Sukarton Marmosujono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(29 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox officeholder
|honorific_prefix =
|name = Sukarton Marmosujono
|image = Sukarton marmosujono.gif
|order = ke-12
|president = [[Soeharto]]
|term_start = 19 Maret 1988
|term_end = 29 Juni 1990
|predecessor = [[Hari Suharto]]
|successor = [[Singgih]]
|birth_place = [[Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_date = {{birth date|1937|10|3|df=y}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_date = {{death date and age|1990|06|29|1937|10|3|df=y}}
|relations=
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| serviceyears =
| servicenumber = 1739/P<ref name=":001"/>
| rank = [[Berkas:20-TNI Navy-RADM.svg|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
| unit =
}}
== Kehidupan Awal ==
Sukarton lahir di [[Batuagung, Balapulang, Tegal|Desa Batuagung]], [[Kabupaten Tegal|Tegal]] pada [[3 Oktober]] [[1937]]. Masa kecilnya berada dalam pusaran [[Perang Kemerdekaan Indonesia]]. Ayahnya saat itu berprofesi sebagai guru yang menolak bekerja di sekolah Belanda. Sedangkan ibunya bertugas di dapur umum pasukan. Saat pertempuran makin meluas, ayahnya ini membawa seluruh keluarga bersama penduduk lainnya mengungsi ke kaki [[Gunung Slamet]]. Dan saat keadaan sangat tidak memungkinkan untuk kembali ke rumah, kelompok pengungsi ini melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Slamet hingga tiba di [[Wonosobo]].
Beberapa hal mengerikan saat perang juga pernah disaksikanya, seperti pembumihangusan desa, ibu hamil yg melahirkan tanpa bantuan, dan pemuda-pemuda yang dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu oleh [[Belanda]]. Pada masa kecilnya Sukarton juga pernah dimintai seorang tentara untuk mengamati gerak-gerik tentara Belanda. Menurutnya dalam sebuah wawancara pada [[1988]], ini adalah pengalaman yang tidak dapat dilupakan sepanjang hidupnya.
Saat keluarga ini tiba di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Sukarton lalu dimasukkan ke dalam Sekolah Rakyat [[Pakualaman]]. Menjadi anak desa yang jarang bersepatu tidak menjadi halangan baginya bersekolah di sekolah yang notabene sebagai tempat bersekolah anak-anak petinggi di Yogya, para [[priyayi]] yang menggunakan tata krama dan berbicara dengan bahasa krama inggil. Pernah suatu hari Sukarton memperingatkan temannya "''Ee.. mas, cungurmu ana cemonge''" (hidungmu ada kotorannya). Yang diperingatkan bukannya berterima kasih malah menjotos Sukarton. Sukarton lalu membalasnya dan terjadi baku hantam. Belakangan, ia mengetahui juga kata-kata yang diucapkannya dengan maksud baik tersebut, tidak sopan bagi orang keraton. Di Kota Yogyakarta juga ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum [[Universitas Gajah Mada]].<ref name="kartskrtonpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
== Wafat ==
Sukarton wafat pada tanggal 29 Juni 1990 dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], Jakarta Selatan.
== Tanda Kehormatan ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jasa Pratama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="2"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (29 Juni 1990)<ref name=":001">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Jasa|Bintang Jasa Pratama]] (5 Agustus 1982)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/44364-Bintang_Jasa_tahun_1964-2003.pdf|access-date=25 Februari 2022}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Sukarton Marmosudjono - TMP Kalibata 1.jpg|pra=|Makam Sukarton Marmosudjono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan
Berkas:Sukarton Marmosudjono - TMP Kalibata 2.jpg|pra=|Makam Sukarton Marmosudjono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pernikahan ==
Sukarton adalah suami dari Lastri Fardani Sukarton yang merupakan jurnalis [[Kartini (majalah)|Majalah Kartini]] dan penulis buku antologi puisi "Gunung Biru di Atas Dusunku".
{{clr}}
{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_suksesi |
{{Kotak_selesai}}{{Kabinet Pembangunan V}}
{{indo-bio-stub}}▼
{{DEFAULTSORT:Marmosujono, Sukarton}}
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
▲[[Kategori:Jaksa Agung Indonesia]]
[[Kategori:Kematian 1990]]▼
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Jaksa Agung Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Jasa Pratama]]
|