Aksara Kawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(81 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Writing system
|name=Aksara Kawi</br>Aksara Jawa Kuno
|altname={{Script|Kawi|𑼒𑼮𑼶}}
|type=[[Abugida]]
|languages=[[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]], [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|fam1={{hipotesis abjad Aram-Brahmi}}
|
|
|sisters={{keluarga kawi}}
|time=abad ke-8
|unicode=
|iso15924=
|sample=Aksara kawi name.png
|image_size=150px
|children=[[Aksara Buda]]
}}
'''Aksara Jawa Kuno''' atau '''Aksara Kawi''' (dari [[Bahasa Jawa Kuno]]: ''kawi'', yang berarti "pujangga, penyair; mahir dalam menggubah puisi")<ref>Zoetmulder, P.J, dan Robson, $.0. (2006). Kamus Jawa Kuna-Indonesia. (Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna, Penerjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.[https://kbbi.kemdikbud.go.id/Cari/Etimologi?eid=37983]</ref> adalah aksara historis yang terutama ditemukan di [[Pulau Jawa]] dan digunakan di sebagian besar wilayah [[Asia Tenggara]] antara abad ke-8 hingga ke-16.<ref name=Pandey>Anshuman Pandey 2012 [https://www.unicode.org/L2/L2012/12125-kawi.pdf Preliminary Proposal to Encode the Kawi Script]</ref><ref name=as/>
Bukti tertua mengenai bentuk awal aksara Kawi adalah [[prasasti Plumpungan]] tahun 750 Masehi yang berasal dari [[Salatiga]], [[Jawa Tengah]]. Dan selanjutnya Aksara Kawi juga ditemukan di luar Pulau Jawa seperti [[Bali]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan [[Filipina]].<ref name=bayu>Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah 2020. [https://www.unicode.org/L2/L2020/20284r-kawi.pdf Proposal to encode Kawi]</ref>
Meskipun tidak ditemukan petunjuk yang eksplisit, Aksara Kawi merupakan pendahulu bagi aksara-aksara di [[Nusantara]] yang lebih modern, seperti [[Aksara Jawa]], [[Aksara Bali]] dan [[Aksara Sunda Kuno]]{{efn|Termasuk juga [[Aksara Sunda|Aksara Sunda Baku]] yang menjadi aksara turunannya}}.
== Ciri-ciri ==
Aksara Kawi menerapkan sistem penulisan [[abugida]]. Tiap hurufnya mewakili satu suku kata dengan vokal {{IPAslink|a}} yang dapat diubah dengan penggunaan tanda baca. Aksara ditulis tanpa spasi (''[[scriptio continua]]''). Aksara Kawi memiliki sekitar 47 huruf, tetapi terdapat sejumlah huruf yang bentuk dan penggunaannya tidak diketahui dengan pasti karena sedikitnya contoh yang ditemukan dalam prasasti bertulis Kawi.
