Masjid Shah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
Dewinta88 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(17 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{under construction|Tjmoel}}
{{Infobox religious building
| building_name = {{unbulleted list
Baris 60 ⟶ 59:
| materials =
}}
'''Masjid Shah''' dikenal pula sebagai masjid Imam (setelah revolusi Islami tahun 1979 di [[Iran]]) dan Masjid Jameh Abbasi yang merupakan sebuah masjid di Isfahan, Iran, berlokasi di sisi selatan Taman Naghsh-i Jahan. Masjid ini dibangun pada periode Safavi, dibawah perintah [[Abbas I dari Persia|Shah Abbas dari Persia]]. [[Berkas:Naghshe Jahan Square Isfahan modified.jpg|thumbjmpl|300px|Pemandangan Masjid dari [[Taman Naqsh-e Jahan]]]]
 
Masjid ini merupakan contoh sempurna dari [[arsitektur Islami]] Iran, dan dipandang sebagai mahakarya [[arsitektur Iran|Arsitektur Persia]]. Masjid Shah merupakan mahakarya abadi dari arsitektur di Iran. Masjid ini terdaftar, bersama dengan Taman Naghsh-i Jahan, sebagai [[Situs Warisan Dunia]] [[UNESCO]]. Pembangunannya dimulai pada tahun 1611, keindahan masjid ini terutama dikarenakan oleh ubin mozaik dengan tujuh warna dan tulisan-tulisan [[kaligrafi]]nya.
Baris 66 ⟶ 65:
[[Masjid]] ini merupakan salah satu warisan yang ditampilkan dalam ''[[Around the World in 80 Treasures]]'' ditampilkan oleh sejarawan arsitektur [[Dan Cruickshank]].
 
Masjid ini juga digambarkan pada bagian belakang uang kertas Iran sebesar 20,000 [[Rial Iran|rial]].<ref>[http://www.cbi.ir/default_en.aspx Central Bank of Iran] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210203093839/https://www.cbi.ir/default_en.aspx |date=2021-02-03 }}. Banknotes & Coins: [http://www.cbi.ir/page/1983.aspx 20000 Rials] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090409112845/http://www.cbi.ir/page/1983.aspx |date=2009-04-09 }}. – Retrieved on 24 March 2009.</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Shah Abbas I engraving by Dominicus Custos - Antwerp artist printer and engraver.jpg|thumbjmpl|leftkiri|[[Abbas I of Persia|Shah Abbas]] Pahatan kuningan oleh [[Dominicus Custos]], dari ''Atrium heroicum Caesarum'' pub. 1600–1602.]]
Pada tahun 1598, ketika [[Abbas I of Persia|Shah Abbas]] memutuskan untuk memindahkan ibukotaibu kota kerajaan Persia dalam masa pemerintahannya dari barat laut kota [[Qazvin]] ke pusat kota di Isfahan, ia memulai sesuatu yang akan menjadi upaya terbesar dalam sejarah Persia; pembuatan ulang atas kota kuno. Dengan memilih pusat kota di Isfahan, yang menjadi subur karena [[Zayanderud|Sungai Zāyandeh]] ("''sungai pemberi-kehidupan''"), terbentang layaknya mata air di dataran tandus yang luas, ia memastikan ibukotaibu kota terlindungi bila terjadi serangan baik dari [[Ottoman]] dan [[Uzbek]], dan pada waktu yang bersamaan mendapatkan tambahan kuasa atas [[Teluk Persia]], yang belakangan menjadi wilayah perdagangan penting untuk [[Belanda]] dan Britania [[East India Company|Perusahaan-perusahaan India Timur]].<ref>Savory, Roger; ''Iran under the Safavids'', p. 155.</ref>
 
