Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tertunda] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dulu jokowi pernah bergabung pdip Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(570 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{lindungi}}
{{distinguish|Partai Demokrasi Indonesia|Partai Demokrat (Indonesia)}}
{{Infobox political party
| name = Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
| logo = Lambang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.svg
| logo_size = 200px
| colorcode = #E62020
| abbreviation = PDI-P/PDIP<br>PDI Perjuangan
| chairperson = [[Megawati Sukarnoputri]]
| secretary_general = [[Hasto Kristiyanto]]
| leader1_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
| leader1_name = [[Utut Adianto]]
| founded = {{start date and age|1973|1|10|df=y}} (sebagai [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]])<ref name="wajah11" /><ref name="Ananta" /><br>{{start date and age|1999|2|15|df=y}} (sebagai PDI Perjuangan)
| legalised =
| split =
| predecessor = [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]] (''de facto'' transformasinya)<ref name="Ananta" />
| headquarters = Jl. Diponegoro No. 58, [[Menteng, Jakarta Pusat]] 10310
| youth_wing = TMP (Taruna Merah Putih) <br /> BMI (Banteng Muda Indonesia)
| wing1_title = Sayap Islam
| wing1 = BAMUSI (Baitul Muslimin Indonesia)
| wing2_title = Sayap Tionghoa
| wing2 = KITA Perjuangan (Komunitas Indonesia Tionghoa Perjuangan)
| membership_year =
| membership = 474.247 (2023)<ref>{{cite web |title=Info Pemilu - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |url= https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/12
|website=Komisi Pemilihan Umum RI |date=6 Januari 2023|accessdate=12 November 2023}}</ref>
| ideology = [[Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari | via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2022-12-03}}</ref><ref name="Akuntono" /> <br /> [[Demokrasi sosial]]<ref name="SocDemAsia" /> <br /> [[Liberalisme sosial]]<ref name="Jacobitz" /> <br /> [[Nasionalisme Indonesia]]<ref name="King" /><ref name="Bulkin" /><ref name="Chen" /><ref name="jakartaglobe" /> <br />[[Nasionalisme ekonomi]]<ref name="Bulkin" /> <br /> [[Populisme]]<ref name="Bulkin" /><ref name="insideindonesia" /> <br /> [[Progresivisme]]<ref name=" antara2023" /> <br /> [[Sekularisme]]<ref name="King" /><ref name="peta" /><ref name="Jacobitz" /><ref name="Bulkin" /><ref name="Baswedan" /> <br /> [[Soekarno]]isme<ref name="Bulkin" /><ref>{{cite web |url=https://www.teropongsenayan.com/117024-di-rakornas-hasto-tegaskan-pdip-satu-satunya-partai-yang-konsisten-implementasikan-nilai-nilai-nasionalisme-dan-soekarnoisme |title=Di Rakornas, Hasto Tegaskan PDIP Satu-Satunya Partai Yang Konsisten Implementasikan Nilai-nilai Nasionalisme dan Soekarnoisme |author=Bachtiar |date=18 October 2020 |publisher=Teropong Senayan |access-date=2020-12-01 |archive-date=2021-05-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210518005416/https://www.teropongsenayan.com/117024-di-rakornas-hasto-tegaskan-pdip-satu-satunya-partai-yang-konsisten-implementasikan-nilai-nilai-nasionalisme-dan-soekarnoisme |url-status=live}}</ref> <br />'''[[Faksi]]:'''<br /> [[Marhaenisme]]<ref name="Geraldy" />
| position = [[Politik kiri tengah|Kiri-tengah]]<ref name="Chen" /><ref name="handbook2015" /> ke [[politik sayap kiri|sayap kiri]]{{failed verification|access=Desember 2023}}
| international = [[Aliansi Progresif]]<ref name="progressive">{{cite web |url=http://progressive-alliance.info/network/parties-and-organisations/ |title=Parties & Organisations |publisher=[[Aliansi Progresif|Progressive Alliance]] |access-date=2018-11-09 |language=en}}</ref><br>Jaringan Demokrasi Sosial di Asia ([[:en:Network of Social Democracy in Asia|en]])<ref name="SocDemAsia">{{cite web|website=SocDemAsia.com|url=https://socdemasia.com/about|title=About|publisher=Network of Social Democracy in Asia|access-date=2024-03-03|language=en}}</ref><br>[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]]<ref name="CALD">{{cite web |url=http://cald.org/member-parties/indonesian-democratic-party-of-struggle/|title=Indonesian Democratic Party of Struggle|website=cald.org|publisher=[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|access-date=2024-03-01 |language=en}}</ref>
| regional =
| national =
| colours =
| slogan = ''Kerja Kita, Kerja Indonesia''
| anthem =
| seats1_title = Kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]]
| seats1 = {{Infobox political party/seats|110|580|hex={{Indonesian Democratic Party – Struggle/meta/color}}}}
| seats2_title = Kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi|DPRD I]]
| seats2 = {{Composition bar|389|2372|hex={{Indonesian Democratic Party – Struggle/meta/color}}}}
| seats3_title = Kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota|DPRD II]]
| seats3 = {{Composition bar|2810|17510|hex={{Indonesian Democratic Party – Struggle/meta/color}}}}
| seats4_title =
| seats4 =
| website = {{URL|pdiperjuangan.id}}
| country = Indonesia
}}
'''Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan''' ('''PDI-P''') adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]]
Asal-usul PDI-P dapat ditelusuri kembali ke masa-masa ketika Megawati [[Peristiwa 27 Juli|dipaksa keluar]] dari kepemimpinan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) oleh pemerintah [[Orde Baru]] di bawah kepemimpinan [[Soeharto]] pada tahun 1996. Setelah [[Kejatuhan Soeharto|pengunduran diri Soeharto]] dan pencabutan pembatasan terhadap partai politik, Megawati mendirikan partai ini. PDI-P memenangkan mayoritas suara dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|pemilihan legislatif 1999]], dan Megawati [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|menjadi presiden]] pada bulan Juli 2001, menggantikan [[Abdurrahman Wahid]]. Setelah masa jabatannya berakhir, PDI-P menjadi oposisi pada masa pemerintahan [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. PDI-P kembali berkuasa setelah [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|pemilihan legislatif 2014]].
PDI-P adalah anggota dari [[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]] dan [[Aliansi Progresif]].
