Mimi Mariani Lusli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bedakan|Mimi Mariani}}
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
| honorific-suffix = M.Si, M.A
| name = Mimi Mariani Lusli
| image = Mimi Mariani Lusli.jpg
| imagesize = 200px
| caption =
| birth_date = {{birth date and age|1962|12|17}}
| birth_place = {{negara|Indonesia}} = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| birthname =
| othername =
| deathdate =
| deathplace =
| yearsactive =
| order = Pendiri [[Mimi Institute]]
| office =
| term_start = =2009
| term_end = =sekarang
| occupation = Akademisi
| spouse =
| partner =
| children =
|relations =
| alma_mater = [[IKIP Sanata Dharma]]<br />[[Universitas IndonesaIndonesia]]<br />[[University of Leeds]]<br/>[[University of Amsterdam]]
| nationality = Indonesia
| religion =
| party =
| parents = [[Kuswandi Lusli]] (ayah), [[{{br}}Yuliawati]] (ibu)
| influences =
| influenced =
| website = [{{URL|http://www.mimiinstitute.com/content/mimi-institute]}}
}}
 
'''Mimi Mariani Lusli''' adalah seorang penyandang [[tunanetra]] yang memiliki dua gelar [[Magister|master]] dari [[Universitas Indonesia]] dan [[''University ofUniversitas Leeds''|''University of Leeds'']].<ref name=liputan6>{{Cite web|date=20 April 2008|title="Kartini Baru", Berjuang untuk Hak Anak Cacat|url=httphttps://news.liputan6.com/read/158194/quotkartini-baruquot-berjuang-untuk-hak-anak-cacat|titlewebsite=Kartini Baru, Berjuang[[Liputan 6]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502033212/https://news.liputan6.com/read/158194/quotkartini-baruquot-berjuang-untuk Hak Anak Cacat-hak-anak-cacat|accessdatearchive-date=12 Mei 2014|publisheraccess-date=7 www.news.liputan6.comMaret 2022}}</ref> Perempuan kelahiran [[17 Desember]] tahun [[1962]] ini memiliki keprihatinan terhadap tunanetra atau anak berkebutuhan khusus.<ref name="jpnn">{{Cite web|date=3 Oktober 2011|title=Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan|url=http://www.jpnn.com/read/2011/10/03/104560/Kehilangan-Penglihatan,-Mimi-Mariani-Lusli-Tetap-Gigih-di-Dunia-Pendidikan-|titlewebsite=JPNN|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502001840/http://www.jpnn.com/read/2011/10/03/104560/Kehilangan -Penglihatan, -Mimi -Mariani -Lusli -Tetap -Gigih -di -Dunia -Pendidikan-|accessdatearchive-date=12 Mei 2014|publisherdead-url=yes|accessdate=2 www.jpnn.comMei 2014}}</ref> Oleh karena itu, Mimi berinisiatif mendirikan sebuah tempat [[konseling]] penyandang cacat yang diberi nama [[Mimi Institute]].<ref name="jpnn><" /ref> Lembaga yang didirikan oleh Mimi pada [[Desember]] tahun [[2009]] tersebut bertujuan untuk membiasakan isu kecacatan, agar lingkungan lebih ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.<ref name=jpnn></ref>
 
== Awal Kebutaan Mimi Mariani Lusli ==
Pada saat Mimi sedang menempuh pendidikan kelas empat di [[SD Candranaya]], [[Jakarta Barat]], prestasi Mimi terus mengalami penurunan akibat penglihatannya yang tak sempurna.<ref name=jpnn/><ref name=kompas>{{Cite web|url=http://foto.kompas.com/photo/detail/2013/04/19/66789165311481366304442/mimi-kartini-kini|title=Mimi, Kartini Kini|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.foto.kompas.com|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502032838/http://foto.kompas.com/photo/detail/2013/04/19/66789165311481366304442/mimi-kartini-kini|dead-url=yes}}</ref><ref name=jpnn></ref> Pandangannya mulai kabur saat Mimi duduk di kelas lima sekolah dasar.<ref name=jpnn></ref> Keadaan ini membuat Mimi harus berhenti sekolah karena kondisinya semakin sulit untuk memahami pelajaran.