Samatha-vipassanā: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Rapikan}}
'''Samatha''' ([[bahasa Pali|Pali]]), ([[Sanskerta]]: शमथ, śamatha) adalah praktik [[meditasi Buddhis]] (bhavana) mengenai penenangan pikiran (citta) dan “formasi”-nya (sankhara). Hal ini dilakukan dengan berlatih meditasi fokus-tunggal yang pada umumnya dilakukan melalui kesadaran pernapasan. Samatha umum ditemukan pada semua tradisi [[Agama buddha|Buddhis]].
{{Buddhisme|dhamma}}
{{Judul miring}}'''''Samatha''''' ([[bahasa Pali|Pali]]; [[Sanskerta]]: शमथ, ''śamatha'') adalah praktik [[meditasi Buddhis]] (''bhāvanā'') mengenai penenangan [[Kesadaran (Buddhisme)|kesadaran]] (''citta'') dan formasinya (''saṅkhara''). Hal ini dilakukan dengan menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai luhur, seperti [[Cinta kasih (Buddhisme)|cinta kasih]] (''mettā''), [[Belas kasih (Buddhisme)|belas kasih]] (''karuṇa''), kemoralan (''[[Sila (Buddhisme)|sīla]]''), kedermawanan (''cagga''), dan lain sebagainya. ''Samatha'' umum ditemukan pada semua tradisi [[Agama buddha|Buddhis]].
 
'''''Vipassanā''''' (bahasa Pali) berarti melihat secara benar tentang sifat sejati dari realitas, yang tidak lain adalah [[Dukkha|''dukkha'']], [[Anicca|''anicca'']], dan [[Anatta|''anatta'']].<ref>''Essentials of Mahamudra: Looking Directly at the Mind'', oleh Khenchen Thrangu Rinpoche. Amazon.com.</ref><ref>Henepola Gunaratana, ''Mindfulness in plain English'', Wisdom Publications, hal. 21.</ref>
==Istilah ==
Istilah Tibet untuk samatha adalah ''shyiné'' (Wylie: zhi-Gnas). Menurut Jamgon Kongtrul, wawasan dapat dikumpulkan melalui penafsiran etimologi samatha dan shyiné:
:Istilah Tibet (untuk samatha adalah) ''shyiné'' [shi-ne] (shi-Gnas) dan Sanskerta adalah Shamatha. Dalam istilah bahasa Tibet, suku kata pertama, ''shi'', dan dalam istilah bahasa Sansekerta, dua suku kata pertama, shama, mengacu pada "kedamaian" dan "keamanan". Arti kedamaian atau keamanan dalam konteks ini adalah bahwa biasanya pikiran kita seperti gemuruh topan. Gemuruh tersebut adalah kecemasan pikiran. Pikiran kita pada dasarnya merupakan suatu perhatian obsesif terhadap masa lalu, konseptualisasi tentang masa kini, dan terutama perhatian yang obsesif terhadap masa depan. Ini berarti bahwa biasanya pikiran kita tidak mengalami saat sekarang sama sekali.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambhala Publications. ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.69.</ref>
 
== Istilah ==
Bidang [[semantik]] dari ''shi'' dan ''shama'' adalah "keamanan", "perlambatan atau pendinginan", "istirahat". Bidang semantik ''né'' adalah "untuk mematuhi atau tetap" dan hal ini serumpun atau setara dengan suku kata akhir istilah dalam bahasa Sanskerta, ''tha''.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambhala.ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.70.</ref>
 
==Penerapan= ''Samatha'' ===
Istilah Tibet untuk samatha adalah ''shyiné'' (Wylie: zhi-Gnas). Menurut Jamgon Kongtrul, wawasan dapat dikumpulkan melalui penafsiran etimologi samatha dan shyiné:
''Samatha'' (ketenangan) dianggap sebagai prasyarat konsentrasi. Dalam hal praktek meditatif, ''samatha'' mengacu pada teknik yang membantu dalam menenangkan pikiran. Salah satu teknik utama yang diajarkan oleh [[Sang Buddha]] dalam hal ini adalah kesadaran pernapasan (Pali:'' [[anapanasati]]''). Praktek ini juga digunakan untuk memusatkan pikiran. Dengan demikian, meditasi ''samatha'' dan meditasi konsentrasi sering dianggap identik. Tujuannya adalah pendirian perhatian seperti yang digunakan dalam hubungannya dengan praktik wawasan (P: ''[[vipassanā]]''; S: ''vipaśyanā''), penyelidikan sifat benda, seperti yang ditemui dalam tradisi ''dzogchen'', sehingga menghasilkan kebijaksanaan (P:'' panna'', S:''prajna''). ''Samatha'' umumnya dilakukan sebagai awal untuk dan dalam hubungannya dengan praktik
:Istilah Tibet (untuk samatha adalah) ''shyiné'' [shi-ne] (shi-Gnas) dan Sanskerta adalah Shamatha. Dalam istilah bahasa Tibet, suku kata pertama, ''shi'', dan dalam istilah bahasa Sansekerta, dua suku kata pertama, shama, mengacu pada "kedamaian" dan "keamanan". Arti kedamaian atau keamanan dalam konteks ini adalah bahwa biasanya pikiran kita seperti gemuruh topan. Gemuruh tersebut adalah kecemasan pikiran. Pikiran kita pada dasarnya merupakan suatu perhatian obsesif terhadap masa lalu, konseptualisasi tentang masa kini, dan terutama perhatian yang obsesif terhadap masa depan. Ini berarti bahwa biasanya pikiran kita tidak mengalami saat sekarang sama sekali.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambhala Publications. ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.69.</ref>
kebijaksanaan.<ref>Wallace, A. (2006) [http://wisdompubs.org/Pages/search_results.lasso ''The Attention Revolution''.] Wisdom Publications, ed. 1. hal.164</ref>
 
Bidang [[semantik]] dari ''shi'' dan ''shama'' adalah "keamanan", "perlambatan atau pendinginan", "istirahat". Bidang semantik ''né'' adalah "untuk mematuhi atau tetap" dan hal ini serumpun atau setara dengan suku kata akhir istilah dalam bahasa Sanskerta, ''tha''.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambhala.ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.70.</ref>
 
=== ''Vipassanā'' ===
Vipassana adalah kata berbahasa Pali dari awalan Sansekerta "vi-" dan akar kata kerja pas. Kata ini sering diterjemahkan sebagai "pemahaman" atau "penglihatan yang jernih"; "Vi" dalam bahasa Indo-Arya setara dengan bahasa Latin "dis." Kata "vi" pada kata vipassanā kemungkinan dapat berarti untuk melihat ke dalam, melihat melalui atau untuk melihat 'dengan cara yang khusus.’ <ref name="Henepola Gunaratana pg 21">Henepola Gunaratana, ‘’Mindfulness in plain English’’, Wisdom Publications, hal. 21.</ref> Atau, kata “vi” dapat berfungsi sebagai penguat, dan dengan demikian vipassanā mungkin berarti “melihat secara mendalam.”
 
