Jeungjing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mssetiadi (bicara | kontrib)
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: tanpa takson -> klad + clean up
 
(18 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Taxobox
| color = lightgreen
| name = JeungjingSengon Laut
| status =
| image = Parase falcata 070609 210 ipb.jpg
| image_width = 250px
| image_caption = Pohon jeungjingSengon Laut, ''Paraserianthes falcataria'' </br />dari [[Dramaga, Bogor|Darmaga]], [[Bogor]]
| regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
| classis = [[Magnoliopsida]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
{{kladtb|[[Rosid]]}}
| ordo = [[Fabales]]
| familia = [[Fabaceae]]
Baris 17 ⟶ 19:
| binomial_authority = ([[Linnaeus|L.]]) [[Ivan Christian Nielsen|I.C. Nielsen]]
| synonyms =
''Albizia falcataria'' <small>(L.) Fosberg</small> </br />
''Falcataria moluccana'' <small>(Miq.) Barneby & J.W.Grimes</small>
}}
'''Jeungjing''', '''jeunjing'''{{Speciestitle}} atau '''sengonSengon laut''' adalah nama sejenis [[pohon]] penghasil kayu anggota [[familia|suku]] Fabaceae. Pohon yang diklaim memiliki pertumbuhan tercepat di dunia ini, dapat mencapai tinggi 7[[meter|m]] dalam waktu setahun, nama ilmiahnya adalah ''Paraserianthes falcataria''.<ref name=soeria_343>Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. ''Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama''. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 343-349</ref> Jeunjing menghasilkan [[kayu]] ringan yang berwarna putih, cocok untuk konstruksi ringan, peti-peti pengemas, [[papan partikel]] (''particle board'') dan [[papan lapis]] (''blockboard'').
 
Nama-nama lainnya adalah ''sika'', ''selawaku'' ([[Maluku]]), ''bae, bai, wai, wahogon'' ([[Papua]]), ''batai'' ([[Malaysia|Mly.]]), ''kalbi'', ''albasiah'' atau ''albise'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]. Dalam [[bahasa Inggris]] disebut dengan nama-nama ''Moluccan sau'', ''falcata'', atau ''white albizia''.<ref name=soeria_343/><ref name=Atlas2_59/><ref name=heyne_869/>
 
== Pengenalan ==
[[Berkas:Parase falcata 060922 0403 rwg.jpg|thumbjmpl|leftkiri|180px|Semai (anak pohon) jeungjing]]
[[Pohon]], sedang sampai agak besar, mencapai tinggi 40m dan gemang hingga 100[[sentimeter|cm]] atau lebih. Batang utama umumnya lurus dan [[silinder|silindris]], dengan tinggi batang bebas cabang (''clear bole'') mencapai 20m. Pepagannya tidak berbanir, berwarna kelabu atau keputih-putihan, licin atau agak berkutil, dengan jajaran lentisel.<ref name=soeria_343/> Bertajuk rindang, berbentuk payung, dan renggang.<ref name=kayuIndonesia/> Ranting yang muda bersegi, berambut.
 
[[Daun]] majemuk menyirip ganda, anak daunnya kecil-kecil, mudah rontok,<ref name=kayuIndonesia/> dengan satu kelenjar atau lebih pada tangkai atau porosnya, 23-30 23–30&nbsp;cm. Sirip-sirip daun berjumlah 6-20 pasang, masing-masing berisi 6-26 pasang anak daun yang berbentuk elips sampai memanjang, dengan ujung yang sangat miring, runcing, 0,6-1,8 × 0,5 &nbsp;cm.<ref name=steenis1981_214>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981. ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 214-215 (sebagai ''Albizzia falcàta'' Backer).</ref>
 
[[Bunga]]nya kecil, putih kekuningan, berbulu,<ref name=kayuIndonesia/> berkelamin dua, terkumpul dalam [[malai]] [[bulir]] yang bercabang, 10-25 10–25&nbsp;cm, terletak di ketiak daun. Berbilangan 5, kelopak bunga bergigi setinggi lk. 2[[milimeter|mm]]. Tabung mahkota bentuk corong, putih dan lalu menjadi kekuningan, berambut, tinggi lk. 6mm. Benangsari berjumlah banyak, putih, muncul keluar mahkota, pada pangkalnya bersatu menjadi tabung.<ref name=steenis1981_214/>
 
[[Buah]] polong tipis serupa pita, lurus, 6-12 × 2 &nbsp;cm, dengan tangkai sepanjang 0,5-1 5–1&nbsp;cm. Polong memecah ketika sudah tua dan sepanjang kampuhnya. Biji 16 atau kurang.<ref name=steenis1981_214kayuIndonesia/><ref name=kayuIndonesiasteenis1981_214/>
 
