Slamet Rijadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
 
(87 revisi perantara oleh 56 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect|Slamet Riyadi|kegunaan lain|[[Slamet Riyadi (disambiguasi)]]}}
{{Infobox military personofficeholder
| name = Ignatius Slamet Rijadi
| image = Zaterdag, 12 november werd in het stadion te Solo een grote massabijeenkomst geh, Bestanddeelnr 924 (Slamet Rijadi, cropped).jpg
| caption = Rijadi, {{circa}}berpidato dalam pertemuan massal pemindahan kekuasaan [[Kota Solo]] dari Belanda ke Indonesia pada 1949.
| birth_date = {{Birth date|1927|07|26}}
| death_date = {{Death date and age|1950|11|4|1927|07|26}}
| birth_place = [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = [[Ambon]], [[Maluku]], [[Indonesia]]
| birth_name = Soekamto
| placeofburial =
| placeofburial_label =
| placeofburial_coordinates = <!-- {{Coord|LAT|LONG|display=inline,title}} -->
|father = Raden Ngabehi Prawiropralebdo
| nickname =
|mother = Soetati
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| branch allegiance = [[TNI Angkatan DaratIndonesia]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| serviceyears = 1947-1950
|serviceyears = 1947—1950
| rank = Brigadir Jenderal
|rank = [[File:19-TNI Army-BG.svg|25px| ]] [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]]
| servicenumber =
| unit =
| commands =
| battles = {{unbulleted list|[[AgresiSerangan MiliterUmum Belanda ISurakarta]]<br>|[[Agresi Militer BelandaInvasi IIAmbon]]}}
| battles_label =
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| relations =
| laterwork =
| signature =
}}
[[Brigadir Jenderal]] ([[Anumerta]]) [[TNI]] '''Ignatius Slamet Rijadi''' ([[EYD]]: '''Ignatius Slamet Riyadi'''; {{lahirmati|[[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|26|7|1927|[[Ambon]], [[Maluku]]|4|11|1950}}) adalah seorang tentara [[Indonesia]]. Rijadi lahir di Surakarta, [[Jawa Tengah]], putra dari seorang tentara dan penjual buah. "Dijual" pada pamannya dan sempat berganti nama saat masih balita untukdemi menyembuhkansembuh dari penyakitnyapenyakit, Rijadi tumbuh besar di rumah orangtuanya dan belajar di sekolah milik Belanda. Setelah [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki]] [[Hindia Belanda]], Rijadi menempuh pendidikan dimenghadiri sekolah pelaut yang dikelola oleh [[Jepang]] dan bekerja untuk mereka setelah lulus; ia meninggalkan tentara Jepang menjelang akhir [[Perang Dunia II]] dan membantuturut mengobarkan perlawanan selama sisa pendudukan.
 
Setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]] pada tanggal 17 Agustus 1945, Rijadi memimpin tentara Indonesia di Surakarta pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia|perang kemerdekaan]] melawan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Dimulai dengan kampanye [[gerilya]], pada 1947 ia berperang dengan sengit melawan Belanda di [[Ambarawa]] dan [[Semarang]], bertanggung jawab atas Resimen 26. Selama [[Agresi Militer Belanda I|Agresi Militer I]], Belanda mengambil alih kota tapitetapi berhasil direbut kembali oleh Rijadi, dan kemudian mulai melancarkan serangan ke [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1950, setelah berakhirnya revolusi, Rijadi dikirim ke [[Maluku]] untuk memerangi [[Republik Maluku Selatan]]. Setelah operasi perlawanan selama beberapa bulan dan berkelana melintasi [[Pulau Ambon]], Rijadi tewasgugur tertembak menjelang operasi berakhir.
 
Sejak kematiannya, Rijadi telah menerima banyak penghormatan. Sebuah jalan utama di Surakarta dinamakan menurut namanya, begitu juga dengan [[fregat]] [[TNI AL]], [[KRI Slamet Riyadi (352)|KRI ''Slamet Riyadi'']]. Selain itu, Rijadi juga dianugerahi beberapa tanda kehormatan secara [[anumerta]] pada tahun 1961, dan ditetapkan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] pada tanggal 9 November 2007.
 
