Tole Iskandar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Nama Jalan: + tag Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(38 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
|
|
|
|
|
|birth_place = [[Gemeente Depok|Depok]], [[Hindia Belanda]]
|
|
|death_place = Perkebunan Cikasintu, [[Sagaranten, Sagaranten, Sukabumi|Sagaranten]], [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| spouse = ▼
|spouse
}}
[[Letnan Dua (TNI)|Letnan Dua TNI]] ([[Anumerta]]) [[Raden]] '''Tole Iskandar''' (
== Riwayat
[[Berkas:Orang Tua Tole Iskandar.jpg|
Tole Iskandar adalah sulung dari
Tole Iskandar gugur saat berperang dengan
== Perjuangan ==
[[Berkas:Kakek Tole Iskandar Kota Depok.jpg|
[[Berkas:Barisan Tole Iskandar masa perjuangan. dulu.jpg|
Tole Iskandar memiliki catatan perjuangan tertulis dalam Laskar Pemuda Depok. Laskar itu tersohor dengan sebutan kelompok 21. Pada 21 September 1945, diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan Kartini. Tole Iskandar berikut 7 bekas anggota [[Heiho]] dan 13 anggota Pemuda Islam Depok mengadakan rapat dan diputuskan membentuk barisan keamanan untuk wilayah [[Kota Depok|Depok]].
Buntutnya, pecah insiden di Jalan Pemuda. Masyarakat kampung merebut semua harta melalui peristiwa Gedoran Depok. Mereka menawan para keturunan Belanda Depok ke [[Kota Bogor|Bogor]]. Belanda Depok merupakan mantan pekerja [[Cornelis Chastelein]]. Mereka mendapatkan jatah harta warisan Cornelis berupa tanah untuk dikelola▼
▲Tole Iskandar memiliki catatan perjuangan tertulis dalam Laskar Pemuda Depok. Laskar itu tersohor dengan sebutan Kelompok 21. Pada September [[1945]], diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan [[Citayam, Tajur Halang, Bogor|Citayam]] (sekarang Jalan [[Kartini|Kartin]]<nowiki/>i), Tole berikut tujuh bekas anggota Heiho dan 13 anggota Pemuda Islam Depok mengadakan rapat dan diputuskan membentuk Barisan Keamanan Depok. Tole Iskandar akhirnya terpilih menjadi komandan. Merekalah cikal bakal perjuangan di Depok. Ide pembentukan Barisan Keamanan Depok karena sehabis kemerdekaan situasi di sana tidak menentu. Semua hal berbau belanda dan tidak mau memasang [[Bendera Merah Putih|bendera merah putih]] dianggap musuh. <ref name="Tentara">[http://www.merdeka.com/khas/diam-diam-jadi-tentara-tole-iskandar-3.html Tole Iskandar Diam-Diam Jadi Tentara] merdeka.com, Diakses 8 Januari 2014</ref>
Pekerja itu didatangkan dari [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], [[Timor Leste|Timor]] dan [[Bali]]. Cornelis kemudian membentuk 12 marga untuk mereka setelah penghapusan perbudakan pada
▲Buntutnya, pecah insiden di Jalan Pemuda. Masyarakat kampung merebut semua harta melalui peristiwa Gedoran Depok. Mereka menawan para keturunan Belanda Depok ke Bogor. Belanda Depok merupakan mantan pekerja [[Cornelis Chastelein]]. Mereka mendapatkan jatah harta warisan Cornelis berupa tanah untuk dikelola
* Laurenz
* Loen
* Leander
* Jonathans
* Toseph
* Yakob
* Sudira
* Samuel
* Sadok
* Isac
* Bakas
* Tholence
Kini keturunan mereka umumnya tinggal di kawasan [[Depok Lama]].
▲Pekerja itu didatangkan dari [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], [[Timor]] dan [[Bali]]. Cornelis kemudian membentuk 12 marga untuk mereka setelah penghapusan perbudakan pada [[1714]].