<ref name=kompas></ref> Ketika itu keluarga Mimi mulai mengupayakan kesembuhan bagi sang anak, mulai dari [[dokter]] mata dan dokter saraf hingga [[pengobatan alternatif]].<ref name=jpnn></ref><ref name=kompas></ref> Selama proses itu berjalan, Mimi akhirnya bersekolah di [[Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur]], [[Malang]], [[Jawa Timur]].<ref name=jpnn></ref> Semakin hari impian Mimi akan kesembuhan malah kian terasa jauh, kondisi matanya menjadi semakin buruk.<ref name=kompas></ref> Ketika Mimi merayakan ulang tahun ke 17, Mimi sangat ingin kembali bersekolah.<ref name=kompas></ref> Tetapi pada saat itu pula, dokter men[[diagnosis]] bahwa Mimi mengalami kebutaan total dan tidak bisa diobati.<ref name=kompas></ref> Penyakit [[genetis]] ''[[retinis pigmentosa|]]''retinis pigmentosa'']] merupakan penyakit [[degenerasi]] [[retina]] yang menjadi penyebab kebutaan Mimi.<ref name=kaltimpost>{{Cite web|url=http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/65768/rekam-perkataan-dosen-tak-mau-hanya-dikasihani.html|title=Rekam Perkataan Dosen, Tak Mau Hanya Dikasihani|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kaltimpost.co.id}}</ref> Karena penyakit itu mengenai [[saraf]] dan genetis, sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif.<ref name=kaltimpost></ref>
[[Berkas:Mimi_umur_17_tahun.jpg|thumb|left|200x200px|Mimi saat berumur 17 tahun]]
Pada saat Mimi sedang menempuh pendidikan kelas empat di [[SD Candranaya]], [[Jakarta Barat]], prestasi Mimi terus mengalami penurunan akibat penglihatannya yang tak sempurna.<ref name=kompas>{{Cite web|url=http://foto.kompas.com/photo/detail/2013/04/19/66789165311481366304442/mimi-kartini-kini|title=Mimi, Kartini Kini|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.foto.kompas.com}}</ref><ref name=jpnn></ref> Pandangannya mulai kabur saat Mimi duduk di kelas lima sekolah dasar.<ref name=jpnn></ref> Keadaan ini membuat Mimi harus berhenti sekolah karena kondisinya semakin sulit untuk memahami pelajaran.<ref name=kompas></ref> Ketika itu keluarga Mimi mulai mengupayakan kesembuhan bagi sang anak, mulai dari [[dokter]] mata dan dokter saraf hingga [[pengobatan alternatif]].<ref name=jpnn></ref><ref name=kompas></ref> Selama proses itu berjalan, Mimi akhirnya bersekolah di [[Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur]], [[Malang]], [[Jawa Timur]].<ref name=jpnn></ref> Semakin hari impian Mimi akan kesembuhan malah kian terasa jauh, kondisi matanya menjadi semakin buruk.<ref name=kompas></ref> Ketika Mimi merayakan ulang tahun ke 17, Mimi sangat ingin kembali bersekolah.<ref name=kompas></ref> Tetapi pada saat itu pula, dokter men[[diagnosis]] bahwa Mimi mengalami kebutaan total dan tidak bisa diobati.<ref name=kompas></ref> Penyakit [[genetis]] [[retinis pigmentosa|''retinis pigmentosa'']] merupakan penyakit [[degenerasi]] [[retina]] yang menjadi penyebab kebutaan Mimi.<ref name=kaltimpost>{{Cite web|url=http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/65768/rekam-perkataan-dosen-tak-mau-hanya-dikasihani.html|title=Rekam Perkataan Dosen, Tak Mau Hanya Dikasihani|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kaltimpost.co.id}}</ref> Karena penyakit itu mengenai [[saraf]] dan genetis, sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif.<ref name=kaltimpost></ref>
==Pendidikan==