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Rijadi terlahir dengan nama Soekamto di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]], pada tanggal 26 Juli 1927; {{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=263}} ia adalah putra kedua dari pasangan Raden Ngabehi Prawiropralebdo, seorang perwira pada tentara kesultanan[[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Kasunanan]], dan Soetati, seorang penjual buah.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1024}}{{sfn|Pour|2008|p=13}} Saat Soekamto berusia satu tahun, ibunya menjatuhkannya; ia kemudian jadi sering sakit-sakitan. Untuk membantu menyembuhkan penyakitnya, keluarganya "menjualnya" dalam ritual tradisional [[suku Jawa]] kepada pamannya, Warnenhardjo; setelah ritual, nama Soekamto diganti menjadi Slamet. Meskipun setelah ritual secara formal ia adalah putra Warnenhardjo, Slamet tetap dibesarkan di rumah orangtuanya.{{sfn|Pour|2008|pp=15–16}} KeluarganyaIa menganut agama [[Katolik Roma|Katolik]],<ref>''[[#DepPen|20 namunTahun SlametIndonesia memutuskanMerdeka]]'', untuk[https://books.google.com/books?hl=id&id=QtsRAAAAMAAJ&dq=slamet+rijadi+katolik&focus=searchwithinvolume&q=kusuma+bangsa%3F mempelajarihlmn. 431]</ref> serta dikatakan bahwa sejak kecil Slamet menyukai '[[kejawentirakat]]' sejakberpuasa mudadan hal-hal 'mistik{{'"}}.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1024}}
 
Slamet umumnya menempuh pendidikan di sekolah milik Belanda. Sekolah dasar dilaluinya di [[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsch-Inlandsche Schooll Ardjoeno]], sebuah sekolah swasta yang dimiliki dan dikelola oleh kelompok agamawan Belanda.{{sfn|Pour|2008|pp=15–16}} Saat bersekolah di Sekolah Menengah Mangkoenegaran, ia memperoleh nama belakang Rijadi karena ada banyak siswa yang bernama Slamet di sekolah tersebut.{{sfn|Pour|2008|p=19}} Saat di sekolah menengah juga ayahnya kembali "membelinya" dari sang paman.{{sfn|Pour|2008|pp=15–16}} Setelah tamat sekolah menengah dan saat [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Hindia Belanda]] pada tahun 1942, ia melanjutkan pendidikannya ke akademi pelaut di [[Jakarta]]. Setelah lulus, ia bekerja sebagai navigator di sebuah kapal laut.{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=263}}{{sfn|Pour|2008|p=20}}
Baris 41 ⟶ 38:
Saat tidak bekerja di laut, Rijadi tinggal di sebuah asrama di dekat [[Stasiun Gambir]], [[Jakarta Pusat]], sesekali ia juga bertemu dengan para pejuang bawah tanah.{{sfn|Pour|2008|p=21}} Pada 14 Februari 1945, setelah Jepang mulai mengalami kekalahan dalam [[Perang Dunia II]], Rijadi beserta rekannya sesama pelaut meninggalkan asrama mereka dan mengambil senjata; Rijadi pulang ke Surakarta dan mulai mendukung gerakan perlawanan di sana.{{sfn|Pour|2008|p=22}} Ia tidak ditangkap oleh [[Kempeitai|polisi militer Jepang]] atau unit lainnya selama masa pendudukan, yang berakhir dengan [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945.{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=263}}
 