== Sejarah ==
[[File:PDIP HQ.jpg|thumb|Kantor pusat partai di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta]]
===
Pada Kongres Nasional 1993, [[Megawati Soekarnoputri]] terpilih sebagai Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia]], salah satu dari tiga partai politik yang diakui oleh pemerintahan "[[Orde Baru]]" [[Presiden Soeharto]]. Hasil ini tidak diakui oleh pemerintah, yang terus mendorong Budi Harjono, calon ketua umum yang dipilihnya, untuk dipilih. Kongres Khusus diadakan di mana pemerintah mengharapkan Harjono terpilih, tetapi Megawati sekali lagi muncul sebagai pemimpin terpilih. Posisinya semakin terkonsolidasi ketika Majelis Nasional PDI meratifikasi hasil kongres.
Pada bulan Juni 1996, Kongres Nasional kembali diadakan di [[Kota Medan]], di mana Megawati tidak diundang; anggota anti-Megawati hadir. Dengan dukungan pemerintah, [[Soerjadi (politikus)|Suryadi]], mantan ketua umum, terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI. Megawati menolak mengakui hasil kongres ini dan terus memandang dirinya sebagai pemimpin sah PDI.
Pagi 27 Juli 1996, Suryadi mengancam akan mengambil kembali markas PDI di Jakarta.<ref>{{cite web|last=B.|first=Edy|title=Kronologi Peristiwa 27 Juli 1996|newspaper=Tempo|date=10 August 1996|url=http://www.tempointeraktif.com/ang/min/01/23/utama1.htm|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927200959/http://www.tempointeraktif.com/ang/min/01/23/utama1.htm|archive-date=27 September 2007|language=id}}</ref> Para pendukung Suryadi (kabarnya dengan dukungan Pemerintah) [[Peristiwa 27 Juli|menyerang Markas Besar PDI]] dan menghadapi perlawanan dari pendukung Megawati yang ditempatkan di sana sejak Kongres Nasional di Medan. Dalam bentrokan berikutnya, pendukung Megawati berhasil bertahan di markas. Kerusuhan pun terjadi—pada tahap yang dianggap terburuk yang pernah dilihat Jakarta pada masa "Orde Baru"—yang disusul dengan tindakan keras pemerintah. Pemerintah kemudian menuding kerusuhan itu terjadi pada [[Partai Rakyat Demokratik]] (PRD). Meski digulingkan sebagai ketua oleh Suryadi dan pemerintah, acara tersebut sangat mengangkat profil Megawati, memberikan simpati dan popularitas nasional.
PDI kini terpecah menjadi dua fraksi, Megawati dan Suryadi. Fraksi Megawati ingin berpartisipasi dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilihan legislatif 1997]], tetapi pemerintah hanya mengakui fraksi Suryadi sebagai partai yang sah. Dalam pemilu, Megawati dan pendukungnya memberikan dukungan kepada [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan PDI hanya meraih 3% suara. Menyusul [[Kejatuhan Soeharto|pengunduran diri Soeharto]] dan pencabutan batasan "Orde Baru" pada partai politik nasional, Megawati mendeklarasikan pembentukan PDIP, menambahkan sufiks "perjuangan" untuk membedakan fraksi partainya dari fraksi yang didukung pemerintah. Dia terpilih sebagai ketua umum PDIP dan dinominasikan sebagai wakil presiden pada tahun 1999.
''[[De facto]]'' PDI-P menjadi sebuah transformasi PDI lama.<ref name="wajah11" /><ref name="Ananta">{{cite book |surname1=Ananta |given1=Aris |surname2=Arifin |given2=Evi Nurvidya |surname3=Suryadinata |given3=Leo |title=Emerging Democracy in Indonesia |place=Singapore |year=2005 |publisher=Institute of Southeast Asian Studies |lang=en |url=https://books.google.com/books?id=1QpWEAtDjWMC |isbn=981-230-323-5 |ref=harv}} pp. 11, 26.</ref>
=== 1999-2004: Pemenang Pemilu, Pemerintahan Gus Dur-Megawati, Pemecahan Internal Partai ===
PDI-P sejauh ini merupakan partai politik paling populer pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|pemilu legislatif tahun 1999]].<ref name="wajah11">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 11: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Center for Southeast Asian Studies, NIU) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/11pdip.htm |archive-date=2017-09-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170905013408/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/11pdip.htm |url-status=dead}}</ref>{{sfn|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005 |p=10}} Dengan perolehan suara 33%, PDI-P tampil dengan perolehan suara terbesar.{{sfn|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005 |p=10}} Menjelang Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999, PDI-P diperkirakan akan kembali memainkan peran dominan. Meski memenangkan pemilu legislatif, PDI-P tidak meraih mayoritas absolut. Meski begitu, PDI-P tidak pernah berkoalisi dengan partai politik lain menjelang Sidang Umum MPR tahun 1999. Hal yang paling dekat dengan PDI-P terhadap koalisi adalah aliansi longgar dengan [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB) yang dipimpin [[Abdurrahman Wahid]]. Jabatan presiden tampaknya akan diperebutkan oleh [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]] dan petahana [[B. J. Habibie|BJ Habibie]] dari [[Partai Golongan Karya|Golkar]] yang sedang mencari masa jabatan kedua. Namun, Ketua MPR [[Amien Rais]] punya pemikiran lain dengan membentuk koalisi bernama [[Poros Tengah]] yang beranggotakan partai-partai Islam. Amien juga mengumumkan keinginannya untuk mencalonkan Wahid sebagai presiden. PKB, yang aliansinya dengan PDI-P tidak pernah kokoh, kini berpindah ke Poros Tengah. Golkar kemudian bergabung dalam koalisi ini setelah pidato pertanggungjawaban Habibie ditolak dan ia mengundurkan diri dari pencalonan. Hal ini terjadi pada Megawati dan Wahid. Wahid, dengan koalisi kuat yang mendukungnya, terpilih sebagai presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara dibandingkan Megawati dengan 313 suara. Para pendukung PDI-P sangat marah. Sebagai pemenang pemilu legislatif, mereka juga berharap bisa memenangkan pemilu presiden. Massa PDI-P mulai melakukan kerusuhan di kota-kota seperti [[Jakarta]], [[Kota Surakarta|Solo]] dan [[Kota Medan|Medan]]. [[Bali]] yang biasanya damai juga terlibat dalam protes pro-Megawati. Wahid kemudian menyadari perlunya pengakuan terhadap status PDI-P sebagai pemenang [[Pemilu Legislatif]]. Dengan itu, dia mendorong Megawati untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Megawati menolak tawaran itu karena melihat dirinya harus menghadapi lawan seperti [[Hamzah Haz]] dari [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP), serta [[Akbar Tanjung]] dan [[Wiranto]] dari Golkar. Setelah beberapa kali dipolitisasi oleh Wahid, Akbar dan Wiranto mengundurkan diri dari pencalonan. Wahid juga memerintahkan PKB untuk mendukung Megawati. Dia kini percaya diri dan berkompetisi dalam pemilihan wakil presiden, dan terpilih dengan 396 suara dibandingkan 284 suara Hamzah.
