Siswondo Parman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: beliau → ia using AWB
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(77 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox personOfficeholder
| name = Siswondo Parman
| image = S_Parman.jpg
| caption =
| birth_date = {{birth date|1918|8|4}}
| birth_place = [[Wonosobo]], [[JawaHindia TengahBelanda]]
| birth_name =
| death_date = {{death date and age|1965|10|1|1918|8|4}}
| death_place = [[Lubang Buaya]], [[Jakarta]]
| criminal_charge =
| criminal_penalty =
|office = Pusat Polisi Militer Angkatan Darat#Daftar komandan{{!}}Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat
| death_cause = Terbunuh pada persitiwa [[Gerakan 30 September]]
|order = ke-5
| parents =
|term_start = 1950
| occupation = [[TNI]] <br/> [[Letnan Jendral]] ([[Anumerta]])
|term_end = 1953
|predecessor = Kolonel Cpm [[Ahmad Yunus Mokoginta|A.Y. Mokoginta]]
|successor = Letkol Cpm [[M.Y. Proyogo]]
| death_cause = Terbunuh pada persitiwaperistiwa [[Gerakan 30 September]]
| parents =
| occupation = [[TNI]] <br/> [[Letnan Jendral]] ([[Anumerta]])
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|serviceyears = 1945—1965
|rank = [[File:21-TNI Army-LG.svg|25px| ]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]])
|spouse = Ny. Sumirahaju
|children = [[Ali Ebram]]
| relations = Letjen TNI (Purn.) [[Sugiono (militer)|Sugiono]] (Anak Angkat)
|relatives = [[Sakirman]] (kakak)
|unit = [[Polisi Militer|Polisi Militer (CPM)]]
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Mayor Jenderal]] [[TNI]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Letnan Jenderal|Letjen.]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
}}
[[Berkas:Siswondo Parman 1966 Indonesia stamp.jpg|thumb|Perangko S. Parman keluaran tahun 1966]]
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) '''Siswondo Parman''' ({{lahirmati|[[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]]|4|8|1918|[[Lubang Buaya]], [[Jakarta]]|1|10|1965}}) atau lebih dikenal dengan nama '''S. Parman''' adalah salah satu [[pahlawan]] [[revolusi]] [[Indonesia]] dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal dibunuh pada persitiwaperistiwa [[Gerakan 30 September]] dan mendapatkan gelar [[Letnan Jenderal]] [[Anumerta]]. Ia dimakamkan di [[TMP Kalibata]], Jakarta.<ref>{{Cite web |url=https://puspomad.mil.id/artikel/letjen-tni-anumerta-siswondo-parman-kesatria-corps-polisi-militer-tni-agkatan-darat/ |title="Letjen TNI Anumerta Siswondo Parman Kesatria Corps Polisi Militer TNI Agkatan Darat" |access-date=2023-06-19 |archive-date=2023-06-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230619073002/https://puspomad.mil.id/artikel/letjen-tni-anumerta-siswondo-parman-kesatria-corps-polisi-militer-tni-agkatan-darat/ |dead-url=no }}</ref>
 
== Masa Muda ==
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] [[Anumerta]] '''Siswondo Parman''' ({{lahirmati|[[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]]|4|8|1918|[[Lubang Buaya]], [[Jakarta]]|1|10|1965}}) atau lebih dikenal dengan nama '''S. Parman''' adalah salah satu [[pahlawan]] [[revolusi]] [[Indonesia]] dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal dibunuh pada persitiwa [[Gerakan 30 September]] dan mendapatkan gelar [[Letnan Jenderal]] [[Anumerta]]. Ia dimakamkan di [[TMP Kalibata]], Jakarta.
Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah. Dia merupakan anak ke-6 dari 11 bersaudara. Dia mengenyam pendidikan HIS di Wonosobo. Setelah lulus, ia melanjutkan bersekolah dari tingkat MULO hingga lulus dari sekolah tinggi di [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|kota Yogyakarta (AMS-B)]] pada tahun 1940.<ref name=":0">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Biografi Siswondo Parman, Jenderal Intelijen AD Korban G30S 1965|url=https://tirto.id/biografi-s-parman-jenderal-intelijen-ad-yang-jadi-korban-g30s-gvZm|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-11|archive-date=2023-11-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20231111041209/https://tirto.id/biografi-s-parman-jenderal-intelijen-ad-yang-jadi-korban-g30s-gvZm|dead-url=no}}</ref> Ia melanjutkan masuk sekolah kedokteran, tetapi harus meninggalkan ketika Jepang menyerang.<ref>{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|title=S. Parman, Korban G30S yang Justru Adik Petinggi PKI|url=https://tirto.id/s-parman-korban-g30s-yang-justru-adik-petinggi-pki-cwXa|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-05-18|archive-date=2023-09-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230909030236/https://tirto.id/s-parman-korban-g30s-yang-justru-adik-petinggi-pki-cwXa|dead-url=no}}</ref> Dia kemudian bekerja untuk polisi militer Kempeitai Jepang. Namun, ia ditangkap karena keraguan atas kesetiaannya, tetapi kemudian dibebaskan. Setelah dibebaskan, ia dikirim ke Jepang untuk pelatihan intelijen, dan bekerja lagi untuk Kempeitai pada kembali sampai akhir perang, bekerja sebagai penerjemah (kempeiho) di Yogyakarta.
 