Kepala arsitek untuk tugas kolosal akan perencanaan tempat pemukiman adalah [[Shaykh Bahai]] (Baha' ad-Din al-`Amili), yang memusatkan program pada dua tugas utama dari rencana utama Shah Abbas: jalan [[Charbagh, Isfahan|Chahar Bagh]], diapit dikedua sisi oleh institusi-institusi terkemuka, seperti pemukiman semua pejabat-pejabat asing, dan Taman Naqsh-e Jahan ("''Panutan Dunia''").<ref>Sir Roger Stevens; ''The Land of the Great Sophy'', p. 172.</ref> Sebelum Shah menjadi penguasa, struktur kekuatan Persia mengalami desentralisasi, yang mana institusi berbeda berupaya mendapatkan kekuasaan, termasuk didalamnya militer ([[Qizilbash]]) dan gubernur-gubernur dari berbagai provinsi ; guna membentuk kerajaan. Shah Abbas ingin merombak struktur politik yang demikian, dan pembuatan ulang Isfahan, sebagai ibukotaibu kota Agung Persia, merupakan langkah penting dalam pemusatan kekuatan.<ref>Savory; chpt: ''The Safavid empire at the height of its power under Shāh Abbas the Great (1588–1629)''</ref> Dengan demikian, Shah Abbas akan mengumpulkan tiga komponen kekuatan utama di Persia dalam wilayah kekuasaannya; kekuatan agamawi, disimbolkan oleh Masjid Shah, kekuatan perdagangan, disimbolkan dengan [[Taman Naqsh-e Jahan|Pasar Kerajaan]], dan tentunya, kekuasaan akan Shah sendiri, bertempat tinggal di Istana [[Ālī Qāpū|Ali Qapu]].
 
Inti paling berharga dari proyek ini adalah Masjid Shah, yang akan menggantikan [[Masjid Jameh di Isfahan|Masjid Jameh]] yang lebih tua dalam memimpin sholat Jumat. Guna mencapai hal tersebut, Masjid Shah dibangun bukan hanya atas dasar keagungan, memiliki kubah paling besar di kota, tetapi Shaykh Bahai juga berencana mendirikan dua sekolah agama dan masjid musim dingin yang berada pada masing-masing sisinya.<ref>Blake, Stephen P.; ''Half the World, The Social Architecture of Safavid Isfahan, 1590–1722'', p. 143–144.</ref>
Oleh karena harapan Shah untuk menyelesaikan pembangunan gedung dalam masa hidupnya, jalan pintas diraih dalam pembangunannya; sebagai contoh, Shah tidak mengindahkan peringatan dari salah satu arsitek Abu'l Qāsim mengenai bahaya kelemahan dari pondasi masjid, dan ia tetap pada proses pembangunannya.<ref>Savory, p. 162</ref> Alasan arsitek tersebut pun terbukti, karena pada tahun 1662, bangunan tersebut mengalami banyak perbaikan.<ref name="Blake144">Blake; p. 144</ref> Dan juga, rakyat Persia menciptakan gaya baru akan ubin mozaik (Tujuh-warna) yang lebih murah dan lebih cepat, hal ini tentunya mempercepat proses pembangunan. Pekerjaan ini diselesaikan dengan sangat baik oleh sekelompok pengrajin terbaik di negara itu, dan seluruh pekerjaan dipantau oleh kaligrafer Ulung, [[Reza Abbasi]]. Pada akhirnya, sentuhan terakhir dilakukan menjelang akhir tahun 1629, beberapa bulan setelah kematian Shah.
 
Juga, banyak sejarawan bertanya-tanya mengenai orientasi janggal [[Taman Naqsh-e Jahan|Taman Kerajaan]] (Maidān). Tidak seperti kebanyakan gedung-gedung penting, taman ini tidak berada dalam posisi menghadap [[Mekah]], makan ketika memasuki gerbang-masuk masjid, seseorang harus, hampir tanpa disadari, berputar kearah kanan, hal ini memungkinkan supaya ruangan utama menghadap Mekah. [[Donald Wilber]] memberikan penjelasan yang paling masuk akal akan hal ini; tujuan dari Shaykh Bahai agar supaya masjid dapat terlihat dari sisi manapun oleh mereka yang berada di maydān. Bila titik poros maydān bertepatan dengan titik poros Mekah, maka pandangan akan kubah masjid akan terhalangi oleh tugu gerbang-masuk yang berada di depannya. Dengan membuat sudut sedemikian, kedua bagian dari gedung, gerbang-masuk dan kubah, berada dalam posisi pandang sempurna yang dapat dinikmati semua orang yang berada di taman.<ref>Wilber, Donald; ''Aspects of the Safavid Ensemble at Isfahan'', in ''Iranian Studies'' VII: ''Studies on Isfahan Part II'', p 407–408.</ref>
 