Sebuah sinonim untuk "Vipassana" adalah paccakkha (Pali; Sansekerta: pratyakṣa), “di depan mata," yang mengacu pada persepsi pengalaman langsung. Dengan demikian, jenis penglihatan yang dilambangkan dengan "vipassanā" merupakan bagian dari persepsi langsung, sebagai lawan dari pengetahuan yang berasal dari penalaran atau argumen.
 
Dalam bahasa Tibet, vipashyana adalah lhagthong (wylie: lhag mthong). Istilah “lhag” berarti “lebih tinggi”, “superior”, “lebih besar”; istilah “thong” yaitu “pandangan” atau "untuk melihat". Jadi bersama-sama, lhagthong dapat disamakan dalam bahasa Inggris sebagai “superior seeing (penglihatan superior)”, “great vision (pandangan besar)” atau “supreme wisdom (kebijaksanaan tertinggi).” Hal ini dapat ditafsirkan sebagai “superior manner of seeing (cara melihat yang unggul)”, dan juga sebagai “melihat ke hal yang bersifat penting." Sifat yang dimaksud di sini yaitu kejelasan dan kejernihan pikiran.<ref name="ray74">Ray (2004) p.74</ref>
 
Henepola Gunaratana mendefinisikan Vipassana sebagai:
 
: “Melihat ke dalam sesuatu dengan kejelasan dan ketepatan, melihat setiap komponen sebagai hal yang berbeda dan terpisah, dan menusuk semua jalan masuk guna melihat kenyataan yang paling mendasar dari hal hal tersebut.” <ref name="Henepola Gunaratana pg 21" /><nowiki>}}</nowiki>
 
== Gambaran umum ==
 
=== ''Samatha'' ===
Dalam kanon Pali, jalan praktik Buddha disederhanakan menjadi tiga divisi, yaitu moralitas (''sila''), konsentrasi (''samadhi'') dan kebijaksanaan (''panna''). Kesadaran pernapasan mengarahkan praktisinya ke dalam konsentrasi (''samadhi''), area pengalaman di mana indra menjadi tenang dan pikiran berdiam dalam konsentrasi yang tidak terganggu pada objek (yaitu, napas), jika tidak dalam penyerapan meditatif (''Dhyana''). Ini adalah kondisi untuk wawasan (''vipassana'') dan selanjutnya pengembangan kebijaksanaan yang membebaskan (''panna''). Dalam Buddhisme, moralitas (''sila'') dipahami sebagai dasar yang stabil untuk pencapaian (''samatha''). Samatha dan vipassana merupakan bagian tak terpisahkan dari [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]] (''Noble Eightfold Path) ''seperti yang dijelaskan oleh Sang Buddha dalam ajaran intinya (''the Four Noble Truths''). [[Empat Kebenaran Mulia]], "''The Way to the End of Suffering ''", meliputi sila, samadhi dan panna, merupakan jalan yang mengundang praktisi untuk hidup dengan sila, samadhi dan panna.
 
=== ''Vipassanā'' ===
Dalam sutta Pitaka istilah “vipassanā” jarang disebutkan:
 
{{quote|Jika Anda melihat langsung pada wacana Pali—sumber paling awal untuk pengetahuan kita tentang ajaran Buddha—Anda akan menemukan bahwa meskipun mereka memang menggunakan kata samatha yang berarti ketenangan, dan vipassanā yang berarti penglihatan jernih, mereka sebaliknya tidak mengkonfirmasi satupun terhadap penerimaan kebijaksanaan tentang istilah-istilah ini. Hanya terkadang mereka memang menggunakan kata vipassanā—kontras dengan seringnya mereka menggunakan kata jhana. Ketika mereka menggambarkan perintah Buddha kepada murid-muridnya agar melaksanakan meditasi, mereka tidak pernah mengutip bahwa Sang Buddha berkata “pergilah lakukan vipassanā,” tetapi selalu “pergilah lakukan jhana.” Dan mereka tidak pernah menyamakan kata vipassanā dengan teknik perhatian lainnya. {{sfn|Thanissaro Bhikkhu|Year Unknown}}}}
 
Menurut Gombrich, perbedaan antara vipassanā dan samatha tidak berasal dari sutta, tetapi dari interpretasi terhadap sutta. Menurut Henepola Gunaratana:
 
: Sumber klasik untuk perbedaan antara dua kendaraan ketenangan dan wawasan adalah Visuddhimagga.
 
Sutta mengandung jejak perdebatan kuno tentang penafsiran ajaran, serta klasifikasi dan hierarki awal. Di luar perdebatan ini dikembangkan gagasan yang melahirkan wawasan yang cukup untuk mencapai pembebasan, dengan melahirkan wawasan tersendiri pada Tiga tanda keberadaan (Tilakkhana), yaitu dukkha, anatta dan anicca. {{sfn|Gombrich|1997|p=96-144}} Hal ini bertentangan dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan, di mana jalan Buddha dimulai dengan wawasan, yang akan diikuti oleh praktik untuk mengolah pikiran dan mencapai Nirvana.
 
Sthaviravada menekankan wawasan-ilham:
 
{{quote|Dalam Sthaviravada [...] kemajuan dalam pemahaman datang sekaligus, 'wawasan' (abhisamaya) tidak datang 'bertahap' (berturut-turut - anapurva). {{sfn|Warder|2000|p=284}}}}
 
Mahasanghika memiliki doktrin ekaksana-citt, “yang dengannya seorang Buddha mengetahui segala sesuatu dalam satu pemikiran-instan”. {{sfn|Gomez|1991|p=69}}
 
Penekanan pada wawasan juga dapat terlihat dalam tradisi Mahayana, yang menekankan prajna:<ref>{{cite web|author=Defined by Reginald A. Ray|date=|title="Vipashyana," by Reginald A. Ray. '&#39;Buddhadharma: The Practitioner's Quarterly'&#39;, Summer 2004|url=http://archive.thebuddhadharma.com/issues/2004/summer/dharma_dictionary.htm|publisher=Archive.thebuddhadharma.com|accessdate=2013-05-30}}</ref>
 
{{quote|Hal yang menjadi induk dari suatu korpus besar awal pustaka Mahayana, Prajnaparamita, menunjukkan bahwa sampai batas tertentu sejarawan mungkin mengekstrapolasi tren untuk memuji wawasan, prajna, dengan mengorbankan penghilangan nafsu, viraga, yaitu pengendalian emosi. {{sfn|Gombrich|1997|p=133}}}}
 
Meskipun Theravada dan Mahayana umumnya dipahami sebagai dua aliran Buddhisme yang berbeda, praktiknya juga mungkin mencerminkan penekanan pada wawasan sebagai sebutan yang serupa:
 
{{quote|Dalam praktik dan pemahaman Zen sebenarnya sangat dekat dengan Tradisi Theravada Hutan meskipun bahasa dan ajaran-ajaran yang dimilikinya sangat dipengaruhi oleh Taoisme dan Konfusianisme.<ref>{{cite web|url=http://bhikkhucintita.wordpress.com/category/buddhism/page/3/ |title=Through the Looking Glass, '&#39;Essential Buddhism'&#39; |publisher=Bhikkhucintita.wordpress.com |date= |accessdate=2013-05-30}}</ref>{{sfn|Khantipalo|1984|p=71}}}}
 
Penekanan pada wawasan juga dapat dilihat pada penekanan dalam Chan mengenai wawasan ilham, {{sfn|Warder|2000|p=284}} meskipun pada tradisi Chan wawasan ini harus diikuti oleh pengolahan bertahap.
 