Kongres PDI-P Pertama diadakan di [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]] pada bulan April 2000, di mana Megawati terpilih kembali sebagai ketua PDI-P untuk masa jabatan kedua. Kongres tersebut tercatat sebagai salah satu tempat di mana ia mengkonsolidasikan posisinya di dalam PDI-P dengan mengambil tindakan keras untuk menyingkirkan calon pesaingnya.<ref>{{Cite web|date=2009-10-17|title=Tempointeraktif.Com - Kisah Para Penantang yang Terpental|url=https://web.archive.org/web/20091017103151/http://tempointeraktif.com/hg/narasi/2005/02/11/nrs,20050211-03,id.html|website=web.archive.org|access-date=2024-02-07}}</ref> Pada pemilihan ketua umum, muncul dua calon lainnya, [[Eros Djarot]] dan [[Dimyati Hartono]]. Keduanya mencalonkan diri karena tak ingin Megawati menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan merangkap [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]]. Bagi Eros, saat akhirnya mendapat pencalonan dari cabang [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], muncul permasalahan keanggotaan dan membuat pencalonannya batal. Dia kemudian tidak diizinkan pergi dan berpartisipasi dalam kongres. Kecewa dengan apa yang dianggapnya sebagai kultus kepribadian yang berkembang di sekitar Megawati, Eros meninggalkan PDI-P dan pada bulan Juli 2002, membentuk [[Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia|Partai Nasional Benteng Kerakyatan]] (PNBK). Bagi Dimyati, meski pencalonannya tidak mendapat perlawanan sekeras Eros, ia dicopot dari jabatan Ketua Umum PDI-P Cabang Pusat. Ia tetap mempertahankan posisinya sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) namun pensiun pada Februari 2002. Dimyati kemudain membentuk Partai Indonesia Tanah Air (PITA) pada April 2002.
Meski tidak mendukung Wahid sebagai presiden, anggota PDI-P mendapat posisi menteri di kabinetnya karena posisi Megawati sebagai wakil presiden. Seiring berjalannya waktu, seperti halnya Poros Tengah yang mendukung Wahid, PDI-P pun semakin kecewa terhadapnya. Pada bulan April 2000, [[Laksamana Sukardi]], anggota PDI-P yang menjabat sebagai Menteri Investasi dan Badan Usaha Milik Negara dipecat dari jabatannya. Ketika PDI-P bertanya mengapa hal ini dilakukan, Wahid menyatakan hal itu karena korupsi namun tidak pernah mendukung klaimnya. Hubungan ini agak membaik ketika pada akhir tahun, Wahid memberi wewenang kepada Megawati untuk mengatur jalannya pemerintahan sehari-hari. Namun, ia dan PDI-P perlahan tapi pasti mulai menjauhkan diri dari Wahid dan bergabung dengan Poros Tengah. Akhirnya pada bulan Juli 2001 dalam Sidang Istimewa MPR, Wahid dicopot dari jabatan presiden. Megawati kemudian terpilih sebagai presiden menggantikannya dengan Hamzah sebagai wakil presidennya, menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia. Namun, partai mereka menghadapi perpecahan lebih lanjut setelah Megawati menjadi presiden dan semakin banyak anggota yang kecewa meninggalkan partai. Dua di antaranya adalah saudara perempuan Megawati sendiri. Pada bulan Mei 2002, [[Sukmawati Soekarnoputri]] membentuk [[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme]] (PNI-Marhaenisme). Hal ini disusul pada bulan November 2002, ketika [[Rachmawati Soekarnoputri]] mendeklarasikan pembentukan [[Partai Pelopor]] (PP).
[[Berkas:Pemilu 2009 Megawati-Prabowo.jpg|jmpl|Kampanye Megawati Prabowo pada Pilpres 2009]]
=== 2004-2014: Oposisi terhadap Pemerintahan SBY ===
Pada tahun 2004, sentimen reformis yang membawa PDI-P meraih kemenangan pada pemilu 1999 telah mereda. Banyak yang kecewa dengan apa yang telah dicapai oleh proses reformasi sejauh ini dan juga kecewa dengan kepresidenan Megawati. Hal ini tercermin pada pemilu legislatif tahun 2004, PDI-P memperoleh 18,5% dari total suara, turun dibandingkan 33,7% yang diperoleh pada tahun 1999.<ref>{{Cite web|date=2007-09-30|title=Pemilu 1999|url=https://web.archive.org/web/20070930231553/http://www.kpu.go.id/Sejarah/pemilu1999.shtml|website=web.archive.org|access-date=2024-03-02}}</ref> PDI-P mencalonkan Megawati sebagai calon presidennya pada pemilu presiden 2004. Beberapa cawapres yang dipertimbangkan, antara lain [[Hamzah Haz]] (untuk memperbarui kemitraan), [[Susilo Bambang Yudhoyono]] (SBY), dan [[Jusuf Kalla]]. Megawati akhirnya memilih Ketua Nahdatul Ulama [[Hasyim Muzadi]] sebagai cawapresnya. Diharapkan bahwa ia akan menarik sentimen nasionalis sementara Hasyim akan menarik para pemilih Islam. Pada pemilu putaran pertama, pasangan ini berada di urutan kedua setelah SBY/Kalla. Untuk meningkatkan peluang mereka dalam putaran kedua, PDI-P membentuk koalisi dengan [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]], [[Partai Golongan Karya|Golkar]], [[Partai Bintang Reformasi]] (PBR) dan [[Partai Damai Sejahtera Pembaharuan|Partai Damai Sejahtera]] (PDS) pada bulan Agustus 2004. Namun, mereka dikalahkan dalam pemilihan putaran kedua melawan SBY/Kalla. Koalisi Nasional kemudian melirik menjadi oposisi di DPR bagi pemerintahan SBY/Kalla. Dengan terpilihnya Kalla sebagai Ketua Umum Golkar, Golkar membelot ke pihak pemerintah, meninggalkan PDI-P sebagai satu-satunya partai oposisi besar di DPR.
