Tari Gambyong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(39 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox dance
|title = Tari Gambyong
|image = Gambyong Langenkusuma Pj DSC 1322.JPG
|imagesize =
|alt =
|caption = Penari Gambyong di [[Istana Mangkunagaran]]
|genre = Tradisional
|signature =
|inventor =
|year =
|origin = Jawa, Indonesia
}}
'''Gambyong''' ({{lang-jv|ꦒꦩ꧀ꦧꦾꦺꦴꦁ}}) merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal dari wilayah [[Surakarta]] dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi, yang paling dikenal adalah Tari Gambyong Pareanom (dengan beberapa variasi) dan Tari Gambyong Pangkur (dengan beberapa variasi). Meskipun banyak macamnya, tarian ini memiliki dasar gerakan yang sama, yaitu gerakan tarian [[tayub]]/''tlèdhèk''.<ref name="tari">{{cite book|author=Hari Sulastianto|year=2006|title=Seni Budaya|location=Bandung|publisher=Grafindo|isbn=979-758-368-6}}</ref> Pada dasarnya, gambyong dicipta untuk penari tunggal, tetapi sekarang lebih sering dibawakan oleh beberapa penari dengan menambahkan unsur ''blocking'' panggung<ref name="tari" /> sehingga melibatkan garis dan gerak yang serba besar.<ref name="tari2">{{cite book|author=Sigit Astono, Margono, Sumardi|year=2007|title=Seni Tari dan Seni Musik|location=Jakarta|publisher=Yudhistira|isbn=979-746-155-6|coauthor=Sri Murtono}}</ref>
<!--
Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan dengan irama [[kendhang]].<ref name="tari1">{{cite book|title=Pendidikan Seni Budaya|author=Yoyok R.M|coauthor=Siswandi|isbn= 978-979-746-940-5|publisher=Yudhistira|location=Jakarta|year=2008}}</ref> Sebab, kendhang sering pula disebut [[otot]] tarian dan pemandu gendhing.<ref name="tari1">{{cite book|title=Pendidikan Seni Budaya|author=Yoyok R.M|coauthor=Siswandi|isbn= 978-979-746-940-5|publisher=Yudhistira|location=Jakarta|year=2008}}</ref> -->
== Sejarah ==
[[Serat Centhini]], kitab yang ditulis pada masa pemerintahan [[Pakubuwana IV]] (1788-1820) dan [[Pakubuwana V]] (1820-1823), telah menyebut adanya ''gambyong'' sebagai tarian ''tlèdhèk''. Selanjutnya, salah seorang penata tari pada masa pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat menggarap tarian rakyat ini agar pantas dipertunjukkan di kalangan para bangsawan atau [[Priayi|priyayi]].<ref>Widyastutieningrum, 2004.</ref> Tarian rakyat yang telah diperhalus ini menjadi populer dan menurut Nyi Bei Mardusari, seniwati yang juga selir Sri [[Mangkunegara VII]] (1916-1944), gambyong biasa ditampilkan pada masa itu di hadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran.<ref>Widyastutieningrum, 2004</ref>
Perubahan penting terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa [[Mangkunegara VIII]], membuat versi gambyong yang "dibakukan", yang dikenal sebagai Gambyong Pareanom. Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada upacara pernikahan [[Gusti Nurul]], saudara perempuan MN VIII, pada tahun 1951. Tarian ini disukai oleh masyarakat sehingga memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas.
