Pantun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.10.28 (bicara) ke revisi terakhir oleh Bebasnama Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(191 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{short description|Malay poetic form}}
{{Infobox intangible heritage
| Image =
| Caption = ''Pantun''
| ICH = Pantun
| State Party =
| Type =
| Criteria =
| ID = 01613
| Region = APA
| Year = 2020
| Session =
| List =
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/pantun-01613
| Below =
| Note =
|Countries=[[Indonesia]], [[Malaysia]]}}
'''Pantun''' adalah salah satu jenis [[puisi]] lama yang sangat luas dikenal di [[Nusantara]]. Kata "Pantun" berasal dari kata ''patuntun'' dalam [[Bahasa Minangkabau]] yang memiliki arti "penuntun".<ref> {{cite web|title= Pantun Sebagai Teks Nyanyian di Minangkabau|url=https://www.yumpu.com/id/document/read/42621845/pantun-sebagai-teks-nyanyian-di-minangkabau-kiriman-wardizal}} </ref> Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah, dalam [[bahasa Jawa]], pantun dikenal dengan ''[[parikan]]'', dalam [[bahasa Sunda]] pantun disebut ''[[paparikan]]'' dan dalam [[bahasa Batak]], pantun dikenal dengan sebutan ''[[umpasa]]''.<ref> {{Cite news|title= Pantun: Definisi, Ciri, Jenis dan Contohnya|author= Arum Sutrisni Putri|accessdate= 4 Desember 2020|url= https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/19/170000469/pantun-definisi-ciri-jenis-dan-contohnya?page=all|first= Arum Sutrisni|last= Putri|work= [[Kompas.com]]}} </ref> Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata, ber[[sajak]] akhir dengan pola a-b-a-b ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a).<ref>{{cite book|last1=Shadily|first1=Hassan|date=1984|title=Ensiklopedi Indonesia|publisher=Ictiar Baru - Van Hoeve & Elsevier Publishing Projects|location=Jakarta|pages=2546-2547}}</ref> Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama.<ref> {{cite journal|title= Menelusuri Nilai-Nilai Karakter Dalam Pantun||author= Abdul Hasim|journal= Pedagogia|volume= 14|number= 3|year= 2016|issn= 1693-5276|page= 401|url= https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/5897}} </ref> Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya (anonim). Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
==Tradisi==
[[Indonesia]] memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam. Sebuah tradisi yang umumnya tidak tertulis berupa ucapan yang ekspresif, dan sering kali memiliki isi jenaka yang disebut "pantun" adalah seni tradisi yang dapat dijumpai secara umum di sebagian besar daerah [[Suku Melayu|Melayu]] di seluruh kepulauan [[Indonesia]]. Beberapa pertunjukan "pantun" bersifat narasi; Misalnya, tradisi "[[kentrung]]" di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional [[Indonesia]] membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "[[randai]]" dari [[Minangkabau]] wilayah [[Sumatera Barat|Sumatera Barat]], yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/art/pantun |title=Pantun |author=<!--Not stated--> |website=Brittanica.com |publisher=Encyclopædia Britannica |access-date=19 December 2020 }}</ref>
== Peran pantun ==
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi
Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari [[Filsafat|filosofi]] pantun itu sendiri. [[Adat]] berpantun, pantang melantun adalah filosofi yang melekat pada pantun. Peribahasa tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinasi.<ref>{{cite web|author= Noriah Taslim|title= Pantun dan Psikodinamika Kelisanan|url= http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|access-date= 2018-02-08|archive-date= 2007-05-07|archive-url= https://web.archive.org/web/20070507065200/http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|dead-url= unfit}}</ref> Semangat hakikat pantun menjadi penuntun pada pantun. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat.<ref>Effendy,T. (2005). ''Pantun Nasehat. Penerbit: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Bekerjasamsa.'' Yogyakarta: Penerbit Adicita Karya Nusa.</ref>
Sementara itu, dalam [[Budaya Minangkabau|kebudayaan Minangkabau]], pantun digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya dalam acara ''manjapuik marapulai'' (menjemput mempelai pria), ''batagak gala'' (upacara penobatan gelar), ''[[Batagak pangulu|batagak penghulu]]'' (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Fandi|first=Leo|last2=Agustina|first2=Agustina|last3=Nurizzati|first3=Nurizzati|date=2012|title=Struktur dan Fungsi Pantun Minangkabau dalam Masyarakat Pasa Lamo, Pulau Punjung, Dharmasraya|url=http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/318|journal=Pendidikan Bahasa Indonesia|language=en|volume=1|issue=1|pages=278–286|doi=10.24036/318-019883|issn=2302-3503}}</ref>
== Struktur pantun ==
Pantun memiliki struktur yang terdiri atas sampiran atau pembayang dan isi. Sampiran atau pembayang berfungsi menyiapkan rima dan irama yang dapat membantu pendengar memahami isi pantun. Pada umumnya sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi, tetapi terkadang sampiran dapat memberi bayangan terhadap isi pantun. Isi merupakan bagian inti pantun yang berisi maksud atau pikiran yang akan disampaikan si pembuat pantun.<ref>{{cite journal|title= Korelasi Kemampuan Memahami Ciri Pantun dan Kemampuan Menentukan Jenis Pantun dengan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Pagaralam|author= Chairil Amar|journal= Pembahsi|volume= 6|number= 1|year= 2016|page= 42|url= http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/790172}}{{Pranala mati|date=Januari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Menurut [[Sutan Takdir Alisjahbana]], fungsi sampiran adalah menyiapkan rima dan irama agar pendengar dapat memahami isi pantun dengan mudah<sup>[''[[Wikipedia:Citation needed|citation needed]]'']</sup>. Ini dapat dipahami karena pada dasarnya, pantun merupakan sastra [[Bahasa lisan|lisan]]. Pola rima dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan sifat kelisanan pantun pada budaya Melayu dulu.
