Joglo Kudus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
(47 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Underlinked|date=Oktober 2020}}
{{rapikan}}
'''Rumah adat Kudus''' atau '''
<gallery mode="packed>Berkas:Joglo Pencu, Rumah Tradisional Kudus.jpg|200px|Joglo Pencu</gallery>
Rumah Adat Kudus memiliki atap genteng yang disebut '''“Atap Pencu”''', dengan bangunan yang didominasi seni ukir empat dimensi (4D) khas kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan gaya dari budaya Hindu (Jawa), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda). Rumah ini diperkirakan mulai dibangun sekitar tahun 1500-an Masehi dengan 95% kayu Jati asli. ''Joglo Kudus'' mirip dengan ''Joglo Jepara'' tetapi perbedaan yang paling kelihatan adalah bagian pintunya, Joglo Kudus memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu.▼
==
▲Rumah
Joglo Pencu memiliki 4 (empat) tiang penyangga dan 1 (satu) tiang besar yang dinamakan soko geder yang melambangkan bahwa Allah SWT bersifat Esa. rumah adat Kudus Joglo Pencu memiliki 3 bagian<ref>http://infomuria.umk.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1071:joglo-pencu-ciri-rumah-adat-kudus&catid=1089:joglo-pencu-ciri-rumah-adat-kudus&Itemid=616</ref> ruangan yang disebut Jogo Satru, Gedongan, dan Pawon. ▼
adalah nama untuk bagian depan dari rumah tersebut. Secara makna kata Jogo Satru bisa diterjemahkan jogo artinya menjaga dan Satru artinya musuh. Namun untuk sehari-hari Ruangan ini sering digunakan sebagai tempat menerima tamu yang berkunjung.▼
adalah bagian ruang keluarga. Ruangan ini biasa digunakan untuk tempat tidur kepala keluarga. Untuk Pawon sendiri letaknya berada pada bagian samping. ▼
* Pawon ▼
==
▲Joglo
Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Kudus (Joglo Kudus) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir sederhana, tetapi juga pada kelengkapan komponen-komponen pembentuknya yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.▼
* Pertama, bentuk dan motif ukirannya mengikuti pola kala (binatang sejenis laba-laba berkaki banyak), gajah penunggu, rangkaian bunga melati (sekar rinonce), motif ular naga, buah nanas (sarang lebah), motif burung phoenix, dan lain-lain.▼
=== ''Jaga satru'' ===
* Kedua, tata ruang rumah adat yang memiliki jogo satru/ruang tamu dengan soko geder-nya/tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT bersifat Esa/Tunggal.▼
▲
* Ketiga, gedhongan dan senthong/ruang keluarga yang ditopang empat buah soko guru/tiang penyangga. Keempat tiang tersebut adalah simbol yang memberi petunjuk bagi penghuni rumah supaya mampu menyangga kehidupannya sehari-hari dg mengendalikan 4 sifat manusia: amarah, lawwamah, shofiyah, dan mutmainnah.▼
* Keempat, pawon/dapur di bagian paling belakang bangunan rumah.▼
=== ''Gedhongan'' ===
▲
''Pawon'' dalam bahasa Jawa berarti 'dapur'. Ruangan ini digunakan untuk memasak, belajar, dan melihat televisi.
== Filosofi ==
▲Keunikan
▲* Pertama, bentuk dan motif ukirannya mengikuti pola ''kala'' (binatang sejenis laba-laba berkaki banyak), gajah penunggu, ''sekar rinonce'' (rangkaian bunga melati
▲* Kedua, tata ruang rumah
▲* Ketiga, ''gedhongan
▲* Keempat, ''pawon''/dapur di bagian paling belakang bangunan rumah.
* Kelima, pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia selalu membersihkan diri baik fisik maupun rohani.
* Keenam, tanaman di sekeliling pakiwan, antara lain: pohon belimbing, yang melambangkan lima rukun Islam; pandan wangi, sebagai simbol
* Ketujuh, wuwungan atap genteng terdapat genteng kerpus yang berlubang-lubang yang mempunyai maksud sebagai bentuk cara hidup yang menerima atau terbuka. Genteng yang berlubang tersebut adalah genteng kerpus yaitu genteng kelir, genteng pengapit, dan genteng cungkrik.
== Genteng ==
Genteng Kerpus Tradisional Kudus atau Genteng Wuwungan Khas Kudus merupakan genteng yang memiliki bentuk yang indah dan terkandung filosofi di dalamnya. yaitu:
* Genteng Kelir
genteng ini hanya ada satu dan terdapat pada bagian paling atas dan tepat ditengah. Genteng Kelir berbentuk daun yang memekar sempurna yang artinya kedewasaan, filosofinya yaitu kedewasaan yang bisa menata yang lebih muda dan bisa menjadi tauladan yang baik bagi yang lebih muda.
* Genteng Pengapit
genteng ini terdapat pada bagian kanan dan kiri Genteng Kelir. Genteng Pengapit berbentuk daun yang memekar setengah melipat yang artinya muda atau remaja, filosofinya yaitu masa muda (remaja) harus melihat masa depan ketika dewasa dan mencontoh yang lebih tua.
* Genteng Cungkrik
genteng ini terdapat pada bagian paling sudut bawah dan menghadap atas. Genteng Cungkrik berbentuk kuncup daun, filosofinya yaitu kelahiran.
== Mulai Dilupakan ==
Seiring dengan perkembangan masyarakat, keberadaan rumah adat Kudus sendiri sebagai penentu tingkat perekonomian seseorang. Tidak dapat
Sedangkan kelemahan budaya lokal adalah kurangnya sumber informasi yang dibukukan, sehingga tidak ada sumber yang bisa dijadikan acuan atau referensi dalam pengenalan budaya lokal tersebut. Dibutuhkan sebuah kajian, jika ada yang tahu sepenggal dan memberanikan diri untuk menulis dan tanpa ada sumber yang jelas adalah kesalahan.
==
* [[Rumah adat Jepara]]
{{reflist}}▼
* [[Rumah adat Pati]]
* [[Rumah adat Rembang]]
* [[Rumah adat Blora]]
* [[Rumah adat Grobogan]]
* [[Anjungan Kabupaten Demak#Joglo Demak|Rumah adat Demak]]
== Referensi ==
▲{{reflist}}
{{budaya-stub}}
[[Kategori:Rumah adat di Indonesia]]
[[Kategori:Arsitektur Jawa]]
|