Masjid Baiturrahman Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alfahri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(163 revisi perantara oleh 84 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Coord|5|33|13|N|95|19|1.9|E||display=title}}
{{Infobox religious building
| name = Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh<br>''مسجد بيت الرحمن في باندا آتشيه''
|image = Meuseujid_Raya_Bayturrahman.JPG
| image = Meuseujid_Raya_Baiturrahman_.jpg
|caption = Masjid Raya Baiturrahman
| image_size = 250px
|building_name = Masjid Raya Baiturrahman
| caption =
|location = [[Banda Aceh]], [[Aceh]], [[Indonesia]]
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
| location = [[Kota Banda Aceh]],|Banda [[Aceh]], [[Indonesia]]
|website =
| province = [[Aceh]]
|architect =
| country = [[Indonesia]]
|architecture_type = Masjid
| established = 1612 dan 1879
|architecture_style = Kesultanan Aceh
| architect = [[Gerrit Bruins]]
|groundbreaking =
| architecture_type = Masjid
|year_completed =
| architecture_style = [[Timur Tengah]] dengan sedikit sentuhan arsitektur [[Mughal]]
|construction_cost =
| capacity = 30.000 =Jemaah
|dome_quantity = 7 Kubah<ref>{{id}} {{cite web|url=http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=baiturrahman |title=Masjid Baiturahman ( Masjid Raya ) Banda Aceh |format=php |accessdate={{date|2012-08-03}}}}</ref>
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity = 5 Menara8
|minaret_height =
| website =
}}
 
'''Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد بيت الرحمن في باندا آتشيه'') ([[bahasa Aceh]]: ''Meuseujid Raya Baiturrahman'') atau yang lebih dikenal dengan '''Masjid Raya Baiturrahman''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد الجامع بيت الرحمن'') atau '''Masjid Kesultanan Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد سلطنة آتشيه'') adalah sebuah masjid bersejarah yang berada di [[Kota Banda Aceh]], [[Aceh|Provinsi Aceh]], [[Indonesia]]. Masjid ini dibangun pada tahun 1879 dan merupakan simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme [[Suku Aceh|rakyat Aceh]]. Kemudian masjid ini adalah ''landmark'' Kota Banda Aceh sejak era [[Kesultanan Aceh]] dan selamat dari amukan bencana [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa dan tsunami 26 Desember 2004]] .
Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid Kesultanan Aceh Darussalam yang di bangun oleh Yang Mulia Paduka [[Sultan Iskandar Muda]] Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M.
 
Bangunan indah nan megah yang mirip dengan Taj Mahal di India ini terletak tepat di jantung Kota Banda Aceh dan menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh Darussalam.
 
Sewaktu Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua Bulan Shafar 1290H/10 April 1873 M, Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Kemudian, pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat.
 
Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya, dimana Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu Masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turkey dan akan sangat terasa sejuk apabila berada di dalam Masjid ini.
 
Mesjid ini berkubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal [[27 Desember]] [[1883]]. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun [[1935]]. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah ([[1959]]-[[1968]]). Mesjid ini kemudian telah diperluas dan saat ini memiliki 7 kubah.
 
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di [[Indonesia]] yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut.
 
== Sejarah ==
{{multiple image
[[File:Kohler death inscription in Banda Aceh.jpg|thumb|ki|Tugu tempat tewasnya Johan Harmen Rudolf Köhler di bawah Pohon Ketapang yang berada di halaman Masjid Raya Baiturrahman]]
| align = center
 
| direction = horizontal
Masjid Raya Baiturrahman merupakan Masjid Kesultanan Aceh yang dibangun pada masa pemerintahan [[Sultan Iskandar Muda]] pada tahun 1022 H/1612 M. Riwayat lain menyebutkan bahwa yang mendirikan Masjid Raya Baiturrahman adalah [[Sultan Alaidin Mahmudsyah]] pada tahun 1292 M. Pada masa [[Perang Aceh]], masjid ini berfungsi sebagai benteng pertahanan umat [[Islam]]. Mesjid ini pernah terbakar habis akibat penyerangan tentara Belanda dalam ekspedisinya yang kedua pada bulan Safar 1290 H/April 1873 M. Empat tahun setelah terbakar, pada pertengahan Shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji Jenderal [[Van Swieten]], maka [[Gubernur Jenderal]] [[Van Lansberge]] menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman.
| total_width = 600
 
| header = Masjid Baiturrahman yang asli
Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala negeri sekitar [[Banda Aceh]]. Hal ini disebabkan pengaruh masjid raya yang sangat besar bagi rakyat Aceh saat itu. Janji tersebut dilaksanakan oleh Mayor Jenderal [[Karel van der Heijden]] selaku [[gubernur militer Aceh]] pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis, 13 Syawwal 1296 H bersamaan dengan 9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Teungku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini selesai dibangun kembali pada tahun 1299 H yang hanya memiliki satu kubah.
| image1 = Idul Adha in Aceh, 1637, sketched by Peter Mundy part 1.jpg
 