Pada tanggal 28 Maret 2005, Kongres PDI-P kedua diadakan di [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur]], [[Bali]] di mana Megawati terpilih kembali menjadi ketua untuk masa jabatan ketiga. Kakaknya, [[Guruh Soekarnoputra|Guruh Sukarnoputra]], terpilih menjadi ketua departemen Pendidikan dan Kebudayaan partai tersebut. Kongres ini diwarnai dengan terbentuknya faksi bernama Pembaharuan Gerakan PDI Perjuangan. Mereka menyerukan pembaruan kepemimpinan partai jika ingin memenangkan pemilu legislatif 2009. Meski menghadiri Kongres, para anggotanya keluar setelah Megawati terpilih kembali. Pada bulan Desember 2005, anggota yang sama akan membentuk [[Partai Demokrasi Pembaruan]] (PDP).
Partai ini menempati posisi ketiga pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|pemilu legislatif 2009]] dengan 14% suara. Ia memiliki 95 kursi di DPR.<ref>{{Cite web|date=2014-10-06|title=KPU Ubah Perolehan Kursi Parpol di DPR|url=https://web.archive.org/web/20141006080451/http://mediacenter.kpu.go.id/berita/472-kpu-rubah-perolehan-kursi-parpol-di-dpr.html|website=web.archive.org|access-date=2024-03-02}}</ref> Megawati terpilih sebagai calon presiden, kali ini dengan koalisi antara [[Partai Gerakan Indonesia Raya|Gerindra]] dan PDI-P sendiri melalui Perjanjian [[Batutulis, Bogor Selatan, Bogor|Batutulis]], dengan [[Prabowo Subianto]] sebagai pasangannya. Mereka kalah dari SBY, dengan Boediono sebagai wakil presiden, yang memperoleh 26,6% suara.
=== 2014-2023: Pemerintahan Jokowi dan Konflik Internal ===
Pada bulan Maret 2014, partai tersebut bersama dengan [[Partai NasDem|NasDem]], [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]] dan [[Partai Hati Nurani Rakyat|Hanura]] mencalonkan Gubernur Jakarta [[Joko Widodo]] sebagai calon presidennya, dengan Jusuf Kalla sebagai pasangannya untuk [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|pilpres 2014]]. Pasangan ini menang dengan 53,15% suara mengalahkan Prabowo-Hatta,<ref>{{Cite web|date=2014-07-28|title=Official: Joko Widodo Named 2014 Presidential Candidate by Megawati {{!}} The Jakarta Globe|url=https://web.archive.org/web/20140728062816/http://www.thejakartaglobe.com/news/jakarta-governor-joko-widodo-pegged-pdi-p-presidential-race/|website=web.archive.org|access-date=2024-03-02}}</ref> dan PDI-P kembali menjadi partai terbesar di DPR dengan meraih hampir 19% suara.<ref>{{Cite web|date=2014-05-09|title=KPU sahkan hasil pemilu, PDIP nomor satu|url=https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140509_rekapitulasi_kpu|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2024-03-02}}</ref> Joko Widodo kembali menang di [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|pilpres 2019]] dengan [[Ma'ruf Amin]] sebagai wakilnya. Jokowi memenangkan masa jabatan kedua dengan 55,50% suara mengalahkan Prabowo-Sandi.<ref>{{Cite web|last=Wijanarko|first=Tulus|date=2019-05-21|title=KPU Menetapkan Jokowi-Ma'ruf Unggul 55,50 Persen|url=https://pilpres.tempo.co/read/1207482/kpu-menetapkan-jokowi-maruf-unggul-5550-persen|website=Tempo|language=en|access-date=2024-03-02}}</ref> PDI-P tetap menjadi partai terbesar di DPR dengan meraih 19,33% suara.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=KPU Tetapkan PDIP Raih Suara Terbanyak Pileg 2019|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190521030947-32-396690/kpu-tetapkan-pdip-raih-suara-terbanyak-pileg-2019|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref>
Menjelang [[pemilu 2024]], internal partai terpecah karena pilihan calon presiden. Anggota partai yang lebih muda menentang [[Puan Maharani]], pilihan generasi tua, dan lebih memilih [[Ganjar Pranowo]]. Meski populer, Ganjar menyatakan tak akan mencalonkan diri sebagai calon presiden.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Ganjar Buka Suara soal Tudingan Ambisi Nyapres 2024|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210524120800-32-646157/ganjar-buka-suara-soal-tudingan-ambisi-nyapres-2024|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref><ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Relawan Jokowi Alihkan Dukungan ke Ganjar Pranowo di 2024|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210915103107-617-694549/relawan-jokowi-alihkan-dukungan-ke-ganjar-pranowo-di-2024|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref> Pada 9 Oktober 2021, pendukung Puan Maharani yang dipimpin oleh [[Bambang Wuryanto]] mendirikan ''Dewan Banteng,'' melabeli orang-orang yang berbeda pendapat dengan sebutan ''Celeng'' (bahasa Jawa dari babi hutan).<ref>{{Cite web|last=Isnanto|first=Bayu Ardi|title=Kader Deklarasi Ganjar Capres, PDIP Jateng: Itu Bukan Banteng tapi Celeng|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5760141/kader-deklarasi-ganjar-capres-pdip-jateng-itu-bukan-banteng-tapi-celeng|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref> Sebagai tanggapan dari senior partai, [[Immanuel Ebenezer]] beserta para anggota muda meluncurkan kampanye ''Barisan Celeng Berjuang'' pada tanggal 12 Oktober 2021, mengkritik Bambang Pacul dan DPP Partai.<ref>{{Cite web|last=detikcom|first=Tim|title=Saat Barisan Celeng Jadi Semangat Perlawanan Kader PDIP Dukung Ganjar|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5763511/saat-barisan-celeng-jadi-semangat-perlawanan-kader-pdip-dukung-ganjar|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref><ref>{{Cite web|last=Sihombing|first=Rolando Fransiscus|title=Barisan Celeng Berjuang Dinilai Perlawanan Demokrasi Terpimpin PDIP|url=https://news.detik.com/berita/d-5764542/barisan-celeng-berjuang-dinilai-perlawanan-demokrasi-terpimpin-pdip|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref><ref>{{Cite web|last=Heksantoro|first=Rinto|title=Gegeran Celeng di Kandang Banteng|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5764568/gegeran-celeng-di-kandang-banteng|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref> ''Barisan Celeng Berjuang'' mengadopsi bendera dengan skema warna terbalik sebagai bentuk perlawanan.