== Arsitektur dan desain ==
[[Berkas:Imam Mosque by Amir.jpg|thumbjmpl|leftkiri|[[Iwan]] untuk jalur masuk dengan tugu beranda]]
 
=== Desain – gaya empat-[[iwan]] ===
Bangsa [[Dinasti Safawiyah|Safawi]] berpendapat bahwa Masjid Shah sebagai sebuah aliran dimana mereka dapat mengutarakan pendapat mereka akan beragam teknik arsitetur mereka. Bentuk [[Arsitektur Islami#Iwan|empat-iwan]], yang dirangkum oleh [[dinasi Seljuk]], diwariskan oleh bangsa Safawiyah, dengan tegas menetapkan beranda halaman masjid tersebut, dengan lajur masuk bertugu pada setiap sisi, sama pentingnya dengan bangunan itu sendiri.<ref name="asahi">http://www.ne.jp/asahi/arc/ind/2_meisaku/55_shah/sha_eng.htm</ref> Pada masa pemerintahan Seljuk, sebagaimana [[mistis Islami]] mulai bangkit dan masyarakat Persia sedang mencari desain arsitektural yang menekankan identitas [[Budaya Iran|Iran]], sususan empat-iwan mendapat tempat tersendiri. Masyarakat Persia telah memiliki legenda arsitektur yang kaya, dan bentuk istimewa iwan sesungguhnya diambil pada masa terdahulu, desain istana [[Sassanid]],<ref name="asahi"/> yakni [[Istana Ardashir]]. Dengan demikian, [[arsitektur Islami]] menjadi saksi tampilnya sebuah jenis baru yang berbeda dari desain [[gaya-hipo]] terdahulu, masjid-masjid Arab, seperti [[Masjid Umayyad]]. Bentuk empat-iwan secara khusu mengambil bentuk persegi, halaman yang berada di tengah dengan ruang masuk dari masing-masing sisi, memberikan kesan akan ''pintu gerbang'' dunia spiritual.
 
[[Berkas:Masjid Shah, view of the courtyard by Pascal Coste.jpg|thumbjmpl|rightka|300px|Lukisan oleh arsitek PerancisPrancis, [[Pascal Coste]], mengunjungi Persia tahun 1841.
Lukisan tersebut menggambarkan halaman utama, dengan dua iwan. Iwan pada sisi kanan memiliki ''goldast'' ada bagian atasnnya, yang pada kebanyakan masjid-masjid Persia menggantikan fungsi menara.]]
[[Berkas:Imam Mosque Isfahan Photo From Sahand Ace.JPG|thumbjmpl|rightka|300px|Masjid Imam Isfahan tahun 2013]]
 
Berada di pelataran publik, atau [[Taman Naqsh-e Jahan#Maidan - Taman Kerajaan|Maidan]], gerbang-iwan (pintu masuk) menuju masjid mengambil bentuk setengah-lingkaran, membentuk setengah-bulan dan berukuran tinggi 27 meter, bingkai melengkung dipenuhi hiasan berwarna pirus dan dihiasi karya [[stalaktit]] dari ubin yang mewah, penggambaran jelas dari arsitektur Islami Persia. Pada masing-masing sisi berdiri dua menara, dengan tinggi 42 meter, yang pada puncaknya terdapat balkoni kayu terukir dengan stalaktit hingga ke arah bawah. Kaligrafer Ahli dari Kerajaan, [[Reza Abbasi]], mengukir tanggal mulai pembangunan, dan disampingnya berisikan ayat-ayat yang memuja Muhammad dan Ali.<ref name="Blake143">Blake; p. 143</ref> Pada bagian tengah, didepan pintu masuk, terdapat kolam kecil dan tempat peristirahatan kuda, dan dibagian dalam para umat mendapatkan wadah besar dari marmer yang tertumpu, berisikan air tawar atau limun. Waddah ini masih ada sebagaimana pada waktu empat ratus tahun lalu, tetapi sudah tidak lagi berfungsi sebagai penyegar kepada para umat yang datang sholat Jumat.
 