== Sifat-sifat kayu ==
Kayu terasnya berwarna hampir putih atau coklat muda; kayu gubalnya hampir tak terbedakan dari kayu teras.<ref name=Atlas2_59>Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira, K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia, jilid II: 59-64. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Bogor.</ref>
 
Kayu jeungjing memiliki permukaan yang licin atau hampir licin, dan mengkilap;. denganDengan tekstur yang agak kasar dan merata. Kayu yang masih segar berbau seperti [[petai]], yang lambat laun menghilang apabila kayunya menjadi kering.<ref name=Atlas2_59/>
 
Termasuk ke dalam kayu ringan, jeungjing memiliki [[berat jenis]] sekitar 0,33. Kayu ini termasuk ke dalam kelas kuat IV-V, dan kelas awet IV-V. Kayu jeungjing cukup mudah diawetkan (keterawetan sedang) dan mudah pula dikeringkan, meskipun pada kayu yang seratnya tidak lurus mudah terjadi pencekungan dan pemilinan. Pengeringan alami papan dengan ketebalan 2,5 &nbsp;cm hingga kadar air sekitar 20% memerlukan waktu kurang-lebih 33 hari.<ref name=Atlas2_59/>
 
Kayu jeungjing relatif mudah dikerjakan: digergaji, diserut, dibentuk, diamplas, dan dibubut. Pemboran dan pembuatan lubang persegi kadang-kadang memberikan hasil yang kurang memuaskan.<ref name=Atlas2_59/>
 
== Pemanfaatan ==
[[Berkas:Parase falcata 071230-3092 jsga.jpg|thumbjmpl|180px|Penggergajian kayu jeungjing di [[Jasinga, Bogor|Jasinga]], Bogor]]
Secara tradisional, kayu jeungjing di [[Jawa Barat]] banyak digunakan sebagai bahan ramuan rumah: papan-papan, kasau, balok, tiang dan sebagainya. Di [[Maluku]], pada masa lalu kayu jeungjing biasa digunakan sebagai bahan pembuatan perisai karena sifatnya yang ringan, liat dan sukar ditembus. Penggunaannya sesuai dengan kelas dan kualitas [[kayu]] , yaitu untuk bahan bangunan ringan atau untuk keperluan lain yang sifatnya sempurna. Kini kayu jeungjing biasa digunakan untuk pembuatan papan, peti-peti pengemas, [[venir]], [[pulp]] (bubur kayu), [[papan serat]] (''fiber board''), [[papan partikel]] (''particle board''), [[papan lapis]] (''blockboard''), korek api, kelom (alas kaki), peti [[sabun]], perabotan rumah tangga, bahan mainan, bahan pembungkus, [[korek api]], kertas -kadang-kadang juga untuk membuat sampangsampan- dan [[kayu bakar]].<ref name=Atlas2_59/><ref name=kayuIndonesia/>
 
Jeungjing akan menjadi lebih awet dan tahan sesudah [[cat|dicat]] dan [[kapur|dikapur]] atau diberi perlakuan lain yang dianggap perlu.<ref name=kayuIndonesia/>
Baris 52 ⟶ 54:
 
== Anak jenis dan kerabat dekat ==
''Paraserianthes falcataria'' memiliki tiga anak jenis:<ref name=soeria_343/>:
 
* ''P.f. falcataria'', aslinya menyebar di Maluku dan Papua
Baris 58 ⟶ 60:
* ''P.f. fulva'' (Lane-Poole) Nielsen (sinonim: ''Albizia fulva'' Lane-Poole dan ''Albizia eymae'' Fosberg), dari pegunungan Papua.
 
Jeungjing dibawa ke [[Kebun Raya Bogor]] oleh [[Johannes Elias Teijsmann]] dari Pulau [[Banda]] dan sejak tahun 1871 tanaman ini mulai menyebar ke berbagai wilayah di [[Nusantara]].<ref name=heyne_869>[[K. Heyne|Heyne, K.]] 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. 2. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 869-870.</ref> Sekarang jeungjing telah ditanam di pelbagai negara tropis, terutama untuk produksi kayunya; lebih-lebih di [[Jawa Barat]]. Jeungjing ditemukan tumbuh di [[Jawa]], [[SumateraSumatra]], [[Sulawesi]], [[Papua]], dan [[Filipina]].<ref name=kayuIndonesia>{{aut|Sastrapradja, Setijati; Kartawinata, Kuswata; Soetisna, Usep; Roemantyo; Wiriadinata, Hari; Soekardjo, Soekristijono}} (1981). ''Kayu Indonesia''. '''14''':38{{spaced ndash}}39. [[Jakarta]]:[[LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref>
 