<ref>{{Cite web|last=Heksantoro|first=Rinto|title=Ada Logo Celeng Berjuang, Kader PDIP Dukung Ganjar Bicara Soal Perlawanan|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5763390/ada-logo-celeng-berjuang-kader-pdip-dukung-ganjar-bicara-soal-perlawanan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref><ref>{{Cite web|last=detikcom|first=Tim|title=Barisan Celeng Dukung Ganjar Bikin Kian Panas Internal PDI Perjuangan|url=https://news.detik.com/berita/d-5764572/barisan-celeng-dukung-ganjar-bikin-kian-panas-internal-pdi-perjuangan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-02}}</ref> Pada tanggal 15 Oktober 2021, DPP PDI-P memberikan sanksi kepada anggota dari kedua belah fraksi karena berupaya mengabaikan proses pengambilan keputusan pimpinan, menekankan bahwa hanya Megawati yang dapat menentukan calon presiden resmi dan mendesak diakhirinya persaingan tersebut.<ref>{{Cite web|title=Sama rata sanksi ke pendukung Ganjar-Puan yang lawan arahan Mega|url=https://news.detik.com/berita/d-5769307/sama-rata-sanksi-ke-pendukung-ganjar-puan-yang-lawan-arahan-mega|website=Detik}}</ref>
=== 2023-sekarang: Pencalonan Ganjar Pranowo, Friksi Mega-Jokowi ===
Pada 21 April 2023, Ganjar resmi dicalonkan PDI-P sebagai calon presidennya.<ref>{{Cite news|date=2023-04-21|title=Ganjar Pranowo Is Indonesia Ruling Party’s Presidential Pick|url=https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-04-21/ganjar-pranowo-is-indonesia-ruling-party-s-presidential-pick|newspaper=Bloomberg.com|language=en|access-date=2024-03-02}}</ref> Namun, pada tanggal 22 Oktober, [[Gibran Rakabuming Raka]] – seorang kader aktif partai dan putra Jokowi – secara resmi dicalonkan oleh [[Koalisi Indonesia Maju (2024)|Koalisi Indonesia Maju]] sebagai calon wakil presiden untuk [[Prabowo Subianto]], setelah keputusan kontroversial [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]] mengizinkannya untuk mencalonkan diri. Pada bulan November, Gibran dikeluarkan dari partai. Pada bulan-bulan berikutnya, beberapa anggota dan politisi PDI-P mulai menyerang Jokowi. Saat perayaan HUT partai yang digelar pada 10 Januari 2024, Megawati secara tidak langsung mengkritik para pemimpin yang “haus kekuasaan”. Para pengamat menilai pernyataannya ditujukan kepada Jokowi yang tidak diundang dalam acara tersebut. Ia menegaskan bahwa PDI-P menang dalam dua pemilu sebelumnya karena dukungan masyarakat, bukan karena pengaruh Jokowi.<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Megawati warns of ‘power hungry’ leaders - Politics|url=https://www.thejakartapost.com/indonesia/2024/01/11/megawati-warns-of-power-hungry-leaders.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2024-03-02}}</ref>
== Identitas Politik ==
=== Ideologi ===
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan [[Pancasila]] dan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]].<ref>{{Cite journal|last=Saifulloh|first=Putra Perdana Ahmad|date=2016|title=Kewajiban Partai Politik Berideologi Pancasila Ditinjau dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum Indonesia|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/pandecta/article/view/9276|journal=Pandecta Research Law Journal|volume=11|issue=2|pages=174–188|doi=10.15294/pandecta.v11i2.9276|issn=2337-5418}}</ref> Sesuai Pasal 5 Ayat 1 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), PDI-P menganut Pancasila. Megawati secara khusus mengklarifikasi bahwa Pancasila yang dimaksud adalah versi 1 Juni 1945.<ref name="Akuntono">{{cite news |last=Akuntono |first=Indra |url=https://nasional.kompas.com/read/2015/06/01/16370401/Megawati.Ideologi.PDI-P.adalah.Pancasila.1.Juni.1945 |title=Megawati: Ideologi PDI-P adalah Pancasila 1 Juni 1945 |publisher=[[Kompas.com]] |date=1 Juni 2015 |access-date=2024-02-07}}</ref> Pada bulan September 2023, Sekretaris Jenderal partai [[Hasto Kristiyanto]] menyatakan bahwa PDI-P adalah partai "[[politik sayap kiri|kiri]]" yang [[progresivisme|progresif]], bukan partai [[komunisme|komunis]] atau [[sosialisme|sosialis]].<ref name=" antara2023">{{cite news |date=2023-09-10 |title=PDIP identifikasi sebagai partai kiri, tapi bukan sosialis-komunis |url=https://www.antaranews.com/berita/3720513/pdip-identifikasi-sebagai-partai-kiri-tapi-bukan-sosialis-komunis |publisher=[[Antara]] News |access-date=2024-02-07 |quote="''Meski PDIP berhaluan kiri, namun Hasto tak setuju mereka berideologi sosialis atau komunis melainkan bercermin progresivitas.''"}}</ref> Pandangan orang luar mengenai orientasi politik partai bervariasi. Akademikus dan pengamat dalam negeri mengklasifikasikan PDI-P sebagai partai [[nasionalisme|nasionalis]]<ref name="jakartaglobe">{{cite web|title=How Different Are Political Parties in Indonesia From One Another?