Ketika melalui gerbang masuk, kita menjumpai halaman utama, pada bagian tengahnya terdapat kolam besar. Dua gerbang masuk (iwan) pada setiap sisinya memberikan pemandangan menuju gerbang utama yang berada di ujung, satu-satunya dengan menara, dan dibelakangnya terdapat kubah agun, dengan hiasan yang warna-warni.
 
Fitur utama dari masjid adalah [[menara]], dan Masjid Shah memiliki empat menara. Akan tetapi, masjid-masjid di Persia, menara-menara tinggi dipandang kurang tepat untuk digunakan mengumandangkan adzan, dan mereka akan menambahkan [[edikula]], dikenal dalam bahasa Persia sebagai ''goldast'' (buket) untuk kepentingan khusus, dan untuk Masjid Shah berada di puncak iwan bagian barat.<ref>Hattstein M., Delius P.; ''Islam, Art and Architecture''; p. 513</ref>
 
=== Bangunan Religi ===
[[Berkas:Masjed-e Shah 5.JPG|thumbjmpl|300px|Pemandangan interior dari masjid musim dingin, dibangun sebagai masjid hipostil.]]
Pada bagian dalam, kelengkapan akustik dan pantulan pada bagian tengah dibawah kubah merupakan pusat perhatian banyak pengunjung, karena kecerdasan arsitek, ketika menciptakan kubah, memungkinkan Imam untuk berbicara dengan suara lembut tetapi tetap dapat terdengar jelas oleh semua orang yang berada dalam masjid.
 
Baris 104 ⟶ 103:
 
=== Kubah ===
[[Berkas:Masjed-e Shah 0.JPG|thumbjmpl|300px]]
Sebagaimana dengan iwan-iwan, pengenalan [[kubah]] kedalam [[arsitektur Islam|desain arsitektural Islami]] dimulai oleh bangsa Persia. Struktur gedung tertua yang dimaksud adalah Masjid Agung [[Zavareh]], sekitar tahun 1135.<ref>http://www.ne.jp/asahi/arc/ind/2_meisaku/50_zavareh/zav_eng.htm</ref> Bangsa Persia telah membangun kubah yang demikian beberapa abad sebelumnya, dan contoh-contoh awal dari kubah dengan ukuran terbesar di dunia terdapat di Iran, contohnya adalah [[Ghal'eh Dokhtar|Kastil Perawan]]. Maka, para [[Muslim]] Safawiyah mencontoh pengetahuan pra-Islamic dalam pembangunan kubah, contoh penggunaan [[:en:squinch|squinch]] untuk membentuk transisi dari bangunan bersisi delapan, menjadi kubah melingkar. Untuk menutupi wilayah transisi tersebut, bangsa Persia membentuk jaringan [[stalaktit]] yang menarik. Oleh karenanya merupakan awal perkenalan dengan fitur tersebut kepada masjid-masjid Persia.
 
Kebangkitan Persia dalam pembangunan kubah diawali oleh [[Dinasti Safawiyah]]. Fitur nyata dari kubah Persia, yang memisahkan semuanya dari kubah-kubah yang dibentuk pada peradaban Kristen atau [[Kekaisaran Ottoman|Ottoman]] dan [[Kerajaan Mughal]], ubin-ubin warna-warni yang menutupi bagian ''luar'' kubah mereka sebagaimana mereka melakukannya pada bagian dalam. Kubah-kubah demikian kemudian bertambah banyak di Isfahan, dan wilayah sekitarnya, bentuk berwarna-biru nantinya akan mendominasi garis langit di kota. Memantulkan cahaya matahari, kubah-kubah ini tampak seperti [[pirus|permata pirus]] dan tampak bahkan dari kejauhan oleh pengelana yang menyelusuri [[Jalur Sutra]] melalui Persia. Dengan mencapai ketinggian 53 meter, kubah Masjid Shah kemudian menjadi yang tertinggi ketika selesai pada tahun 1629. Bangunan tersebut dibangun dengan kubah berlapis ganda dengan ketebalan 14 meter antara kedua lapisnya, dan berada pada ruangan kubah bersegi-delapan.<ref>Hattstein M., Delius P.; p. 513–514</ref>
<!--
Kebangkitan Persia dalam pembangunan kubah diawali oleh [[Dinasti Safawiyah]]. Fitur nyata dari kubah Persia, yang memisahkan semuanya dari kubah-kubah yang dibentuk pada peradaban Kristen atau [[Kekaisaran Ottoman|Ottoman]] dan [[Kerajaan Mughal]], ubin-ubin warna-warni,
 