== Karier Militer ==
Parman merupakan perwira [[intelijen]], sehingga banyak tahu tentang kegiatan PKI. Dia termasuk salah satu di antara para perwira yang menolak rencana PKI untuk membentuk [[Angkatan Kelima]] yang terdiri dari [[buruh]] dan [[tani]]. Penolakan serta posisinya sebagai pejabat intelijen yang tahu banyak tentang PKI, membuatnya menjadi korban penculikan oleh [[Resimen Tjakrabirawa]] yang dipimpin Serma Satar. Penculikannya diduga diatur oleh kakak kandungnya sendiri, yaitu Ir. [[Sakirman]] yang merupakan petinggi di Politbiro CC PKI kala itu.<ref>[http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/31/kisah-dua-bersaudara-dari-wonosobo-337327.html Kisah dua bersaudara dari Wonosobo], ditulis oleh kerabat Siswondo Parman dan Sakirman. Diakses 6 Juni 2013.</ref>
Setelah kemerdekaan Indonesia, Parman bergabung Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Pada akhir Desember 1945, ia diangkat kepala staf dari Polisi Militer di Yogyakarta. Empat tahun kemudian ia menjadi kepala staf untuk gubernur militer Jabodetabek dan dipromosikan menjadi mayor. Dalam kapasitas ini, ia berhasil menggagalkan plot oleh "Hanya Raja Angkatan Bersenjata" (Angkatan Perang Ratu Adil, APRA), kelompok militer pemberontak yang dipimpin oleh [[Raymond Westerling]], untuk membunuh komandan menteri pertahanan dan angkatan bersenjata. Ia memegang jabatan sebagai Corps Polisi Militer hingga Ketika Konferensi Meja Bundar berlangsung.<ref name=":0" />
 
Siswondo Parman ikut bergerilya ketika Agresi Militer Belanda II Berlangsung. Ia juga memegang jabatan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta.<ref name=":0" />
==Latar belakang==
Pendidikan umum yang pernah diikutinya adalah sekolah tingkat dasar, sekolah menengah, dan Sekolah Tinggi Kedokteran. Namun sebelum menyelesaikan dokternya, tentara [[Jepang]] telah menduduki Republik sehingga gelar [[dokter]] pun tidak sampai berhasil diraihnya.
 
Pada tahun 1951, Parman dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut, dan pada tanggal 11 November tahun itu, diangkat menjadi komandan Polisi Militer Jakarta. ia kemudian menduduki sejumlah posisi di Polisi Militer Nasional HQ, dan Departemen Pertahanan Indonesia sebelum dikirim ke London sebagai atase militer ke Kedutaan Indonesia di sana. [2] Pada tanggal 28 Juni, dengan pangkat Mayor Jenderal, ia diangkat menjadi asisten pertama dengan tanggung jawab untuk intelijen untuk Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Setelah tidak bisa meneruskan sekolah kedokteran, ia sempat bekerja pada Jawatan [[Kempeitai]]. Di sana ia dicurigai Jepang sehingga ditangkap, namun tidak lama kemudian dibebaskan kembali. Sesudah itu, ia malah dikirim ke Jepang untuk mengikuti pendidikan pada ''Kenpei Kasya Butai''. Sekembalinya ke tanah air ia kembali lagi bekerja pada Jawatan Kempeitai.
 
