Mendongan, Sumowono, Semarang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-adalah merupakan +adalah) |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|kecamatan =Sumowono
|kode pos =50662
|nama pemimpin =
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
'''Mendongan''' adalah sebuah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Sumowono, Semarang|Sumowono]], [[Kabupaten Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Secara administratif desa Mendongan terbagi menjadi 3 dusun yaitu Dusun Setro,Dusun Mendongan dan Dusun Gondangsari
<ref>SEJARAH DESA</ref>
1.1.1. <big>SEJARAH DESA</big><br>
<br>Dahulu Mendongan merupakan hutan yang ada di kaki gunung Ungaran, yang tentu saja masih menjadi daerah yang belum dapat dihuni, bagaimana Mendongan bisa menjadi Desa yang bisa dihuni dan sejarah awal terbentuknya Desa Mendongan akan dijelaskan dibawah ini:
Sekitar tahun 1830 pasca perang Diponegoro melawan belanda, para penduduk yang berada di kota magelang dan sekitarnya gempar, keadaan menjadi tidak menentu situasi mencekam. Demi untuk menyelamatkan diri para penduduk yang ketakutan mencari daerah perlindungan yang aman bagi mereka dan tentu saja daerah tersebut haruslah tidak diketahui oeh Belanda. Walaupun pejuang kita Pangeran Diponegoro dan Sentot Prawiro Dirjo berhasil ditangkap oleh Belanda tetapi sebagian prajurit yang berhasil lolos dari kejaran Belanda tetap meneruskan perjuangan mencari daerah baru yang aman . Mereka ialah murid Kyai Mojo (teman seperjuangan Pangeran Diponegoro ). Mereka bernama Kyai Gusti, Kyai Mendong, Istri Kyai Mendong. Bertiga mereka mengembara kearah Barat laut, beberapa lama berjalan mereka sampai di sebuah hutan, hutan tersebut berada di anak kaki Gunung Ungaran yang pada saat itu disebut Gunung Gendol. Awalnya mereka bertiga “Bubak Alas“ tapi lama-kelamaan karena daerahnya yang subur dan air juga mudah didapat mereka akhirnya tinggal dihutan yang telah dibubak itu . Inilah daerah yang di kemudian hari akan menjadi Desa Mendongan yang kita kenal sekarang ini.
Seperti halnya manusia “jaman dahulu “ yang terkenal akan kelebihannya, mereka bertiga juga memiliki kelebihan yaitu bisa membaur dengan bangsa “Jin” . Menurut legenda bangsa jin itulah yang membantu mereka bertiga membabat hutan atas izin Alloh SWT, oleh karena bantuan dari bangsa “Jin” itulah dalam waktu yang tidak begitu lama sudah ada beberapa kampung yang terbentuk disekitar Mendongan, yaitu :
# Kampung Gondangsari
# Kampung Suatu
# Kampug Kauman
# Kampung Pancas
# BKampung Setro
Setelah Desa mendongan sudah menjadi desa maka Kyai Gusti Kembali ke Lanjan karena sebelumnya adalah di Desa Lanjan dan sampai meninggal dan di makamkan di Desa Lanjan.
Bukti Peninggalan Sejarah :
* Makam Kyai Mendong di Desa Mendongan
* Makam Istri Kyai Mendong di Desa Lanjan (karena dulu silaturohmi di tempat Kyai Gusti yang ada di Lanjan dan sakit sampai meninggal dan dimakamkan di Desa Lanjan).
* Makam Kyai Gusti di Desa Lanjan
''Sampai kini Desa Mendongan telah berusia lebih dari 188 tahun''
Nara sumber almarhum Bapak Sukarno '( Lurah zaman Belanda )''
Dalam perkembangan selanjutnya Desa Mendongan terbagi menjadi 3 wilayah lingkungan yang disebut Rukun Warga / RW dimana tiap RW terdiri dari 2 wilayah Rukun Tetangga / RT kecuali Mendongan 4 RT sehingga secara keseluruhan Desa Mendongan terdiri dari 8 RT.
Kondisi yang dialami Desa Mendongan telah mencapai perkembangan di berbagai sektor, secara singkat dapat disebutkan :
* Kondisi tanah yang relatif subur sehingga sangat cocok untuk ditanami tanaman palawija dan sayur mayur.
* Potensi sumber daya alam yang berupa bahan/material bangunan yaitu bebatuan dan pasir yang cukup melimpah.
* Jumlah penduduk yang heterogen merupakan potensi yang bisa dikembangkan untuk melaksanakan kegiatan pembangunan.
Perkembangan diatas dapat dikatakan kekuatan / potensi desa untuk maju dan dukungan dalam mengatasi permasalah-permasalah yang dihadapi desa. Dalam setiap perkembangan pasti ada hambatan dan tantangan atau dampak dari perkembangan itu sendiri.<br>
Adapun masalah-masalah yang dihadapi desa saat ini adalah :
* Tingkat pendidikan yang relatif rendah karena dari jumlah penduduk yang ada 85% hanya mengenyam pendidikan dasar.