=== ArtKesenian ===
A renaissance in Persian dome building was initiated by the [[Safavid]]s. The distinct feature of Persian domes, which separates them from those domes created in the Christian world or the [[Ottoman Empire|Ottoman]] and [[Mughal empire]]s, was the colorful tiles, with which they covered the ''exterior'' of their domes, as they would on the interior. These domes soon numbered dozens in Isfahan, and the distinct, blue-colored shape would dominate the skyline of the city. Reflecting the light of the sun, these domes appeared like glittering [[turquoise|turquoise gem]] and could be seen from miles away by travelers following the [[Silk road]] through Persia. Reaching 53 meters in height, the dome of the Masjed-e Shah would become the tallest in the city when it was finished in 1629. It was built as a double-shelled dome, with 14 meters spanning between the two layers, and resting on an octagonal dome chamber.<ref>Hattstein M., Delius P.; p. 513–514</ref>
[[Berkas:Sheikh Lotf Allah mosque - harem wall detail.jpg|jmpl|kiri|Detail mozaik, sebagaimana ditemukan di Masjid Shah, menampilkan kaligrafi Quranik tertulis dalam naskah Thuluth (foto diambil di Masjid Lotfallah).]]
[[Berkas:Masjed-e Shah 7.jpg|jmpl|ka|300px|Tampak dalam dari kubah yang megah dengan ubin-ubin polikrom, yang bertujuan untuk memberikan nuansa surgawi bagi pemerhatinya.]]
[[Berkas:Imam Mosque 3Daa.jpg|jmpl|ka|300px|Panorama 3D dari bagian dalam ruang sembahyang.]]
 
Masjid Shah merupakan sebuah struktur agung, yang menggunakan 18 juta batu-bata dan 475,000 ubin, Shah mengeluarkan biaya sebesar 60,000 [[toman Iran|toman]] untuk membangunnya.<ref>Pope; ''Survey'', p. 1185–88</ref> Bangunan ini juga menggunakan ubin [[mozaik]] dengan gaya ''haft rangi'' (tujuh-warna). Pada masjid-masjid Iran terdahulu, ubin-ubin yang digunakan adalah mozaik fayans, dengan proses lambat dan mahal dimana ubin-ubin satu-warna dipotong kecil-kecil dan digabungkan untuk menciptakan desain yang rumit. Pada metode ''haft rangi'', seniman menggabungkan semua warna, kemudian membakar ubin tersebut. Lebih murah dan lebih cepat, prosedur baru yang memungkinkan penggunaan kombinasi warna yang lebih luas, menciptakan pola yang lebih kaya, menarik dipandang mata.<ref name="Blake144"/><ref name="Hattstein">Hattstein M., Delius P.; p. 513</ref> Menurut [[Jean Chardin]], kelembaban udara Persia yang rendah membuat warna-warna menjadi lebih hidup dan lebih kontras dengan beragam pola, jauh lebih menarik dibanding dengan apa yang dapat dicapai di Eropa, dimana ubin-ubin berwarna menjadi tampak kusam dan tidak begitu menarik.<ref>Ferrier, R. W.; ''A Journey to Persia, Jean Chardin's Portrait of a Seventeenth-century Empire'', chpt: ''Arts and Crafts''</ref> Akan tetapi, sebagian besar penulis kontemporer dan modern melihat hasil karya ubin-ubin di Masjid Shah sebagai keunggulan baik dari segi kualitas dan keindahan dibandingkan karya yang digunakan untuk melapisi [[Masjid Sheikh Lotf Allah|Masjid Lotfallah]], yang kemudian sering kali menjadi rujukan oleh sejarawan Persia, seperti [[Iskandar Beg Munshi|Iskandar Munshi]], sebagai ''masjid dengan kesucian dan keindahan yang agung''.<ref>Blake; p.149</ref>
=== Art ===
[[File:Sheikh Lotf Allah mosque - harem wall detail.jpg|thumb|left|Mosaic detail, as found in the Shah Mosque, showing Quranic calligraphy written in Thuluth script (photo taken at the Lotfallah Mosque).]]
[[File:Masjed-e Shah 7.jpg|thumb|right|300px|Interior view of the lofty dome covered with polychrome tiles, intended to give the spectator a sense of heavenly transcendence.]]
[[File:Imam Mosque 3Daa.jpg|thumb|right|300px|A 3D Panorama of Interior view of main prayer hall.]]
 