| image2 = View of the great mosque of Aceh, sketched about 1650.jpg
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 60023672.jpg|thumb|Foto Masjid Raya Baiturrahman pada tahun [[1910]] - [[1930]] dari arsip Tropen Museum]]
| image3 = AMH-6875-KB View of Achin.jpg
 
| caption1 = Prosesi [[Idul Adha]] di Aceh, 1637.
Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman diperluas bagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua [[kubah]]. Perluasan ini dikerjakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum (B.O.W) dengan biaya sebanyak F. 35.000,- (tiga puluh lima ribu [[gulden]]) dengan pimpinan proyek Ir. M. Thahir dan selesai dikerjakan pada akhir tahun 1936 M.
| caption2 = Gambaran masjid raya Aceh, sekitar 1650.
 
| caption3 = Gambaran abad ke 18 tentang Banda Aceh.
Usaha perluasan dilanjutkan oleh sebuah panitia bersama yaitu Panitia Perluasan Masjid Raya Kutaraja. Dengan keputusan menteri tanggal 31 Oktober 1975 disetujui pula perluasannya yang kedua dan pelaksanaannya diserahkan pada pemborong NV. Zein dari [[Jakarta]]. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah [[menara]] sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M.
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 6002367260023556.jpg|thumbjmpl|Foto300px|Kerajaan Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada tahunsaat Sultan Muhammad Daud [[1910]]masih -bertahta [[1930]]sebagai dariSultan arsipAceh Tropenyang Museumterakhir]]
Dalam rangka menyambut [[Musabaqah Tilawatil Qur’an]] Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman diperindah dengan peralatan, pemasangan [[klinkers]] di atas jalan-jalan dalam pekarangannya. Perbaikan dan penambahan tempat [[wudhuk]] dari [[porselin]] dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan [[kaligrafi]] ayat-ayat [[Al-Qur’an]] dari bahan kuningan, bagian kubah serta instalasi [[air mancur]] di dalam kolam halaman depan.
 
Awalnya masjid yang asli dibangun pada tahun 1612 di masa pemerintahan [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]]. Ada juga yang mengatakan, bahwa masjid yang asli dibangun lebih awal pada tahun 1292 oleh [[Sultan Alaidin Mahmudsyah]]. Pada saat itu status masjid ini sebagai masjid kerajaan yang menampilkan [[Jerami|atap jerami]] berlapis-lapis yang merupakan fitur khas arsitektur Aceh.<ref name="heritage 81">{{cite book |author=Gunawan Tjahjono |authorlink= |title=Indonesian Heritage-Architecture |url= |accessdate= |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |page= |pages=81–82}}</ref>
[[File:Banda Aceh's Grand Mosque, Indonesia.jpg|jmpl|ki|Setelah sekitar 600 tahun lebih melewati peristiwa-peristiwa bersejarah, Sampai saat ini Masjid Raya Baiturrahman masih berdiri kokoh sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme Suku Aceh]]
 
Kemudian ketika [[Hindia Belanda|Kolonial Hindia Belanda]] menyerang Kesultanan Aceh pada tanggal 10 April 1873, masyarakat [[Aceh]] menggunakan bangunan masjid yang asli sebagai benteng pertempuran, dan menyerang [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|pasukan Kerajaan Belanda]] dari dalam masjid. Pasukan Kerajaan Belanda pun membalas dengan menembakkan suar ke atap jerami masjid, yang menyebabkan masjid terbakar. Ibadah salat dan lainnya saat itu direlokasi ke [[Masjid Baiturrahim Ulee Lheue]]. Jenderal [[Van Swieten]] pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali masjid dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
Pada tahun 1991-1993, Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang disponsori oleh gubernur Dr. [[Ibrahim Hasan]], yang meliputi halaman depan dan belakang serta [[masjid]]nya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas, meliputi bagian lantai masjid tempat [[shalat]], [[perpustakaan]], ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan tempat wudhuk. Sedangkan perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret. Sehingga luas ruangan dalam Masjid menjadi 4.760 m<sup>2</sup> berlantai marmer buatan [[Italia]], jenis secara dengan ukuran 60 × 120 cm dan dapat menampug 9.000 jamaah.
 