Di [[Papua Nugini]] bagian tenggara, didapati jenis ''Paraserianthes pullenii'' (Verdc.) Nielsen. Pohon ini kemungkinan menghasilkan kayu yang serupa dengan ''P. falcataria''.<ref name=soeria_343/> [[Kemlandingan gunung]] (''[[Paraserianthes lophanta]]'' ([[Carl Ludwig Willdenow|Willd.]]) Nielsen) adalah pohon kecil yang ditemukan menyebar di pegunungan-pegunungan di [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]] dan [[Flores]], dan melompat ke [[Australia]] barat daya. <ref name=steenis2006_lg26>[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 2006. ''Flora Pegunungan Jawa''. Puslit Biologi LIPI, Bogor. Lembar gambar 26 (sebagai ''Albizia lophanta'' (Willd.) Benth.)</ref>
 
== Ekologi dan [[silvikultur]] ==
[[Berkas:Parase falcata 060429 5229 ipb.jpg|thumbjmpl|leftkiri|180px|Tegakan jeungjing di Darmaga, Bogor]]
Habitat asli ''P. falcataria'' adalah hutan-[[hutan primer|hutan-hutan primer]], namun kemudian sering ditemui di [[hutan sekunder]] dan dataran banjir di tepian [[sungai]], serta kadang-kadang di [[hutan pantai]].<ref name=soeria_343/> Umumnya, jenis ini terdapat di dekat perkampungan, tepi-tepi jalan, tepi [[sungai]], [[ladang]], pematang [[sawah]], [[perkebunan]] [[teh]], [[kopi]], maupun di tegalan. Jeungjing juga hidup di tempat terbuka dan suka tanah lempung, pada ketinggian 1650 [[mdpl]].<ref name=kayuIndonesia/>
 
Jeungjing cocok di tempat yang beriklim basah hingga agak kering, mulai dari [[dataran rendah]] hingga ke pegunungan pada ketinggian 1.500 m dpl. Pohon ini dapat tumbuh pada tanah yang tidak subur, tanah becek maupun yang agak asin.<ref name=Atlas2_59/>
Baris 72 ⟶ 74:
Biji-biji jeungjing cukup dikeringkan di udara selama 10-15 hari sebelum kemudian disimpan. Penyimpanan yang baik dalam wadah yang kering dan tertutup dapat mempertahankan daya tumbuh benih hingga setahun.<ref name=Atlas2_59/>
 
Jeungjing umum ditanam dalam jarak 2m × 2m hingga 4m × 4m. Untuk keperluan produksi kayu, tegakan ini pada umur 4-5 tahun kemudian dijarangi menjadi 250 batang per[[hektare]]; dan pada umur 10 tahun menjadi 150 batang/ha. Penebangan biasa dilakukan setelah tegakan berumur 12-15 tahun. Selain itu perlu pula dilakukan pemangkasan, karena jeungjing cenderung bercabang 2-3, yang kurang baik bagi produksi kayu. Untuk produksi pulp, jeungjing biasa dipanen lebih awal, yakni pada umur 8 tahun.<ref name=soeria_343/>
 
Tumbuh dengan cepat, pada rotasi tebangan 8-12 tahun riap volume rata-rata tahunan kayu jeungjing adalah antara 25-3025–30 m³/ha. Pada tanah-tanah yang subur di [[Indonesia]], riap ini bahkan dapat mencapai 50-5550–55 m³/ha/tahun.<ref name=soeria_343/>
 
Jeungjing juga sering ditanam dalam bentuk [[wanatani]], bercampur dengan aneka komoditas lain,<ref name=soeria_343/>, termasuk [[padi]] ladang, [[cabai]], [[kapulaga]], hingga ke [[salak#salak pondoh|salak pondoh]].
 
Saat ini tanaman jeungjing mengalami serangan hama parah yaitu karat puru, dan diganti [[jabon]] sebagai tanaman alternatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
 
== RujukanReferensi ==
{{Reflist|2}}
 
Baris 86 ⟶ 88:
{{commons|Falcataria moluccana}}
* {{nl}} BHL: [http://www.biodiversitylibrary.org/item/48033#page/214/mode/1up ''Albizzia falcata'', Backer] @ K. Heyne. ''De Nuttige Planten van Ned. Indie'', '''II''': 208 (1916)
* {{en}} ICRAF The World Agroforestry Center: [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Products/AFDbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=171 ''Paraserianthes falcataria''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110110225641/http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Products/AFDbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=171 |date=2011-01-10 }}
 
{{taxonbar}}
 
[[Kategori:Tumbuhan industri]]
[[Kategori:Mimosoideae]]
[[Kategori:Pohon kayu]]
[[Kategori:Pohon]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
[[Kategori:Paraserianthes]]