Kelompok 21 dipimpin Tole Iskandar mengumpulkan Belanda Depok di sebuah tempat dekat [[Stasiun Depok
Saat itu, senjata yang dimiliki
▲Kelompok 21 dipimpin Tole Iskandar mengumpulkan Belanda Depok di sebuah tempat dekat Stasiun Depok Lama agar tidak menjadi korban dendam terhadap Belanda. Tole juga ikut mengusir pendudukan Belanda di Depok dan terlibat perang di Kalibata serta Bogor.
* Batalion I Depok
* Batalion II Leuwiliang
* Batalion III Jonggol
* Batalion IV Bogor
Laskar Rakyat Depok
▲Saat itu, senjata yang dimiliki Barisan Keamanan ini hanya empat pucuk carabine Jepang. Itu pun hasil rampasan dari polisi Jepang yang bertugas di Depok. Kolonel Samuan, salah satu tim penyusun sejarah perjuangan di Bogor, ke 21 orang ini diberi nama Kelompok 21. Pada [[15 Oktober]] 1945, di Bogor dibentuk [[BKR]] resimen II membawahi empat batalion, yaitu Batalion I Depok, Batalion II Leuwiliang, Batalion III [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], dan Batalion IV Kota Bogor.
Saat terjadi pertempuran dengan tentara Belanda di perkebunan
▲Laskar Rakyat Depok (kelompok 21) yang dipimpin oleh Tole Iskandar langsung meleburkan diri ke dalam Batalion I Depok. Setelah batalion masuk di Depok, berpuluh-puluh pemuda Islam setempat mendaftarkan diri menjadi [[TKR]]. Mereka berkali-kali menyerang pasukan Inggris di [[Pasar Minggu, Jakarta Selatan|Pasar Minggu]] dan markas mereka di pabrik [[Sepatu Bata]] Jalan Kalibata Raya.
Pada tanggal
▲Saat terjadi pertempuran dengan tentara Belanda di perkebunan Cikasindu, Tole Iskandar gugur setelah sebelumnya melakukan penyerbuan di Bojonggede, melawan pasukan [[Gurkha]] di di Citayam dan Pabuaran. Begitu hebatnya perjuangan Tole Iskandar, hingga ketika ia gugur merupakan pukulan berat bagi rekan-rekannya yang bertahun-tahun berjuang bersama.
▲Pada tanggal [[16 Juni]] [[1946]], Depok diserang secara besar-besaran oleh tentara gabungan Inggris dan Belanda. Perjanjian Renville, [[17 Januari]] [[1948]], Jawa Barat harus dikosongkan pejuang. Pasukan Siliwangi hijrah ke [[Jawa Tengah]]. Untuk mengisi kekosongan pejuang di Jawa Barat, [[Jenderal Sudirman]] dan [[Tan Malaka]] berunding. Hasilnya, dibentuklah pasukan rahasia yaitu Devisi [[Bambu runcing|Bambu Runcing]] (BR) dibawah pimpinan Sutan Akbar (mahasiswa kedokteran yang mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API) bersama pemuda yang mondok di asrama menteng 31 sekarang Gedung Juang).
Perang saudara meletus
▲[[11 Oktober]] [[1949]], Bambu Runcing mengeluarkan maklumat yang menentang seluruh perundingan dengan Belanda karena menilai seluruh hasil dari perundingan-perundingan tersebut hanya merongrong dan menggerogoti cita-cita kemerdekaan. Mereka menginginkan kemerdekaan 100 %. Mau tak mau mereka berhadap-hadapan dengan republik yang masih seumur jagung. Seteru semakin menjadi-jadi menyusul pemberlakuan Restrukturisasi dan Rasionalisasi (RERA) di tubuh [[angkatan bersenjata]].
