Suku Bali Aga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glen Matthew (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(41 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = '''Bali Aga'''<br />'''<small>Baliaga</small><br />'''<small> = Bali Mula</small>Aga
| image = [[File:Tenganan03s.jpg|250px]]
| caption = Seorang pria suku Bali Aga.
| popplace = [[Indonesia]] ([[Kabupaten Bangli|Bangli]], [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], dan [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]])
|poptime = sekitar 3000<ref>{{cite web |url=http://www.indonesia-tourism.com/news/2006/11/30/the-bali-aga-the-original-inhabitants-of-bali/ |title=The Bali Aga: The original inhabitants of Bali}}</ref>
| population = 63.000<ref>{{cite web|url=https://joshuaproject.net/people_groups/20285/ID|title=Highland Bali Baliaga in Indonesia|website=joshuaproject.net|publisher=[[Joshua Project]]|language=en}}</ref>
|popplace = [[Kintamani, Bali|Kintamani]], [[Bali]], [[Indonesia]]
| languages = [[Bahasa Bali|Bali]] (dialek Bali Aga) dan [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| religions = Folk Hinduism, [[Hindu Bali]], = [[AnimismeHinduisme Bali]]
| related = [[BalineseSuku peopleBali|BalineseBali]], (''[[JavaneseNak people|JavaneseNusé]], ''{{•}}[[MadureseSuku peopleBali Majapahit|MadureseBali Majapahit]])
| native_name = <small>{{lang|ban|ᬩᬮᬶᬓᬂᬢᬼ}} ''(Bali Aga)''</small><br /><small>{{lang|ban|ᬩᬮᬶᬓᬢᬽᬓᬃ}} ''(Bali Mula)''
| native_name_lang = ban
}}
'''Suku Bali Aga''' adalah salah satu subsuku bangsa Bali yang menganggap mereka sebagai penduduk bali yang asli. Bali Aga disebut dengan Bali pegunungan yang mana sejumlah suku Bali Aga terdapat di Desa Trunyan. Istilah Bali Aga dianggap memberi arti orang gunung yang bodoh karena mereka berada didaerah pegunungan yang masih kawasan pedalaman dan belum terjamah oleh teknologi.<ref>{{cite web |url=http://nurainiramadhan.blogspot.com/2013/01/suku-bali-aga.html |title=Nur'aini: Suku Bali Aga}}</ref>
 
'''Bali Aga''' atau '''Bali Mula''' adalah sub-[[suku Bali]] yang dianggap sebagai penduduk asli [[Bali]]. Dari sisi linguistik mereka adalah [[orang Austronesia]], sama seperti kelompok etnis lainnya di [[Kepulauan Sunda Kecil]] bagian barat. Saat ini, sebagian besar dari mereka mendiami bagian timur pulau Bali, terutama di [[Kabupaten Bangli|Bangli]], [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], dan [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]]. Mereka juga dapat ditemukan di wilayah barat laut dan tengah. Masyarakat Bali Aga yang disebut sebagai ''Bali Pergunungan'' adalah mereka yang bertempat tinggal di desa [[Terunyan, Kintamani, Bangli|Terunyan]]. Bagi masyarakat Terunyan, istilah ''Bali Aga'' (Bali Pegunungan) dianggap sebagai penghinaan dengan tambahan arti "orang gunung yang bodoh"; oleh karena itu, mereka lebih memilih istilah ''Bali Mula'' (secara harfiah 'penduduk asli Bali') sebagai gantinya.<ref>{{cite book|author=James Danandjaja|title=Kebudayaan petani desa Trunyan di Bali: lukisan analitis yang menghubungkan praktek pengasuhan anak orang Trunyan dengan latar belakang etnografisnya|year=1989|publisher=Penerbit Universitas Indonesia|isbn=97-945-6034-0|page=1}}</ref>
== Referensi ==
 
==Asal-usul==
Penduduk asli Bali konon berasal dari desa [[Bedulu, Blahbatuh, Gianyar|Bedulu]] jauh sebelum gelombang imigrasi [[Hindu Jawa|orang Hindu-Jawa]]. Legenda itu adalah, hiduplah raja terakhir [[Pejeng]] (kerajaan Bali kuno), [[Sri Aji Asura Bumibanten]], yang mempunyai kesaktian.<ref>{{cite book|author=Mischa Loose|title=Bali, Lombok|year=2012|publisher=DuMont Reiseverlag|isbn=978-37-701-6713-5}}</ref> Dia bisa memotong kepalanya tanpa merasakan sakit dan memasangnya kembali. Namun suatu hari, kepalanya secara tidak sengaja jatuh ke sungai dan hanyut. Salah satu pelayannya panik dan memutuskan untuk segera memenggal kepala seekor babi dan mengganti kepala raja dengan kepala hewan tersebut. Karena malu, raja bersembunyi di sebuah menara tinggi, menolak pengunjung. Seorang anak kecil menemukan rahasianya dan sejak itu, rajanya dikenal sebagai Dalem Bedulu, atau secara harfiah 'dia yang berubah kepala'. Penjelasan lainnya adalah bahwa nama tersebut berasal dari Badahulu atau "desa di hulu".<ref>{{cite web|url=http://www.balivision.com/Article_Resources/bedulu.asp |title=Bedulu village |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20090108065915/http://www.balivision.com/Article_Resources/bedulu.asp |archive-date=2009-01-08 }}</ref> Setelah Kerajaan Pejeng, kemudian [[Kerajaan Majapahit]] berkuasa.
 