== Praktik ==
 
=== Samatha ===
''Samatha'' (ketenangan) dianggap sebagai prasyarat konsentrasi. Dalam hal praktik meditatif, ''samatha'' mengacu pada teknik yang membantu dalam menenangkan pikiran. Salah satu teknik utama yang diajarkan oleh [[Sang Buddha]] dalam hal ini adalah kesadaran pernapasan (Pali:'' [[anapanasati]]''). Praktik ini juga digunakan untuk memusatkan pikiran. Dengan demikian, meditasi ''samatha'' dan meditasi konsentrasi sering dianggap identik. Tujuannya adalah pendirian perhatian seperti yang digunakan dalam hubungannya dengan praktik wawasan (P: ''[[vipassanā]]''; S: ''vipaśyanā''), penyelidikan sifat benda, seperti yang ditemui dalam tradisi ''dzogchen'', sehingga menghasilkan kebijaksanaan (P:'' panna'', S:''prajna''). ''Samatha'' umumnya dilakukan sebagai awal untuk dan dalam hubungannya dengan praktik
kebijaksanaan.<ref>Wallace, A. (2006) [http://wisdompubs.org/Pages/search_results.lasso ''The Attention Revolution''.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312054852/http://www.wisdompubs.org/Pages/search_results.lasso |date=2007-03-12 }} Wisdom Publications, ed. 1. hal.164</ref>
 
Melalui pengembangan meditatif dari kediaman yang tenang, seseorang dapat menekan munculnya lima rintangan. Dengan penekanan terhadap rintangan-rintangan ini, pengembangan meditatif wawasan menghasilkan kebijaksanaan yang membebaskan.<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an02/an02.030.than.html AN 2.30.]</ref>
 
Dalam tradisi Theravada, terdapat empat puluh obyekobjek meditasi. Kesadaran (''sati'') pernafasanpernapasan (''Anapana'': ''anapanasati''; S. ''ānāpānasmṛti'') adalah praktekpraktik ''samatha'' yang paling umum. ''Samatha'' dapat mencakup praktekpraktik-praktekpraktik ''samadhi'' lainnya juga.
 
Beberapa praktekpraktik meditasi seperti perenungan objek kasina mendukung pengembangan ''samatha'', praktekpraktik lainnya seperti kontemplasi kelompok yang kondusif untuk pengembangan ''vipassana'', sementara praktekpraktik yang lainnya seperti perhatian pada pernapasan secara klasik digunakan untuk mengembangkan kedua kualitas mental tersebut.<ref>Lihat, misalnya,  [http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/waytoend.html Bodhi (1999)]  dan Nyanaponika (1996), hal. 108</ref>
 
==Asal= MulaVipassanā ===
Meditasi vipassanā berbeda dalam tradisi Buddhis modern dan dalam beberapa bentuk nonsektarian. Ini mencakup teknik meditasi apa pun yang memupuk wawasan termasuk kontemplasi, introspeksi, observasi sensasi tubuh, meditasi analitik, dan pengamatan tentang pengalaman hidup.
 
Dalam konteks [[Theravada]], wawasan ini mendalami tiga tanda keberadaan: (1) ketidakkekalan ([[anicca]]) dan (2) penderitaan ([[dukkha]]) dan (3) tanpa-diri ([[anatta]]). Dalam konteks [[Mahayana]], wawasan ke dalam ini umumnya digambarkan sebagai ''sunyata'', ''dharmata'', ketidakterpisahan antara penampakan dan kekosongan (doktrin dua kebenaran), kejelasan dan kekosongan, atau kebahagiaan dan kekosongan.<ref>[http://archive.thebuddhadharma.com/issues/2004/summer/dharma_dictionary.htm Archive.thebuddhadharma.]</ref>
Sang Buddha dikatakan telah mengidentifikasi dua kualitas mental yang penting yang muncul dari praktek meditasi yang sehat: 
 
*Samatha, kediaman yang tenang, yang memantapkan, menyusun, menyatukan dan memusatkan pikiran;
Vipassana umumnya merujuk pada meditasi vipassanā, di mana ''satipatthana'', empat landasan kewaspadaan atau ''[[anapanasati]]'', "pernapasan secara sadar," digunakan untuk menjadi sadar akan ketidakkekalan dari segala sesuatu yang ada. Vipassana umumnya digunakan sebagai salah satu dari dua kutub untuk kategorisasi jenis praktik Buddhis; yang lainnya adalah [[samatha]].<ref>[http://www.accesstoinsight.org/theravada.html "''What is Theravada Buddhism?''".] Access to Insight.</ref>
*Vipassana, wawasan, yang memungkinkan seseorang untuk melihat, mengeksplorasi dan melihat "formasi" (fenomena yang terkondisi berdasarkan lima kelompok).<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.094.than.html AN 4.94]</ref>
 
Samatha adalah meditasi fokus, menenteramkan, dan menenangkan yang sudah dalam banyak tradisi di dunia, terutama [[yoga]]. Menurut ortodoksi Theravada kontemporer, samatha digunakan sebagai persiapan untuk vipassana, menenangkan pikiran dan memperkuat konsentrasi untuk memungkinkan terwujudnya wawasan, yang mengarah ke pembebasan.<!--BERSAMBUNG-->
 
== Asal Mula ==
 
Sang Buddha dikatakan telah mengidentifikasi dua kualitas mental yang penting yang muncul dari praktik meditasi yang sehat:
* Samatha, kediaman yang tenang, yang memantapkan, menyusun, menyatukan dan memusatkan pikiran;
* Vipassana, wawasan, yang memungkinkan seseorang untuk melihat, mengeksplorasi dan melihat "formasi" (fenomena yang terkondisi berdasarkan lima kelompok).<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.094.than.html AN 4.94]</ref>
 
Sang Buddha dikatakan telah memuji ketenangan dan wawasan sebagai sarana untuk mencapai keadaan ''nibbana'' (Pali; Skt.: ''[[Nirwana]]''.) yang tidak terkondisi. Sebagai contoh, dalam ''Kimsuka Tree Sutta'', Sang Buddha memberikan kiasan yang rumit di mana ketenangan dan wawasan adalah "sepasang pembawa berita yang cepat" yang menyampaikan pesan dari nibbana melalui [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]].<ref>Thanissaro Bhikkhu (1998). [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn35/sn35.204.than.html ''Kimsuka Sutta: The Riddle Tree.''] Diakses pada 22-05-2014</ref>
 
