Abdullah Said: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ainuddin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(48 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info tokoh
{{notability|date=April 2014}}
| name = Ust Abdullah Said
Abdullah Said adalah pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang kemudian menjadi organisasi massa Islam nasional bernama [[Hidayatullah (organisasi)|Hidayatullah]]. Abdullah Said lahir di sebuah desa yang bernama Lamatti Rilau, salah satu desa di wilayah kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu pada hari Jum’at, 17 Agustus 1945, dengan nama lahir Muhsin Kahar.
| image = Ust H Abdullah Said.jpg
| birth_date = {{birth date|1945|08|17}}
| birth_place = Lamatti Rilau, Sinjai,
| death_date = {{death date and age|1998|03|04|1945|08|17}}
| death_place = di Jakarta
| resting_place = di Balikpapan
| nationality = {{INA}}
| known_for = Pendiri [[Hidayatullah]]
| successor = K.H. Abdurrahman Muhammad
| spouse = Syarifah Aida Chered (Khirid)
| children = {{unbulleted list|Saidah|Ulfiatussu'adah|Hizbullah|Nasrullah|Fathun Qorib|Maftuhah|Muntaziruzzaman|}}
| mother = Aisyah
| father = Anregurutta Abdul Kahar Syuaib
| awards = Anugerah Kalpataru dari Pemerintah tahun 1984 sebagai tokoh yang berjasa di bidang penghijauan dan pelestarian lingkungan hidup
}}
 
'''Abdullah Said''' ({{lahirmati|Lamatti Rilau, Sinjai|17|08|1945|Jakarta|04|03|1998}}) adalah pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan yang kemudian menjadi organisasi massa Islam nasional bernama [[Hidayatullah (organisasi)|Hidayatullah]].<ref>{{Citation|title=Biografi Ust Abdullah Said Pendiri Hidayatullah #1|url=https://www.youtube.com/watch?v=KIqFUKc5J84|accessdate=2021-10-08|language=id-ID}}</ref> Abdullah Said lahir di sebuah desa yang bernama Lamatti Rilau, salah satu desa di wilayah kecamatan Sinjai Utara, [[Kabupaten Sinjai]], [[Sulawesi Selatan]]. Bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan Republik [[Indonesia]], yaitu pada hari Jum’at, 17 Agustus [[1945]], dengan nama lahir Muhsin Kahar.<ref>{{Cite book|last=Salbu|first=Mansur|date=2009|url=http://books.google.co.id/books/about/Mencetak_kader.html?id=38H7SAAACAAJ&redir_esc=y|title=Mencetak Kader|location=Surabaya|publisher=Suara Hidayatullah Publishing|isbn=9789791531818|pages=359|url-status=live}}</ref> Ayahnya yang bernama [[Anregurutta]] Abdul Kahar Syuaib atau lebih dikenal dengan [[Cella Ulu]] merupakan tokoh masyarakat dan guru agama di kampungnya.
Sejak masih dalam kandungan Abdullah Said sudah jadi perbincangan keluarga dan masyarakat di kampungnya, sebab usia kandungan ibunya sudah mencapai dua tahun namun belum lahir juga. Bahkan ada pandangan miring bahwa yang dikandung itu bukan manusia tetapi buaya atau entah apa.
 
== Riwayat Hidup ==
Untuk pendidikan dasar, selain bimbingan langsung dari ayahnya, KH Abdul Kahar Syuaib, Muhsin kecil sangat tertolong oleh Sekolah Rakyat (SR) yang ada dikampungnya. Namun karena harus mengikuti ayahnya pindah ke Makassar, ia harus rela meninggalkan kampung halaman tercinta dan meninggalkan pendidikannya yang saat itu telah duduk di kelas III, antara tahun 1952-1954.
Sejak masih dalam kandungan Abdullah Said sudah jadi perbincangan keluarga dan masyarakat di kampungnya, sebab usia kandungan ibunya sudah mencapai dua tahun namun belum lahir juga. Bahkan ada pandangan miring bahwa yang dikandung itu bukan manusia tetapi buaya atau entah apa.
 