=== Revolusi nasional ===
Setelah Jepang menyerah, Belanda berupaya untuk kembali menjajah Indonesia; karena tidak mau dijajah kembali, rakyat Indonesia-pun [[Revolusi Nasional Indonesia|melawan balik]]. Rijadi memulai kampanye gerilya melawan Belanda dan dengan cepat memperoleh kenaikan pangkat.{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=263}} Ia bertanggung jawab atas Resimen 26 di Surakarta. Selama [[Agresi Militer Belanda I]], yaitu serangan umum yang dilancarkan oleh belandaBelanda pada pertengahan 1947, Rijadi memimpin pasukan Indonesia di beberapa daerah di Jawa Tengah, termasuk [[Ambarawa]] dan [[Semarang]]; ia juga memimpin pasukan penyisir di sepanjang [[Gunung Merapi]] dan [[Gunung Merbabu|Merbabu]].{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1024}}
 
Pada bulan September 1948, Rijadi dipromosikan dan diserahi kontrol atas empat batalion tentara dan satu batalion tentara pelajar. Dua bulan kemudian, Belanda melancarkan [[Agresi Militer Belanda II|serangan kedua]], kali ini menyasar kota [[Yogyakarta]], yang saat itu menjadi ibu kota negara. Meskipun Rijadi dan pasukannya melancarkan serangan terhadap tentara Belanda yang berusaha mendekati Solo melalui [[Klaten]], tentara Belanda akhirnya berhasil memasuki kota. Dengan menerapkan kebijakan "berpencar dan menaklukkan", Rijadi mampu menghalau tentara Belanda dalam waktu empat hari.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1024}} Setelah itu, Rijadi dikirim ke [[Jawa Barat]] untuk melawan [[Angkatan Perang Ratu Adil]] bentukan [[Raymond Westerling]].{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}}
 
=== Setelah perang dan kematian ===
[[FileBerkas:Slamet Rijadi and troops into Ambon Harian Umum 1 December 1950 p1.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Rijadi dan pasukannya memasuki Ambon, Desember 1950.]]
[[FileBerkas:Kawilarang and Rijadi Harian Umum 27 November 1950 p1.jpg|thumbjmpl|Rijadi (kanan) dan [[Alexander Evert Kawilarang]] sedang merundingkan strategi di [[Ambon]].]]
 
Tak lama setelah berakhirnya perang, [[Republik Maluku Selatan]] (RMS) mendeklarasikan kemerdekaannya dari Indonesia yang baru lahir. Rijadi dikirim ke garis depan pada tanggal 10 Juli 1950 sebagai bagian dari [[Operasi Senopati]].{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}}{{sfn|Pour|2008|p=8}} Untuk merebut kembali [[Pulau Ambon]], Rijadi membawa setengah pasukannya dan menyerbu pantai timur, sedangkan sisanya ditugaskan untuk menyerang dari pantai utara. Meskipun pasukan kedua mengobarkan perlawanan dengan sengit, pasukan Rijadi mampu mengambil alih pantai tanpa perlawanan; mereka kemudian mendaratkan lebih banyak [[infanteri]] dan perlengkapankendaraan [[zirahlapis baja]].{{sfn|Conboy|2003|p=9}}
 
Pada tanggal 3 Oktober, pasukan Rijadi, bersama dengan Kolonel [[Alexander Evert Kawilarang]], ditugaskan untuk mengambil alih ibu kota pemberontak di [[Kota Ambon|New Victoria]]. Rijadi dan Kawilarang memimpin tiga serangan; pasukan darat menyerang dari utara dan timur, sedangkan pasukan laut langsung diterjunkan di pelabuhan Ambon. Pasukan Rijadi merangsek mendekati kota melewati rawa-rawa bakau,{{sfn|Conboy|2003|p=9}} perjalanan yang memakan waktu selama sebulan. Dalam perjalanan, tentara RMS yang bersenjatakan [[Jungle Carbine]] dan [[Owen Gun]] terus menembaki pasukan Rijadi, seringkalisering kali membuat mereka terjepit.{{sfn|Conboy|2003|p=10}}{{sfn|Pour|2008|p=12}}
 