Dalam ''Four Ways to Arahantship Sutta'', Ven. Ānanda melaporkan bahwa orang-orang mencapai tingkat kesucian [[arahat]] menggunakan kekekalan dan wawasan yang tenang melalui salah satu dari tiga cara berikut: 
# Mereka mengembangkan kediaman yang tenang dan kemudian wawasan (Pali: ''samatha-pubbangamam vipassanam'')
# Mereka mengembangkan wawasan dan kemudian kediaman yang tenang (Pali: ''vipassana-pubbangamam samatham'')
# Mereka mengembangkan kediaman yang tenang dan wawasan secara tandem (Pali: ''samatha-vipassanam yuganaddham''), misalnya, memperoleh jhana pertama dan kemudian melihat kelompok terkait tiga tanda keberadaan sebelum melanjutkan ke jhana kedua.<ref>Bodhi (2005), hal. 268, 439  ''nn''. 7, 9, 10. Lihat pula  [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.170.than.html Thanissaro (1998)]</ref>
 
Dalam kanon Pali, Sang Buddha tidak pernah menyebutkan praktik meditasi ''samatha'' dan ''vipassana'' secara terpisah; sebagai gantinya, ''samatha'' dan ''vipassana'' adalah dua "kualitas pikiran" untuk dikembangkan melalui meditasi. Seperti yang Bhikkhu Thanissaro tulis,
:Ketika [sutta Pali] menggambarkan sang Buddha yang sedang memberitahu siswa-siswanya untuk bermeditasi, mereka tidak pernah mengutipnya dengan mengatakan 'lakukanlah vipassana,' tetapi selalu ‘lakukanlah jhana'. Dan mereka tidak pernah menyamakan kata "vipassana" dengan teknik kesadaran. Dalam beberapa kasus di mana mereka menyebutkan vipassana, mereka hampir selalu memasangkannya dengan samatha - bukan sebagai dua metode alternatif, tetapi sebagai dua kualitas pikiran yang seseorang mungkin 'peroleh' atau 'akan diberkahi dengan’, dan hal itu harus dikembangkan secara bersama-sama.<ref>Thanissaro Bhikkhu (1997) [http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/onetool.html ''One Tool Among Many: The Place of Vipassana in Buddhist Practice''.] Diakses 22-05-2014</ref>
 
Demikian pula, mengacu pada MN 151, ay. 13-19, dan AN IV, 125-27, Ajahn Brahm (yang, seperti Bhikkhu Thanissaro, dalam Tradisi Hutan Thailand) menulis bahwa
:“Beberapa tradisi berbicara tentang dua jenis meditasi, meditasi wawasan (vipassana) dan meditasi ketenangan (''samatha''). Bahkan keduanya adalah aspek tak terpisahkan dari proses yang sama. Ketenangan adalah kebahagiaan yang damai yang lahir dari meditasi; wawasan adalah pemahaman yang jelas yang lahir dari meditasi yang sama. Ketenangan mengarah pada wawasan dan wawasan menyebabkan ketenangan.”<ref>Brahm (2006). ''Mindfulness, Bliss, and Beyond''. Wisdom Publications, Inc. hal. 25. ISBN 0-86171-275-7.</ref>
 
== Interpretasi kontemporer Theravada ==
Dalam Theravada, ada berbagai pemahaman mengenai samatha.<ref>''The Experience of Samadhi: An In-depth Exploration of Buddhist Meditation'' by Richard Shankman. Shambhala: 2008. ISBN 1-59030-521-3</ref> Di Sri Lanka, ''samatha'' mencakup semua meditasi yang diarahkan pada objek statis.<ref>Schumann, Hans Wolfgang (1997), ''Boeddhisme'', Asoka</ref>
 
Di Burma, ''samatha'' terdiri dari semua praktik konsentrasi, yang bertujuan untuk menenangkan pikiran. Selama dekade terakhir ini, samatha dalam tradisi Burma telah dipopulerkan di barat oleh Pa Auk Sayadaw. Tradisi ini menjunjung tinggi penekanan pada samatha yang termuat dalam tradisi kitab komentar Visuddhimagga. Pa Auk Sayadaw menyajikan tradisi ini melalui retret yang luas di seluruh dunia hingga masa pensiunnya pada tahun 2012. Pada tahun 2005, Tina Rasmussen dan Stephen Snyder menyelesaikan seluruh jalur samatha yang rinci di bawah pengawasan langsung Pa Auk Sayadaw. Mereka kemudian merupakan orang awam Barat pertama yang ia ijinkan untuk mengajar. Snyder dan Rasmussen, dalam retret mereka dan dalam buku mereka, ''Practicing The Jhanas: Traditional Concentration Meditation As Presented By The Venerable Pa Auk Sayadaw'', menyajikan ajaran tradisional yang akurat dalam konteks yang dapat diakses praktisi awam Barat.<ref>''Practicing The Jhanas: Traditional Concentration Meditation As Presented By The Venerable Pa Auk Sayadaw'' by Snyder, Stephen; Rasmussen, Tina. Shambhala: 2009. ISBN 978-1-59030-733-5</ref>
 
Tradisi Hutan Thailand yang berasal dari Ajahn Mun dan yang dipopulerkan oleh Ajahn Chah menekankan ketidakterpisahan dari ''samatha'' dan ''vipassana'', dan pentingnya kedua praktik tersebut.
 
== Tradisi Indo-Tibet ==
 
=== Sutra Mahayana ===
Sejumlah sutra Mahayana menyebut ''samatha'', biasanya dalam hubungannya dengan vipassanā.
 
Salah satu yang paling menonjol, ''the Cloud of Jewels Sutra'' (''Ārya Ratnamegha Sutra'', Tib. ''<nowiki>'Phags-pa dkon-mchog sprin-gyi mdo</nowiki>'') membagi semua bentuk meditasi ke dalam ''śamatha'' atau ''vipassanā'', mendefinisikan ''samatha'' sebagai "kesadaran tujuan-tunggal" dan ''vipassanā ''sebagai "melihat ke dalam hakikat segala sesuatu".<ref>"How to practice Calm-Abiding Meditation," Dharma Fellowship.</ref>
 