Setelah lulus dari Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur Malang, Mimi merasakan sendiri bagaimana sulitnya mencari sekolah lagi bagi tunanetra.<ref name=jpnn></ref> Ia kemudian melanjutkan pendidikan setara [[Sekolah Menengah Pertama]] di Malang pada tahun [[1982]].<ref name=jpnn></ref> Pada tahun 1982 hingga [[1985]], ia menempuh pendidikan di [[Sekolah Pendidikan Guru Santa Maria]].<ref name=jpnn></ref> Mimi baru memperoleh gelar [[sarjana]] empat tahun kemudian pada tahun [[1989]] di [[IKIP Sanata Dharma]], [[Yogyakarta]].<ref name=jpnn></ref> Tidak puas hanya lulus sarjana, Mimi berhasil meneruskan dan menyelesaikan kuliah [[pasca sarjana]] di Fakultas Ilmu Adminstrasi, Universitas Indonesia ([[1995]]-[[1997]]).<ref name=kickandy>{{Cite web|url=http://www.kickandy.com/theshow/1/1/2039/read/MENGGAPAI-ASA-DALAM-GULITA|title=Menggapai Asa Dalam Gulita|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kickandy.com}}</ref><ref name=hidupkatolik>{{Cite web|url=http://www.hidupkatolik.com/2013/01/04/mimi-lenny-lieke-noni-berprestasi-dalam-keterbatasan|title=Mimi, Lenny, Lieke, Noni: Berprestasi Dalam Keterbatasan|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.hidupkatolik.com}}</ref> Pada tahun [[2003]], Mimi berhasil mendapatkan [[beasiswa]] untuk melanjutkan studi [[S2]] di ''University of Leeds'', Inggris.<ref name="kickandy" /> Tidak cukup sampai disitu, pada tahun 2010 Mimi memperoleh beasiswa untuk studi [[S3]] di [[Faculty of Earth and Life Scienes|''Faculty of Earth and Life Scienes'']], [[University of Amsterdam|''University of Amsterdam'']], [[Belanda]].<ref name=hidupkatolik></ref> Ia memilih topik [[disertasi]] tentang [[stigma]], khususnya yang berkaitan dengan [[kusta]] dengan lokasi penelitian di [[Cirebon]].<ref name=diffa>{{Cite web|url=http://majalahdiffa.com/index.php/persona/empati/417-mimi-mariani-lusli-masyarakat-dan-disabilitas-perlu-dididik?showall=&start=2|title=Mimi Mariani Lusli Masyarakat dan Disabilitas Perlu Dididik|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.majalahdiffa.com}}</ref>
 
==Karier Pendidikan ==
Setelah lulus dari Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur Malang, Mimi merasakan sendiri bagaimana sulitnya mencari sekolah lagi bagi tunanetra.<ref name=jpnn></ref> Ia kemudian melanjutkan pendidikan setara [[Sekolah Menengah Pertama]] di Malang pada tahun [[1982]].<ref name=jpnn></ref> Pada tahun 1982 hingga [[1985]], ia menempuh pendidikan di [[Sekolah Pendidikan Guru Santa Maria]].<ref name=jpnn></ref> Mimi baru memperoleh gelar [[sarjana]] empat tahun kemudian pada tahun [[1989]] di [[IKIP Sanata Dharma]], [[Yogyakarta]].<ref name=jpnn></ref> Tidak puas hanya lulus sarjana, Mimi berhasil meneruskan dan menyelesaikan kuliah [[pasca sarjana]] di Fakultas Ilmu Adminstrasi, Universitas Indonesia ([[1995]]-[[1997]]).<ref name=kickandy>{{Cite web|url=http://www.kickandy.com/theshow/1/1/2039/read/MENGGAPAI-ASA-DALAM-GULITA|title=Menggapai Asa Dalam Gulita|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kickandy.com|archive-date=2011-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20111104133838/http://kickandy.com/theshow/1/1/2039/read/MENGGAPAI-ASA-DALAM-GULITA|dead-url=yes}}</ref><ref name=hidupkatolik>{{Cite web|url=http://www.hidupkatolik.com/2013/01/04/mimi-lenny-lieke-noni-berprestasi-dalam-keterbatasan|title=Mimi, Lenny, Lieke, Noni: Berprestasi Dalam Keterbatasan|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.hidupkatolik.com|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502000434/http://www.hidupkatolik.com/2013/01/04/mimi-lenny-lieke-noni-berprestasi-dalam-keterbatasan|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun [[2003]], Mimi berhasil mendapatkan [[beasiswa]] untuk melanjutkan studi [[S2]] di ''University of[[Universitas Leeds'']], [[Inggris]].<ref name="kickandy" /> Tidak cukup sampai disitu, pada tahun 2010 Mimi memperoleh beasiswa untuk studi [[S3]] di ''[[Faculty of Earth and Life Scienes|]]''Faculty of Earth and Life Scienes'']], [[University ofUniversitas Amsterdam|''University of Amsterdam'']], [[Belanda]].