== Kematian ==
Awal kariernya di [[militer]] dimulai dengan mengikuti [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) yaitu Tentara RI yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan. Pada akhir bulan [[Desember]] [[1945]], ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara (PT) di [[Yogyakarta]].
[[Berkas:S. Parman - TMPNU Kalibata.jpg|jmpl|Makam Siswondo Parman di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
Siswondo Parman adalah salah satu dari enam jenderal yang dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September Partai komunis Indonesia ( PKI ) pada malam 30 September-1 Oktober 1965. Dia telah diperingatkan beberapa hari sebelum kemungkinan gerakan komunis. Pada malam 30 September-1 Oktober, tidak ada penjaga yang mengawasi rumah Parman di Jalan Syamsurizal no.32.
 
Berdasarkan istri Parman, pasangan itu terbangun dari tidur mereka di sekitar 04.10 pagi oleh suara sejumlah orang di samping rumah. Parman pergi untuk menyelidiki dan dua puluh empat pria dengan mengenakan seragam Tjakrabirawa (Pengawal Presiden) menuju ke ruang tamu. Orang-orang mengatakan bahwa dia dibawa ke hadapan Presiden sebagai "sesuatu yang menarik yang telah terjadi". Sekitar 10 orang pergi ke kamar tidur ketika Parman berpakaian. Istrinya lebih curiga dari orang-orang, dan mempertanyakan apakah mereka memiliki surat otorisasi, yang salah satu pria jawabnya memiliki surat sementara menyadap saku dadanya.
Selama [[Agresi Militer II]] [[Belanda]], ia turut berjuang dengan melakukan perang [[gerilya]]. Pada bulan Desember [[1949]], ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer [[Jakarta]] Raya. Salah satu keberhasilannya saat itu adalah membongkar rahasia gerakan [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) yang akan melakukan operasinya di Jakarta di bawah pimpinan [[Westerling]]. Selanjutnya, pada [[Maret]] [[1950]], ia diangkat menjadi kepala Staf G. Dan setahun kemudian dikirim ke [[Amerika Serikat]] untuk mengikuti pendidikan pada ''Military Police School''.
 
Parman meminta istrinya untuk menelpon apa yang terjadi pada komandannya, Yani, tetapi kabel telepon telah diputus. Parman dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke basis gerakan di Lubang Buaya. Malam itu, bersama dengan tentara lain yang telah ditangkap hidup-hidup, Parman ditembak mati dan tubuhnya dibuang di sebuah sumur tua. Dia bersama dua jenderal lain yaitu [[Sutoyo Siswomiharjo|Sutoyo]], dan [[R. Soeprapto (pahlawan revolusi)|R. Suprapto]] dan satu korban salah tangkap yaitu [[Pierre Tendean]] merupakan orang-orang yang masih hidup ketika diculik.<ref name=":0" />
Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia ditugaskan di Kementerian Pertahanan untuk beberapa lama kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI di [[London]], [[Inggris]] pada tahun [[1959]]. Lima tahun berikutnya yakni pada tahun [[1964]], ia diserahi tugas sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat Mayor Jenderal.
 
Jenazah Parman dan 6 korban lainnya ditemukan pada 4 Oktober dan diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya, Hari Angkatan Bersenjata pada tanggal 5 Oktober, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata. Pada hari yang sama, melalui Keputusan Presiden Nomor 111 / KOTI / 1965, Presiden Soekarno secara resmi membuat Parman menjadi Pahlawan Revolusi.
Ketika menjabat Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) ini, pengaruh PKI juga sedang marak di Indonesia. Partai Komunis ini merasa dekat dengan Presiden [[Soekarno]] dan sebagian rakyat pun sudah terpengaruh. Namun sebagai perwira intelijen, S. Parman sebelumnya sudah banyak mengetahui kegiatan rahasia PKI. Maka ketika PKI mengusulkan agar kaum buruh dan tani dipersenjatai atau yang disebut dengan Angkatan Kelima. Ia bersama sebagian besar Perwira Angkatan Darat lainnya menolak usul yang mengandung maksud tersembunyi itu. Dengan dasar itulah kemudian dirinya dimusuhi oleh PKI.Dan akhirnya pada saat terjadinya peristiwa [[G30S]] ,ia menjadi korban karena termasuk musuh PKI.S.Parman diculik dari rumahnya,dibunuh di Lubang Buaya,dan disembunyikan di sumur Lubang Buaya.
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/s-parman/index.shtml Setia Pada Pancasila]
 
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/s-parman/index.shtml Setia Pada Pancasila] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070329064058/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/s-parman/index.shtml |date=2007-03-29 }}
==Referensi==
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
Baris 42 ⟶ 66:
 
{{DEFAULTSORT:Parman, Siswondo}}
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yangTentara dibunuhNasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh JawaPolisi TengahMiliter]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
 
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
 
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]