:Air dalam bertambah dalam
Baris 22 ⟶ 38:
:Dendam dahulu belum lagi sembuh
== Jenis-jenis pantun ==
=== Pantun Adat ===
Pantun adat adalah pantun yang berisi tentang hal-hal berbau adat dan budaya.
:Lebat daun bunga tanjung
:Berbau harum bunga cempaka
:Adat dijaga pusaka dijunjung
:Baru terpelihara adat pusaka
=== Pantun Agama ===
Pantun agama adalah pantun yang berisi nasihat kehidupan berdasarkan pemahaman agama.
:Asam kandis asam gelugur
:Ketiga asam si riang-riang
:Menangis mayat di pintu kubur
:Teringat badan tidak sembahyang
Pantun jenis ini memberikan nasihat agar diri dan pendengarnya selalu berlaku baik dalam kehidupan.
:Ayam jantan si ayam jalak
:Jaguh
:Rezeki tidak saya tolak
:Musuh tidak saya cari
:Itik betina beranak pinak
:Air meluap di sungai lusi
:Ilmu bermanfaat Atau tidak
:Semua tergantung akhlaq budi
=== Pantun Jenaka ===
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung. Dengan pantun jenaka, diharapkan suasana akan menjadi semakin riang dan gembira.
:Di mana kuang hendak bertelur
:Di atas lata di rongga batu
:Di mana tuan hendak tidur
:Di atas dada di rongga susu
=== Pantun Kepahlawanan ===
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan.
:Adakah perisai bertali rambut
:Rambut dipintal akan cemara
:Adakah misai tahu takut
:
Pantun percintaan berisi ungkapan hati seseorang akan perasannya terhadap orang lain, yaitu orang yang sedang ada dalam hatinya. Sering pula pantun ini berisi candaan terhadap orang yang dimabuk cinta.
:Coba-coba menanam mumbang
:Moga-moga tumbuh kelapa
Baris 253 ⟶ 88:
:Moga-moga menjadi cinta
=== Pantun Peribahasa ===
Pantun peribahasa menggunakan berbagai pepatah, idiom, maupun peribahasa dalam penyampaian maksudnya. Oleh karena itu, kata-kata yang disampaikan tidak dapat diartikan secara harfiah.
:Berakit-rakit ke hulu
:Berenang-renang ke tepian
:Bersakit-sakit dahulu
:Bersenang-senang kemudian
=== Pantun Perpisahan ===
Pantun jenis ini mengungkapkan rasa kehilangan si penutur pantun akibat ditinggalkan orang yang disayanginya. Bisa juga pantunnya berisi tentang harapan agar si penutur dan si pendengar bisa bertemu kembali.
:Pucuk pauh delima batu
:Anak sembilang di tapak tangan
:Biar jauh di negeri satu
:Hilang di mata di hati jangan
=== Pantun Teka-teki ===
Pantun teka-teki, sesuai namanya, memberikan teka-teki bagi si pendengar untuk diselesaikan. Petunjuk yang diberikan dalam pantun teka-teki sering kali terkesan tidak harfiah.
:Tugal padi jangan bertangguh
:Kunyit kebun siapa galinya?
:Kalau tuan cerdik sungguh
:Langit tergantung mana talinya?
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat juga ==
* [[Pantun Bima]]
* [[Karmina]]
* [[Seloka]]
* [[Gurindam]]
== Pranala luar ==
{{Wiktionary}}
* {{en}} [https://www.youtube.com/watch?v=eEIyJFX3m8k&ab_channel=UNESCO Pantun] - UNESCO: Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2020
{{Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di Indonesia}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Sastra]]
[[Kategori:Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|