''The Sūtra Unlocking Mistery ''(''Samdhinirmocana Sūtra''), sebuah ''sutra Yogacara'', juga sering digunakan sebagai sumber dalam ajaran-ajaran tentang ''samatha''. ''The Samādhirāja Sūtra'' sering dikutip sebagai sumber penting dalam instruksi samatha oleh tradisi Kagyu, terutama melalui komentar Gampopa,<ref>''Collected Works of Chogyam Trungpa, Vol. II'' Shambhala Publications. halaman 19</ref> meskipun ilmuwan Andrew Skilton, yang telah mempelajari ''Samādhirāja Sūtra'' secara mendalam, melaporkan bahwa ''Sutra'' itu sendiri "tidak mengandung eksposisi signifikan baik pada praktik meditasi ataupun pada kondisi pikiran.”<ref>"State or Statement?: Samādhi in Some Early Mahāyāna Sūtras." ''The Eastern Buddhist''. 34-2. 2002, halaman 57</ref>
Dalam kanon Pali, Sang Buddha tidak pernah menyebutkan praktik meditasi ''samatha'' dan ''vipassana'' secara terpisah; sebagai gantinya, ''samatha'' dan ''vipassana'' adalah dua "kualitas pikiran" untuk dikembangkan melalui meditasi. Seperti yang Bhikkhu Thanissaro tulis,
:Ketika [sutta Pali] menggambarkan sang Buddha yang sedang memberitahu siswa-siswanya untuk bermeditasi, mereka tidak pernah mengutipnya dengan mengatakan 'lakukanlah vipassana,' tetapi selalu ‘lakukanlah jhana'. Dan mereka tidak pernah menyamakan kata "vipassana" dengan teknik kesadaran. Dalam beberapa kasus di mana mereka menyebutkan vipassana, mereka hampir selalu memasangkannya dengan samatha - bukan sebagai dua metode alternatif, tetapi sebagai dua kualitas pikiran yang seseorang mungkin 'peroleh' atau 'akan diberkahi dengan’, dan hal itu harus dikembangkan secara bersama-sama.<ref>Thanissaro Bhikkhu (1997) [http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/onetool.html ''One Tool Among Many: The Place of Vipassana in Buddhist Practice''.] Diakses 22-05-2014</ref>
 
=== Dhyana ===
Demikian pula, mengacu pada MN 151, ay. 13-19, dan AN IV, 125-27, Ajahn Brahm (yang, seperti Bhikkhu Thanissaro, dalam Tradisi Hutan Thailand) menulis bahwa
:“Beberapa tradisi berbicara tentang dua jenis meditasi, meditasi wawasan (vipassana) dan meditasi ketenangan (''samatha''). Bahkan keduanya adalah aspek tak terpisahkan dari proses yang sama. Ketenangan adalah kebahagiaan yang damai yang lahir dari meditasi; wawasan adalah pemahaman yang jelas yang lahir dari meditasi yang sama. Ketenangan mengarah pada wawasan dan wawasan menyebabkan ketenangan.”<ref>Brahm (2006). ''Mindfulness, Bliss, and Beyond''. Wisdom Publications, Inc. hal. 25. ISBN 0-86171-275-7.</ref>
 
Samatha membantu aspek konsentrasi yang benar dari jalan mulia berunsur delapan. Hasil keberhasilan ''samatha'' juga kadang-kadang dicirikan sebagai penyerapan meditasi (''samadhi'', ''ting nge 'dzin'') dan meditasi seimbang (''Samahita'', ''mnyam-bzhag''), dan kebebasan dari lima penghalang (''āvaraṇa'', ''sgrib-pa''). Hal ini juga mengakibatkan ''siddhis'' dari indra ke-enam (''abhijñā'','' mgon shes'') dan emanasi ajaib (''nirmana'', ''sprul pa'').<ref>''Meditative States in Tibetan Buddhism'' By Lati Rinpoche, Denma Locho Rinpoche, Leah Zahler, Jeffrey Hopkins Wisdom Publications: December 25, 1996. halaman 53-85</ref>
== Faktor-faktor dalam samatha ==
 
=== Sembilan kediaman mental ===
Dalam formulasi yang berasal dari Asanga (4 Masehi), praktik ''samatha'' dikatakan untuk peningkatan melalui sembilan "kediaman mental" atau Sembilan tahapan melatih pikiran (Sans. ''navākārā cittasthiti'', Tib. ''Sem Gnas dgu''), yang mengarah ke samatha yang benar (setara dengan "konsentrasi akses" dalam sistem Theravada), dan dari sana ke keadaan konsentrasi meditasi yang disebut ''dhyana'' pertama (Pali: ''jhāna''; Tib. ''Bsam gtan'') yang sering dikatakan sebagai keadaan ketenangan atau kebahagiaan.<ref>Wallace, A. [http://www.wisdompubs.org/catalog 'The Attention Revolution', Wisdom Publications, 1st ed.], 2006, hal.6</ref><ref>''The Practice of Tranquility & Insight: A Guide to Tibetan Buddhist Mediation''  by Thrangu Rinpoche. Snow Lion Publications; 2 edition. 1998  ISBN 1-55939-106-5  hal.19</ref> Asanga melukiskan sembilan kediaman mental dalam ''Abhidharmasamuccaya''-nya dan dalam bab ''Śrāvakabhūmi'' dari ''Yogācārabhūmi-sastra''-nya. Hal ini juga ditemukan dalam ''Mahayanasutralankara'' dari ''Maitreyanātha''.
 
Sembilan Kediaman Mental (''navākārā cittasthiti'', ''sem-gnas dgu'') tersebut adalah:<ref>''Meditative States in Tibetan Buddhism''  By Lati Rinpoche, Denma Locho Rinpoche, Leah Zahler, Jeffrey Hopkins Wisdom Publications: December 25, 1996.  ISBN 0-86171-119-X  halaman 53-85</ref>
 
