Kereta api Bima: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bima milik DAOP 8
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(925 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|kegunaan lain|Bima (disambiguasi)}}
{{Peringatan jadwal KA}}
{{KotakInfobox info jalurlayanan kereta api
| box_width =
| name = Kereta Apiapi Bima
| logo = [[File:PapanKeretaApi Bima 2022.svg|300px]]<br>
| color =
<small>Papan kereta api Bima sebelum menggunakan rangkaian generasi terbaru dan masih digunakan untuk petunjuk KA di setiap peron stasiun saja.</small>
| logo = Plat_Daop 1 Bima.PNG
| logo_width = 320300
| image = KA 33 = Bima 60.jpg
| image_width = 320300
| caption = KAKereta api Bima melaju 33setelah Birumelintasi Malam[[Stasiun EkspresTambun]]
| typejenis = EksekutifKereta api Satwaantarkota
| systemstatus = Kereta api cepat = Beroperasi
| statuslokal = Beroperasi[[Daerah Operasi I Jakarta]]
| localependahulu = DaopBintang Sendja dan 8Bintang SurabayaFadjar
| mulai = {{Start date|1967|6|1}} <br> ({{age in years and days|1967|6|1}})
| start = [[Stasiun Gambir|Jakarta Gambir]]
| berakhir =
| end = [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] dan [[Stasiun Malang|Malang Kotabaru]]
| stationspenerus = 12
| routespemilik = 2[[Kereta Api Indonesia]]
| penumpangharian =
| ridership =
| website =
| routenumber = 41-44
| start = [[Stasiun Gambir|Gambir]]
| linenumber =
| pemberhentian =
| open = [[1 Juni]] [[1967]] (gerbong tidur), [[9 Juni]] [[1990]] (kelas [[Kereta api eksekutif|Eksekutif]]), [[1 Agustus]] [[2002]] (Eksekutif Argo)
| end = [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]]
| close =
| reopenjarak = 821 km
| owner waktutempuh = [[PT10 Keretajam Api35 Indonesia]]menit
| frekuensi = Satu kali keberangkatan tiap hari
| operator = [[Daerah Operasi 8 Surabaya]]
| characterrel = Rel berat
| depotkelas = SDT(Sidotopo) khusus lokomotif = Eksekutif dan kereta''compartment suite''
| difabel =
| stock = [[CC201]], [[CC203]], [[CC204]], dan [[CC206]]
| linelengthtempatduduk = 725 km =
* 50 tempat duduk disusun 2–2 (eksekutif) <br>''kursi dapat direbahkan dan diputar''
| tracklength =
* 16 tempat duduk disusun 1-1 (''compartment suite'')<br>''kursi dapat direbahkan menjadi tempat tidur sehingga kursi bisa diputar sesuai arah lajur kereta''
| notrack =
| tempattidur = Ada (hanya untuk kelas ''compartment suite'')
| gauge = 1.067 mm
| el restorasi = Ada
| jendela = Kaca panorama dupleks, dengan ''blinds'', lapisan laminasi isolator panas.
| speed = 60 s.d. 195 km/jam
| elevationhiburan = Ada
| mapbagasi = {{:KeretaAda ''(hanya di interior apikereta Bima/rute}}eksekutif)''
| lainlain = Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara.
| lok = CC 206
| gauge = 1.067 mm
| map = {{Peta rute kereta api Bima dan Argo Semeru|inline=y}}
| map_state = collapsed
| kecepatan = 80 s.d 120 km/jam
| pemilikjalur = [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Indonesia|Ditjen KA, Kemenhub RI]]
| nomorjadwal = 59-60
}}
'''Kereta api Bima''' adalah kereta api kelas eksekutif satwa sekelas argo yang dioperasikan [[PT Kereta Api Indonesia]] (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan [[Stasiun Gambir]] (GMR) - [[Stasiun Surabaya Gubeng]] (SGU) dan [[Stasiun Surabaya Gubeng]] (SGU) - [[Stasiun Malang]] (ML) dan sebaliknya dengan melewati jalur selatan. Meskipun kelas satwa, KA Bima adalah KA Eksekutif sekelas Argo dan menggunakan kereta Argo, dalam hal ini adalah KA eks-Argo Bromo (K1 0 95 ''xx'' JAKK).
 
'''Kereta api Bima''' merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ''[[kereta compartment suite|compartment suite]]'' yang dioperasikan oleh [[Kereta Api Indonesia]] (KAI) untuk melayani relasi [[Stasiun Gambir|Gambir]]–[[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] melalui lintas selatan [[Jawa]] (via {{sta|Cirebon}}–{{sta|Yogyakarta}}). Nama ''Bima'' sendiri merupakan kependekan dari "Biru Malam",<ref>{{Cite news|last=Handayani|first=Maulida Sri|title=Nostalgia "Cinta di Kereta Biru Malam" dalam Kereta Sleeper Bima|url=https://tirto.id/nostalgia-cinta-di-kereta-biru-malam-dalam-kereta-sleeper-bima-cMhB|work=Tirto|language=id|access-date=2022-04-24}}</ref><ref>{{Cite tweet|user=KAI121|publisher=PT Kereta Api Indonesia (Persero)|number=473006102716485634|title=47 tahun sudah KA #Bima (Biru Malam) beroperasi melintasi rute Gambir - Yogyakarta - Madiun - Surabaya Gubeng}}</ref> yang merupakan penerus dari dua layanan kereta tidur sebelumnya yaitu ''Bintang Sendja'' dan ''Bintang Fadjar'' pada tahun 1967.
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal [[1 Juni]] [[1967]]<ref name="masbagus">[http://masbagusadventure.blogspot.com/2010/03/kereta-api-express-malam-bima.html Kereta api Express Malam Bima]</ref>; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ ''Air Conditioner ''bersistem Modern di Indonesia. KA ini melayani perjalanan koridor [[Jakarta]] - [[Surabaya]] lewat Purwokerto, [[Yogyakarta]], Solo, dan Madiun.
 