==Gerak Tari==▼
<!--
Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.<ref name="tari3">{{cite web|title=Tari Gambyong|url=http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-gambyong-|author=TimIndonesiaExploride/IndonesiaKaya|accessdate=30 April 2014}}</ref>
*Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah.<ref name="tari">{{cite book|title=Seni Budaya|author=Hari Sulastianto|isbn= 979-758-368-6|publisher=Grafindo|location=Bandung|year=2006}}</ref> Dewi Padi ([[Dewi Sri]]) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari.<ref name="tari">{{cite book|title=Seni Budaya|author=Hari Sulastianto|isbn= 979-758-368-6|publisher=Grafindo|location=Bandung|year=2006}}</ref> ▼
(Bahasa Jawa).<ref name="tari4" /> Nama Tledek yang menarikan tarian ini adalah Gambyong, ia cukup terkenal hampir di seluruh wilayah Surakarta pada Zaman Sinuhun Paku Buwono IV ( 1788 s/d 1820).<ref name="tari4" /> Si Gambyong memiliki suara yang indah serta gerakan yang gemulai, sehingga ia mudah dikenal orang.<ref name="tari4" /> Semenjak itulah tarian yang dimainkannya dijuluki Tarian Gambyong.<ref name="tari4" />
*Sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan struktur gerakannya, tarian gambyong ini adalah milik rakyat sebagai bagian upacara.<ref name="tari">{{cite book|title=Seni Budaya|author=Hari Sulastianto|isbn= 979-758-368-6|publisher=Grafindo|location=Bandung|year=2006}}</ref>▼
-->
*Kini, tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.<ref name="tari">{{cite book|title=Seni Budaya|author=Hari Sulastianto|isbn= 979-758-368-6|publisher=Grafindo|location=Bandung|year=2006}}</ref>▼
Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah [[tari Jawa]] gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.<ref name="tari3">{{cite web|title=Tari Gambyong|url=http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-gambyong-|author=TimIndonesiaExploride/IndonesiaKaya|accessdate=30 April 2014}}</ref>
Yang menjadi pusat dari keseluruhan tarian ini terletak pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala.<ref name="tari4">{{cite web|title=Tari Gambyong Tradisi Jawa Tengah yang Aduhai|url=http://alatmusiktradisional.com/tari-gambyong-tradisi-jawa-tengah-yang-aduhai.html|accessdate=4 Mei 2014|author=Rahimawati|archive-date=2014-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20140504154103/http://alatmusiktradisional.com/tari-gambyong-tradisi-jawa-tengah-yang-aduhai.html|dead-url=yes}}</ref> Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah ciri khas utama tari Gambyong.<ref name="tari4" /> Pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal yang sangat dominan.<ref name="tari4" /> Selain itu gerakan kaki yang begitu harmonis seirama membuat tarian gambyong indah dilihat.<ref name="tari4" />
==Ciri khusus==▼
*Pakaian yang digunakan bernuansa warna [[kuning]] dan warna [[hijau]] sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.<ref name="tari">{{cite book|title=Seni Budaya|author=Hari Sulastianto|isbn= 979-758-368-6|publisher=Grafindo|location=Bandung|year=2006}}</ref>▼
*Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan [[gendhing]] [[pangkur|Pangkur]].<ref name="tari1">{{cite book|title=Pendidikan Seni Budaya|author=Yoyok R.M|coauthor=Siswandi|isbn= 978-979-746-940-5|publisher=Yudhistira|location=Jakarta|year=2008}}</ref>▼
*Teknik gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.<ref name="tari1">{{cite book|title=Pendidikan Seni Budaya|author=Yoyok R.M|coauthor=Siswandi|isbn= 978-979-746-940-5|publisher=Yudhistira|location=Jakarta|year=2008}}</ref>▼
==
▲* Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah.
▲* Sebelum pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakukan struktur gerakannya, tarian gambyong ini adalah milik rakyat sebagai bagian upacara.<ref name="tari"
▲* Kini, tari gambyong dipergunakan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan dan menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.<ref name="tari"
▲== Ciri khusus ==
▲* Pakaian yang digunakan bernuansa warna [[kuning]] dan warna [[hijau]] sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.<ref name="tari"
▲* Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan [[gendhing]] [[
▲* Teknik gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.<ref name="tari1">{{cite book|title=Pendidikan Seni Budaya|author=Yoyok R.M|coauthor=Siswandi|isbn= 978-979-746-940-5|publisher=Yudhistira|location=Jakarta|year=2008}}</ref>
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Kepustakaan ==
Widyastutieningrum, S.R. (2004). ''Sejarah Tari Gambyong: Seni Rakyat Menuju Istana''. Penerbit Citra Etnika. Yogyakarta.
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Gambyong}}
* {{YouTube|id=ua5ljHVBV64|title=Tari Gambyong}}
{{DEFAULTSORT:Gambyong}}
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Kota Surakarta]]
[[Kategori:Tarian dari Jawa Tengah]]
|