Depok pun mencekam
▲Perang saudara meletus. Daerah yang dikuasai Bambu Runcing bergolak, termasuk Depok. Bambu Runcing Depok yang dipimpin seorang jawara bernama Sengkud bermarkas di Bulak Garong (sekarang Perumahan Pesona Kahyangan). Sengkud tersohor. Sebelum memimpin Bambu Runcing dia pernah bergabung bersama Pertahanan Desa (PD). [[Pramoedya Ananta Toer]], sastrawan legendaris itu juga pernah aktif di Pertahanan Desa.
▲Depok pun mencekam. Pembunuhan terjadi hampir setiap hari. Laskar rakyat yang tadinya bergerilya menggencarkan serangan sporadis terhadap pasukan penjajah berubah menjadi perampok yang sadis. Hanya saja yang dirampok orang-orang yang dianggap berseberangan dengan mereka, tiap malam ada saja yang digedor pintu rumahnya.<ref name="Gedoran Depok">[http://investigasi.seruu.com/read/2012/06/18/101978/sebuah-reportase-sejarah-gedoran-depokrevolusi-sosial-di-tepi-jakarta-1945-1955 Sebuah Reportase Sejarah: 'GEDORAN DEPOK' Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955] investigasi.seruu.com, Diakses 18 Juni 2012</ref>
{{Cleanup-PR|bagian}}
Bagi masyarakat Depok, khususnya warga [[Depok
Baik oleh pengguna jasa angkutan kereta api, bus, angkot maupun kendaraan pribadi. Aneh rasanya kalau warga [[Depok Timur]] tak kenal dengan nama jalan itu. Namun, bukan berarti setiap orang yang melintas di Jalan Tole Iskandar mahfum dengan si pemilik nama tersebut.
▲== Nama jalan ==
[[Berkas:Jalan Tole Iskandar Kota Depok.jpg|
Apalagi dulu Jalan Proklamasi dan Jalan Keadilan belum ada. Akses ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] saat itu hanya melalui Jalan Tole Iskandar menuju [[Jalan Raya Bogor]]. Bukan Jalan Margonda seperti saat ini. Letak Jalan Tole Iskandar sekitar 2 kilometer dari Jalan Pemuda melintasi [[Jembatan Panus]] peninggalan [[Belanda]].
▲Bagi masyarakat Depok, khususnya warga [[Depok Dua Tengah]] dan [[Depok Dua Timur]], Jalan Tole Iskandar bukan lah nama asing. Sebab, sebelum Jalan Merdeka dan Jalan Keadilan dibuka, Jalan Tole Iskandar merupakan akses satu-satunya menuju [[Stasiun Depok]] maupun Terminal Depok. Setiap hari jalan itu dilintasi warga untuk menuju ke [[Jakarta]]. Baik oleh pengguna jasa angkutan kereta api, bus, angkot, maupun kendaraan pribadi. Aneh rasanya kalau warga [[Depok Dua Tengah]] dan [[Depok Dua Timur]] tak kenal dengan nama jalan itu. Namun, bukan berarti setiap orang yang melintas di Jalan Tole Iskandar mahfum dengan si pemilik nama tersebut.
== Lihat pula ==
* [[Margonda]]
== Referensi ==
Baris 75 ⟶ 91:
== Pranala luar ==
* [http://depoktren.com/2013/10/23/asal-usul-jalan-margonda/ Asal-Usul Jalan Margonda]
* [http://www.depok.go.id/ Situs Web Pemerintah Kota Depok]
* [http://www.depok.go.id/profil-kota/lambang-dan-identitas Lambang dan Identitas Kota Depok] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140703081716/http://www.depok.go.id/profil-kota/lambang-dan-identitas |date=2014-07-03 }}▼
▲* [http://www.depok.go.id/profil-kota/lambang-dan-identitas Lambang dan Identitas Kota Depok]
* [http://depoknews.com/sejarah-kota-depok/ Sejarah Kota Depok Dari Masa ke Masa]
[[Kategori:
|