Tafsir Al-Mishbah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fatekage (bicara | kontrib)
AnakAgama (bicara | kontrib)
k Rapihan
 
(12 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
{{tanpa_referensi}}
'''Tafsîr al-Mishbâh''' adalah karya[[tafsir monumentalAl-Qur'an]] karya [[Muhammad Quraish Shihab]] (ulama dari Indonesia) dan diterbitkan oleh Lentera Hati. Al-mishbah sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti lampu.
 
Tafsir al-mishbah sendiri ditulis dengan tujuan sesuai namanya yaitu agar menjadi lampu, yang bertujuan untuk menerangi
 
== Tentang Al-Misbah ==
[[Tafsir]] al-Misbah adalah sebuah tafsir alAl-Quran lengkap 30 Juz pertama dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Warna keindonesiaanke-Indonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khazanah pemahaman dan penghayatan umat Islam terhadap rahasia makna ayat Allah SWTswt.
 
== Sekilas Tentang Isi Tafsir ==
[[Berkas:Rekaman Kultum.JPG|rightka|thumbjmpl|300px| M. Quraish Shihab dalam rekaman "Kultum" di [[RCTI]] (2007)]]
M. Quraish Shihab memulai dengan menjelaskan tentang maksud-maksud firman Allah swtSWT sesuai kemampuan manusia dalam menafsirkan sesuai dengan keberadaan seseorang pada lingkungan budaya dan kondisisosialkondisi sosial dan perkambanganperkembangan ilmu dalam menangkap pesan-pesan alAl-Quran. Keagungan firman Allah dapat menampung segala kemampuan, tingkat, kecederungankecenderungan, dan kondisi yang berbeda-beda itu. Seorang mufassir dituntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga al-Quran dapat benar-benar berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang haq dan bathil serta jalan keluar bagi setiap problema kehidupan yang dihadapi, Mufassir dituntut pula untuk menghapus kesalahpahaman terhadap Al-Qur’an atau kandungan ayat-ayat.
Seorang mufassir di tuntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga al-Quran dapat benar-benar berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang haq dan bathil serta jalan keluar bagi setiap probelam kehidupan yang dihadapi, Mufassir dituntut pula untuk menghapus kesalah pahaman terhadap al-Qur’an atau kandungan ayat-ayat.
 
M. Quraish Shihab juga memasukkan tentang kaum Orientalisorientalis mengkiritikmengkritik tajam sistematika urutan ayat dan surah-surah alAl-Quran, sambil melemparkan kesalahan kepada para penulis wahyu. Kaum orientalis berpendapat bahwa ada bagian-bagian al-Quran yang ditulis pada masa awal karier Nabi Muhammad saw.
 
Contoh bukti yang dikemukakannya antara lain adalah: QS. Al-Ghasyiyah. Di sana terdapat gambaran mengenai hari kiamat dan nasib orang-orang durhaka, kemudian dilanjutkan dengan gambaran orang-orang yang taat.
 
Kemudian beliaudia mengambil tokoh-tokoh para ulama tafsir, tokoh-tokohnya seperti: Fakhruddin arAr-Razi (606 H/1210 M). Abu Ishaq asy-Syathibi (w.790 H/1388 M), Ibrahim Ibn Umar al-Biqa’i (809-885 H/1406-1480 M), Badruddin Muhammad ibn Abdullah Az-Zarkasyi (w.794 H) dan lain-lain yang menekuni ilmu Munasabat al-Quran/keserasian hubungan bagian-bagian al-Quran.
 
Ada beberapa prinsip yang dipegangi oleh M. Quraish Shihab dalam karya tafsirnya, baik tahlîlî maupun mawdhû‘î, di antaranya bahwa al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam alAl-Mishbâh, beliaudia tidak pernah luput dari pembahasan ilmu alAl-munâsabâtMunâsabât yang tercermin dalam enam hal:
 
* keserasian kata demi kata dalam satu surah;
Baris 25 ⟶ 27:
* Keserasian tema surah dengan nama surah.
 
Tafsîr al-Mishbâh banyak mengemukakan ‘uraian penjelas’ terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif. Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademisi hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang semakin menarik atensi pembaca untuk menelaahnya.
Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademisi hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang semakin menarik atensi pembaca untuk menelaahnya.
 
Begitu menariknya uraian yang terdapat dalam banyak karyanya, pemerhati karya tafsir Nusantara, Howard M. Federspiel, merekomendasikan bahwa karya-karya tafsir M. Quraish Shihab pantas dan wajib menjadi bacaan setiap Muslim di Indonesia sekarang. Dari segi penamaannya, Al-Mishbah berarti “lampu, pelita, atau lentera”, yang mengindikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan umat diterangi oleh cahaya al-Qur’an. Penulisnya mencitakan al-Qur’an agar semakin ‘membumi’ dan mudah dipahami. Tafsîr al-Mishbâh merupakan tafsir Al-Quran lengkap 30 juz pertama dalam 30 tahun terakhir, yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia: Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Ke-Indonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah. Mari terangi jiwa dan keimanan kita dengan Tafsîr al-Mishbâh sekarang juga.
Dari segi penamaannya, al-Mishbah berarti “lampu, pelita, atau lentera”, yang mengindikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan umat diterangi oleh cahaya al-Qur’an. Penulisnya mencitakan al-Qur’an agar semakin ‘membumi’ dan mudah dipahami.
Tafsîr al-Mishbâh merupakan tafsir Al-Quran lengkap 30 juz pertama dalam 30 tahun terakhir, yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia : Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Ke-Indonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah. Mari terangi jiwa dan keimanan kita dengan Tafsîr al-Mishbâh sekarang juga.
 
Buku ini terdiri dari 15 volume:
 
# Volume 1 : Al-Fatihah s/d Al-Baqarah; Halaman : 624 + xxviii halaman
# Volume 2 : Ali-‘Imran s/d An-Nisa; Halaman : 659 + vi halaman
# Volume 3 : Al-Ma’idah; Halaman : 257 + v halaman
# Volume 4 : Al-An’am; Halaman : 367 + v halaman
# Volume 5 : Al-A’raf s/d At-Taubah; Halaman : 765 + vi halaman
# Volume 6 : Yunus s/d Ar-Ra’d; Halaman : 613 + vi halaman
# Volume 7 : Ibrahim s/d Al-Isra’; Halaman : 585 + vi halaman
# Volume 8 : Al-Kahf s/d Al-Anbiya’; Halaman : 524 + vi halaman
# Volume 9 : Al-Hajj s/d Al-Furqan; Halaman : 554 + vi halaman
# Volume 10 : Asy-Syu’ara s/d Al-‘Ankabut; Halaman : 547 + vi halaman
# Volume 11 : Ar-Rum s/d Yasin; Halaman : 582 + vi halaman
# Volume 12 : Ash-Shaffat s/d Az-Zukhruf; Halaman : 601 + vi halaman
# Volume 13 : Ad-Dukhan s/d Al-Waqi’ah; Halaman : 586 + vii halaman
# Volume 14 : Al-Hadid s/d Al-Mursalat; Halaman : 695 + vii halaman
# Volume 15 : Juz ‘Amma; Halaman : 646 + viii halaman
 
[[Kategori:Ilmu Al-Qur'an]]