Batik Minahasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Veldyreynold (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'jmpl|Batik Minahasa dengan motif warugaria Batik Minahasa adalah kain batik yang diproses dengan cara membatik (Proses pembuatan motif...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
k top: pembersihan kosmetika dasar, removed orphan tag
 
(36 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Batik Minahasa''' adalah kain batik yang menggunakan motif tradisional atau ragam hias dari tanah adat [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Kain batik sendiri adalah kain yang diproses dengan cara membatik, yaitu membuat motif dengan melakukan perintang warna menggunakan lilin atau malam. Dengan proses batik ini, lalu diangkatlah motif-motif ragam hias bangsa Minahasa. Minahasa adalah etnis besar (bangsa) yang terdiri dari beberapa sub etnis seperti Tonsea, Tolour, Tombulu, Tountemboan, Tonsawang, Batik, Pasan, Ponosakan, Borgo Babontehu.
[[Berkas:Kain batik Minahasa|jmpl|Batik Minahasa dengan motif warugaria ]]
 
Dari semua sub etnis yang kemudian menjadi satu kumpulan besar Etnis Minahasa mereka mendiami wilayah teritorial mulai dari Bitung, Minahasa Utara, Manado, Minahasa Selatan, Tomohon, Minahasa Induk, dan Minahasa Tenggara. Semuanya merupakan wilayah tanah adat Minahasa yang menjadi bagian dari Sulawesi Utara.
Batik Minahasa adalah kain batik yang diproses dengan cara membatik (Proses pembuatan motif pada kain dengan melakukan perintang warna lilin pada kain). Dengan proses batik ini, lalu diangkatlah motif-motif ragam hias bangsa Minahasa yang ternyata sudah ada jauh sebelum kerajaan-kerajaan di nusantara bertahta.
 
Salah satu sumber ragam hias batik Minahasa yaitu Waruga. Kehadiran waruga sebagai situ budaya Minahasa sudah sangat lama dan kuno sekali. Menurut penelitian para arkeolog dari Balai Arkeologi, waruga sudah ada sejak 400 Tahun sebelum Masehi. Proses penentuan usia waruga dilakukan dengan menggunakan karbon aktif sehingga dapat ditentukan secara ilmiah kapan waruga itu dibuat.
Maka batik Minahasa adalah kain yang diproses dengan cara pembatikan (bukan print) yang motif kainnya bercirikan ragam hias nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Minahasa secara umum.
Cara yang lain adalah dengan absolut dating yakni dengan cara menganalisa dan mencari keterangan ilmiah dari benda-benda yang terkait waruga tersebut. Seperti melihat usia keramik-keramik cina yang terdapat pada waruga.
 
Dengan melihat hal tersebut maka Waruga sebagai situs sejarah bangsa Minahasa dengan jelas menjadi rujukan bagi orang Minahasa dalam melihat hal-hal di masa yang lalu. Di antaranya adalah ragam hias yang terdapat pada waruga yang ternyata sangat kaya dan sangat indah bentuknya.
== Sumber motif hias ==
Dari sinilah maka rumah batik seperti Wale Batik Minahasa memproduksi kain batik dengan memindahkan sejumlah ragam hias yang mewakili perasaan masyarakat Minahasa ke dalam sebuah kain.
[[Berkas:Waruga1.jpg|jmpl|Waruga dengan motif hias manusia kangkang.|236x236px]]
Salah satu sumber ragam hias batik Minahasa adalah [[waruga]], yaitu kubur khas wilayah setempat. Kehadiran waruga sebagai satu budaya Minahasa sudah sangat lama. Menurut penelitian para [[arkeologi|arkeolog]] dari [[Balai Arkeologi]], waruga sudah ada sejak 400 tahun sebelum Masehi.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|date=2020-06-28|title=Cagar Budaya: Membaca Peluang Industri Kreatif Batik Waruga dari Minahasa Sulawesi Utara|url=https://www.kompasiana.com/wurihandoko7905/5ef7e00bd541df1111738ca3/cagar-budaya-memperkenalkan-peluang-industri-kreatif-batik-waruga-dari-minahasa-sulawesi-utara|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2022-06-05}}</ref> Proses penentuan usia waruga tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pertanggalan karbon, juga dengan membandingkan dengan usia keramik-keramik [[Tiongkok]] yang terdapat pada kubur tersebut.{{cn}}
 
Pada waruga didapati berbagai ragam hias yang khas, antara lain adalah manusia kangkang. Secara umum ada beberapa sumber ragam hias, yakni:
# Situs-situs perubakala seperti Waruga.
# Tanaman/Tumbuhan (Rerouwan) khas Minahasa seperti tawaang, tuis, gedi, edelweis, dsb.
# Hewan (Resouan) seperti burung Manguni, burung pisok, yaki, tarsius dan masih banyak lagi hewan khas Sulawesi Utara di tanah Minahasa.
# Geometris (Pakarisan) simbol simbol bentuk garis yang membentuk pola tertentu.
# Cerita Rakyat (Sinisilan) merupakan aplikasi ringkasan dari cerita rakyat/dongeng yang berada di lingkungan masyarakat Sulawesi Utara.
 
<!--
// perlu referensi
==Ragam hias==
Sumber ragam hias yang terdapat pada situs purbakala waruga;
 
1.&nbsp;'''''Tonaas'''''. Ragam hias ini terbagi dua, yaitu:
a. '''''Tonaas ang kayobaan''''' yaitu ''tuama'' atau lelaki kuat yang bisa menguasai makhluk hidup yang lain.
b. '''''Tuama loor/leos''''' adalah gambaran seorang pria berbentuk [[manusia kangkang]] sebagai simbol manusia yang polos apa adanya.
 