Untuk pendidikan dasar, selain bimbingan langsung dari ayahnya, KH[[Anregurutta]] Abdul Kahar Syuaib, Muhsin kecil sangat tertolong oleh [[Sekolah Rakyat]] (SR) yang ada dikampungnya. Namun karena harus mengikuti ayahnya pindah ke [[Kota Makassar|Makassar]], ia harus rela meninggalkan kampung halaman tercinta dan meninggalkan pendidikannya yang saat itu telah duduk di kelas III, antara tahun 1952-1954.
Setelah di Makassar, Muhsin kecil diterima di kelas IV di Sekolah Dasar No. 30 di kota itu. Di Sekolah ini Muhsin kecil selalu menjadi bintang kelas karena menguasai seluruh mata pelajaran, termasuk pelajaran menggambar. Bahkan Muhsin kecil pernah mengangkat nama sekolahnya ketika menjadi yang terbaik dalam pertandingan menggambar antar sekolah dasar se-Kota Besar Makassar.
 
Setelah di Makassar, Muhsin kecil diterima di kelas IV di Sekolah Dasar No. 30 di kota itu. Di Sekolah ini Muhsin kecil selalu menjadi bintang kelas karena menguasai seluruh mata pelajaran, termasuk pelajaran menggambar. Bahkan Muhsin kecil pernah mengangkat nama sekolahnya ketika menjadi yang terbaik dalam pertandingan menggambar antar sekolah dasar se-Kota Besar Makassar.
Setelah lulus dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar melanjutkan pendidikannya ke sekolah agama, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri 6 Tahun (PGAN 6 Tahun). Beliau memilih sekolah ini untuk melanjutkan pendidikannya karena disamping dapat mempelajari agama, juga merupakan sekolah yang sangat didambakan saat itu sebagai satu-satunya sekolah Pendidikan Guru Agama milik pemerintah yang ada di kawasan Indonesia Timur.
 
Setelah lulus dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar melanjutkan pendidikannya ke sekolah agama, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri 6 Tahun (PGAN 6 Tahun), salah satu gurunya adalah KH.Djamaluddin Amien. BeliauDia memilih sekolah ini untuk melanjutkan pendidikannya karena disamping dapat mempelajari agama, juga merupakan sekolah yang sangat didambakan saat itu sebagai satu-satunya sekolah Pendidikan Guru Agama milik pemerintah yang ada di kawasan Indonesia Timur.
Lagi-lagi di PGAN 6 Tahun Muhsin kahar selalu menjadi bintang kelas, pandai berpidato dan berpengetahuan luas. Sejak masuk PGAN sampai kelas IV beliaudia selalu ditunjuk sebagai ketua kelas, dalam setiap rapat beliaudia selalu dipercayakan untuk memimpin.
 
Lulus sekolah lanjutan PGAN 6 Tahun dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar ditugskan untuk melanjutkan pendidikannya ke [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|IAIN Alauddin]], Makassar. Namun hanya setahun beliaudia mengikuti kuliah lalu berhenti. BeliauDia telah membaca semua materi kuliah yang diberikan dosen. Hingga akhirnya beliaudia menarik kesimpulan bahwa kalau duduk beberapa tahun di bangku kuliah, cukup menyita banyak waktu dan energi, sementara hasilnya sangat tidak seimbang dengan yang telah dikorbankan.
 
Kalau hanya untuk mendapatkan titel [[sarjana]], bukan itu yang diperlukan. Namun yang beliaudia butuhkan adalah bagaimana bisa mengaplikasikan ilmunya secara menyeluruh kapanpun dan dimanapundi beliaumanapun dia berada.
 
=== Penghargaan Kalpataru ===
Di awal perintisan Pesantren Hidayatullah yang berada di atas lahan wakaf itu berdiri masjid, gedung sekolah, aula pertemuan, kantor, guest house, perumahan warga, juga dilengkapi sarana umum serta lingkungan hijau yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak asri.
 