==Budaya==
[[File:Human skulls, Trunyan, Lake Batur, Bali.jpg|thumb|250px|right|Kuburan di desa [[Terunyan, Kintamani, Bangli|Terunyan]].]]
Suku Bali Aga tinggal di daerah terpencil di pegunungan. Dibandingkan dengan masyarakat dataran rendah Bali, isolasi relatif mereka mempertahankan beberapa unsur asli Austronesia, terlihat jelas dalam [[arsitektur Bali Aga]]. Wisatawan yang ingin mengunjungi desa tertentu harus berhati-hati karena kondisi geografis daerah tersebut. Saat berkunjung, penting juga untuk menghormati dan diam-diam mengamati cara hidup Bali Aga yang dilestarikan.<ref>{{cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2015/01/03/190800627/Menjaga.Geopark.Kaldera.Danau.Batur |author=Sigit Wahyu |editor=Ni Luh Made Pertiwi F |title=Menjaga "Geopark" Kaldera Danau Batur |publisher=Kompas |date=3 January 2015 |access-date=2016-11-14}}</ref>
 
Di [[Tenganan, Manggis, Karangasem|Tenganan]], di mana pariwisata lebih mudah diterima dan masyarakatnya dikatakan lebih ramah, festival tiga hari yang disebut ''[[usaba sambah]]'' diadakan selama bulan Juni atau Juli. Tenganan melarang perceraian dan poligami, berbeda dengan desa lainnya.<ref>{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/travel/2016/11/10/different-cultural-insights-in-balis-tenganan-village.html |title=Different cultural insights in Bali's Tenganan village |publisher=The Jakarta Post |date=10 November 2016 |access-date=2016-11-19}}</ref>
 
==Bahasa==
Bali Aga adalah masyarakat [[multibahasa]] yang mayoritas berbicara [[bahasa ibu]] mereka (dialek Bali Aga). Namun minoritas juga bisa berbicara [[bahasa Bali]] standar karena mereka dikelilingi oleh penutur bahasa Bali standar, namun dialeknya sedikit berbeda dengan bahasa Bali pada umumnya. Bahasa ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan bervariasi dari desa ke desa; versi yang diucapkan di desa Tenganan berbeda dengan di desa Terunyan. Masyarakat Bali Aga juga menggunakan [[bahasa Indonesia]] sebagai [[basantara|bahasa penghubung]] dengan etnis lainnya. [[Bahasa Kawi]] juga digunakan untuk ritual keagamaan.
 
==kerajinan tangan==
Bagian penting dari budaya Bali Aga adalah teknik kompleks [[ikat celup]] yang digunakan untuk membuat ''[[geringsing]]'', sebuah [[tenun ikat|kain ikat]] tradisional Bali. Tenganan merupakan satu-satunya desa di Bali yang saat ini masih memproduksi ''geringsing''.<ref>{{citation|author=Ryan Ver Berkmoes, Adam Skolnick & Marian Carroll|title=Bali & Lombok|year=2009|publisher=Lonely Planet|isbn=978-174-2203-13-3|pages=67}}</ref>
 
Dalam ''geringsing'', baik benang lusi maupun benang pakan kapas dicelup secara hati-hati dan dicelup silang sebelum ditenun; pola akhir hanya muncul saat kain ditenun. Menurut pakar tekstil John Guy, asal-usul ''geringsing'' tradisional Bali masih belum jelas, meskipun beberapa kain menunjukkan pengaruh yang jelas dari ''[[patola]]'',<ref>Guy, John, ''Indian Textiles in the East'', Thames & Hudson, 2009, p. 13</ref> ikat ganda sutra yang diproduksi di [[Gujarat]] selama puncak [[perdagangan rempah-rempah]] (abad ke-16 hingga ke-17). Banyak dari kain impor ini kemudian menjadi inspirasi bagi tekstil buatan lokal, namun salah satu teorinya adalah bahwa kain buatan Bali diekspor ke India dan disalin di sana untuk diproduksi ke pasar Asia. Banyak di antaranya memiliki motif Hindu yang unik seperti mandala dari pandangan mata burung dengan pusat suci tempat segala sesuatu terpancar. Lainnya menampilkan desain yang jelas-jelas terinspirasi oleh ''patola'', misalnya desain yang dikenal sebagai [[bunga kamboja]] (''jepun'').<ref>Guy, p. 96.</ref> Palet ''geringsing'' biasanya berwarna merah, netral, dan hitam. ''Geringsing'' dianggap sebagai kain suci, memiliki sifat supernatural, terutama untuk membantu dalam bentuk penyembuhan, termasuk pengusiran setan.<ref>Guy, p. 96.</ref> Secara etimologi, ''gering'' 'mati' dan ''sing'' 'tidak'.
 
==Lihat juga==
{{Portal|Indonesia}}
*[[Pemujaan leluhur]]
*[[Animisme]]
*[[Suku Bali]]
*[[Hinduisme Bali]]
*[[Hindu di Indonesia]]
*''[[Nak Nusé]]''
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
==Pranala luar==
* http://www.bali-indonesia.com/culture/bali-aga.html
* http://www.indo.com/featured_article/bali_aga.html
* https://web.archive.org/web/20080622035053/http://blog.baliwww.com/guides/280/
 
{{Wikivoyage-inline|Candidasa}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Authority control}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]]
[[Kategori:Suku Bali]]