Para arsitek juga banyak menggunakan marmer, yang mereka kumpulkan dari tambang kaca didekat [[Ardestan]].<ref name="Blake144"/> Seluruh gedung, mulai dari batas masuk hingga ke bangunan utama, dua meter bagian bawah dinding ditutupi dengan [[marmer]] berwarna krem, yang secara indah dipahat pada setiap sisinya disetiap sisi pintu masuk dan juga diukur dengan naskah-naskah. Diatas bagian ini dimulai dengan ubin-ubin mozaik yang menutupi sisa bangunan.
The Masjed-e Shah was a huge structure, said to contain 18 million bricks and 475,000 tiles, having cost the Shah 60,000 [[iranian toman|toman]]s to build.<ref>Pope; ''Survey'', p. 1185–88</ref> It employed the new ''haft rangi'' (seven-colour) style of tile [[mosaic]]. In earlier Iranian mosques the tiles had been made of faience mosaic, a slow and expensive process where tiny pieces are cut from monochrome tiles and assembled to create intricate designs. In the ''haft rangi'' method, artisans put on all the colors at once, then fired the tile. Cheaper and quicker, the new procedure allowed a wider range of colors to be used, creating richer patterns, sweeter to the eye.<ref name="Blake144"/><ref name="Hattstein">Hattstein M., Delius P.; p. 513</ref> According to [[Jean Chardin]], it was the low humidity in the air in Persia that made the colors so much more vivid and the contrasts between the different patterns so much stronger than what could be achieved in Europe, where the colors of tiles turned dull and lost its appearance.<ref>Ferrier, R. W.; ''A Journey to Persia, Jean Chardin's Portrait of a Seventeenth-century Empire'', chpt: ''Arts and Crafts''</ref> Still, most contemporary and modern writers regard the tile work of the Masjed-e Shah as inferior in both quality and beauty compared to those covering the [[Sheikh Lotf Allah Mosque|Lotfallah Mosque]], the latter often referred to by contemporary Persian historians, such as [[Iskandar Beg Munshi|Iskandar Munshi]], as ''the mosque of great purity and beauty''.<ref>Blake; p. 149</ref>
The architects also employed a great deal of marble, which they gathered from a marble quarry in nearby [[Ardestan]].<ref name="Blake144"/> Throughout the building, from the entrance portal and to the main building, the lower two meters of the walls are covered with beige [[marble]], with beautifully carved poles at each side of every doorway and carved inscriptions throughout. Above this level begins the mosaic tiles that cover the rest of the building.
 
Gerbang masuk masjid menampilkan dekorasi ubin yang terbaik dari bangunan itu sendiri. Seluruhnya dibentuk dari ubin mozaik dengan tujuh warna (biru tua ''Persia'', biru muda ''Turki'', putih, hitam, kuning, hijau dan biskit). Sebuah prasasti besar bertuliskan naskah-naskah religi dari naskah [[thuluth]] berwarna putih pada bagian bawah iwan yang berwarna biru tua. Ubin-ubin yang digunakan di Masjid Shah kebanyakan berwarna biru, kecuali yang melapisi ruangan aula, yang kemudian dikembalikan kewarna yang lebih sejuk, kuning-kehijauan.<ref name="Hattstein"/>
The entrance portal of the mosque displays the finest tile decoration in the building. It is entirely executed in tile mosaic in a full palette of seven colors (dark ''Persian'' blue, light ''Turkish'' blue, white, black, yellow, green and bisquit). A wide inscription band with religious texts written in white [[thuluth]] script on a dark blue ground frames the iwan. The tiles in the Masjed-e Shah are predominantly blue, except in the covered halls of the building, which were later revetted in tiles of cooler, yellowy-green shades.<ref name="Hattstein"/>
 