Kereta api Bima diluncurkan pada 1 Juni 1967. Per tahun 2002, kereta api Bima beroperasi menggunakan bekas rangkaian [[Kereta api Argo Bromo Anggrek#Kereta api JS950 Argo Bromo (1995–2000-an)|kereta api JS950 Argo Bromo]] sebelum beroperasi menggunakan rangkaian kereta keluaran 2016 dan keluaran tahun 2018 buatan Industri Kereta Api (INKA).
== Asal-usul nama ==
Nama ''Bima'' merupakan singkatan dari ''Biru Malam'', karena, pada awal peluncurannya, rangkaian kereta api ini bercat biru dan beroperasi pada malam hari. Selain itu, kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh [[Mahabharata]], [[Bima]] yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Karakter itu dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai keadaan.
 
== Sejarah<ref name="masbagus"/> ==
=== Awal pengoperasian kereta api ===
===Kereta tidur===
==== Layanan kereta tidur ====
KA Bima ini diresmikan pada tanggal 1 Juni 1967 dengan menggunakan gerbong tidur berwarna biru buatan pabrik Görlitz Waggenbau, [[Jerman Timur]] dan menjadi KA pertama yang menggunakan gerbong pembangkit (DPPW). Awalnya peta rute KA ini mengikuti arah pendahulunya, [[kereta api Bintang Sendja|''Bintang Sendja'']]. Yaitu, setelah dari [[Stasiun Gambir|Jakarta Gambir]] melewati [[Cirebon]], kemudian melewati [[Semarang]], kemudian menuju [[Kedungjati, Grobogan|Kedungjati]] dan [[Stasiun Solo Jebres|Solo Jebres]] serta [[Madiun]] dan [[Jombang]], hingga akhirnya tiba di [[Surabaya]]. Tetapi, beberapa minggu berikutnya, rute KA diubah hingga melewati [[Purwokerto]] dan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], hingga sekarang.
Kereta api Bima pertama kali beroperasi pada 1 Juni 1967, memiliki rute yang sama seperti pendahulunya, Bintang Fadjar dan Bintang Sendja, yaitu melalui [[stasiun Semarang Tawang]] dan [[Stasiun Kedungjati|Kedungjati]] atau lintas utara [[Jawa]]. Setelah beberapa minggu berikutnya, rute mengalami perubahan, yaitu melalui [[stasiun Purwokerto]] dan [[stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] atau lintas tengah Jawa.<ref name="masbagus">[http://masbagusadventure.blogspot.com/2010/03/kereta-api-express-malam-bima.html Kereta api Express Malam Bima]</ref> Kereta api ini dilengkapi kereta tidur berwarna biru buatan [[Waggonbau Görlitz]], [[Jerman Timur]].
 
[[File:Kereta Pembangkit P 0 67 02.jpg|thumb|left|Salah satu [[kereta pembangkit]] buatan Waggonbau Görlitz tahun 1967 yang dulu dipakai oleh KA Bima, kini dipakai oleh [[KA Ranggajati]]]]
Selama dekade [[1960-an]] hingga awal [[1980-an]], KA Bima beroperasi dengan ''stamformasi'' (urutan rangkaian): satu buah lokomotif (berstriping/''livery'' [[hijau]]-[[kuning]] [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PNKA/PJKA]]), dua gerbong SAGW (eksekutif kelas I), dua gerbong SBGW (eksekutif kelas II), satu gerbong FW (makan), dan satu gerbong DPPW (pembangkit) ''plus'' satu gerbong barang; semua gerbong berwarna biru tua. KA ini menjadi KA eksekutif AC pertama di Indonesia dan menjadi KA yang populer. Ada kebanggan tersendiri (prestisi) bagi siapa pun yang pernah menaiki KA Bima. Apalagi pada masa itu, kenyamanan moda transportasi lain tidak mampu menyamai kenyamanan yang ditawarkan KA Bima. Kualitas pelayanan KA Bima sekelas dengan [[hotel]] berbintang, sehingga menghemat biaya akomodasi dan transportasi sekaligus. KA Bima juga menghiasi berbagai media.
Selama tahun 1960-an hingga awal 1980-an, kereta api Bima beroperasi dengan susunan rangkaian kereta: 1 buah lokomotif (bercorak hijau-kuning PNKA/PJKA), 2 kereta tidur kelas I (SAGW), 2 kereta tidur kelas II (SBGW), 1 kereta makan (FW), 1 kereta pembangkit (DPW), dan 1 kereta bagasi. Kereta tidur SAGW—diperuntukkan bagi penumpang yang membayar tiket termahal—dilengkapi jendela lebar dengan lorong dan kompartemen yang luas, serta fasilitas lain seperti lemari pakaian, wastafel, serta tempat tidur yang dapat dilipat menjadi tempat duduk dan menghadap arah perjalanan,<ref name="masbagus" /> sedangkan kereta tidur SBGW dilengkapi kaca jendela yang lebih pendek, fasilitas tempat tidur sebanyak tiga tingkat, serta tempat merokok di koridor. Fasilitas yang disediakan pada kereta makan saat itu berupa makanan dengan sistem tuslah serta bagian dalam yang menyerupai restoran.<ref name="masbagus" /> Kualitas layanan kereta api Bima saat itu dianggap "sejajar dengan kualitas hotel berbintang sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran untuk penginapan dan transportasi."<ref>{{Cite web|url=https://www.kabarpenumpang.com/mengenal-eksotisme-layanan-kereta-tidur-di-indonesia/|title=Mengenal Eksotisme Layanan Kereta Tidur di Indonesia|last=Seno|first=Adjie|date=2017-02-01|website=KabarPenumpang.com|language=|access-date=2020-04-29}}</ref>
 