Tak heran bila pada tahun 1984, Presiden Soeharto menganugerahkan [[Kalpataru (penghargaan)|Kalpataru]] kepada Ust. Abdullah Said karena beliau dinilai mampu mengubah kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi lingkungan pesantren yang hijau dan asri.<ref>{{Cite web|title=Profil Pendiri Hidayatullah KH Abdullah Said, Peraih Kalpataru Era Soeharto|url=http://www.nasional.news/2020/05/profil-pendiri-hidayatullah-kh-abdullah-peraih-anugerah-kalpataru-era-soeharto.html|language=id|access-date=2021-10-08|archive-date=2021-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210418205908/https://www.nasional.news/2020/05/profil-pendiri-hidayatullah-kh-abdullah-peraih-anugerah-kalpataru-era-soeharto.html|dead-url=yes}}</ref> Di tengah lokasi pesantren terdapat danau buatan yang tidak pernah kering meski berada di musim kemarau.
 
Ada yang menarik dalam rangkaian penganugerahan Kalpataru itu. Ketika Menteri Negara KLH [[Emil Salim]] menyelenggarakan jamuan buka puasa guna menghormati para penerima anugerah Kalpataru, salah seorang dari penerima anugerah itu tampil memberikan sambutan.<ref name=":0" />
 
Dari suaranya yang berat dan tenang, orang faham laki laki ini adalah seorang orator yang pandai berpidato. Dia adalah Abdullah Said.
 
"Saya terharu pada malam hari ini," katanya pelan. "Ada seorang sahabat saya yang sudah 20 tahun kami berpisah... ternyata pada malam ini baru saya jumpai dia". Hadirin sesaat bertanya tanya siapa gerangan yang ia maksud.
 
"Itulah dia Bapak [[Tanri Abeng]]...," katanya seraya menunjuk Presiden Direktur Bir Bintang yang hadir pula malam itu.
 
Tapi bagaimana pula pemimpin pesantren ini bisa bersahabat dengan Presdir Bir Bintang?
 
"Kami pernah sama sama aktif di PII ketika di Ujung Pandang dulu," kata Said kepada majalah Panjimas seperti diulas dengan judul Sang Ustadz Pemenang Kalpataru pada majalah Panji Masyarakat, Edisi 21 Juni 1984.<ref name=":0">{{Cite news|last=Amrullah|first=Afif|date=21 Juni 1984|title=Sang Ustadz Pemenang Kalpataru|work=Panji Masyarakat|issue=435|page=42-43}}</ref>
 
Saat itu, di Pelajar Islam Indonesia (PII) Abdullah Said di bidang dakwah sementara Tanri Abeng menjadi bendahara. Namun ketika mulai merantau ke Kalimantan, Tanri Abeng pun ke Amerika untuk belajar.
 
Dan memang, setelah beberapa tahun nasih telah membawa hidup mereka masing masing. Seorang menjadi direktur pondok pesantren dan seorang lagi direktur Bir Bintang.
Lulus sekolah lanjutan PGAN 6 Tahun dengan nilai tertinggi, Muhsin Kahar ditugskan untuk melanjutkan pendidikannya ke IAIN Alauddin, Makassar. Namun hanya setahun beliau mengikuti kuliah lalu berhenti. Beliau telah membaca semua materi kuliah yang diberikan dosen. Hingga akhirnya beliau menarik kesimpulan bahwa kalau duduk beberapa tahun di bangku kuliah, cukup menyita banyak waktu dan energi, sementara hasilnya sangat tidak seimbang dengan yang telah dikorbankan.
 
Pada kesempatan penganugerahan tersebut, Abdullah Said juga sempat diterima oleh Wakil Presiden (Wapres) ke-4 Umar Wirahadikusumah di Istana Wapres.<ref name=":0" />
Kalau hanya untuk mendapatkan titel sarjana, bukan itu yang diperlukan. Namun yang beliau butuhkan adalah bagaimana bisa mengaplikasikan ilmunya secara menyeluruh kapanpun dan dimanapun beliau berada.
 
