Dorokandang, Lasem, Rembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilangsuryas (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel
 
(31 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|nama dati2 =Rembang
|kecamatan =Lasem
|nama pemimpin =-
|kode pos =59271
|luas =203,5 ha-
|penduduk =-
|kepadatan =-
}}
 
[[Berkas:449 Lasem 1990.jpg|jmpl|Stasiun Lasem pasca dinonaktifkan, terletak di dukuh Persilan dan dukuh Trobayan, Dorokandang]]
 
'''Dorokandang''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Lasem, Rembang|Lasem]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
== GeografiPranala luar ==
{{RefDagri|2022}}
 
{{Lasem, Rembang}}
Desa Dorokandang termasuk desa kota di Kecamatan [[Lasem]], berjarak lebih kurang 2,5 [[km]] ke arah [[barat]] dari [[ibukota]] kecamatan [[Lasem]] dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
{{Authority control}}
{{batas USBT
|utara=Jalan Raya [[Lasem]] dan [[desa]] [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
|selatan=Desa [[Kasreman, Rembang, Rembang|Kasreman]] (Kecamatan [[Rembang, Rembang|Rembang]])
|barat=Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]] dan desa [[Punjulharjo, Rembang, Rembang|Punjulharjo]] (Kecamatan [[Rembang, Rembang|Rembang]])
|timur=Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
}}
Desa Dorokandang mempunyai luas wilayah seluas 203,5 ha dan terletak di dataran rendah.
Desa yang terletak di bagian terbarat kota [[Lasem]] ini terbagi dalam beberapa dusun/dukuh, yaitu:
* Ndondong
* [[Sambong, Dorokandang, Lasem, Rembang|Sambong]]
* [[Narukan, Dorokandang, Lasem, Rembang|Narukan]]
* Trobayan
* [[Persilan, Dorokandang, Lasem, Rembang|Persilan]]
* Karangpelem
* Karanganyar
 