Sejumlah tanda baca mengubah vokal (layaknya harakat pada [[Abjad Arab]]), dan menambahkan konsonan akhir. Beberapa tanda baca dapat digunakan bersama-sama, tetapi tidak semua kombinasi diperbolehkan. Tanda baca teks termasuk koma, titik, serta tanda untuk memulai dan mengakhiri bagian-bagian teks.<ref name=as>http://www.ancientscripts.com/kawi.html</ref>
[[Berkas:Ciri aksara kawi.jpg|jmpl|kiri|Suku kata /ka/ ditulis dengan satu huruf. Tanda baca mengubah, menambah, atau menghilangkan vokal suku kata tersebut. Huruf mempunyai bentuk subskrip untuk menulis tumpukan konsonan.]] {{clr}}
Aksara Kawi memiliki huruf subskrip yang digunakan untuk menulis tumpukan konsonan, setara dengan ''pasangan'' dalam [[Aksara Jawa]] dan ''pangangge'' dalam [[Aksara Bali]]. Namun beberapa prasasti Aksara Kawi tidak menggunakan pasangan dalam penulisannya, seperti prasasti pada [[Candi Sukuh]] di [[Kabupaten Karanganyar]], Jawa Tengah.<ref>[http://www.karanganyarkab.go.id/20110628/candi-sukuh/ Situs Resmi Kabupaten Karanganyar]</ref><ref>[http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/238574/menelusuri-candi-sukuh-jejak-keruntuhan-kerajaan-majapahit-008-isn.html Situs Berita Merdeka]</ref>
Berikut contoh penulisan aksara Kawi dengan sampel teks dari ''[[Kakawin Ramayana]]'':<br />
[[Berkas:Kawi sample.jpg|350px|kiri|''Jahnī yāhning talaga kadi langit'' (air telaga jernih bagaikan langit). Cuplikan dari ''Kakawin Ramayana'', 16.31, (''Bhramara wilasita)]]{{clr}}
==
Aksara Kawi berasal dari [[Aksara Pallawa]] yang mengalami pengubahan bentuk huruf yang diperkirakan terjadi pada abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan [[Aksara Brahmi]] yang berkembang di daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa ini menjadi induk semua aksara daerah di [[Asia Tenggara]] (mis. [[Aksara Thai]], [[Surat Batak|Aksara Batak]], dan [[Aksara Burma]]).
Perbedaan terpenting antara Aksara Pallawa dan Aksara Kawi adalah:
* Aksara Kawi memiliki vokal e pepet dan vokal e pepet panjang, sedangkan Aksara Pallawa tidak memiliki vokal e pepet atau vokal e pepet panjang.
* Aksara Kawi cukup sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan, sedangkan Aksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di akhir kalimat atau di akhir bait.
* Aksara Kawi memiliki bentuk huruf yang berbeda dibandingkan dengan Aksara Pallawa, walaupun beberapa huruf masih ada kemiripan.
Khazanah Aksara Kawi diperoleh terutama dari prasasti batu maupun logam. Namun demikian, banyak juga naskah-naskah tulisan sastra yang menggunakan aksara ini di atas lembaran lontar, yang mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan proses penyalinan dari masa ke masa. Sejak abad ke-16, praktis Aksara Kawi menjadi aksara historis yang tidak dipakai sehari-hari dan digantikan oleh aksara [[hanacaraka]] dan juga abjad Arab ([[Abjad Pegon|pegon]]).
=== Periodisasi ===
Aksara Kawi tidaklah homogen, baik bentuk maupun pengejaannya. Ini terjadi karena panjangnya masa penggunaan (tujuh abad) serta latar belakang sastra penulisnya. Pengenalan terhadap gaya penulisan sesuai periode ini membantu para ahli [[Epigrafi|epigraf]] dan [[Arkeologi|arkeolog]] dalam menentukan kronologi dokumen yang memuat tulisan tersebut. J. G. de Casparis (1975) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan aksara Kawi{{Butuh rujukan}}, yaitu:
* '''Aksara Kawi Awal''' (750–925 M)
** Bentuk Kuno: Bentuk paling awal aksara Kawi terdapat pada [[prasasti Plumpungan]] dari [[Salatiga]], [[prasasti Raja Sankhara|prasasti Sangkhara]] dari [[Sragen]], dan [[prasasti Dinoyo]] dari [[Malang]].
** Bentuk Standar atau gaya Mataraman: Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan [[Mataram Kuno|Kerajaan Mataram]] periode [[Jawa Tengah]], seperti dari masa pemerintahan [[Rakai Kayuwangi|Dyah Lokapala]] hingga [[Dyah Balitung]]; misalnya [[prasasti Rukam]] dari [[Temanggung]], [[prasasti Munduan]] dari Temanggung, dan [[prasasti Rumwiga]] dari [[Bantul]].
* '''Aksara Kawi Akhir''' (925–1250 M), dapat dilihat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Mataram Kuno|Kerajaan Mataram]] periode [[Jawa Timur]] dan [[Kerajaan Kadiri]]; misalnya [[prasasti Lemahabang]] dari [[Lamongan]], [[prasasti Cibadak]] dari [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], dan [[prasasti Ngantang]] dari Malang.