== Pemikiran ==
 
Pemikiran Abdullah Said<ref>{{Cite web|last=Suwarno|first=Ahmad|date=2013|title=Pemikiran Abdullah Said Tentang Sistem Pengkaderan Dan Dakwah Hidayatullah Serta Aplikasinya Di Pondok Pesantren Hidayatullah Semarang|url=http://eprints.ums.ac.id/27545/1/HALAMAN_DEPAN.pdf|website=Universitas Muhammadiyah Malang|access-date=6 Oktober 2021}}</ref> dapat ditelusuri dari karya tulis, ceramah, dan berbagai aktivitas beliaudia. Namun, jika melihat pada catatan-catatan beliaudia, memang tidak dijumpai tulisan yang secara khusus membahas pandangan atau pemikiran beliaudia, ini dapat dimaklumi sebab beliaudia memang manusia kerja, “Man of Action” seperti yang dikatakan Amien Rais (Mantan ketua MPR-RI, mantan ketua Umum Muhammadiyah), ketika dimintai komentarnya terhadap pribadi Abdullah Said.<ref>{{Cite journal|last=Ma’sa|first=Lukman|date=2018|title=Pemikiran Dan Gerakan Dakwah Abdullah Said|url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1504612&val=17973&title=PEMIKIRAN%20DAN%20GERAKAN%20DAWAH%20ABDULLAH%20SAID|journal=Jurnal Dakwah STID Mohammad Natsir|volume=Vol.1|issue=No.1|pages=17|access-date=2021-10-08|archive-date=2021-10-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20211008165557/http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1504612&val=17973&title=PEMIKIRAN%20DAN%20GERAKAN%20DAWAH%20ABDULLAH%20SAID|dead-url=yes}}</ref> Dari berbagai cacatancatatan, ceramah dan gerakan serta aktivitas da’wahnya, dapat diidentifikasi beberapa gagasan sebagai pemikiran da’wah Abdullah Said sebagai berikut:
 
=== Bidang Da'wah ===
 
Bagi Abdullah Said da’wah adalah prioritas utama, tekad beliaudia adalah dimanapundi beliaumanapun dia berada nantinya, umurnya akan dihabiskan untuk mengurus Islam. BeliauDia pernah mengatakan tentang kerja da’wah ini bahwa: “Da’wah bukanlah pekerjaan ringan, karenanya Allah tidak menitip amanah ini kepada sembarang orang. Setetes hidayah dari Allah, jauh lebih berarti dari berjilid-jilid buku yang ditulis oleh seorang penulis paling terkenal sekalipun.”
 
=== Pengkaderan ===
 
Tingginya perhatian beliaudia terhadap pengkaderan ini sehingga beliaudia terus berpikir untuk mencari metode pengkaderan yang dapat melahirkan kader-kader yang tangguh. Maka dari kajian dan diskusi yang beliaudia lakukan, lahirlah sebuah metode yang digunakan dalam mendidik kader yang disebut “Sistematika Nuzulul Wahyu”.
 
Terkait dengan pembinaan kader ini, Abdullah Said menyatakan bahwa: kaderisasi adalah permasalahan serius yang dihadapi oleh hampir setiap organisasi. Sehingga sering dikatakan, “sekarang kita sedang mengalami krisis kader”.
Baris 34 ⟶ 75:
=== Sosok Da'i ===
 
Hal yang tak kalah penting dan selalu ditekankan oleh Abdullah said adalah bahwa letak keberhasilan ceramah atau da’wah bukan hanya ditentukan semata karena kemahiran beretorika. Perhatian pendengar dan audiens sangat ditentukan oleh perilaku dan akhlak da’i. orang memperhatikan budi pekerti dan tingkah laku sehari-hari. BeliauDia pernah mengatakan: ”Da’wah yang lebih didengar adalah da’wah yang didukung oleh pembuktian ayat, berupa peragaan dan praktik di lapangan pada diri dan keluarga.”
 