* Tingkat kesejahteraan yang relatif rendah jika dilihat dari standart kesejahteraan saat ini, dimana sekitar 15% penduduk Desa Mendongan tergolong kategori penduduk miskin.
* Tingkat pengangguran yang cukup tinggi sebagai dampak sangat terbatasnya lapangan pekerjaan.
Berdasarkan sejarah, kekuatan dan kelemahan yang ada sebagaimana tersebut diatas, desa memiliki harapan dan cita-cita kedepan sebagai desa yang mandiri yang mampu menggali dan mengelola sumber daya yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk mencapai cita-cita dan tujuan sebagai desa agraris yang makmur sejahtera lahir maupun batin.
Oleh karena itu perlu arah dan alur yang jelas untuk sampai kepada tujuan tersebut, maka penyusunan dokumen RPJMDes ini mendesak dan penting bagi laju perkembangan desa kedepan yang lebih baik, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyusunan RPJMDes dilakukan berdasarkan partisipasi segenap pihak yang sedepat mungkin dilibatkan untuk dapat memotret kondisi desa seakurat mungkin dan merumuskan dan memprioritaskan tindakan dalam pembangunan terencana, sebagaimana maksud dan tujuan disusunnya RPJMDes. Sejarah desa akan membuktikan dan mencatat sejauhmana konsistensi upaya dan capaian pembangunan berdasarkan dokumen RPJMDes yang disusun ini.
<ref>DEMOGRAFI</ref>
==1.1.2. <big>DEMOGRAFI</big>==<br>
<br>
Jika dilihat dari sisi demografi, Desa Mendongan merupakan desa dengan kondisi topografi miring, berada di Lereng Gunung Ungaran sebelah barat. Dengan ketinggian 950 meter di atas permukaan laut yang berhawa sejuk dengan suhu berkisar 15-25 oC.
Sementara kondisi tanah termasuk jenis tanah cabuk yang gembur dan berwarna hitam dengan ketebalan antara 1-3 meter yang dibawahnya merupakan jenis batuan cadas yang kaya akan kandungan batu dan pasir.
'''A. Letak Wilayah'''<br>
Nama Desa : Mendongan<br>
Nama Kecamatan : Sumowono<br>
Nama Kabupaten : Semarang<br>
Nama Provinsi : Jawa Tengah<br>
<br>
Jarak ke ibukota kecamatan : 3 km<br>
Jarak ke ibukota kabupaten : 29 km<br>
<br>
Batas Wilayah Desa Mendongan
* ''Sebelah Utara'' : Ds.Losari
* ''Sebelah Timur'' : Ds. Bumen
* ''Sebelah Selatan'' : Dsn. Kenteng Ds. Sumowono
* ''Sebelah Barat'' : Dsn. Kalitumpang Ds. Trayu
'''B. Luas Wilayah'''<br>
Luas wilayah desa : '''94'''Ha.<br>
Wilayah desa terbagi menjadi : 3 lingkungan RW<br>
Lingkungan RW I : Dsn.Mendongan Jumlah RT : 4<br>
Lingkungan RW II : Dsn. Gondangsari Jumlah RT : 2<br>
Lingkungan RW III : Dsn. Setro Jumlah RT : 2<br>
Jumlah Total RW : 3 <br>
Jumlah Total RT : 8
'''C. Penggunaan Lahan'''<br>
Tanah Sawah : 74 Ha<br>
Irigasi : - Ha<br>
Irigasi ½ teknis : - Ha<br>
Tadah Hujan : - Ha<br>
Tanah Fasilitas Umum : - Ha<br>
Kas Desa : 0,9563 Ha<br>
Lapangan : 1,3575 Ha<br>
Perkantoran Pemerintah : 0,055 Ha<br>
Lainnya : - Ha<br>
Tanah Perkebunan : 0,55 Ha<br>
Tanah Kering : 8 Ha<br>
Tegal / Ladang : - Ha<br>
Permukiman : 10 Ha
'''D. Topografis'''<br>
Ketinggian tempat : 760 meter dari permukaan laut (M dPL)<br>
Kondisi tanah : Liat Berbatu<br>
Potensi tanah : Lahan Pertanian<br>
Bentang wilayah : datar /berbukit/lereng gunung<br>
Curah hujan/jml bln hujan : 2.500 mm/th 7 bulan<br>
Suhu rata-arta harian : 23-25oC
'''E. Penggunan Lahan Produktif dan Produksi Rata-Rata'''<br>
Pertanian : Padi dan Palawija Luasan/Produksi : 74 Ha/6 ton/th<br>
Peternakan : Ayam Potong Luasan/Produksi : -<br>
Perikanan : Nila dan lele Luasan/Produksi : -<br>
Perkebunan : Kopi dan Alpukat Luasan/Produksi : -<br>
Kehutanan : Sengon Luasan/Produksi : -
{{Sumowono, Semarang}}
{{Authority control}}
|