|language=en |url=https://jakartaglobe.id/context/how-different-are-political-parties-in-indonesia-from-one-another|publisher=Jakarta Globe|access-date=2024-02-07}}</ref> dan [[sekularisme|sekuler]],<ref name="Baswedan">{{cite journal|last=Baswedan|first=Anies Rasyid|date=2004|title=Political Islam in Indonesia: Present and Future Trajectory|url=https://www.jstor.org/stable/10.1525/as.2004.44.5.669|journal=Asian Survey|volume=44|issue=5|pages=669–690|doi=10.1525/as.2004.44.5.669|issn=0004-4687}}</ref><ref>{{cite web|last=Rakhmat|first=Muhammad Zulfikar|date=2022-04-13|title=Indonesian political parties build close relations with China despite their anti-communist ideology|url=http://theconversation.com/indonesian-political-parties-build-close-relations-with-china-despite-their-anti-communist-ideology-180580|website=The Conversation|language=en-US|access-date=2024-02-07}}</ref> namun para akademisi internasional memandang PDI-P sebagai partai nasionalis-sekuler,<ref name="King">{{cite book |surname=King |given=Blair A. |chapter=Chapter 4. Government and Politics |editor1=Frederick, William H. |editor2=Worden, Robert L. |title=Indonesia: A Country Study |series=Area handbook series, 39 |others=[[Library of Congress]], Federal Research Division |edition=6 |place=Washington, DC |publisher=U.S. Government Printing Office |year=2011 |page=263 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-0-8444-0790-6 |lang=en}}</ref><ref name="Bulkin">{{cite web |url=https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-parties-pub-53414#PDI-P|title=Indonesia's Political Parties |last=Bulkin |first=Nadia |publisher=Carnegie Endowment for International Peace |language=en |date=24 October 2013 |access-date=2024-03-02}}</ref><ref>{{cite book|last=Emmerson|first=Donald K.|date=2015-05-20|url=https://books.google.com/books?id=gp9zCQAAQBAJ|title=Indonesia Beyond Suharto|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-46808-0|language=en}}</ref><ref>{{cite web|date=2014-05-22|title=Is there an ideological cleavage in 2014?|url=https://www.newmandala.org/is-there-an-ideological-cleavage-in-2014/|publisher=New Mandala|language=en-AU|access-date=2024-02-07}}</ref> [[liberalisme sosial|liberal-sosial]]<ref name="Jacobitz">{{cite book |editor-surname=Jacobitz |editor-given=Robin |title=Gramsci's Plan: Kant and the Enlightenment 1500 to 1800 |lang=en |quote="... the predominantly secular and socially liberal PDI-P party." |year=2021 |publisher=tredition |page=655 |url=https://books.google.com/books?id=QiY7EAAAQBAJ&pg=PT655 | isbn=9783347356771}}</ref> atau [[populisme|populis]].<ref name="Bulkin" /><ref name="insideindonesia">{{cite web|title=Princess of populism - Inside Indonesia: The peoples and cultures of Indonesia|url=https://www.insideindonesia.org/archive/articles/princess-of-populism|website=www.insideindonesia.org|access-date=2024-02-07}}</ref><ref>{{Cite book|last=Bland|first=Ben|date=2020-09|url=https://books.google.com/books?id=2DT4DwAAQBAJ|title=Man of Contradictions|publisher=Random House Australia|isbn=978-1-76089-724-6|lang=en}}</ref> Selain itu, di dalam PDI-P ada [[faksi]] penganut [[Marhaenisme]], yakni pemahaman sosialis dari Soekarno.<ref name="Geraldy">{{cite journal |last=Geraldy |first=Galang |title= Ideologi dan Partai Politik: Menakar Ideologi Politik Marhaenisme di PDIP, Sosialisme Demokrasi di PSI dan Islam Fundamentalisme di PKS |url= https://www.neliti.com/publications/295078/ideologi-dan-partai-politik-menakar-ideologi-politik-marhaenisme-di-pdip-sosiali |journal=Politicon: Jurnal Ilmu Politik |date=2019 |volume=1 |issue=2 |pages=134–157 |doi=10.15575/politicon.v1i2.6268 |s2cid=213924604 |access-date=2022-06-01 |via=Neliti.com |doi-access=free}}</ref>
Kecenderungan politiknya digambarkan sebagai [[politik kiri tengah|kiri-tengah]]<ref name="handbook2015">{{cite book |title=Indonesia Electoral, Political Parties Laws and Regulations Handbook — Strategic Information, Regulations, Procedures |edition=updated |publisher=International Business Publ., USA |year=2015 |page=56 |url=https://books.google.com/books?id=wuewCgAAQBAJ&pg=PA56 |lang=en |isbn=9781514517017}}</ref><ref name="Chen">{{cite web |last=Chen |first=Jonathan |url=https://theconversation.com/one-partys-lonely-battle-for-minority-voices-in-indonesia-115165 |title=One party's lonely battle for minority voices in Indonesia |website=The Conversation |date=15 April 2019 |access-date=2024-02-28 |quote="PSI's focus on minority issues used to be shared by other traditionally nationalist, centre-left parties like the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P)." |language=en}}</ref> atau [[sentrisme|sentris]].<ref>{{Cite web|date=2017-02-15|title=Jakarta Elections Seen as Barometer of Indonesian Secularism|url=https://time.com/4671464/indonesia-elections-islam-jakarta-ahok-democracy/|website=TIME|language=en|access-date=2024-02-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Meakem|first=Allison|date=2024-02-12|title=A New Dynasty Rises in Jokowi’s Indonesia|url=https://foreignpolicy.com/2024/01/02/indonesia-elections-president-jokowi-economics-prabowo-pdip/|website=Foreign Policy|language=en-US|access-date=2024-02-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=Who Will Lead Indonesia’s PDI-P Into the 2024 Election?|url=https://thediplomat.com/2022/07/who-will-lead-indonesias-pdi-p-into-the-2024-election/|website=thediplomat.com|language=en-US|access-date=2024-02-07}}</ref>
=== Pandangan Politik ===
PDI-P mendukung [[pemisahan agama dan negara]]. Mereka menolak [[Peraturan Daerah (Indonesia)|peraturan daerah]] (perda) yang berbasis agama (seperti perda berbasis [[Syariat Islam|syariah]]), kecuali wilayah [[Aceh]].<ref>{{Cite web|last=Wildansyah|first=Samsudhuha|title=PDIP: Buat Kami Tidak Ada Namanya Perda Syariah|url=https://news.detik.com/berita/d-4308914/pdip-buat-kami-tidak-ada-namanya-perda-syariah|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-02-07}}</ref> PDI-P mendukung [[kesetaraan gender]] dan hak-hak perempuan.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2023-01-11|title=Posisi Ideologis PDI-P: Membaca Pidato Megawati Halaman all|url=https://nasional.kompas.com/read/2023/01/11/15523481/posisi-ideologis-pdi-p-membaca-pidato-megawati|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-02-07}}</ref> PDI-P juga memosisikan dirinya sebagai partai untuk 'wong cilik'.<ref>{{Cite web|last=Gibran|title=Megawati Cerita PDIP Awal Mula Jadi Partai Wong Cilik dan Partai Sendal Jepit|url=https://news.detik.com/berita/d-5891166/megawati-cerita-pdip-awal-mula-jadi-partai-wong-cilik-dan-partai-sendal-jepit|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-02-07}}</ref>