Setibanya di New Victoria, pasukan Rijadi diserang oleh pasukan RMS. Namun, ia tidak mengetahui akhir pertempuran tersebut. Ketika Rijadi sedang menaiki sebuah [[tank]] menuju markas pemberontak pada tanggal 4 November, selongsong peluru [[Senapan mesin|senjata mesin]] menembakinya. Peluru tersebut menembus baju besi dan perutnya. Setelah dilarikan ke rumah sakit kapal, Rijadi bersikeras untuk kembali ke medan pertempuran. Para dokter lalu memberinya banyak [[morfin]] dan berupaya untuk mengobati luka tembaknya, namun upaya ini gagal. Rijadi tewasgugur pada malam itu juga, dan pertempuran berakhir dipada hari yang sama.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}}{{sfn|Conboy|2003|p=10}} Rijadi dimakamkan di Ambon.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}}
 
== Peninggalan ==
[[FileBerkas:Statue of Slamet Rijadi in Surakarta, Indonesia.JPGjpg|thumbjmpl|Patung Slamet RijadiRiyadi di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]]]
[[Berkas:Slamet Riyadi.webm|jmpl|Patung Slamet Riyadi di kala subuh.]]
 
Sejumlah tempat, jalan, dan benda dinamai untuk menghormati Riyadi. Sebuah jalan utama sepanjang {{convert|5.8|km|mi|adj=on}} di Surakarta dinamakan sesuai nama sang brigadir jenderal.{{sfn|Ayuningtyas 2011, Surakarta offers car-free}} [[KRI Slamet Riyadi (352)|KRI ''Slamet Riyadi'']], sebuah [[fregat]] yang dikatakan sebagai salah satu kapal tercanggih yang dimiliki oleh [[TNI Angkatan Laut]], juga dinamai menurut namanya,{{sfn|Erviani and Lilley 2011, Bali maritime security}} begitu juga dengan [[Universitas Slamet Riyadi|sebuah universitas]] di Surakarta dan Yayasan Pendidikan Katolik Slamet Riyadi.{{sfn|Universitas Slamet Riyadi, Sejarah UNISRI}}
 
Rijadi telah menerima berbagai [[Daftar tanda kehormatan di Indonesia|tanda kehormatan dari pemerintah Indonesia]]. Ia menerima beberapa medali anumerta, termasuk [[Bintang Sakti]] pada bulan Mei 1961, [[Bintang Gerilya]] pada bulan Juli 1961, dan Satya Lencana Bakti pada bulan November 1961.{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}} Pada 9 November 2007, [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] menganugerahi Rijadi gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]];{{sfn|The Jakarta Post 2007, Four forgotten independence}} ia dikukuhkan sebagai pahlawan bersama dengan [[Adnan Kapau Gani]], [[Ida Anak Agung Gde Agung]], dan [[Moestopo]], berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 2007.{{sfn|Suara Merdeka 2007, Presiden Anugerahkan Gelar}}
 
== Penghargaan{{sfn|Pringgodigdo|Shadily|1973|p=1025}} ==
==Referensi==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Bhakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
!Baris ke-1
| colspan="9"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (6 November 2007)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI Yang Memperoleh Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 2004 - Sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/4404daftar_penerima_bintang_mahaputera_tahun_2004-sekarang.pdf|access-date=25 Agustus 2021}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="3"|[[Satyalancana Bhakti]] (November 1961)
| colspan="3"|[[Bintang Gerilya]] (Juli 1961)
| colspan="3"|[[Bintang Sakti]] (Mei 1961)
|}
 