Hal lain yang selalu ditekankan oleh Abdullah Said kepada para da’i Hidayatullah adalah agar tidak meninggalkan shalat lail demi suksesnya da’wah. Menurut beliaudia seorang da’i adalah pejuang Islam yang memikul beban yang sangat berat sehingga seharusnya dia senantiasa dekat dengan Allah SWT yang akan memberikan keringanan dan kemudahan dalam menjalankan misi da’wahnya. BeliauDia mengatakan: “Bagi mereka yang pernah melakukan shalat lail tentu merasakan dan mengakui adanya pertarungan yang sangat seru dan sengit dalam menghadapi godaan syetan dan pengaruh nafsu yang luar biasa kuatnyakuatnya”.
 
=== Metode Da’wah ===
 
Mengenai manhaj dan metode da’wah ini Abdullah Said mengatakan bahwa: “Karena ketidak jelasan manhaj, kadang-kadang da’wah Islam tidak lebih sekedarsekadar hura-hura”
 
Dengan menapak tilas perjalanan Rasulullah, Abdullah Said berusaha keras memetik hikmah dari kondisi yang dialami Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu hingga turunnya 5 surat pertama sebagai bahan pembinaan. Menurut pendapatnya, Allah SWT yang merekayasa kondisi Nabi Muhammad demikian itu tentu punya target. Setelah melalui pengkajian yang intens Abdullah Said akhirnya merumuskan suatu metode pembinaan berdasarkan tertib turunnya lima surat pertama, yang kemudian dikenal dengan Manhaj Sistematika Nuzulul Wahyu. Yang selanjutnya metode ini dijadikan sebagai manhaj da’wah Hidayatullah. Abdullah said sangat mengusung dan menekankan nilai-nilai al qur'an dan Assunnah dalam setiap aktifitas dakwahnya
 
=== Pendidikan ===
 
Secara akademik Abdullah Said bukanlah siapa-siapa. Dia bukan guru besar juga bukan penulis kritis terhadap sistem yang ada. Namun bagi seorang ilmuwan sejati, kiprah beliaudia lebih dari sekedarsekadar upaya fisik, tapi implementasi ide dan gagasan yang holistik dan realistis. Pasalnya peninggalannya berupa Pesantren Hidayatullah, didalamnyadi dalamnya terkandung warisan konsep pendidikan yang sangat dibutuhkan umat di masa ini dan masa yang akan datang.
 
Abdullah Said bukanlah seorang kritikus tapi problem solver. Dia tidak ingin hidupnya tersita untuk mengkonsep pemikiran kritis sementara dalam alam realita tidak terwujud satu karya apapun. BeliauDia memandang pendidikan sebagai amanah keimanan yang harus mengantarkan manusia pada derajat ketaqwaan.
 
BeliauDia kurang setuju dengan pendidikan yang berorientasi pada predikat kesarjanaan, yang beliaudia inginkan adalah Pendidikan yang berorientasi pada kekaderan yang kehadirannya ditengah masyarakat benar-benar langsung dirasakan manfaatnya, sehingga orientasi beliaudia adalah mendidik santrinya untuk siap pakai.
 
Pendidikan yang sempat ada dimasa beliaudia adalah Pendidikan Dasar Islam (PDI), setingkat SD, pendidikan Ulama dan Zuama (PUZ), setingkat SMP, dan Kuliah Muballighin dan Muballighat (KMM), setingkat SMA. Pada kesemua jenjang pendidikan tersebut beliaudia lebih menekankan praktekpraktik langsung daripada berkutat dengan teori didalamdi dalam ruang kelas belajar, sehingga menghasilkan kader-kader yang siap diterjun bebaskan kemanake mana saja dan kapan saja.
 
=== Ekonomi ===
 
Dalam bidang ekonomi, obsesi Ustadz Abdullah Said adalah membangkitkan perekonomian golongan ekonomi lemah, dengan mencarikan dan memberikan pinjaman kepada para pedagang kaki lima dan santri-santri yang mempunyai kecendrungan untuk berdagang. Demikian pula pada sektor angkutan umum, beliaudia membeli beberapa buah mobil angkutan kota sebagai pengawal, diharapkan kedepan armada angkutan kota terus bertambah dibawah koordinasi Hidayatullah.
 