==== Penghapusan layanan kereta tidur ====
===KA Eksekutif===
Karena alasan sosial, PJKA mengganti kereta tidur SAGW dengan dua rangkaian kereta kelas eksekutif buatan [[Astra Arad]] asal [[Rumania]] bernomor seri K1-847''xx'' (dibuat pada 1984, nomor baru: K1 0 84 ''xx''<ref group="catatan" name="penomoran"/>)—diyakini sebagai "kereta kelas eksekutif terburuk yang pernah dimiliki oleh PJKA" karena kursi yang kurang nyaman dan tidak dapat diputar sehingga dapat "menurunkan kualitas layanan kereta api tersebut"—serta dirangkaikan secara bersamaan dengan kereta tidur SBGW.<ref>{{Cite web|url=https://merahputih.com/post/read/kembalinya-kereta-tidur-di-jalur-kereta-indonesia|title=Kembalinya Kereta Tidur di Jalur Kereta Indonesia|last=Raharjo|first=Paksi Suryo|date=2018-04-17|website=MerahPutih|access-date=2020-02-24}}</ref> Terdapat sisa kereta tidur SAGW yang sempat digunakan pada layanan PJKA lainnya, seperti kereta api [[kereta api Mutiara Utara|Mutiara Utara]], Senja, atau [[kereta api Mutiara Selatan|Mutiara Selatan]] sebelum dilakukan perombakan menjadi kereta kelas eksekutif. Tiga kereta di antaranya menjadi kereta kenegaraan—kini telah dirombak menjadi [[kereta wisata komersial di Indonesia|kereta pariwisata]], antara lain kereta wisata Nusantara, Bali, dan Toraja.
Rupanya selama tahun [[1967]]-[[1984]] menjadi masa-masa indah KA Bima sebagai KA tidur. Akan tetapi, dengan alasan sosial daripada alasan finansial, gerbong SAGW akhirnya dihapus. Sebagai persiapan, PJKA akhirnya mengimpor dua rangkaian gerbong eksekutif buatan pabrik [[Arad]], [[Rumania]], bernomor seri K1-847''xx'' (dibuat tahun [[1984]], nomor baru: K1 0 84 ''xx''<ref group="catatan" name="penomoran"/>). Rangkaian gerbong ini difungsikan untuk mengganti gerbong SAGW yang berhenti beroperasi. Gerbong ini adalah gerbong dengan tempat duduk, tidak seperti gerbong SAGW-nya Görlitz yang merupakan gerbong tidur.
 
Setelah dilakukan penghapusan layanan kereta tidur SAGW, kereta api Bima tetap beroperasi dengan susunan rangkaian kereta kelas eksekutif dan kereta tidur SBGW hingga akhir 1980-an. Kereta tidur SBGW berhenti beroperasi pada awal 1990-an kemudian semua kereta tidur yang tidak terpakai tersebut dirombak menjadi kereta kelas eksekutif biasa—menghilangkan fasilitas tempat tidur kemudian diganti dengan tempat duduk. Sistem penomoran bekas kereta tidur SAGW dan SBGW diubah menjadi K1-67''xxx'' (K1 0 67 ''xx'').<ref group="catatan" name="penomoran">Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010.</ref>
Gerbong Arad ini dirangkai bersama gerbong SBGW. Sementara itu, sisa gerbong tidur SAGW sempat dipakai sebentar di layanan PJKA lainnya, seperti kereta api [[kereta api Mutiara Utara|Mutiara Utara]], [[kereta api Senja|Senja]], atau [[kereta api Mutiara Selatan|Mutiara Selatan]] sebelum diistirahatkan. Tiga di antaranya menjadi gerbong kenegaraan, kini menjadi gerbong pariwisata, antara lain Nusantara, Bali, dan Toraja.
 
Peran kereta tidur SAGW maupun SBGW kemudian digantikan oleh kereta kuset—kereta kelas ekonomi buatan pabrik [[Nippon Sharyo]] yang telah ada sejak 1964 dilakukan perbaikan dengan menambahkan pendingin ruangan, sekat ruangan, serta memasang tempat tidur paten.
Gerbong K1-847''xx'' ini diyakini sebagai gerbong eksekutif terburuk yang pernah dimiliki oleh PJKA. Akibatnya, pada saat itulah, menurunlah kualitas pelayanan KA Bima. KA Bima tetap menggunakan stamformasi K1 dan SBGW (KT-677''xx'') hingga akhir dekade [[1980-an]], dan setelah awal dekade [[1990-an]], SBGW berhenti beroperasi. Gerbong SAGW dan SBGW diubah menjadi gerbong eksekutif duduk dengan menghilangkan tempat tidur dan menggantinya dengan tempat duduk. Sistem penomoran SAGW dan SBGW diubah menjadi K1-67''xxx'' (nomor baru: K1 0 67 ''xx'').<ref group="catatan" name="penomoran">Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010.</ref>
 