# '''Penempatan pikiran''' (S. ''cittasthāpana'', Tib འཇོག་པ - ''sem 'jog-pa'') terjadi ketika praktisi mampu menempatkan perhatiannya pada obyekobjek meditasi, tetapi tidak dapat mempertahankan perhatiannya tersebut untuk waktu yang lama. Gangguan, kebodohan pikiran dan rintangan lainnya merupakan hal yang umum terjadi.
# '''Perhatian yang berkelanjutan''' (S. ''samsthāpana'', Tib རྒྱུན་དུ་འཇོག་པ - r''gyun-du'jog-pa'') terjadi ketika praktisi mengalami saat-saat perhatian yang terus-menerus pada objek sebelum akhirnya terganggu. Menurut B Alan Wallace, ini adalah ketika Anda bisa mempertahankan perhatian Anda pada obyekobjek meditasi selama sekitar satu menit.
# '''Perhatian yang diulang''' (S. ''avasthāpana'', Tib བླན་ཏེ་འཇོག་པ - ''slan-te 'jog-pa'') adalah ketika perhatian praktisi terpaku pada objek selama sebagian besar sesi latihan dan dia mampu segera menyadari ketika dia telah kehilangan pegangan mentalnya pada objek dan mampu mengembalikan perhatiannya dengan cepat. Sakyong Mipham Rinpoche menunjukkan bahwa kemampuan untuk mempertahankan perhatian untuk 108 tarikan napas adalah tolak ukur yang baik ketika kita telah mencapai tahap ini.
# '''Perhatian yang SeksamaSaksama '''(S. ''upasthāpana'', Tib ཉེ་བར་འཇོག་པ - ''nye-bar 'jog-pa'') terjadi ketika praktisi mampu mempertahankan perhatiannya sepanjang seluruh sesi meditasi (satu jam atau lebih) tanpa kehilangan pegangan mentalnya pada objek meditasi sama sekali. Dalam tahap ini, praktisi mencapai kekuatan kesadaran. Namun demikian, tahap ini masih mengandung bentuk halus kesenangan dan kebodohan atau kelemahan.
# '''Perhatian yang dijinakkan''' (S. ''damana'', Tib དུལ་བར་བྱེད་པ - ''dul-bar byed-pa''), pada tahap ini praktisi mencapai ketenangan dalam pikiran, tetapi harus mewaspadai terhadap bentuk-bentuk halus dari kelemahan atau kesuraman, keadaan pikiran yang damai yang bisa rancu dengan kediaman yang tenang. Dengan berfokus pada manfaat masa depan dari mendapatkan Shamatha, praktisi dapat mengangkat (''gzengs-bstod'') pikirannya dan menjadi lebih fokus dan jelas.
# '''Perhatian yang ditenangkan''' (S. ''Samana'', Tib ཞི་བར་བྱེད་པ་ - ''zhi-bar byed-pa'') adalah tahap di mana kebodohan mental atau kelalaian yang halus tidak lagi menjadi kesulitan yang besar, tapi sekarang praktisi rawan terhadap kesenangan halus yang timbul di ujung perhatian meditatif. Menurut B. Alan Wallace tahap ini hanya akan tercapai setelah ribuan jam pelatihan yang ketat.
# '''Perhatian yang sepenuhnya ditenangkan''' (S. '''vyupaśamana,''' Tib རྣམ་པར་ཞི་བར་བྱེད་པ་ - ''nye-bar-bar zhi byed-pa''), meskipun praktisi mungkin masih mengalami kegembiraan atau kesuraman yang halus, hal tersebut jarang terjadi dan ia dapat dengan mudah mengenali dan menenangkannya.
# '''Perhatian fokus-tunggal''' (S. ''ekotīkarana'', Tib རྩེ་གཅིག་ཏུ་བྱེད་པ་ - ''Rtse-gcig-tu byed-pa'') dalam tahap ini praktisi dapat mencapai tingkat konsentrasi yang tinggi dengan hanya sedikit usaha dan tanpa terganggu bahkan oleh kelemahan atau kegembiraan halus selama seluruh sesi meditasi.
# '''Keseimbangan Pikiran''' (S. ''samādhāna'', Tib མཉམ་པར་འཇོག་པ་བྱེད་པ་ - ''Mnyam-par 'jog-pa'') meditator sekarang mudah mencapai konsentrasi yang diserap (''ting-nge-'dzin'', S. ''samadhi'') dan bisa mempertahankannya selama sekitar empat jam tanpa gangguan apapun.
 
::(10. samatha, Tib ཞི་གནས་, ''shyiné''- puncaknya, kadang-kadang disebut sebagai tahap kesepuluh) 
 
=== Lima kesalahan dan delapan penangkal ===
Baris 59 ⟶ 138:
meditasi, dan delapan penangkal diterapkan untuk mengatasi lima kesalahan tersebut. Formulasi ini
berasal dari ''Madhyānta-vibhāga'' dari Maitreyanātha dan
diuraikan dalam teks-teks lanjutan, seperti dalam ''Stages of Meditation''  (''Bhāvanākrama'')
oleh Kamalaśīla.<ref>''Study and Practice of Meditation: Tibetan Interpretations of the Concentrations and Formless Absorptions''  by Leah Zahler. Snow Lion Publications: 2009 halaman 23</ref>
 
==== Lima kesalahan ====
Baris 66 ⟶ 145:
''dmigs-pa''). Maka seseorang harus mengatasi
lima kesalahan (''ādīnava'', ''Nyes-dmigs'')
berikut:<ref>''Study and Practice of Meditation: Tibetan Interpretations of the Concentrations and Formless Absorptions''  by Leah Zahler. Snow Lion Publications: 2009 halaman 5</ref>
 
# Kemalasan (''kausīdya'', ''le-lo'')
# Lupa instruksi (''avavādasammosa'', ''gdams-ngag brjed-pa'')
# Kelemahan (''laya'', ''bying-ba'') dan kegembiraan (''auddhatya'', ''rgod-pa''). Kelemahan mungkin dapat berbentuk kasar (''audārika'', ''kain-pa'') atau halus (''suksma'', ''phra-mo''). Kelesuan (''styāna'', ''rmugs-pa'') sering juga hadir, namun dikatakan kurang umum.
# Non-terapan (''anabhisamskāra'', ''<nowiki>'du mi-byed-pa</nowiki>'')
# [Terlalu] diterapkan (''abhisamskāra'', ''<nowiki>'du byed-pa</nowiki>'')
 
==== Delapan penangkal ====
Berikut ini delapan penangkal (''pratipakṣa'', ''gnyen-po'') atau terapam (''abhisamskāra'', ''<nowiki>'du-byed pa</nowiki>'') yang
dapat diterapkan untuk mengatasi lima
kesalahan tersebut:<ref name="Tibetan Buddhism' 1996">''Meditative States in Tibetan Buddhism''  By Lati Rinpoche, Denma Locho Rinpoche, Leah Zahler, Jeffrey Hopkins Wisdom Publications: Desember 25, 1996.  hal. 53-85</ref>
* terhadap kemalasan:
:1. Keyakinan (''Sraddha'', ''ayah-pa'')
:2. Aspirasi (''chanda'', ''<nowiki>'dun-pa</nowiki>'')
:3. Tenaga (''vyayama'', ''rtsol-ba'')
:4. Kelenturan (''praśrabdhi'', ''shin-sbyangs'')
 
* terhadap lupa terhadap instruksi:
:5. Kesadaran diri (''smrti'', ''dran-pa'')
 
* terhadap kelemahan dan kegembiraan
:6. Kesadaran (''samprajaña'', ''Shes-bzhin'')
 
* terhadap non-terapan:
:7. Penerapan (''abhisaṃskāra'', ''<nowiki>'du byed-pa</nowiki>'')
 
* terhadap terlalu banyak diterapkan:
:8. non-terapan (''anabhisaṃskāra'', ''<nowiki>'du mi-byed-pa</nowiki>'')
 
==== Enam Kekuatan ====
Enam kekuatan (''bala'', ''stobs'') juga diperlukan untuk ''samatha'':<ref>''Meditative States in Tibetan Buddhism''  By Lati Rinpoche, Denma Locho Rinpoche, Leah Zahler, Jeffrey Hopkins Wisdom Publications: Desember 25, 1996.  hal. 54-58</ref>
 
# Mendengar (''śruta'', ''thos-pa'')
# Berpikir (''cinta'', ''bsam-pa'')
# Kesadaran diri (''smrti'', ''dran-pa'')
# Kesadaran (''samprajaña'', ''Shes-bzhin'')
# Usaha (''virya'', ''brtson-'grus'')
# Keakraban (''paricaya'', ''yong-su 'dris-pa'')
 
==== Empat metode keterlibatan mental ====
Empat motode keterlibatan mental (''manaskāra'', ''yid-la byed-pa'') yang
dikatakan mungkin untuk dilakukan adalah:<ref>''Meditative States in name="Tibetan Buddhism'' By Lati Rinpoche, Denma Locho Rinpoche, Leah Zahler, Jeffrey Hopkins Wisdom Publications: Desember 25, 1996. hal. 53-85<"/ref>
 