<ref name=hidupkatolik></ref> Ia memilih topik [[disertasi]] tentang [[stigma]], khususnya yang berkaitan dengan [[kusta]] dengan lokasi penelitian di [[Cirebon]].<ref name=diffa>{{Cite web|url=http://majalahdiffa.com/index.php/persona/empati/417-mimi-mariani-lusli-masyarakat-dan-disabilitas-perlu-dididik?showall=&start=2|title=Mimi Mariani Lusli Masyarakat dan Disabilitas Perlu Dididik|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.majalahdiffa.com|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502031916/http://majalahdiffa.com/index.php/persona/empati/417-mimi-mariani-lusli-masyarakat-dan-disabilitas-perlu-dididik?showall=&start=2|dead-url=yes}}</ref>
Karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan, Mimi pun memutuskan untuk berkarier sebagai pengajar dan [[dosen]].<ref name=kaltimpost></ref> Mimi pernah menjadi guru di [[Sekolah Santa Ursula]] dan [[BHK Kristoforus Grogol]].<ref name=kaltimpost></ref> Kemudian menjadi dosen di [[Universitas Atma Jaya]] sejak tahun [[1994]] hingga [[2003]].<ref name=kaltimpost></ref> Selain itu, Mimi juga aktif di berbagai organisasi seperti menjadi anggota [[Persatuan Tunanetra Indonesia]] (Pertuni), salah satu pendiri [[Mitra Netra]], pendiri sekaligus ketua pertama [[Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia]] (HPWCI), [[LSM Tunanetra Leticia]] (paduan suara penyandang disabilitas di [[Gereja Katedhral Jakarta]]) dan pendiri Mimi Institute.<ref name=kaltimpost></ref><ref name=diffa></ref>
 
===Mimi Institute=Karier ==
Karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan, Mimi pun memutuskan untuk berkarier sebagai pengajar dan [[dosen]].<ref name=kaltimpost></ref> Mimi pernah menjadi guru di [[Sekolah Santa Ursula|SMA Santa Ursula]] dan [[BHK Kristoforus Grogol]].<ref name=kaltimpost></ref> Kemudian menjadi dosen di [[Universitas Atma Jaya]] sejak tahun [[1994]] hingga [[2003]].<ref name=kaltimpost></ref> Selain itu, Mimi juga aktif di berbagai organisasi seperti menjadi anggota [[Persatuan Tunanetra Indonesia]] (Pertuni), salah satu pendiri [[Mitra Netra]], pendiri sekaligus ketua pertama [[Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia]] (HPWCI), [[LSM Tunanetra Leticia]] (paduan suara penyandang disabilitas di [[Gereja Katedhral Jakarta]]) dan pendiri Mimi Institute.<ref name=kaltimpost></ref><ref name=diffa></ref>
Mimi mendirikan Mimi Institute dengan visi memberdayakan para penyandang cacat dalam rangka untuk meningkatkan semangat juang dan kemandirian dalam membantu diri mereka saat berinteraksi dengan masyarakat.<ref name=diffa></ref> Sedangkan misi dari Mimi Institute adalah memberikan kegiatan pendidikan (informasi, pengetahuan dan keterampilan) kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan lebih baik tentang kecacatan, memiliki sikap positif dan jauh lebih ramah saat berinteraksi dengan orang-orang penyandang cacat.<ref name=diffa></ref><ref name=hidupkatolik></ref>
 
=== Mimi Institute ===
==Karya==
Mimi mendirikan Mimi Institute dengan visi memberdayakan para penyandang cacat dalam rangka untuk meningkatkan semangat juang dan kemandirian dalam membantu diri mereka saat berinteraksi dengan masyarakat.<ref name=diffa></ref> Sedangkan misi dari Mimi Institute adalah memberikan kegiatan pendidikan (informasi, pengetahuan dan keterampilan) kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan lebih baik tentang kecacatan, memiliki sikap positif dan jauh lebih ramah saat berinteraksi dengan orang-orang penyandang cacat.<ref name=diffa><hidupkatolik/ref><ref name=hidupkatolik><diffa/ref>