=== Pengoperasian kereta api saat ini ===
Peran SBGW kemudian digantikan oleh gerbong kuset (''couchette''). Gerbong ini dimodifikasi dari gerbong [[kereta api ekonomi|ekonomi]] buatan pabrik [[Nippon Sharyo]] yang sudah ada sejak [[1964]] dengan menambahkan AC, sekat ruangan, dan memasang tempat tidur yang paten. Namun, hingga tahun [[1995]], kebijakan Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) yang lebih mengejar okupansi daripada kualitas layanan membuat era gerbong tidur telah berakhir. Akhirnya, KA Bima berubah menjadi gerbong eksekutif biasa.
==== Layanan kereta api kelas eksekutif (1995–sekarang) ====
[[Berkas:KA-Bima 03-2015.JPG|kiri|jmpl|Kereta api Bima saat menggunakan rangkaian kereta lama buatan INKA keluaran 1995 hingga 2016 di [[Stasiun Gambir]]]]
[[Berkas:BimaTrain2019.jpg|jmpl|Kereta api Bima akan memasuki [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] dari [[Stasiun Malang|Malang]], 2019]]
Pada tahun 1995, peluncuran salah satu layanan kereta api Argo, JS950 Argo Bromo, menyebabkan beberapa penumpang memilih layanan kereta api ''Argo'' karena ia memiliki waktu tempuh yang lebih cepat—beroperasi melalui lintas utara Jawa seperti layanan kereta api yang telah ada sebelumnya, yaitu [[kereta api Mutiara Utara|Mutiara Utara]] dan [[kereta api Suryajaya|Suryajaya]].
 
[[Berkas:KA Bima Sticker HUT KAI 76 Tahun.jpg|jmpl|Kereta api Bima saat melintasi [[Mekarsari, Tambun Selatan, Bekasi|Walet, Tambun]], 2021]]
=== Regenerasi ===
Dengan adanya peluncuran [[kereta api Argo Bromo Anggrek]] dengan rangkaian kereta buatan [[INKA]] keluaran 1997 menyebabkan persediaan untuk pengoperasian kereta api Argo Bromo menjadi berlimpah sehingga rangkaian kereta api JS950 Argo Bromo sempat dialihkan untuk pengoperasian kereta api ini—rangkaian kereta tersebut sewaktu-waktu digunakan apabila rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek mengalami masalah. Setelah dilakukan penambahan rangkaian kereta api Argo Bromo Anggrek pada 2001 serta layanan kereta api JS950 Argo Bromo dihapus, bekas rangkaian kereta api JS950 Argo Bromo digunakan sepenuhnya untuk pengoperasian kereta api ini mulai 2002 hingga 2016.
Pada tahun [[1995]], lahirlah KA Argo, yakni [[kereta api Argo Bromo|Argo Bromo]] JS 950 dan [[kereta api Argo Gede|Argo Gede]] (semua gerbong bernomor BP/M1/K1 0 95 ''xx''). Keberadaan kereta-kereta api ini menggeser layanan KA Bima dari posisi puncak kereta unggulan. Para penumpang lebih memilih KA Argo karena waktunya yang lebih cepat (Argo Bromo 9 jam, Bima 13 jam). Rute Argo Bromo yang melewati lintas utara (Pantura) ini mengikuti pendahulunya, [[kereta api Mutiara Utara|Mutiara Utara]] dan [[kereta api Suryajaya|Suryajaya]], dan melewati kota besar seperti [[Semarang]] dan [[Bojonegoro]], tidak seperti KA Bima yang melewati [[Purwokerto]] dan [[Yogyakarta]] yang terkesan lebih jauh.
 
Rute kereta api ini sempat diperpanjang hingga [[Stasiun Malang]] per 6 Februari 2014, Namun, rute kereta api ini kemudian dikembalikan lagi seperti semula pada 1 September 2020 karena tingkat keterisian penumpang di lintas Surabaya–Malang menurun yang diakibatkan [[Pandemi Covid-19 di Indonesia|Pandemi COVID-19]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/550381/surabaya-malang-dilayani-kereta-eksekutif-bima|title=Surabaya-Malang Dilayani Kereta Eksekutif Bima|last=Saleh|first=Nurdin|date=2014-02-02|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-04-29|editor-last=TNR|editor-first=Nurdin Saleh}}</ref> Operasional KA Bima di koridor Malang―Surabaya bisa dianggap mengisi posisi yang ditinggalkan oleh [[kereta api Jatayu]] yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 2000.
Faktor lain yang mengakibatkan Argo Bromo lebih cepat adalah penguatan [[bantalan rel]] lintas Pantura yang sudah direncanakan sebelumnya (yang dahulu bertekanan gandar rendah karena sebagian merupakan bekas jalur trem). Dengan begitu, KA Argo Anggrek bisa dilalui oleh lokomotif besar ([[CC203]] saat itu) dengan kecepatan penuh 120 km/jam. Selama bertahun-tahun KA Bima sudah makin terlupakan. Pilihan mereka justru tertuju kepada KA semacam Argo Bromo atau Sembrani. Perjalanan KA yang lama dan jauh mengakibatkan orang kurang tertarik naik KA Bima.
 
Sejak 21 Juli 2016, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas eksekutif buatan INKA keluaran 2016 yang dilengkapi dengan bogie TB-1014 (K10), namun kereta api ini kemudian beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat per akhir tahun 2020.
Akan tetapi, kemunculan [[kereta api Argo Bromo Anggrek|Argo Bromo Anggrek]] produksi [[PT Inka]] tahun [[1997]] (P/K1/M1 0 97 ''xx'') membuat armada Argo Bromo menjadi surplus. Maka rangkaian Argo Bromo dialihkan kepada KA Bima. Namun, gerbong Argo eks-JS 950 ini terkadang bisa dipakai untuk lintas utara lagi jika gerbong Anggrek mengalami masalah. Hal ini disebabkan karena jumlah gerbong Anggrek sangat terbatas serta kerjanya berlebihan sehingga mudah rusak. Kemunculan gerbong Anggrek tambahan tahun [[2001]] (P/K1/M1 0 01 ''xx'') mengakibatkan gerbong JS 950 mulai tahun 2002 dipakai seterusnya untuk KA Bima, hingga saat ini.
 