Lalu pada tanggal 9 Oktober 1879,<ref name="goodnewsfromindonesia.id_SejarahHariIni(">{{Cite web |title=Sejarah Hari Ini (9 Oktober 1879) - Belanda Bangun Kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh |last=Indrajaya |first=Dimas Wahyu |work=Good News From Indonesia |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/09/sejarah-hari-ini-9-oktober-1879-belanda-bangun-kembali-masjid-raya-baiturrahman-aceh |quote= |archivedate= |archiveurl= |url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Belanda]] membangun kembali masjid ini sebagai pemberian dan untuk mengurangi kemarahan rakyat Aceh. Konstruksi dimulai pada tahun [[1879]], ketika peletakan batu pertama diletakkan oleh Jendral Van Der Heyden dan [[Tengku Qadhi Malikul Adil]], yang kemudian menjadi [[Imam]] pertama masjid, dan diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1881 ketika masa pemerintahan [[Daftar penguasa Aceh|Sultan terakhir Aceh]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]]. Banyak orang Aceh yang awalnya menolak untuk beribadah di Masjid Baiturrahman yang baru ini karena dibangun oleh orang Belanda, yang awalnya merupakan musuh mereka. Namun sekarang masjid ini telah menjadi kebanggaan masyarakat Banda Aceh.<ref name="travelmarker.nl_BandaAceh-Sumat">{{Cite web |title=Banda Aceh |last=Luijken |first=Henk |work=travelmarker.nl |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |language= |quote= |archivedate=2016-11-17 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20161117192608/http://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |url-status=live |dead-url=yes }}</ref>
Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Dari masa ke masa masjid ini telah berkembang pesat baik ditinjau dari segi arsitektur, peribadatan maupun kegiatan kemasyarakatan. Sesuai dengan perkembangan, luas area Masjid Raya Baiturrahman ± 4 Ha, di dalamnya terdapat sebuah kolam, menara induk dan bagian halaman lainya ditumbuhi rumput yang ditata dengan rapi dan indah diselingi tanaman/pohon hias.<ref>[http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=baiturrahman Masjid Raya Baiturrahman]</ref>
 
[[File:Meusigit Raja (Grote Moskee, ook bekend als Baiturrahman-moskee) te Koetaradja, KITLV 1400096.tiff|jmpl|ki|300px|Masjid Raya Baiturrahman setelah penambahan kubah tahun 1935 semasa pemerintahan Gubernur Van Aken]]
== Penerbitan ==
 
Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki satu [[kubah]] dan satu [[Menara masjid|minaret]]. Kemudian kubah-kubah dan minaret, baru ditambahkan pada tahun 1935, 1957, dan 1982. Penambahan dua kubah dari yang sebelumnya tiga kubah pada tahun 1957 menjadikan jumlah kubah menjadi lima buah yang melambangkan [[Pancasila]] di Aceh.<ref>{{cite book |title=Perang Kolonial Belanda di Aceh |publisher=Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh |date=1977 |page= 107}}</ref> Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 minaret, termasuk yang tertinggi di Banda Aceh.<ref name="lestari">http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.htmlAceh Heritage {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120321191355/http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.html |date=2012-03-21 }}</ref>
Sejak 3 September 1993, Remaja Masjid Raya Baiturrahman hingga kini telah mengeluarkan 900an edisi [[khutbah]] [[Jumat]] dalam bentuk [[Tabloid]] Gema Baiturrahman. Tabloid ini menggunakan [[semboyan]] ''Menuju Islam Kaffah'' di pimpin oleh Drs. H. Ameer Hamzah sebagai pimpinan umum, Ir. H. Basri Abu Bakar, M.Si sebagai pimpinan redaksi dan Ridha Yunawardi sebagai pimpinan usaha. Namun sejak tahun 2010, tabloid ini berhenti beredar karena kekurangan dana {{fact}}.
 
Masjid ini masih berdiri tegak di tengah amukan gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu minaret 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa bumi tersebut.<ref name="acehpost">http://www.travellinkinfo.com/2019/08/kisah-masjid-raya-baiturrahman.html Pesona Religi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh</ref><ref>{{cite book | editor-last = Van der Klaauw| editor-first = C.J.| authorlink = | coauthors = | title = Geslachtslijst Bruins| publisher = | series = | volume = | edition = | date = 24 December 1940| location = | pages = 6| language = | url = https://books.google.com/books?id=HENCAAAAIAAJ&pg=PA6| doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm = }}</ref> Di saat kejadian bencana alam tersebut, masjid ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara untuk orang-orang yang terlantar dan baru dibuka kembali untuk ibadah salat setelah 2 minggu kemudian.<ref name="lestari" />
== Gambar ==
<gallery widths=175px heights=175px>
Berkas:Masjid_Raya.JPG|Langit-langit mesjid
Berkas:Bagian_Dalam_Mesjid_Raya_Banda_Aceh.jpg|Bagian dalam Mesjid Raya Baiturrahman
Berkas:Tugu_Modal_Aceh.JPG|Menara utama Mesjid Raya sekaligus sebagai tugu Aceh daerah modal Republik Indonesia
</gallery>
 
== RefrensiReferensi ==
{{reflistref-list}}
 
== Pranala luar ==
* [http://lestariheritage{{instagram|rmrb.net/aceh/webpages/sites01.html|Akun Mesjidresmi BesarRemaja Masjid Raya Baiturrahman] Aceh}}
* {{Commons category-inline}}
* [http://www.gemabaiturrahman.com/ Tabloid Gema Baiturrahman]
{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid-stub}}
{{DEFAULTSORT:Raya Baiturrahman}}
 
[[Kategori:Kota Masjid di Aceh|Baiturrahman Banda Aceh]]
[[Kategori:Masjid di Aceh]]
[[Kategori:Kesultanan Aceh]]