Mimi menulis beberapa buku karyanya yang berkaitan dengan disabilitas, yakni [[“Bagaimana Cara Menulis dan Membaca Braille”|Bagaimana Cara Menulis dan Membaca Braille]], [[“Tips Cara Berko­munikasi dengan Tunanetra|Tips Cara Berko­munikasi dengan Tunanetra]], dan [[''“Helping Children With Sight Lost”''|''Helping Children With Sight Lost'']].<ref name=hidupkatolik></ref> Ia juga menjadi [[editor]] [[otobiografi]] buku karya [[Chandra Gunawan]] berjudul [[“Berkarya dalam Gelap dan Sunyi”|Berkarya dalam Gelap dan Sunyi]].<ref name=hidupkatolik></ref> Mimi juga pernah mempresentasikan dua proyek di mancanegara, diantaranya adalah "''The Itinerant in Inclusice School"'' yang diseleng­garakan oleh [[Handicap International|''Handicap International'']] di [[London]], Inggris tahun [[2007]] dan proyek "Infrastruktur dan Aksesibilitas sebagai Bagian dari Inklusivitas” pada pertemuan antarnegara di kawasan [[Asia Pasifik]] yang diselenggarakan oleh [[The Rehabilitation International|''The Rehabilitation International'']], di [[New Delhi]], [[India]] pada tahun [[2010]].<ref name=hidupkatolik></ref>
 
==Penghargaan Karya ==
Mimi menulis beberapa buku karyanya yang berkaitan dengan disabilitas, yakni [[“Bagaimana Cara Menulis dan Membaca Braille”|Bagaimana Cara Menulis dan Membaca Braille]], [[“Tips Cara Berko­munikasi dengan Tunanetra|Tips Cara Berko­munikasi dengan Tunanetra]], dan [[''“Helping Children With Sight Lost”''|''Helping Children With Sight Lost'']].<ref name=hidupkatolik></ref> Ia juga menjadi [[editor]] [[otobiografi]] buku karya [[Chandra Gunawan]] berjudul [[“Berkarya dalam Gelap dan Sunyi”|Berkarya dalam Gelap dan Sunyi]].<ref name=hidupkatolik></ref> Mimi juga pernah mempresentasikan dua proyek di mancanegara, diantaranya adalah "''The Itinerant in Inclusice School"'' yang diseleng­garakan oleh ''[[Handicap International|]]''Handicap International'']] di [[London]], Inggris tahun [[2007]] dan proyek "Infrastruktur dan Aksesibilitas sebagai Bagian dari Inklusivitas” pada pertemuan antarnegara di kawasan [[Asia Pasifik]] yang diselenggarakan oleh ''[[The Rehabilitation International|]]''The Rehabilitation International'']], di [[New Delhi]], [[India]] pada tahun [[2010]].<ref name=hidupkatolik></ref>
Tahun [[2008]], Mimi terpilih sebagai partisipan pada [[''Women International Leadership and Disability''|''Women International Leadership and Disability'']] yang diadakan [[Mo­bility International Amerika Serikat|''Mo­bility International'' Amerika Serikat]].<ref name=hidupkatolik></ref> Tahun 2009, ia diundang untuk menghadiri [[Konferensi Asia Pacific Disability Research|Konferensi ''Asia Pacific Disability Research'']] yang diselenggarakan [[University of New South Wales|''University of New South Wales'']], [[Sydney]].
 
== Penghargaan ==
Tahun [[2008]], Mimi terpilih sebagai partisipan pada [[''Women International Leadership and Disability''|''Women International Leadership and Disability'']] yang diadakan [[Mo­bility International Amerika Serikat|''Mo­bility International'' Amerika Serikat]].<ref name=hidupkatolik></ref> Tahun 2009, ia diundang untuk menghadiri [[Konferensi Asia Pacific Disability Research|Konferensi ''Asia Pacific Disability Research'']] yang diselenggarakan [[University ofUniversitas New South Wales|''University of New South Wales'']], [[Sydney]]., [[Australia]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{reflist}}
 
[[CategoryKategori:tanggalTanggal kelahiran 17 Desember]]
[[CategoryKategori:kelahiranKelahiran 1962]]
[[CategoryKategori:penyandangPenyandang tunanetra]]
[[CategoryKategori:tokohTokoh Indonesia]]
[[CategoryKategori:alumnusAlumnus IKIP Sanata Dharma]]
[[CategoryKategori:alumnusAlumnus Universitas Indonesia]]
[[CategoryKategori:alumnusAlumnus University of Leeds]]