Mulai tanggal 28 September 2022, bertepatan dengan Dirgahayu [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia]] ke 77 tahun, Kereta api Bima ditingkatkan kecepatannya menjadi 120 km/jam.<ref>{{Cite web|last=Farozy|first=Ikko Haidar|date=2022-09-08|title=Sambut Ulang Tahun KAI Ke-77, Semakin Banyak KA yang Semakin Cepat!|url=https://redigest.web.id/2022/09/sambut-ulang-tahun-kai-ke-77-semakin-banyak-ka-yang-semakin-cepat/|website=Railway Enthusiast Digest|language=id-ID|access-date=2022-09-09}}</ref>
Pada awal tahun [[2014]], KA Bima kini diperpanjang rutenya hingga [[stasiun Malang]]. Pada tanggal [[1 Juni]] [[2014]] KA Bima diubah nomor gapekanya dari 33-34 menjadi 41-42. Namun ada yang menyebutkan bahwa KA Bima memiliki nomor gapeka 41-42 (Gambir-Surabaya Gubeng pp) dan 43-44 (Surabaya Gubeng-Malang Kota Baru pp).
 
Mulai tanggal 1 Juni 2023, tepatnya bertepatan dengan pemberlakuan [[grafik perjalanan kereta api]] (Gapeka) 2023 dan hari ulang tahun kereta api Bima ke-56, kereta api Bima [[Kereta api Argo Semeru#Pola pengoperasian|saling bertukar rangkaian]] dengan [[Kereta api Argo Semeru]] yang beroperasi di relasi yang sama dengan jadwal pagi.<ref name="Penomoran KA">{{cite book|url=https://djka.dephub.go.id/uploads/202305/KP-DJKA_67_TAHUN_2023_GAPEKA_JAWA_2023.pdf#page=56|title=Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023|page=56|date=14 April 2023|accessdate=12 Mei 2023|publisher=PT [[Kereta Api Indonesia]] (Persero)|location=[[Bandung]]|via=[[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]}}</ref>
=== Lokomotif ===
[[Berkas:KA 33 Biru Malam.jpg|thumb|ki|KA Bima semasa ditarik CC204.]]
Semasa PNKA-PJKA, ada beragam lokomotif yang paling sering digunakan, seperti [[BB200]], [[BB201]], atau [[CC200]]. Bagi sebagian orang, [[BB301]] lebih identik dengan awal-awal operasi KA Bima. Walaupun pada tahun [[1977]] muncul lokomotif [[CC201]] buatan [[General Electric]] yang juga pernah menarik KA Bima, namun BB301 adalah loko yang paling sering digunakan untuk menarik KA Bima. Namun, seiring menurunnya kemampuan lokomotif BB301, pada tahun [[1990]], akhirnya CC201 dioperasikan sebagai loko favorit KA Bima.
 
[[Berkas:Argo Lawu New Generation in BKS with rangkaian Bima & Semeru.jpg|jmpl|kiri|Rencana rangkaian baja nirkarat generasi terbaru '''Trainset 9''' yang akan dipakai untuk Kereta api Bima & Kereta api Argo Semeru, namun rangkaian ini sedang dipinjam sementara untuk [[Kereta api Argo Lawu]], rangkaian aslinya sedang penyegaran livery terbaru di PT INKA Madiun.]]
Mulai pada tahun [[1995]], lokomotif [[CC203]] didatangkan sebagai penarik KA eksekutif, mengganti CC201 yang saat itu turun pangkat. Akhirnya CC203 menjadi andalan KA Bima. Namun, sejak hadirnya [[CC204]], CC203 dan CC204 menjadi andalan KA Bima. Namun, mulai tahun [[2013]], lokomotif [[CC206]] telah menggantikan CC203 dan CC204 menjadi andalan KA Bima dan KA eksekutif lainnya juga.
Setelah keempat kereta api unggulan, [[Argo Lawu]], [[Argo Dwipangga]], [[Kereta api Taksaka|Taksaka]] dan [[Argo Bromo Anggrek]] mendapat rangkaian baja nirkarat generasi terbaru buatan PT INKA, per 5 Desember 2024, kereta api Bima ([[kereta api Argo Semeru]]; per 6 Desember 2024) resmi menggunakan kereta eksekutif ''new generation'' berbahan [[baja nirkarat]] buatan [[PT INKA]] Madiun, sedangkan rangkaian sebelumnya (kereta eksekutif baja nirkarat produksi tahun 2018/2019) beralih ke [[kereta api Pandalungan]].
 