Menghadap ke utara, gerbang masjid menuju [[Taman Naqsh-e Jahan|Maidan]] biasa berada dibawah bayang-bayang tetapi sejak dilapisi dengan ubin mozaik yang bersinar; wilayah ini berkilau dengan didominasi oleh warna biru muda dengan kepekatan yang luar biasa.
Facing northwards, the mosque’s portal to the [[Naqsh-e Jahan Square|Maidan]] is usually under shadow but since it has been coated with radiant tile mosaics it glitters with a predominantly blue light of extraordinary intensity. The ornamentation of the structures is utterly traditional, as it recaptures the classic Iranian motifs of symbolic appeal for fruitfulness and effectiveness. Within the symmetrical arcades and the balanced iwans, one is drowned by the endless waves of intricate [[Arabesque (Islamic art)|arabesque]] in golden yellow and dark blue, which bless the spectator with a space of internal serenity. -->
Facing northwards, the mosque’s portal to the [[Naqsh-e Jahan Square|Maidan]] is usually under shadow but since it has been coated with radiant tile mosaics it glitters with a predominantly blue light of extraordinary intensity. Ornamen bangunan ini sama sekali tradisional, seraya mencerminkan motif klasik Irani yang melambangkan keberkahan dan efektivitas. Dengan area yang simetris dan iwan-iwan yang seimbang, kita terpukau oleh kerumitan [[Arabes]] dalam balutan kuning keemasan dan biru tua, yang memberkahi pengunjung dengan perasaan tenteram.
 
=== Arsitek ===
Baris 129 ⟶ 127:
=== Ukuran-ukuran ===
The port of the mosque measures {{convert|27|m|ft|0|abbr=on}} high, crowned with two minarets {{convert|42|m|ft|0|abbr=on}} tall.
The Mosque is surrounded with four [[iwan]]s and [[arcade (architecture)|arcadearcades]]s. All the walls are ornamented with seven-color mosaic tile. The most magnificent iwan of the mosque is the one facing the [[Qibla]] measuring {{convert|33|m|ft|0|abbr=on}} high. Behind this iwan is a space which is roofed with the largest dome in the city at {{convert|52|m|ft|0|abbr=on}} height. The dome is double layered. The whole of the construction measures {{convert|100|x|130|m}}, with the central courtyard measuring {{convert|70|x|70|m}}.
 
== Galeri Foto ==
<center><gallery>
Berkas:Shah mosque.JPG|Masjid pada malam hari
Berkas:Imamsquare2.JPG|Beranda area masuk
Berkas:Imam Mosque, Isfahan.jpg|Interior gedung utama
Berkas:Masjed-e Shah 3.JPG|Pemandangan interior dari kubah
Berkas:Imamsquare3.JPG|Orientasi aneh dari maidān
</gallery></center>
 
== Pandangan panoramik ==
* [http://www.world-heritage-tour.org/asia/central-asia/iran/esfahan/imam-s-mosque-pishtak-portal/sphere-quicktime.html Tampilan 360 derajat dari masjid dan Taman Naqsh-e, pada malam hari] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110109000935/http://www.world-heritage-tour.org/asia/central-asia/iran/esfahan/imam-s-mosque-pishtak-portal/sphere-quicktime.html |date=2011-01-09 }}
 
== Lihat pula ==
{{commons category|Masjed-e Shah, Isfahan}}
* [[Chehel Sotoun]] Palace
Baris 150 ⟶ 146:
{{reflist|colwidth=35em}}
 
=== Referensi ===
* ''Mimaran-i Iran'' by Zohreh Bozorg-nia. 2004. ISBN 964-7483-39-2
 
=== Bacaan lanjutan ===
* ''Half the World. The Social Architecture of Safavid Isfahan, 1590–1722''; by Stephen P. Blake
* ''Iran Under the Safavids''; by Roger Savory
* ''A journey to Persia. Jean Chardin's Portrait of a Seventeenth-century Empire''; by R. W. Ferrier
* ''Iran: Empire of the Mind''; by Michael Axworthy
 
<!-- {{Mosques in Iran}} {{Iranian Architecture}} {{Esfahan Province}} -->
{{Iranian Architecture}}
{{Esfahan Province}}
 
[[Kategori:Masjid di Isfahan]]