Berdasarkan halaman internet resmi partainya, PDI-P bertujuan untuk "mewujudkan tujuan yang terkandung dalam pembukaan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]] berupa masyarakat adil dan makmur serta mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, berdaulat politik, dan mandiri secara ekonomi dan itulah karakter dan budaya Indonesia".<ref>{{Cite web|title=Visi dan Misi|url=http://www.pdiperjuangan.id/article/category/child/27/Partai/Visi-dan-Misi|website=PDI Perjuangan|access-date=4 Maret 2024}}</ref> Pada kongres keempat partai tersebut pada tahun 2015, PDIP mengeluarkan tujuh butir pernyataan bertajuk “Wujudkan Indonesia Hebat, Indonesia yang Benar-Benar Merdeka”, yang didalamnya PDIP berkomitmen untuk mengawal program pemerintah pusat dan memastikan janji kampanyenya ditepati. sekaligus memperkuat posisinya sebagai kekuatan politik dan menggarisbawahi dukungannya terhadap masyarakat miskin dan memerangi kemiskinan struktural.<ref>{{Cite web|date=13 Januari 2016|title=Pernyataan Sikap dan Rekomendasi Rapat Kerja Nasional Ke-I PDI Perjuangan|url=https://www.pdiperjuangan.id/article/category/detail/110/Media_Center/Sikap-Politik-|website=PDI Perjuangan|access-date=4 Maret 2024}}</ref>
=== Dukungan Elektoral ===
Survei tahun 2008 yang dilakukan [[Lingkaran Survei Indonesia]] (LSI Denny JA) menyoroti non-Muslim, Muslim sekuler, dan pemilih berpenghasilan rendah sebagai konstituen utama PDI-P. Partai ini sangat populer di kalangan pemilih Muslim yang “sama sekali tidak religius”, dengan 33% dukungan pada pemilu legislatif tahun 2009. Pada pemilu presiden tahun 2009, 41% pemilih Muslim non-religius memilih Megawati, melebihi dukungan keseluruhan yang sebesar 27%.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Mietzner|first=Marcus|date=2012-12|title=Ideology, Money and Dynastic Leadership: The Indonesian Democratic Party of Struggle, 1998–2012|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.5367/sear.2012.0123|journal=South East Asia Research|language=en|volume=20|issue=4|pages=511–531|doi=10.5367/sear.2012.0123|issn=0967-828X}}</ref> Secara regional, partai ini mempunyai basis dukungan yang kuat di [[Jawa Tengah]], yang sering disebut sebagai “kubu” PDI-P atau kandang banteng.<ref name=":1">{{Cite book|last=Supriatma|first=Made|date=2022-08-29|url=https://books.google.com/books?id=Nh-CEAAAQBAJ|title=The Jokowi-Prabowo Elections 2.0|publisher=ISEAS-Yusof Ishak Institute|isbn=978-981-5011-37-1|language=en}}</ref> Pangi Chaniago dari [[Voxpol Research Center]] menggambarkan para pemilih partai di wilayah tersebut sebagai "pemilih ideologis".<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2018-01-02|title=Pengamat: Peluang Sudirman Said Cukup Berat di Kandang Banteng|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/01/02/19565951/pengamat-peluang-sudirman-said-cukup-berat-di-kandang-banteng|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-04}}</ref> Selain itu, partai ini berkembang pesat di [[Bali]], [[Kalimantan Barat]] dan [[Kalimantan Tengah|Tengah]], [[Sulawesi Utara]], serta [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]]—wilayah yang ditandai oleh kelompok agama minoritas atau aliran Islam yang sinkretistik,<ref name=":0" /> sembari menghadapi tantangan di daerah tertentu di Sumatera, khususnya di [[Aceh]] dan [[Sumatera Barat]] yang beraliran Islam.<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) - Political Parties|url=https://www.thejakartapost.com/party-central/partai-demokrasi-indonesia-perjuangan-pdi-p|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2024-03-04}}</ref> Partai ini juga populer di kalangan pemilih etnis [[Tionghoa]].<ref name=":1" />
== Struktur kepengurusan ==
Berikut merupakan susunan pengurus PDI Perjuangan untuk masa kerja [[2019]]-[[2024]] yang disempurnakan dan diperpanjang sampai tahun 2025 hasil Kongres V di Hotel Inna Grand Bali Beach dan Sekolah Partai, Lenteng Agung, 5 Juli 2024.<ref>{{Cite news|last=Nurita|first=Dewi|url=https://nasional.tempo.co/amp/1234361/inilah-susunan-pengurus-pdip-komplit-periode-2019-2024|title=Inilah Susunan Pengurus PDIP Komplit Periode 2019-2024|publisher=[[Tempo.co]]|date=10 Agustus 2019|access-date=7 Oktober 2020|language=id|work=[[Tempo.co]]}}</ref>
* '''Ketua Umum''': [[Megawati Soekarnoputri]]
* '''Ketua Dewan Pimpinan Pusat''':
** Bidang Kehormatan Partai: [[
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang Sumber Daya
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang
** Bidang Jaminan Sosial: [[Sri Rahayu]]
**
**
**
** Bidang Pemuda dan Olahraga: [[Eriko Sotarduga]]
** Bidang Keagamaan dan Kepercayaan: [[Zuhairi Misrawi]]
**
**
* '''Sekretaris Jenderal''': [[Hasto Kristiyanto]]
** Wakil Bidang Internal: [[Utut Adianto]]
** Wakil Bidang Program Kerakyatan: [[Sadarestuwati]]
** Wakil Bidang Program Pemerintahan: [[Arif Wibowo]]
** Wakil Bidang Komunikasi: [[Adian Napitupulu]]
** Wakil Bidang Kesekretariatan: Aryo Adhi Dharmo
* '''Bendahara Umum''': [[Olly Dondokambey]]
** Wakil Bidang Internal: [[Rudianto Tjen]]
** Wakil Bidang Eksternal: Yuke Yurike
*'''Badan - Badan Partai'''
*Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pusat: [[Ganip Warsito]]
*Kepala Badan Riset dan Analis Kebijakan Pusat Partai: [[Andi Widjajanto]]
*Kepala Badan Sejarah Indonesia: [[Bonnie Triyana]]
*Kepala Badan Saksi Pusat Nasional: [[Hendra Gunawan (politikus)|Hendra Gunawan]]
== Pencapaian pada pemilihan umum ==
Pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|pemilu legislatif 2009]], PDIP mendapat 95 kursi (16,96%) di DPR, setelah mendapat 14.600.091 suara (14,03%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta kursi di DPR. Pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|pemilu legislatif 2014]], PDIP mendapat 109 kursi (19,46%) di DPR, setelah mendapat 23.681.471 suara (18,95%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi pertama dalam perolehan suara serta kursi di DPR.<ref>{{Cite news|url=https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140509_rekapitulasi_kpu|title=KPU sahkan hasil pemilu, PDIP nomor satu|publisher=[[BBC Indonesia]]|date=10 Mei 2014|access-date=7 Oktober 2020}}</ref> Pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|pemilu legislatif 2019]], PDIP mendapat 128 kursi (22,26%) di DPR, setelah mendapat 27.053.961 suara (19,33%). Dengan hasil tersebut, PDIP menempati posisi pertama dalam perolehan suara serta kursi di DPR.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/08/31/11085281/kpu-sahkan-perolehan-kursi-parpol-di-dpr-ri-2019-2024-pdi-p-terbanyak|title=KPU Sahkan Perolehan Kursi Parpol di DPR RI 2019-2024, PDI-P Terbanyak|last=Farisa|first=Fitria Chusna|work=[[Kompas.com]]|language=id|date=31 Agustus 2019|access-date=1 September 2019|editor-last=Wiwoho|editor-first=Laksono Hari}}</ref>
=== Pemilihan Umum Legislatif ===
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|-
! Pemilu
! Nomor Urut
! Suara (%)
! Kursi (%)
! Perubahan kursi
! Peringkat
!Status koalisi
|-
! [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|1999]]
| <center>11
|align="right"|35.689.073 (33,74%)
|align="left"|{{Composition bar|153|500|hex=#FF0000}}<center>'''33,12%'''
|<center>{{new}}
|align="center"|1
|Pemerintah
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|2004]]
| <center>18
| align="right" |21.026.629 (18,53%)
| align="left" |{{Composition bar|109|550|hex=#FF0000}}<center>'''19,82%'''
|<center>{{decrease}} 44 kursi
| align="center" |2
|Oposisi
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|2009]]
| <center>28
| align="right" |14.600.091 (14,03%)
| align="left" |{{Composition bar|95|560|hex=#FF0000}}<center>'''16,96%'''
|<center>{{decrease}} 14 kursi
| align="center" |3
|Oposisi
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]]
| <center>4
| align="right" |23.681.471 (18,95%)
| align="left" |{{Composition bar|109|560|hex=#FF0000}}<center>'''19,46%'''
|<center>{{increase}} 14 kursi
| align="center" |1
|Pemerintah
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
| <center>3
| align="right" |27.053.961 (19,33%)
| align="left" |{{Composition bar|128|575|hex=#FF0000}}<center>'''22,26%'''
|<center>{{increase}} 19 kursi
| align="center" |1
|Pemerintah
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|3
| align="right" |25.387.279 (16.72%)
| align="left" |{{Composition bar|110|580|hex=#FF0000}}<center>'''18.96%'''
|{{decrease}} 18 kursi
| align="center" |1
|Pendukung Pemerintah
|}
=== Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ===
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+
! rowspan="2" |Pemilu
! rowspan="2" |Nomor Urut
! rowspan="2" |Calon Presiden
! rowspan="2" |Calon Wakil Presiden
! colspan="3" |Putaran Pertama
! colspan="3" |Putaran Kedua
|-
!Suara
!Persen
!Hasil
!Suara
!Persen
!Hasil
|-
! rowspan="2" |[[Pemilihan Presiden Indonesia 1999|1999]]*
! —
|'''[[Megawati Soekarnoputri]]'''
| —
|313
|44,72%
|'''Kalah''' {{N}}
| colspan="3" rowspan="2" |N/A
|-
! —
| —
|'''[[Megawati Soekarnoputri]]'''
|396
|56,57%
|'''Terpilih'''{{Y}}
|-
![[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2004|2004]]
!2
|'''[[Megawati Soekarnoputri]]'''
|[[Hasyim Muzadi]]
|31.569.104
|26,61%
|Putaran ke-2
|44.990.704
|39,38%
|'''Kalah''' {{N}}
|-
![[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|2009]]
!1
|'''[[Megawati Soekarnoputri]]'''
|[[Prabowo Subianto]]
|32.548.105
|26,79%
|'''Kalah''' {{N}}
| colspan="3" rowspan="4" |N/A
|-
![[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|2014]]
!2
|'''[[Joko Widodo]]'''
|[[Jusuf Kalla]]
|70.997.833
|53,15%
|'''Terpilih'''{{Y}}
|-
![[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019|2019]]
!1
|'''[[Joko Widodo]]'''
|[[Ma'ruf Amin]]
|85.607.362
|55,50%
|'''Terpilih'''{{Y}}
|-
![[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024|2024]]
!3
|'''[[Ganjar Pranowo]]'''
|[[Mahfud MD]]
|27.040.878
|16,47%
|'''Kalah''' {{N}}
|}
Catatan: Nama tebal menandakan anggota partai
<nowiki>*</nowiki>Pemilihan 1999 berlangsung di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan terpisah.
==Tokoh==
{{main|Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan}}
== Organisasi sayap partai ==
*Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi)
*Taruna Merah Putih (TMP)
*Banteng Muda Indonesia (BMI)
*[[Relawan Perjuangan Demokrasi]] (Repdem)
*Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI)
*Komunitas Indonesia Tionghoa Perjuangan (KITA Perjuangan)
== Lihat pula ==
* [[Partai Peduli Rakyat Nasional]]
* [[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme]]
* [[Partai Demokrasi Pembaruan]]
* [[Partai Penegak Demokrasi Indonesia]]
* [[Partai Pelopor]]
* [[Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia]]
* [[Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
== Referensi ==
Baris 69 ⟶ 314:
== Pranala luar ==
* {{
{{Parpol2024}}
{{Parpol2019}}
{{Parpol2014}}
{{Parpol2009}}
{{Parpol2004}}
{{Parpol1999}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Demokrasi Indonesia Perjuangan}}
[[Kategori:Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan| ]]
[[Kategori:Aliansi Progresif]]
[[Kategori:Partai demokrat sosial]]
[[Kategori:Partai liberal sosial]]
[[Kategori:Partai progresif]]
[[Kategori:Partai politik di Indonesia]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1973]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1998]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1998 di Indonesia]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2024]]
|