== Referensi ==
;Catatan kaki
{{reflist|3}}
Baris 69 ⟶ 89:
;Daftar pustaka
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book
|title=20 Tahun Indonesia Merdeka
|year=2010
|volume=VII
|last1=Ajisaka
|url=https://books.google.com/books?hl=id&id=QtsRAAAAMAAJ
|first1=Arya
|publisher=Departemen Penerangan R.I.
|last2=Damayanti
|others=Didigitalkan pada 13 September 2006 oleh Universitas Michigan
|first2=Dewi
|ref=DepPen
|edition=Revisi
|title=Mengenal Pahlawan Indonesia
|url=http://books.google.ca/books?id=rVQoHVbUNvIC
|isbn=978-979-757-430-7
|publisher=Kawan Pustaka
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite newsbook
|year=2010
|title=Surakarta offers car-free night
|last1=Ajisaka
|last=Ayuningtyas
|first1=Arya
|first=Kusumasari
|last2=Damayanti
|work=The Jakarta Post
|first2=Dewi
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/21/surakarta-offers-car-free-night.html
|edition=Revisi
|date=21 December 2011
|title=Mengenal Pahlawan Indonesia
|ref={{SfnRef|Ayuningtyas 2011, Surakarta offers car-free}}
|url=http://books.google.ca/books?id=rVQoHVbUNvIC
|archiveurl=http://www.webcitation.org/66ETOFLsH
|isbn=978-979-757-430-7
|accessdate=17 Maret 2011
|publisher=Kawan Pustaka
|archivedate=17 Maret 2011
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite booknews
|title=Surakarta offers car-free night
|year=2003
|last=Ayuningtyas
|last1=Conboy
|first=Kusumasari
|first1=Kenneth
|work=The Jakarta Post
|title=Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/21/surakarta-offers-car-free-night.html
|url=http://books.google.ca/books?id=lf5TUoHfeM8C
|date=21 December 2011
|isbn=978-979-95898-8-0
|ref={{SfnRef|Ayuningtyas 2011, Surakarta offers car-free}}
|publisher=Equinox
|archiveurl=https://www.webcitation.org/66ETOFLsH?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/21/surakarta-offers-car-free-night.html
|location=Jakarta
|accessdate=17 Maret 2011
|ref=harv
|archivedate=2012-03-17
|dead-url=no
}}
* {{cite newsbook
|year=2003
|title=Bali maritime security beefed up following bomb threats
|last1=ErvianiConboy
|first1=Ni KomangKenneth
|title=Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces
|last2=Lilley
|url=http://books.google.ca/books?id=lf5TUoHfeM8C
|first2=Lawrence
|isbn=978-979-95898-8-0
|work=The Jakarta Post
|publisher=Equinox
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/01/bali-maritime-security-beefed-following-bomb-threats.html
|location=Jakarta
|date=1 April 2011
|ref=harv
|ref={{SfnRef|Erviani and Lilley 2011, Bali maritime security}}
|archiveurl=http://www.webcitation.org/66ETkeToM
|accessdate=17 Maret 2011
|archivedate=17 Maret 2011
}}
* {{cite news
|title=Bali maritime security beefed up following bomb threats
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2007/11/10/four-forgotten-independence-heroes-get-official-recognition.html
|last1=Erviani
|date=11 November 2007
|first1=Ni Komang
|title=Four forgotten independence heroes get official recognition
|last2=Lilley
|work=The Jakarta Post
|first2=Lawrence
|accessdate=17 Maret 2011
|work=The Jakarta Post
|archiveurl=http://www.webcitation.org/65AqQQ0KC
|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/01/bali-maritime-security-beefed-following-bomb-threats.html
|archivedate=17 Maret 2011
|date=1 April 2011
|ref={{SfnRef|The Jakarta Post 2007, Four forgotten independence}}
|ref={{SfnRef|Erviani and Lilley 2011, Bali maritime security}}
}}
|archiveurl=https://www.webcitation.org/66ETkeToM?url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/01/bali-maritime-security-beefed-following-bomb-threats.html
*{{cite book
|accessdate=17 Maret 2011