# Keterlibatan paksa (''balavāhana'', ''sgrim-ste 'jug-pa'')
# Keterlibatan yang terganggu (''sacchidravāhana'', ''chad-cing 'jug-pa'')
# Keterlibatan yang tidak terganggu (''niśchidravāhana'', ''med-par 'jug-pa'')
# Keterlibatan spontan (''anābhogavāhana'', ''lhun-grub-tu 'jug-pa'')
 
=== Mahamudra dan dzogchen ===
Samatha dipahami secara agak berbeda dalam tradisi [[Mahamudra]] seperti yang dipraktikkan dalam garis keturunan Kagyu. Seperti yang Traleg Kyabgon Rinpoche jelaskan,
:Dalam praktik meditasi ketenangan Mahamudra ... kita memperlakukan semua pikiran sebagai hal yang sama untuk mendapatkan jarak dan obyektifitas yang cukup dari kondisi mental kita saat ini, yang akan memungkinkan kita untuk masuk secara alami ke dalam keadaan ketenangan tanpa usaha atau rencana [.. .] Agar pikiran diam, kita perlu untuk menangguhkan pertimbangan nilai yang kita terapkan dalam aktivitas mental kita [...] adalah penting bahwa kita tidak mencoba untuk menciptakan keadaan tenang tetapi mengijinkan pikiran untuk masuk ke dalam ketenangan secara alami. Ini merupakan gagasan penting dalam tradisi Mahamudra, yaitu mengenai tidak melakukan apa-apa. Kita tidak melakukan mediasi ketenangan, kita membiarkan ketenangan muncul dengan sendirinya, dan akan melakukannya hanya jika kita berhenti memikirkan keadaan meditasi sebagai hal yang perlu kita lakukan secara aktif [...] Dengan kata lain, menangkap diri Anda di tengah gangguan adalah ujian sejati dalam meditasi ketenangan, karena yang penting adalah bukan kemampuan untuk mencegah timbulnya pikiran atau emosi tetapi kemampuan untuk menangkap diri kita dalam keadaan mental atau emosional tertentu. Ini adalah inti dari meditasi ketenangan [dalam konteks Mahamudra] [...] Gaya meditasi Mahamudra tidak mendorong kita menuju berbagai tingkat konsentrasi meditasi tradisional seperti yang dijelaskan dalam panduan mediasi eksoteris [...] Dari sudut pandang Mahamudra, kita tidak boleh menginginkan keseimbangan meditasi atau memiliki keengganan untuk pikiran diskursif dan emosi yang saling bertentangan tetapi untuk melihat kedua keadaan tersebut dengan tenang. Sekali lagi, poin pentingnya adalah bukan apakah meditasi yang seimbang telah hadir tapi apakah kita mampu mempertahankan kesadaran keadaan mental kita. Jika pikiran-pikiran yang mengganggu benar-benar timbul, karena hal tersebut pasti akan muncul, kita hanya perlu mengenali pikiran-pikiran dan emosi tersebut sebagai fenomena sementara.<ref>''Mind at Ease'', by Traleg Kyabgon, Shambhala Publications, halaman 149-152, 157</ref>
 
Bagi Kagyupa, dalam konteks Mahamudra, samatha melalui perhatian pada pernapasan dianggap sebagai cara yang ideal bagi meditator untuk melakukan transisi dalam mengambil pikiran itu sendiri sebagai objek meditasi dan menghasilkan vipassanā atas dasar tersebut.<ref>''Pointing Out the Great Way: The Stages of Meditation in the Mahamudra tradition'' by Dan Brown. Wisdom Publications: 2006 halaman 221-34</ref>
 
Yang cukup mirip adalah pendekatan samatha yang ditemukan dalam semde dzogchen (Sansekerta: mahāsandhi cittavarga). Dalam sistem semde, samatha merupakan yang pertama dari empat yoga (Tib. naljor, Wylie: rnal-'byor),<ref>{{Cite web |url=http://www.dharmakirti.org/dc_curriculum.htm |title=Salinan arsip |access-date=2014-06-23 |archive-date=2009-10-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091003061747/http://dharmakirti.org/dc_curriculum.htm |dead-url=yes }}</ref> yang lainnya adalah vipassanā (Wylie: lhag-mthong), Non-dualitas (advaya, Tib. nyime, Wylie: gnyis-med),<ref>''Unbounded Wholeness'' by Anne C. Klein, Tenzin Wangyal. ISBN 0-19-517849-1 hal. 349</ref> dan kehadiran spontan (anābogha atau nirābogha, Tib. lhundrub, Wylie: lhun-grub).<ref>''Unbounded Wholeness'' by Anne C. Klein, Tenzin Wangyal. ISBN 0-19-517849-1 hal. 357, 359</ref> Ini merupakan paralel dari empat yoga dalam Mahamudra.
 
Pada Juni 1996, Ajahn Amaro mendirikan [[Biara Abhayagiri]] di Redwood Valley, California, di mana ia adalah kepala biara bersama dengan Ajahn Pasanno hingga Juli 2010. Ajahn Amaro kembali ke Amaravati pada bulan Juli 2010 dan sebagai pelajar lama dalam tradisi Theravada Hutan Thailand dari Ajahn Chah, ia juga telah melatih pendekatan samatha semde dzogchen di bawah Tsoknyi Rinpoche. Ia menemukan kesamaan dalam pendekatan dari dua tradisi tersebut terhadap samatha.<ref>Ajahn Chah's 'View of the View'", in ''Broad View, Boundless Heart'' by Ajahn Amaro.</ref>
 
=== Hubungan dengan vipassanā ===
Dzogchen Pönlop Rinpoche dengan jelas menggambarkan grafik hubungan perkembangan praktik ''samatha'' dan ''vipassanā'':
:Bagaimana kedua aspek meditasi tersebut dipraktikkan adalah ketika seseorang mulai dengan praktik ''shamatha''; atas dasar itu, maka ada kemungkinan untuk melatih ''vipassana'' atau ''lhagthong''. Melalui praktik ''vipassana'' yang berbasis dan dijalankan di tengah-tengah ''shamatha'', seseorang pada akhirnya berlatih penyatuan [''yuganaddha''] dari ''shamatha'' dan ''vipassana''. Penyatuan tersebut mengarah kepada pengalaman yang sangat jelas dan langsung dari sifat segala sesuatu. Hal ini membawa seseorang sangat dekat dengan apa yang disebut dengan kebenaran mutlak.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambala.ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.76.</ref>
 