==== Penambahan kembali layanan kereta tidur ====
Sebagai KA eksekutif unggulan, KA Bima selalu menggunakan lokomotif yang terbaru, dalam hal ini adalah CC206.
[[File:Indonesian's New Compartment Suites Train (T1 0 08 02 ML).jpg|Rangkaian kereta tidur milik Bima dan {{KA|Argo Semeru}}. Awalnya sebagai kereta eksekutif biasa keluaran 2008 yang kemudian dimodifikasi menjadi kereta tidur oleh [[Balai Yasa Manggarai]]|jmpl|kiri]]
Pada tanggal 10 Oktober 2023, rangkaian kereta tidur (T1) dari kereta api Bima diresmikan kembali dengan nama kelas '''Compartment Suites''' ({{lang-id|Kompartemen Mewah}}) setelah "mati suri" selama sekitar 30 tahun.<ref>{{cite news|last=Karina|first=Dina|date=9 Oktober 2023|title=KAI Resmi Jual Tiket KA Suite Compartment, Jakarta-Surabaya Mulai dari Rp1,9 Juta|url=https://www.kompas.tv/ekonomi/450428/kai-resmi-jual-tiket-ka-suite-compartment-jakarta-surabaya-mulai-dari-rp1-9-juta|work=[[Kompas TV]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[KG Media]]}}</ref> Rangkaian kereta tidur ini merupakan hasil modifikasi dari [[Balai Yasa Manggarai]] sebanyak 3 unit, yang memberikan sentuhan mewah meliputi ''in train entertainment'' ({{lang-id|hiburan di dalam kereta api}}), kursi tidur dengan 180 derajat, pintu otomatis, toilet canggih dan sebagainya yang memberikan kesan mewah. Berbeda dengan kereta tidur terdahulu yang menggunakan tempat tidur, kereta baru ini menggunakan kursi yang memiliki banyak fitur yang canggih. Rangkaian kereta ini dipakai kereta Bima dan [[Kereta api Argo Semeru|Argo Semeru]]. Rangkaian tersebut mula-mula diuji coba dengan relasi Gambir–Cirebon setelah melalui tes dinamis dengan relasi Manggarai–Cikampek.
 
=== Kelas dan rangkaianLokomotif ===
Pada masa PNKA hingga PJKA, lokomotif [[Lokomotif BB200|BB200]], [[Lokomotif BB201|BB201]], atau [[Lokomotif CC200|CC200]] sempat digunakan sebagai lokomotif penarik kereta api ini. Namun, lokomotif [[Lokomotif BB301|BB301]] dan [[Lokomotif BB304|BB304]] lebih sering digunakan untuk menarik kereta api ini hingga ia mulai menggunakan lokomotif [[Lokomotif CC201|CC201]] buatan [[General Electric]] pada tahun 1977.
Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan [[kereta]] berfasilitas tempat tidur kelas I (SAGW) dan kelas II (SBGW)<ref name="masbagus"/> dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Seiring waktu, kereta tidur mulai diganti dengan kereta bertempat duduk. Sejak tanggal [[9 Juni]] [[1990]] KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Tetapi, kereta tidur (''couchette'') digunakan sampai tahun 1995 dan akhirnya dihilangkan.
 
Pada rentang tahun 1995 hingga 2013, lokomotif [[Lokomotif CC203|CC203]] dan [[Lokomotif CC204|CC204]] sering digunakan sebagai penarik kereta api ini sebelum digantikan dengan [[Lokomotif CC206|CC206]].
Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal [[1 Agustus]] [[2002]] dengan mengganti rangkaian kereta api Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo (eks-Argo Bromo JS-950, kode K1 0 95 ''xx'') dengan kapasitas angkut sebanyak 300 - 400 orang (membawa rangkaian 6 - 8 kereta kelas eksekutif). Rangkaian KA Bima terdiri dari 6 - 8 kereta kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan Eksekutif (KM1), 1 Kereta Pembangkit Listrik (P), dan 1 Kereta Bagasi (B). KA eks-Argo Bromo yang digunakan Bima memiliki ciri khas yaitu AC yang kotak (buatan 1995), berbeda dengan KA Argo setelahnya (buatan 1996 yang AC-nya berbentuk lebih mengikuti lengkung atap tapi agak kotak, dan buatan 1998-2002 yang AC-nya berbentuk melengkung). Meskipun begitu, terkadang KA Bima memakai KA Argo generasi kedua atau KA Retrofit jendela pesawat.
 
== Stasiun pemberhentian ==
{|class="wikitable"
Perjalanan [[Stasiun Gambir|Gambir]] - [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] - [[Stasiun Malang|Malang]] melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] (arah ke Jakarta), [[Stasiun Jatibarang|Jatibarang]], [[Stasiun Cirebon|Cirebon]], [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]], [[Stasiun Madiun|Madiun]], [[Stasiun Jombang|Jombang]], [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]], [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]], [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]], [[Stasiun Bangil|Bangil]], [[Stasiun Lawang|Lawang]], [[Stasiun Malang|Malang]]. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke [[Denpasar]], [[Jember]], [[Pasuruan]], [[Probolinggo]] dan [[Banyuwangi]] dengan menggunakan [[Kereta api Mutiara Timur]].
 
Pada pagi harinya, rangkaian KA Bima yang berada di Surabaya digunakan untuk trayek Surabaya - Malang. Sedangkan KA Bima yang berada di Jakarta diistirahatkan di Manggarai untuk diberangkatkan kembali pada sore hari.
 