|year=2008
|archivedate=2012-03-17
|last1=Pour
|dead-url=no
|first1=Julius
|title=Ign. Slamet Rijadi
|url=http://books.google.ca/books?id=lf5TUoHfeM8C
|isbn=978-979-22-3850-1
|publisher=Gramedia
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite news
|url=http://www.suaramerdekathejakartapost.com/hariannews/07112007/11/10/nas09four-forgotten-independence-heroes-get-official-recognition.htmhtml
|date=1011 November 2007
|title=Four forgotten independence heroes get official recognition
|title=Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional
|work=SuaraThe MerdekaJakarta Post
|accessdate=17 Maret 2011
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/65ArV49Bm65AqQQ0KC?url=http://www.thejakartapost.com/news/2007/11/10/four-forgotten-independence-heroes-get-official-recognition.html
|archivedate=17 Maret 20112012-02-03
|ref={{SfnRef|SuaraThe MerdekaJakarta Post 2007, PresidenFour Anugerahkanforgotten Gelarindependence}}
|dead-url=no
}}
* {{cite encyclopediabook
|year=2008
| last1 =Pringgodigdo
|last1=Pour
| first1 =Abdul Gaffar
|first1=Julius
|last2=Shadily
|title=Ign. Slamet Rijadi
|first2=Hassan
|url=http://books.google.ca/books?id=lf5TUoHfeM8C
| encyclopedia =Ensiklopedi Umum
|isbn=978-979-22-3850-1
| title =Slamet Riyadi
|publisher=Gramedia
| url =http://books.google.ca/books?id=BJrFsQ0SwzgC&pg=PA1025&dq=Slamet+Riyadi&hl=en&sa=X&ei=KZ9kT7XULo6GrAfe5uy8Bw&ved=0CE0Q6AEwBjgU#v=onepage&q=Slamet%20Riyadi&f=false
|location=Jakarta
| year =1973
|ref=harv
| publisher =Kanisius
| oclc =4761530
| pages =1024–1025
| ref =harv
}}
* {{cite webnews
|url= http://www.unisrisuaramerdeka.ac.idcom/harian/0711/10/konten-sejarahnas09.htmlhtm
|date=10 November 2007
|title=Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional
|work=Suara Merdeka
|accessdate=17 Maret 2011
|archiveurl=https://www.webcitation.org/65ArV49Bm?url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/10/nas09.htm
|archivedate=2012-02-03
|ref={{SfnRef|Suara Merdeka 2007, Presiden Anugerahkan Gelar}}
|dead-url=no
}}
* {{cite encyclopedia
|last1 =Pringgodigdo
|first1 =Abdul Gaffar
|last2 =Shadily
|first2 =Hassan
|encyclopedia =Ensiklopedi Umum
|title =Slamet Riyadi
|url =http://books.google.ca/books?id=BJrFsQ0SwzgC&pg=PA1025&dq=Slamet+Riyadi&hl=en&sa=X&ei=KZ9kT7XULo6GrAfe5uy8Bw&ved=0CE0Q6AEwBjgU#v=onepage&q=Slamet%20Riyadi&f=false
|year =1973
|publisher =Kanisius
|oclc =4761530
|pages =1024–1025
|ref =harv
}}
* {{cite web
|url=http://www.unisri.ac.id/konten-sejarah.html
|accessdate=12 Desember 2013
|publisher=Universitas Slamet Riyadi
|title=Sejarah UNISRI
|ref={{sfnRef|Universitas Slamet Riyadi, Sejarah UNISRI}}
|archive-date=2013-11-09
}}
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131109043732/http://www.unisri.ac.id/konten-sejarah.html
|dead-url=yes
}}
{{refend}}
 
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
 
{{Persondata
| NAME = Rijadi, Slamet
| ALTERNATIVE NAMES =
| SHORT DESCRIPTION = Indonesian Army general
| DATE OF BIRTH = 26 July 1927
| PLACE OF BIRTH = [[Surakarta]], [[Central Java]], [[Dutch East Indies]]
| DATE OF DEATH = 4 November 1950
| PLACE OF DEATH = [[Ambon, Maluku]], Indonesia
}}
{{lifetime|1927|1950}}
{{DEFAULTSORT:Rijadi, Slamet}}
 
{{artikel baguspilihan}}
{{link GA|en}}
 
{{DEFAULTSORT:Rijadi, Slamet}}
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:TokohPejuang yangkemerdekaan gugur dalam perangIndonesia]]
[[Kategori:Kematian akibat perang]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sakti]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Bhakti]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen]]