* '''Aksara Kawi Baru''' (1250–1450 M): Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Kerajaan Majapahit]]; misalnya [[prasasti Kudadu]] dari [[Mojokerto]], [[prasasti Adan-adan]] dari [[Bojonegoro]], dan [[Prasasti Singhasari 1351|prasasti Singhasari]] dari Malang.
=== Perkembangan ===
Aksara Kawi, terutama dari periode Majapahit, dianggap sebagai induk [[Aksara Jawa]] dan [[Aksara Bali]]. Modifikasi ini menyesuaikan dengan perubahan bunyi yang terjadi pula dalam bahasa yang bersangkutan. Kebutuhan pendidikan dan akademik mendorong pengajuan modernisasi aksara Kawi dengan mengusulkannya untuk mendapatkan kode Unicode.
Aksara Kawi menjadi induk semua aksara daerah di Nusantara. Namun di Pulau Sumatra bentuk peralihan dari Aksara Pallawa ke aksara daerah tidak bisa dianggap sama dengan Aksara Kawi. Biasanya bentuk peralihan ini disebut dengan nama Aksara Proto-Sumatra atau Aksara Sumatra Kuno (Damais, 1955 & 1995).
Seiring perubahan cara penulisan dan media penulisan maka sejak abad 16 – 17 Aksara Kawi berkembang menjadi beberapa aksara daerah, antara lain:
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Jawa: [[Aksara Buda]], [[Aksara Sunda Kuno]], [[Aksara Jawa|Aksara Jawa Baru]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Sulawesi: [[Aksara Lontara]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Bali: [[Aksara Bali]].
== Huruf ==
Tabel
[[
[[
== Galeri ==
<gallery>
File:Shape variants of Kawi script.jpg|Berbagai macam variasi bentuk aksara Kawi
File:kawijawa.png|
File:Tabel_kawi1.jpg|Rupa aksara dari prasasti Sobhāmṛta (tahun 939) yang disadur/disalin pada masa pemerintahan Majapahit.<ref>{{Cite web|url=https://blogs.bl.uk/asian-and-african/2016/12/old-javanese-copper-charters-in-the-british-library.html?|title=Old Javanese copper charters in the British Library|date=20 Desember 2016|website=British Library|access-date=30 Mei 2020}}</ref>{{#tag:ref|Tabel tidak mengikutsertakan bentuk ''pasangan/gantungan'' dari aksara konsonan.|group=note}}
File:Copy of a stone stele written in Kawi script.jpg|Reproduksi sebuah prasasti bertulis Kawi yang disimpan di Museum Budaya Batavia
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beschreven steen TMnr 10026881.jpg|Prasasti bertulis Kawi yang difoto di
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beschreven steen TMnr 60037341.jpg|Prasasti
File:Adityawarman batu tulis.jpg|Batu tulis Adityawarman di Pagaruyung
File:Kakawin Sumanasantaka Revisi.jpg|Kutipan Kakawin Sumanasantaka dalam aksara Kawi
</gallery>
==
* [[Aksara Nusantara]]
== Catatan
{{Notelist}}
{{Reflist|group=note}}
== Referensi ==
{{reflist}}
==
* Brandes, J. L. A., 1889, ''Een Oud-Javaansch Alphabet van Midden Java'', in Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, 1889, Vol. XXXII.
* De Casparis, J. G., 1975, ''Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia from the beginnings to c. AD 1500'', Leiden & Koln.
* Holle, K. F., 1882, ''Tabel van Oud en Nieuw Indische Alphabetten: Bijdrage tot de Palaeographie van Nederlansch Indie'', Batavia.
== Pranala luar ==
* {{commonscat inline|Kawi script}}
{{jenis aksara|state=show|state2=show}}
[[Kategori:Aksara Nusantara|Kawi]]
[[Kategori:Rumpun aksara Brahmi|Kawi]]
|