santrinya dan Ajar Naradhi - bernama Pulo Bandhung dengan mitologi Kresna yang melabuhkan bunga Wijayakusuma yang selanjutnya menjadi sebuah pulau - sesuai dengan gambaran posisinya dan kisahnya di dalam teks tersebut, kemungkinan tempat tersebut sekarang dikenal sebagai pulau Nusakambangan-- http://www.sastra.org/kisah-cerita-dan-kronikal/68-serat-centhini/954-centhini-kamajaya-1986-1988-92-761-jilid-021- {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170331024830/http://www.sastra.org/kisah-cerita-dan-kronikal/68-serat-centhini/954-centhini-kamajaya-1986-1988-92-761-jilid-021- |date=2017-03-31 }}.
{{Taxonbar|from=Q312289}}
 
[[Kategori:Spesies berisiko rendah]]
[[Image:Epiphyllum anguliger00.jpg|thumb|300px|left|Lekukan-lekukan pada daun Wijayakusuma]]
[[Kategori:Disocactus]]
Batangnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil yang mana bentuk batang induknya adalah silinder.<ref name="Thomas"/> <ref name="Setiawan"> Dalimartha, Setiawan (2007).''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia''.Jakarta:Puspa Swara. Hal 182 Cet IV </ref> Tinggi batang dapat mencapai 2-3 [[meter]], sedang daunnya berkisar 13-15 cm.<ref name="Setiawan"/> Helaian daunnya sendiri berbentuk [[pipih]] serta berwarna [[hijau]] dengan permukaan daun [[halus]] tanpa [[duri]] tidak seperti kaktus-kaktus yang lain.<ref name="Thomas"/> Kemudian setiap tepian daunnya terdapat lekukan-lekukan yang biasanya ditumbuhi [[tunas]] daun maupun [[bunga]].<ref name="Thomas"/> Adapun diameter bunganya adalah 10 cm, berwarna [[putih]] dan hanya mekar di [[malam]] [[hari]].<ref name="Setiawan"/> Bentuk buahnya [[bulat]] yang mempunyai warna [[merah]] dan mempunyai [[biji]] yang berwarna [[hitam]].<ref name="Setiawan"/> Pembiakkan biasanya dilakukan dengan penyetekkan ataupun biji.<ref name="Setiawan"/>
[[Kategori:Kaktus]]
 
==Khasiat [[Kategori:Tanaman== hias]]
 
Bunga wijayakusuma mempunyai [[khasiat]] untuk meredam rasa [[sakit]] serta me[[netral]]isir pembekuan [[darah]].<ref name="Thomas"/> Bunga ini juga mempunyai daya mempercepat penyembuhan [[luka abses]].<ref name="Thomas"/> Caranya mudah, tinggal menumbuk satu helai daun wijayakusuma lalu oleskan pada luka dan setelah itu gunakan [[perban]] untuk membungkus luka yang telah diolesi tumbukan daun.<ref name="Thomas"/> Selain itu, bunga ini juga dapat mengobati bisul, cukup menempelkan bunganya pada bisul tersebut sebelum tidur dan melakukannya secara teratur.<ref name"Riyanti"> G.W., Riyanti (2007).''Muslimah Cerdas dan Kreatif''.Jakarta:Qultum Media. Hal 73 Cet 1 </ref> Selain itu, Wijayakusuma bisa digunakan sebagai obat anti [[radang]], obat [[batuk]], juga [[pendarahan]] ([[hemostatis]]).<ref name="Setiawan"/> Khasiat lainnya adalah mengatasi tuberkulosis paru dengan batuk asma, batuk darah dan muntah darah.<ref name="Arief"> Hariana, Arief.''Tumbuhan Obat dan Khasiatnya''.Depok:Penebar Swadaya. Hal 162 </ref>
 
==Referensi==
{{reflist}}