Konsumerisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 175.143.50.213 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman
k Mengembalikan suntingan oleh 202.93.153.243 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(19 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Konsumerisme''' merupakan [[ideologi]] yang menjadikan seseorang atau kelompok menjalankan proses [[konsumsi]] atau pemakaian barang-barang hasil [[produksi]] secara berlebihan, tanpa sadar dan berkelanjutan.<ref>{{Cite journal|last=Rohman|first=Abdur|date=Desember 2016|title=Budaya Konsumerisme dan Teori Kebocoran di Kalangan Mahasiswa|url=http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/karsa/article/download/894/859|journal=Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman|volume=24|issue=2|pages=240|doi=10.19105/karsa.v24i2.894|issn=2442-4285}}</ref> Pembelian barang-barang hanya didasari oleh keinginan dan tidak mempertimbangkan [[kebutuhan]].<ref>{{Cite journal|last=Radiansyah|first=Rifi Rivani|date=Juni 2019|title=Konsumerisme Hingga Hiper-realitas Politik di Ruang Baru Era Cyberspace (Antara Kemunduran Atau Kemajuan Bagi Pembangunan Negara Indonesia Yang Demokratis)|url=http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/jisipol/article/download/116/113/|journal=Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik|volume=3|issue=2|pages=32|doi=|issn=}}</ref> Pada mulanya, konsumerisme adalah sebuah gerakan perlindungan terhadap [[konsumen]]. Seiring dengan berkembangnya [[filsafat]] [[materialisme]] dan [[positivisme]], pandangan konsumerisme berkembang menjadi suatu konsumsi dengan [[teknologi]] [[zaman modern|modern]] yang bersifat boros.{{Sfn|Armawi|2007|p=322}} Konsumerisme terbentuk melalui pembangunan pusat-pusat [[hiburan]] dan pusat-pusat [[perbelanjaan]] di kota-kota besar.<ref>{{Cite journal|last=Shinta|first=Fairus|date=Juni 2018|title=Kajian Fast Fashion dalam Percepatan Budaya Konsumerisme|url=https://journals.telkomuniversity.ac.id/rupa/article/download/1329/901|journal=Jurnal Rupa|volume=3|issue=1|pages=67|doi=10.25124/rupa.v3i1.1329|issn=2503-1066}}</ref>
'''Konsumerisme''' adalah paham atau [[ideologi]] yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses [[konsumsi]] atau pemakaian barang-barang hasil [[produksi]] secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan [[manusia]] menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan [[penyakit jiwa]] yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam [[kehidupan]]nya.
 
== Penyebab ==
Penyebab utama timbulnya paham konsumerisme adalah pemenuhan keinginan yang lebih besar dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas sedangkan [[kemampuan]] yang dimilikinya terbatas. Hal ini membuat manusia selalu ingin memenuhi keinginannya meskipun kemampuan untuk memenuhinya terbatas. Perilaku ini membuat manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan sehingga konsumerisme terjadi secara alami.<ref>{{Cite journal|last=Yustati|first=Herlina|first2=|date=2015|title=Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam (Regresi Religiusitas terhadap Konsumerisme pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/indo-islamika/article/download/14786/6966|journal=Indo-Islamika|volume=2|issue=2|pages=35|doi=10.15408/idi.v5i1.14786|issn=2723-1135}}</ref>
 
== Konsep awal ==
[[Konsep]] konsumerisme mulai digagas oleh [[Walt Whitman Rostow]] melalui gagasan bahwa konsumsi secara berlebihan akan timbul pada tahap akhir [[Pertumbuhan ekonomi|perrtumbuhan ekonomi]]. Hasrat dan minat [[masyarakat]] cenderung mengutamakan konsumsi dan [[kesejahteraan]] melalui [[sumber daya]] yang tersedia disertai dengan dukungan [[politik]]. Perilaku konsumerisme disebarluaskan melalui penaklukan negara lain dan penguasaan terhadapnya. Pada tahap ini konsumerisme hanya mengutamakan [[kebutuhan primer]]. Setelahnya konsumerisme digunakan sebagai sarana untuk menciptakan negara yang sejahtera. Pada tahap ini diterapkan sistem [[Pajak|perpajakan]] yang akan membagi rata [[kemakmuran]] dalam masyarakat.{{Sfn|Armawi|2007|p=319-320}}
 
== Perkembangan konsep ==
Konsumerisme masih dianggap sebagai sebuah gerakan konsumsi selama periode 1890-1906. Pada periode tahun 1930-an, meningkatnya hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi secara besar-besaran membuat konsumerisme dipandang sebagai kegiatan [[pemborosan massal]]. Konsep ini mulai dibahas oleh [[Thorstein Bunde Veblen]] dalam buku ''The Theory of The Leisure Class'' dan oleh [[Stuar Chase]] dalam buku ''The Tragedy of Waste''. Konsep konsumerisme kemudian kembali dibahas oleh [[John F. Kennedy]] pada bulan Maret 1962. Konsumerisme yang digagasnya berkaitan dengan kekurangan yang dimiliki pasar beraitan dengan konsumen, pelayanan pasar dan kualitas produk di dalam pasar.{{Sfn|Armawi|2007|p=320}} Dalam perkembangan selanjutnya, konsumerisme tidak hanya menjadi gejala ekonomi, tetapi juga menjadi gejala sosiologi dan psikologi. Konsumerisme menjadi suatu gerakan perlindungan dan pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk lembaga konsumen. Lembaga ini menjadi perantara antara kepentingan produsen dan konsumen. Di saat bersamaan, perkembangan konsumerisme sebagai suatu bentuk pemborosan menjadi lebih pesat. Ini merupakan akibat dari perkembangan selera konsumen yang cenderung boros dan kecenderungan produsen untuk melakukan produksi massal secara terus-menerus.{{Sfn|Armawi|2007|p=320-321}}
 
== Referensi ==
<references />
 
== Daftar pustaka ==
 
* {{cite journal|last=Armawi|first=Armaidy|date=Desember 2007|title=Dari Konsumerisme ke Konsumtivisme (Dalam Perspektif Sejarah Filsafat Barat)|url=https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/23090/15253|journal=Jurnal Filsafat|volume=17|issue=3|pages=314–323|doi=|issn=2528-6811|ref={{sfnref|Armawi|2007}}|url-status=live}}
{{ekonomi-stub}}