2.&nbsp;&nbsp;'''''Tarawesan paredey''''' adalah merupakan simbol dari gelombang kehidupan yang datang dari dua arah, yakni dari atas dan dari bawah. Motif ini secara berurutan berbentuk geometris (''pakarisan'') yang disebut ''tarawesan paredey'' atau garis berulang berbaris.
 
3. '''''Ma’sungkulan'''''. Ragam hias ini sebagian berbentuk kembang teratai atau dalam tradisi batik Jawa disebut [[kawung]]. Pada bagian bawahnya terdapat ragam hias mirip tangkai teratai seolah seperti lekukan ular.&nbsp; Nampaknya ini seperti motif dari flora (''rerouan'') yang membentuk motif baru. ''Ma'sungkulan'' artinya dipertemukan karena ada beberapa bentuk seperti kawung dan teratai yang bertemu menjadi bentuk yang unik. Motif ini bisa diinterpretasikan bahwa orang yang dikubur ini adalah orang yang sudah menikah karena mengalami hal-hal yang indah dan berbunga dengan bertemu jodohnya,
 
4. '''''Ma'suiyan (teteleb pisok)'''''. Ragam hias ini menyerupai sayap burung. Dari beberapa informasi ragam hias ini adalah ekspresi dari sayap [[burung pisok]] (''teteleb ne pisok''), salah satu jenis burung di Minahasa yang sangat terkenal. Di Minahasa terdapat [[Tari Pisok]] yang menggambarkan energi baik, yaitu keuletan dan kecakapan dari seekor burung pisok yang sangat lincah.
 
Dari sejumlah ragam hias tersebut terdapat pula ragam hias lain yang jika dikombinasikan akan menghasikan motif yang cukup unik dan berciri khas Minahasa seperti motif ''karengkom.''
 
5. '''''Wewengkalen. '''''Adalah bentuk seperti ular berkepala dua atau simbol keabadian di mana ular sebagai binatang yang bisa berganti kulit digambarkan memiliki kemampuan untuk bisa kembali memberbaharui kehidupannya.
 
B. Sumber ragam hias yang didapat dari tanaman (rerouwan) antara lain;
# Tawaang
# Buket Cengkih
# Cingkeh Fiaro
# Daun Woka
# Daun Wenang
# Daun Gedi
# Daun Pangi
# Pohon kelapa
# Biji Pala
# Daun Paku (Pakis)
# Daun Sese Wanua
C. Sumber ragam hias dari binatang/hewan atau motif resouwan diantaranya;
# Burung Manguni
# Tarsius
# Kuda Laut (sea horse)
# Burung Pisok
# Yaki
 
D. Sumber ragam hias dari alam semesta yang membentuk garis-garis geometris
# Karang laut bunaken
# Pegunungan Klabat, Soputan, Lokon, dsb.
# Danau Tondano, Moat, Linua, dsb.
# Sungai Ranoiapo, Sungai Tondano
# Motif Persawahan
E. Sumber ragam hias yang diangkat dari kisah cerita rakyat dan kodisi budaya Minahasa
# Motif Malesung
# Motif Toar Lumimuut
# Motif Tumatenden
# Motif Waraney
# Motif Kabasaran
# Motif Lumimuut
# Motif Karema
# Santi wo kedung
# Rumah Panggung (adat Minahasa)
# Bendi
# Roda Sapi
# Motif Maengket
# Motif Mapalus/Kumeter
 
== Teknik Penyusunan Motif (Tata Letak) ==
# Memanjang
# Menyerong
# Berbalikan
# Berhadapan
# Berbanjar
 
== Filosofi dan makna simbolik ==
Batik Minahasa lahir dari sebuah penghayatan kultural yang mendalam terhadap nilai-nilai budaya Minahasa yang makin hari makin luntur dan tenggelam. Padahal budaya Minahasa sarat dengan simbol-simbol yang memberikan khasana dan kekayaan budaya yang mampu menuntun kehidupan masyarakatnya melewati jaman-jaman kelam di masa pra kolonial, kolonial, dan pasca kolonial. Beberapa di antaranya seperti burung Manguni. Burung ini merupakan burung yang sangat sakral dalam tradisi masyarakat Minahasa kuno maupun Minahasa hari ini.
 
Burung manguni memiliki kedekatan karena banyak membantu petani. Dari penuturan sejumlah tokoh adat menyebutkan burung ini banyak menyelamatkan tanaman padi dari para petani karena ia menjadi pembasmi hama tikus. Selain itu, burung ini memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi sehingga mampu merasakan adanya bencana atau hal-hal diluar kebiasaan kondisi berlaku, burung ini bisa membunyikan suara yang seolah menjadi pertanda ada hal yang buruk yang akan terjadi.
-->
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
* [http://manado.tribunnews.com/2014/05/04/kain-batik-minahasa-hadir-di-manado Kain Batik Minahasa Hadir di Manado]
* [http://www.suaramanado.com/berita/sulut/sosial-budaya/2014/05/7507/produsen-kain-batik-pertama-di-sulut+ Produsen Kain Batik Pertama di SULUT]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di Indonesia}}
 
[[Kategori:Batik]]
[[Kategori:Budaya Minahasa]]