BeliauDia juga berkeinginan membuat super market yang menyediakan segala macam kebutuhan, dalam guyonannya beliaudia mengatakan, “dari terasi hingga helikopter tersedia”, dengan sistem pesan-antar, pesan di malam hari- pagi harinya diantarkan oleh petugas. Hal ini tidak hanya saling menguntungkan, namuntetapi juga sebagai sebuah cara untuk menertibkan hukum sehingga kaum wanita tidak perlu jauh-jauh keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
 
Disamping itu beliaudia juga menginginkan agar memproduksi sendiri bahan-bahan makanan dengan tujuan menyediakan lapangan kerja dan untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap produk-produk makanan yang ada.
 
Dalam sebuah kesempatan kuliah malam jum’at, 25 maret 1990 beliaudia menyampaikan bahwa, “kita harus kaya dan kaya, namuntetapi bukan untuk pribadi tetapi untuk lembaga. Karena yang kita pikirkan adalah seluruh dunia, bagaimana meng-Islamkan peradaban sekarang”.
 
=== Politik ===
 
Kendati Hidayatullah tidak berorientasi kepada politik, tetapi Ustadz Adullah Said tidak mau ketinggalan mengikuti perkembangan politik. Namun dalam pandangan beliaudia, jika suatu saat tiba-tiba pemerintah (yang saat itu berada dibawah kekuasaan partai Golkar) merubahmengubah undang-undang keormasan dan memberikan kesempatan untuk menambah jumlah partai politik, maka Hidayatullah lah yang paling siap berpartisipasi dengan mengandalkan cabang-cabang yang ada diseluruh Indonesia yang siap menyala jika Gunung tembak sebagai generator telah dihidupkan.
 
__INDEKS__
__PRANALABAGIANBARU__
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar]]
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin]]
[[Kategori:Tokoh dari Balikpapan]]
[[Kategori:Tokoh dari Sinjai]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
BeliauDia menginginkan para pemuda masuk barisan partai oposisi karena jika ditangkap masih bisa bertahan hidup dipenjara, sedangkan kaum tua disuruh masuk golkar agar mendapat jaminan. BeliauDia menginginkan Hidayatullah menguasai kursi pada tiga partai saat itu (Golkar, PPP, dan PDI), sehingga keputusan yang dikeluarkan didominasi oleh Hidayatullah. Abdullah Said meninggal dunia di Jakarta pada 4 Maret 1998 setelah beberapa waktu menjalani pengobatan atas penyakit yang dideritanya.
 
=== Mendirikan Hidayatullah ===
Ustadz Abdullah Said mendirikan Hidayatullah pada dekade 1980 an.
 
== Wafat ==
Beliau menginginkan para pemuda masuk barisan partai oposisi karena jika ditangkap masih bisa bertahan hidup dipenjara, sedangkan kaum tua disuruh masuk golkar agar mendapat jaminan. Beliau menginginkan Hidayatullah menguasai kursi pada tiga partai saat itu (Golkar, PPP, dan PDI), sehingga keputusan yang dikeluarkan didominasi oleh Hidayatullah. Abdullah Said meninggal dunia di Jakarta pada 4 Maret 1998 setelah beberapa waktu menjalani pengobatan atas penyakit yang dideritanya.
 
Beliau wafat Pada Tanggal 4 Maret 1998 Dan Dimakamkan Di Balikpapan Tersebut.
Referensi:
[http://www.pelita.or.id/baca.php?id=72370 Pelita Online, diakses 10/04/2014 pukul 10:07 WIB ]
[http://www.merdeka.com/peristiwa/di-jatim-ada-ponpes-gontor-kaltim-punya-hidayatullah.html Merdeka.com, Ramadhian Fadillah, Kamis, 20 Juni 2013 16:38]
[http://books.google.co.id/books/about/Mencetak_kader.html?id=38H7SAAACAAJ&redir_esc=y Mencetak Kader karya Manshur Salbu, Suara Hidayatullah Publishing, 2009 - 359 halaman]
 
== Referensi: ==
{{uncategorized|date=April 2014}}
<references />
{{Navbox Anregurutta}}
[[Kategori:Tokoh PII]]