== Tokoh ==
[[Berkas:Kongco-pribumi-R-Panji-Margono.-Foto.Chris -230x300.jpg|jmpl|100px|ka|Rupang dari Raden Panji Margono.]]
# Di desa ini terdapat makam salah satu [[Pahlawan Lasem]] yaitu Raden Panji Margono (RPM Tedjokusumoputro) putra Adipati Lasem [[Tejokusumo V]] periode 1714-1727. Beliau salah satu Tiga Bersaudara bersama Mayor [[Oey Ing Kiat]] (Adipati Tumenggung Widyaningrat, Adipati Lasem 1727-1750) dan [[Tan Kee Wie]]. Mereka adalah 3 (tiga) pemimpin pemberontakan Tionghoa – Mataram terhadap [[VOC]] di [[Lasem]]. Bersama Tan Kee Wie, seorang pendekar [[kungfu]] dan pengusaha Lasem, mereka bersumpah untuk mengikatkan diri sebagai tiga saudara angkat. Makam Raden Panji Margono terletak di dukuh Sambong, desa Dorokandang. Untuk mengenang kepahlawanan Tiga Bersaudara itu, masyarakat Lasem terutama warga Tionghoa, membuat monumen berupa klenteng [[Gie Yong Bio]] di desa Babagan. Mereka dianggap Dewa Penyelamat/Kongco bagi warga Tionghoa dan dibuat Rupangnya dipuja oleh masyarakat Tionghoa. Rupang Kongco Raden Panji Margono (RPM Tedjokusumoputro) berada di altar khusus. Rupang Oey Ing Kiat dan Tan Kee Wie, menyatu berdampingan dialtar utama. R.Panji Margono juga dikenal dengan nama samarannya yaitu Tan Pan Ciang saat Perang Kuning. (Abad ke-18)
# Panglima Tionghoa Singseh (Tan Sin Ko) yang merupakan salah satu [[pahlawan]] nasional (sedang diajukan) yang bersama kaum pribumi berjuang melawan VOC. Beliau adalah sahabat dekat dari Raden Said (Alap-alap Sambernyawa/[[Mangkunegara]]). Makamnya terletak di Bong Singseh, tepatnya di areal persawahan Dukuh Narukan. (Abad ke-18)
# Ki Mursada, beliau adalah abdi setia dari [[Panji Margono|RP.Margono]], bersama dengan Ki Galiyo. Beliau dimakamkan di bawah pohon [[trenggulun]] dekat makam RP.Margono, sementara Ki Galiyo (Mbah Sedandang) dimakamkan di utara Jalan Raya [[Rembang]]-[[Lasem]] dengan nama Makam Sedandang. (Abad ke-18)
# Raden Panji Witono, adalah putra bungsu dari Raden [[Panji Margono]]. Beliau sejak kecil dikucilkan oleh masyarakat karena dianggap anak brandal (istilah dari VOC bagi pemberontak yang menentang VOC). Beliau membunuh mandor kerja rodi di jalan Rembang-Lasem dan melarikan diri ke [[Kaliwungu, Kendal|Kaliwungu]] sampai wafat dan dimakamkan di sana. (Abad ke-18)
# Raden Panji Kamzah, adalah keturunan Raden [[Panji Margono]]. Beliau yang menulis naskah Carita Lasem sebagai kisah pembuka pada Kitab Sabda Badra Santi karangan Mpu [[Santibadra]] Tumenggung Wilwatikta, yang masih terhitung sebagai sesepuhnya. Beliau dimakamkan di pemakaman dukuh Sambong. (Abad ke-19)
# Jaswadi, beliau adalah seorang [[kamituwo]] (Kadus I) yang dahulu rumahnya berada di belakang kantor Dinas P & K Lasem, dukuh Persilan. Almarhum Jaswadi merupakan sosok yang menjunjung tinggi [[adat]] Jawa. (Abad ke-21)
# Sukarman, beliau adalah seorang mantan [[kepala desa]] Dorokandang. Pada masa pemerintahannya, kantor kepala desa Dorokandang dipindahkan dari dukuh Persilan (di rumahnya) menuju ke dukuh Sambong sampai sekarang ini. Masa tua beliau sangatlah tidak seperti pemimpin besar, beliau wafat dalam keadaan [[ekonomi]] yang serba pas-pasan (wong cilik). (Abad ke-21)
# Hadi Pawiro, atau Mbah Abas, beliau adalah seorang [[veteran]] pada zaman penjajahan [[Jepang]]. Almarhum Hadi tinggal di dukuh Persilan dan menghabiskan masa tua sampai wafatnya sebagai seorang pe[[ladang]] dan pembuat [[sapu kelud]]. (Abad ke-21)
# Mbah Karban, beliau adalah seorang tokoh [[Islam Jawa]] yang menjunjung tinggi ilmu luhur Jawa. Almarhum dahulu tinggal di dukuh Sambong dan masih saudara tiri dengan Mbah Hadi Abas Pawiro. (Abad ke-21)
# Sentot Ali Muksin, adalah seorang [[seniman]] [[karawitan]], [[ketoprak]] dan seni beladiri. Beliau berasal dari [[Jepara]] dan menikah dengan warga Dorokandang. Tempat tinggalnya di dukuh Persilan. Masa tua beliau sangat memprihatinkan, banyak diisi dengan kegiatan memancing, serta merawat burung kicauan. (Abad ke-21)
# Mbah Kardi, adalah seorang seniman Jaran Kepang ([[Kuda Lumping]]) dan [[Barongan]] sekaligus kepala paguyupan seni kuda lumping Songgo Buwono di dukuh Narukan. Walaupun beliau berasal dari Desa [[Jeruk, Pancur, Rembang|Jeruk Pancur]], namun beliau berjasa melestarikan [[seni]] Kuda Lumping dan mengharumkan nama Desa Dorokandang.
# Ali Ghofar, adalah seorang politikus ([[DPRD]] [[Rembang]]) dari [[Partai Keadilan Sejahtera]] yang telah membangun yayasan pendidikan Mutiara Hati, yang membangun Playgroup dan SDI Mutiara Hati.
# Mbah Wagiran, seorang [[tabib]] dan ahli ilmu [[kejawen]] yang banyak membantu masyarakat sekitar. Beliau tinggal di dukuh Narukan
# Ki Rustamaji, seorang [[dalang]] [[wayang kulit]] yang mempunyai [[sanggar]] di rumahnya sendiri, tepatnya di dukuh Karanganyar, Dorokandang.
# Hilmi, seorang [[tokoh]] muda yang membangun Padepokan Seni Beladiri Pencak Silat Jibril (Jiwa Bersih Ridlo Illahi) sebagai satu-satunya [[pencak silat]] yang asli berasal dari [[Lasem]].
 