== Praktik-praktik serupa dalam agama-agama lain ==
Meditasi dari tradisi agama lain mungkin juga diakui sebagai meditasi ''samatha'', yang berbeda dalam fokus konsentrasinya. Dalam pengertian ini, ''samatha'' bukanlah meditasi Buddhis murni.'' Samatha'' dalam fokus tunggal dan konsentrasi pikirannya adalah serumpun dengan keenam "dahan" ''yoga’ Astanga'', ''yoga raja'' yang merupakan'' konsentrasi'' (Dharana).
Meditasi dari tradisi agama lain mungkin juga diakui
 
sebagai meditasi ''samatha'', yang
berbeda dalam fokus konsentrasinya. Dalam pengertian ini, ''samatha'' bukanlah meditasi Buddhis murni.'' Samatha''
dalam fokus tunggal dan konsentrasi pikirannya adalah serumpun dengan keenam "dahan" ''yoga’ Astanga'', ''yoga raja'' yang merupakan'' konsentrasi''
(Dharana). 
== Rujukan ==
{{reflist|30em}}
 
== Daftar pustaka ==
==Lihat pula==
{{refbegin}}
*[[Meditasi Buddhis]]
* {{Citation|last=Bond|first=George D.|year=1992|title=The Buddhist Revival in Sri Lanka: Religious Tradition, Reinterpretation and Response|publisher=Motilal Banarsidass Publishers}}
*[[Vipassanā]]
* {{Citation|last=Brooks|first=Jeffrey S.|year=2006|title=A Critique of the Abhidhamma and Visuddhimagga|url=http://www.greatwesternvehicle.org/criticism/abhidhamma.htm}}
*[[Anapanasati]]
* {{Citation|last1=Buswell|first1=Robert E. JR|last2=Gimello|first2=Robert M. (editors)|year=1994|title=Paths to Liberation. The Marga and its Transformations in Buddhist Thought|place=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers}}
* {{Citation|last=Fronsdal|first=Gil|year=1998|title=Insight Meditation in the United States: Life, Liberty, and the Pursuit of Happiness. In: Charles S. Prebish and Kenneth K. Tanaka, ''The Faces of Buddhism in America'', Chapter 9|url=http://www.insightmeditationcenter.org/books-articles/articles/insight-meditation-in-the-united-states-life-liberty-and-the-pursuit-of-happiness/}}
* {{Citation|last=Glickman|first=Marshall|year=1998|title=Beyond the Breath: Extraordinary Mindfulness Through Whole-Body Vipassana Meditation|publisher=Tuttle Publishing|isbn=1-58290-043-4}}
* {{Citation|last=Gombrich|first=Richard F.|year=1997|title=How Buddhism Began. The Conditioned Genesis of the Early Teachings|place=New Delhi|publisher=Munshiram Manoharlal Publishers Pvt. Ltd.}}
* {{Citation|last=Khantipalo|first=Bikkhu|authorlink=Khantipalo|year=1984|title=Calm and Insight. A buddhist Manual for Meditators|place=London and Dublin|publisher=Curzon Press Ltd.}}
* {{Citation|last=King|first=Winston L.|year=1992|title=Theravada Meditation. The Buddhist Transformation of Yoga|place=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass}}
* {{Citation|last=Koster|first=Frits|year=2009|title=Basisprincipes Vipassana-meditatie. Mindfulness als weg naar bevrijdend inzicht|publisher=Asoka}}
* {{Citation|last=Mathes|first=Klaus-Dieter|year=2003|title=Blending the Sūtras with the Tantras: The influence of Maitrīpa and his circle on the formation of Sūtra Mahāmudrā in the Kagyu Schools. In: Tibetan Buddhist Literature and Praxis: Studies in its Formative Period, 900–1400. Tibetan Studies: Proceedings of the Tenth Seminar of the International Association for Tibetan Studies|place=Oxford}}
* {{Citation|last=McMahan|first=David L.|author-link=|year=2008|title=The Making of Buddhist Modernism|place=|publisher=Oxford University Press|ISBN=9780195183276}}
* {{Citation|last=Nyanaponika|year=1998|title=Het hart van boeddhistische meditatie (The heart of Buddhist Meditation)|publisher=Asoka}}
* {{Citation|last=Ray|first=Reginald A. (Ed.)|year=2004|title=In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers|isbn=1-57062-849-1}}
* {{Citation|last=Schumann|first=Hans Wolfgang|year=1974|title=Buddhism: an outline of its teachings and schools|publisher=Theosophical Pub. House}}
* {{Citation|last=Thanissaro Bhikkhu|year=Year Unknown|title=One Tool Among Many. The Place of Vipassana in Buddhist Practice|url=http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/onetool.html}}
* {{citation|last=Warder|first=A.K.|year=2000|title=Indian Buddhism|place=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers}}
{{refend}}
 
== Lihat pula ==
* [[Meditasi Buddhis]]
* [[Vipassanā]]
* [[Anapanasati]]
 
== Pranala luar ==
* [http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/bhavana-pengertian-faedah-dan-cara-melaksanakan/ Bhavana : Pengertian, Faedah dan Cara Melaksanakan] samaggi-phala.or.id
 
* [http://www.sukhesikarama.com/meditasi-vipassana Meditasi Vipassanā Bhāvanā - Mengikis kekotoran batin untuk meningkatkan kualitas mental] oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri
{{buddha-stub}}
* [http://www.indonesian.dhamma.org/ indonesian.dhamma]
* [http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/dasar-dasar-meditasi-vipassana-2/ Dasar-dasar meditasi vipassana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140223003727/http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/dasar-dasar-meditasi-vipassana-2/|date=2014-02-23}}
* [http://meditasi-mengenal-diri.org/mmd_apaitu.html Meditasi mengenal diri]
* [http://www.insightmeditationcenter.org/books-articles/articles/theravada-spirituality-in-the-west/ Theravāda Spirituality in the West]
* [http://meaningness.wordpress.com/2011/07/07/theravada-reinvents-meditation/ David Chapman, ''Theravada reinvents meditation''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210418080353/https://meaningness.wordpress.com/2011/07/07/theravada-reinvents-meditation|date=2021-04-18}}
* [http://buddhanet.net/insight.htm Insight Meditation Online] Buddhanet.net
* [http://www.scribd.com/doc/59360476/A-Honed-and-Heavy-Axe-chandako-2004 A Honed and Heavy Axe]
* [http://www.scribd.com/doc/57316510/Satipatthana-Vipassana-Criticisms-and-Replies-Mahasi-Sayadaw Mahasi Sayadaw, ''Satipatthana Vipassana: Criticisms and Replies'']
* [http://www.greatwesternvehicle.org/fruit.htm Jeffrey S, Brooks, ''The Fruits (Phala) of the Contemplative Life'']
* [http://www.yellowrobe.com/practice/meditation.html Meditation] Yellowrobe.com
* [http://www.vipassana.com/ Vipassana Fellowship] ''Courses in Vipassana Meditation''
* [http://www.dhamma.org/en/art.shtml Vipassana Meditation] ''as taught by [[S.N. Goenka]] and his assistant teachers in the tradition of [[Ba Khin|Sayagyi U Ba Khin]] at free centers worldwide''
* [http://www.saddhamma.org/ Saddhamma Foundation] ''Information about practicing Vipassana meditation.''
{{meditasi}}
[[Kategori:Meditasi]]
[[Kategori:Meditasi agama Buddha]]