== Jadwal perjalanan ==
'''Jadwal Perjalanan KA Bima Mulai 1 Juni 2014'''
 
{| class="wikitable"
|-
!Provinsi
! Stasiun !! Kedatangan !! Keberangkatan
!Kota/Kabupaten
!Stasiun<ref name="Gapeka 2023: Pulau Jawa">{{cite book|url=https://djka.dephub.go.id/uploads/202305/KP-DJKA_67_TAHUN_2023_GAPEKA_JAWA_2023.pdf#page=254|title=Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023|page=254|date=14 April 2023|accessdate=12 Mei 2023|publisher=PT [[Kereta Api Indonesia]] (Persero)|location=[[Bandung]]|via=[[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]}}</ref>
!Keterangan
!Status
|-
| colspan=2 rowspan="2" |[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]
!colspan=3|'''KA 41 (Surabaya Gubeng-Gambir)'''
| {{sta|Gambir}}
| {{rint|jakarta|tjk2}}<br>Stasiun ujung, terintegrasi dengan bus BRT [[Transjakarta]]
|★
|-
| {{sta|Jatinegara}}
| [[Stasiun Malang|Malang]] || - || 13.30
| {{rint|jakarta|blue}} {{rint|jakarta|tjk5}} {{rint|jakarta|tjk10}} {{rint|jakarta|tjk11}}<br>Terintegrasi dengan [[Commuter Line Cikarang]] dan bus BRT Transjakarta
| ▲
|-
| [[StasiunJawa Lawang|LawangBarat]] || 13.57[[Kota Cirebon]]|| 14.02{{sta|Cirebon}}
| Terletak di Jalan Lintas Utara Jawa
| ■
|-
| rowspan=5 | [[Jawa Tengah]]
| [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]] || 15.11 || 15.18
|[[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]
|-
| [[Stasiun Surabaya GubengPurwokerto|Surabaya GubengPurwokerto]] || 15.42 || 16.35
|{{rint|banyumas|k1bm}} {{rint|banyumas|k3bm}}<br>Terintegrasi dengan bus [[Teman Bus]] (Trans Banyumas) dan [[Trans Jateng]] di Terminal Pasar Pon
|■
|-
|[[Kabupaten Cilacap|Cilacap]]
| [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]] || 17.11 || 17.16
|[[Stasiun Kroya|Kroya]]
| rowspan="2" |–
|■
|-
|[[Kabupaten Kebumen|Kebumen]]
| [[Stasiun Jombang|Jombang]] || 17.38 || 17.41
|[[Stasiun Kebumen|Kebumen]]
|■
|-
|[[Kabupaten Purworejo|Purworejo]]
| [[Stasiun Wilangan|Wilangan]] || 18.28 || 18.35
|[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]
|{{rint|yogyakarta|blue}}<br>Terintegrasi dengan [[Commuter Line Prambanan Ekspres]]
|■
|-
| [[Kota Surakarta]]
| [[Stasiun Madiun|Madiun]] || 19.05 || 19.10
| [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]]
| {{rint|yogyakarta|y}} {{rint|yogyakarta|as}} {{rint|yogyakarta|k2s}} {{rint|yogyakarta|k6s}} {{Rail-interchange|solo|k2s}} {{Rail-interchange|solo|k6s}}<br>Terintegrasi dengan [[kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo]], [[Commuter Line Yogyakarta]], serta layanan bus [[Batik Solo Trans]], [[Trans Jateng]], dan layanan bus antarkota di [[Terminal Tirtonadi]]
|■
|-
|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
| [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]] || 20.20 || 20.28
|[[Kota Yogyakarta]]
|[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]
|{{rint|yogyakarta|y}} {{rint|yogyakarta|blue}} {{rint|yogyakarta|ya}}<br>Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta, Prambanan Ekspres, [[Kereta api Bandara Internasional Yogyakarta|Lin YIA]], dan bus [[Trans Jogja]] Istimewa beserta [[Teman Bus]] Yogyakarta
|■
|-
| rowspan="6" |[[Jawa Timur]]
| [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] || 21.11 || 21.20
| [[Kota Madiun]]
| {{sta|Madiun}}
| rowspan=2| –
|■
|-
| rowspan=2 | [[Kabupaten Nganjuk|Nganjuk]]
| [[Stasiun Kutowinangun|Kutowinangun]] || 22.30 || 22.39
| {{sta|Nganjuk}}
|■
|-
| {{sta|Kertosono}}
| [[Stasiun Karanganyar|Karanganyar]] || 22.57 || 23.04
| rowspan=2 | {{rint|surabaya|dh}}<br>Terintegrasi dengan [[Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel|Commuter Line Dhoho]]
|■
|-
| [[Kabupaten Jombang|Jombang]]
| [[Stasiun Sumpiuh|Sumpiuh]] || 23.26 || 23.32
| {{sta|Jombang}}
|■
|-
| [[Kota Mojokerto]]
| [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]] || 00.08 || 00.13
| {{sta|Mojokerto}}
|-
| {{rint|surabaya|j}} {{rint|surabaya|dh}}<br>Terintegrasi dengan [[Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel|Commuter Line Dhoho]] dan [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Jenggala|Jenggala]]
| [[Stasiun Cirebon|Cirebon]] || 02.09 || 02.15
|-
| [[Stasiun Jatinegara|Jatinegara]] || 04.44 || 04.46
|-
| [[Stasiun Gambir|Gambir]] || 04.56 || -
|-
!colspan=3|'''KA 42 (Gambir-Surabaya Gubeng)'''
|-
| [[Stasiun Gambir|Gambir]] || - || 16.20
|-
| [[Stasiun Jatibarang|Jatibarang]] || 18.29 || 18.31
|-
| [[Stasiun Cirebon|Cirebon]] || 19.00 || 19.05
|-
| [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]] || 20.58 || 21.14
|-
| [[Stasiun Tambak|Tambak]] || 21.54 || 22.03
|-
| [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]] || 23.42 || 23.51
|-
| [[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]] || 00.34 || 00.41
|-
| [[Stasiun Madiun|Madiun]] || 01.53 || 02.00
|-
| [[Stasiun Jombang|Jombang]] || 03.11 || 04.15
|-
| [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]] || 03.37 || 03.40
|-
| [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] || 04.15 || 06.00
|-
| [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]] || 06.23 || 06.26
|-
| [[Stasiun Lawang|Lawang]] || 07.32 || 07.37
|-
| [[Stasiun Malang|Malang]] || 08.03 || -
|-
|[[Kota Surabaya]]||[[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]]
|{{rint|surabaya|b}} {{rint|surabaya|dh}} {{rint|surabaya|pe}} {{rint|surabaya|j}} {{rint|surabaya|si}} {{rint|surabaya|sp}} {{rint|surabaya|t}} {{rint|surabaya|fd7}}<br>Stasiun ujung, terintegrasi dengan Commuter Line [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Arjonegoro|Arjonegoro]], [[Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel|Dhoho, Penataran, Tumapel]], [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Jenggala|Jenggala]], [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Sindro|Sindro]], [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Supas|Supas]], [[Kereta api lokal di Jawa Timur#Tumapel|Tumapel]], dan angkutan pengumpan [[Wirawiri Suroboyo]].
|★
 