{{kelurahanKelurahan-stub}}
== Demografi ==
Mayoritas penduduk desa [[Dorokandang, Lasem, Rembang|Dorokandang]] adalah [[suku]] [[Jawa]], ada pula suku [[Sunda]] (perantauan; minoritas terbesar, terpusat di Dukuh [[Narukan, Dorokandang, Lasem, Rembang|Narukan]]). Sebagian besar penduduknya menganut [[agama]] [[Islam]], selain itu ada pula yang menganut agama [[Kristen]], [[Katholik]], dan penganut kepercayaan ([[Kejawen]]). Di desa [[Dorokandang, Lasem, Rembang|Dorokandang]] berdiri 1 [[masjid]] (Masjid Al-Barokah) dan 1 [[gereja]] [[kristen]] ([[Gereja Kristen Jawa]]/ GKJ [[Lasem]]).
Penduduknya sebagian besar bermatapercaharian sebagai [[petani]] dan buruh tani, buruh jasa, pedagang, dan pegawai negeri.
[[Berkas:SDN Dorokandang 1 Lasem.jpg|jmpl|150px|ka|SDN Dorokandang 1 Lasem]]
 
Di bidang pendidikan, di desa Dorokandang juga dibangun beberapa tempat pendidikan, antar lain:
* SDN Dorokandang 1
* SDN Dorokandang 2
* SLB Dorokandang Lasem
* TK Harapan
* TK Islam Bakti
* TPQ & Madin Roudhotot Tholibin
* Playgroup Mutiara Hati
 
== Peninggalan Bersejarah ==
[[Berkas:Stasiun Lasem 1.jpg|jmpl|150px|ka|Bekas Stasiun Lasem, gambar tampak dalam]]
* Bangunan bekas [[Stasiun Lasem|Stasiun Kereta Api Lasem]]
* Makam Raden [[Panji Margono]]
* Makam Kapten [[Tan Sin Ko]] (Bong Singseh)
* Gudang bekas peninggalan zaman [[VOC]]
* Sumur dari Batu Bata, konon dibuat pada masa [[Kerajaan Lasem]]
 
== Referensi ==
* Kitab Carita (Sejarah) Lasem, sebuah Kitab Pembuka pada Kitab Badrasanti karangan mPu Tumenggung Wilwatikta Dhang Puhawang Santibadra.
* Unjiya, M.Akrom, ''Lasem Negeri Dampoawang Sejarah yang Terlupakan'', Yogyakarta: Eja Publisher, 2008.
* R.M. Panji Kamzah, ''Carita Lasem'', tanpa kota: tanpa penerbit, 1858.
* LASKAR CHINA DAN PRIBUMI MELAWAN VOC 1740 -1743 [http://daradjadi.wordpress.com/2009/01/23/laskar-china-dan-pribumi-melawan-voc-1740-1743/]
* Satu Satunya Di Dunia Kongco Pribumi Klenteng Gie Yong Bio Lasem [http://www.jejaknews.com/?p=18139]
 
{{Lasem, Rembang}}
{{kelurahan-stub}}