|}
 
'''Legenda'''
{| class="wikitable"
|+
|★
|Stasiun ujung (terminus)
|-
|■
! Stasiun !! Kedatangan !! Keberangkatan
|Berhenti untuk semua arah
|-
|○
!colspan=3|'''KA 43 (Malang-Surabaya Gubeng)'''
|Berhenti hanya pada jadwal malam
|-
| [[Stasiun Malang|Malang]] || - || 13.30
|-
| [[Stasiun Lawang|Lawang]] || 13.57 || 14.02
|-
| [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]] || 15.11 || 15.18
|-
| [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] || 15.42 || -
|-
!colspan=3|'''KA 44 (Surabaya Gubeng-Malang)'''
|-
| [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] || - || 06.00
|-
| [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]] || 06.23 || 06.26
|-
| [[Stasiun Lawang|Lawang]] || 07.32 || 07.37
|-
| [[Stasiun Malang|Malang]] || 08.03 || -
|-
|▲
|Berhenti hanya mengarah ke Gambir (satu arah)
|}
 
== Daftar kecelakaanInsiden ==
 
[[Berkas:KA InteriorKA Bima.JPG|thumb|right|Interior KA Eksekutif Bima]]
* Pada bulan Oktober 2010, Keretakereta Apiapi Bima menyerempetbersinggungan dengan rangkaian [[kereta api Gaya Baru Malam Selatan|kereta]] apipaling Gayabelakang Baruyang Malambelum Selatanterparkir (GBMS)]], pada kereta paling belakang,penuh di [[Stasiun Purwosari]], Jawa Tengah, karena KA Gaya Baru Malam belum parkir penuh.<ref>[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/180775-ka-bima-tabrak-ka-gaya-baru-di-solo Di Solo, KA Bima Tabrak KA Gaya Baru]</ref>
 
Pada 8 September 2015 pukul 05.20, kereta api Bima menabrak mobil bak terbuka yang menerobos pintu perlintasan di [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur]]. Akibatnya, jadwal kereta api jarak jauh dan KRL menjadi terganggu.<ref>[http://metro.tempo.co/read/news/2015/09/08/083698644/kereta-bima-tabrak-mobil-di-cipinang-ka-komuter-terhambat Tempo: Kereta Bima Tabrak Mobil di Cipinang, KA Komuter Terhambat]</ref>
 
Pada 10 November 2015, seorang ibu beserta anaknya tewas tertabrak kereta api Bima pada perlintasan tanpa palang pintu di [[Kramatjegu, Taman, Sidoarjo]] setelah pulang dari pasar.<ref>{{Cite news|title=Ibu dan Anak Tewas Tertabrak KA Bima di Perlintasan Tanpa Pintu|url=https://daerah.sindonews.com/berita/1060459/23/ibu-dan-anak-tewas-tertabrak-ka-bima-di-perlintasan-tanpa-pintu|last=Rouf|first=Abdul|newspaper=[[Koran Sindo]]|publisher=[[Media Nusantara Citra]]|location=[[Surabaya]]|language=id-ID|access-date=2022-04-24}}</ref>
 
== Galeri ==
<gallery mode="packed-hover" heights="190">
Berkas:Bima-Int1401.JPG|Tampak dalam pada rangkaian kereta api Bima lama.
Berkas:Interior Baru KA Bima.jpg|Tampak dalam kereta api Bima keluaran 2016 yang juga digunakan pada kereta api lainnya.
Berkas:Kereta api Bima dengan Logo KAI Terbaru.jpg|Semasa KA Bima masih menggunakan rangkaian Kereta eksekutif New Image (K1 2016) sebelum diganti dengan kereta api stainless steel (K1 2018/2019).
</gallery>
 
== Lihat pula ==
* [[Kereta api Eendaagsche Express|Eendaagsche Express]]
* [[Kereta api Argo Semeru]]
* [[Kereta api Argo Bromo Anggrek]]
 
== Catatan kaki ==
Baris 198 ⟶ 219:
 
== Pranala luar ==
{{commons cat|Bima Train|Kereta api Bima}}
* {{id}} [http://www.kereta-api.co.id/ Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia]
{{id}} [https://www.kai.id/ Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia]
 
{{Daftar KeretaKA Apipenumpang Indonesia}}
{{Topik Jakarta}}
 
{{DEFAULTSORT:Bima}}
[[Kategori:Kereta api di Indonesia|Bima]]
[[Kategori:Kereta api penumpang bernama di Indonesia|Bima]]
[[Kategori:Kereta api eksekutif|Bima]]