Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Chobot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrating 1 interwiki links, now provided by on Wikidata on Q18177322; kosmetik perubahan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 22696636 oleh 182.2.75.119 (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(26 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| image_file = Nicolaas Pieneman - The Submission of Prince Dipo Negoro to General De Kock.jpg
| painting_alignment = Front
| image_size = 350px300px
| title = Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock
| alt = Seorang pria yang mengenakan sorban menyerahkan dirinya kepada otoritas Belanda
| other_language_1 = [[bahasa Belanda|Belanda]]
| other_title_1 = De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock
| other_language_2 =
| other_title_2 =
| artist = [[Nicolaas Pieneman]]
| year = sekitar 1830–351830–1835
| type = [[lukisan minyak|Minyak diatas kanvas]]
| height_metric =77
| width_metric =100
Baris 18 ⟶ 16:
| width_imperial =
| length_imperial =
| accession = SK-A-2238
| metric_unit = cm
| imperial_unit = in
Baris 24 ⟶ 21:
| museum = [[Rijksmuseum]]
| owner =
|embedded=
}}
{{Infobox cagar budaya|child=yes
'''''Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock''''' ({{lang-nl|De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock}}) adalah sebuah [[lukisan minyak]] diatas [[kanvas]] yang digambar oleh [[Nicolaas Pieneman]] antara 1830 dan 1835. Lukisan itu menggambarkan, dari perspektif [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] sebagai pihak yang menang, ditangkapnya Pangeran [[Diponegoro]] pada 1830, yang menandai berakhirnya [[Perang Jawa]] (1825–1830).
| Name = Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock
|caption =
| Location = [[Amsterdam]], [[Belanda]]
| Type = Internasional
| Criteria = Benda
| ID = 07/1907
| Year = 07 April 1907
|Session = 202/M/1907
|Extension = Minister
| management = [[Rijksmuseum]]
| other_title_2Link =
| map_location =
| map_label =
| map_caption =
| coordinates =
}}}}
 
'''''Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock''''' ({{lang-nl|De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock}}) adalah sebuah [[lukisan minyak]]yang diatasdilukis oleh seniman [[kanvasBelanda]] yang digambar oleh [[Nicolaas Pieneman]] antara tahun [[1830]] dan [[1835]]. LukisanHal ituini menggambarkan,dalam dari perspektifkoleksi [[HindiaRijksmuseum]] Belanda|kolonialdi [[Amsterdam]], [[Belanda]]. sebagaiLukisan pihaktersebut yangmenggambarkan menang,penangkapan ditangkapnyapemimpin Pangeranpemberontakan Jawa [[Diponegoro]] padaoleh 1830,pasukan yangkolonial menandaidibawah berakhirnyakomando [[PerangLetnan Jawajenderal|Letnan Jenderal]] (1825–1830)[[Hendrik Merkus de Kock|Hendrik Mercus de Kock]].
 
== Catatan sejarah ==
[[Berkas:Diepo Negoro.jpg|jmpl|kiri|Diponegoro]]
Diponegoro (1785-1855), keturunan [[Hamengkubuwana|Sultan Yogyakarta]] dan putra tertua [[Hamengkubuwana III|Hamengkubuwono III]], dilewati dalam suksesi takhta tetapi tidak melepaskan klaim kepemimpinannya di kalangan elit Jawa. Mendeklarasikan perang suci melawan penjajah dan memproklamirkan dirinya sebagai Ratu yang Adil, ia memberontak melawan sultan yang berkuasa dan pemerintah [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]].
 
Dalam perang 5 tahun berikutnya di sebagian besar wilayah [[Jawa Tengah]] saat ini, lebih dari 200.000 tentara Jawa dan 15.000 tentara Belanda tewas. Setelah serangkaian kemenangan besar, penangkapan sebagian besar pemimpin pemberontakan dan mencapai titik balik dalam perang yang menguntungkan Belanda.
 
Pada tanggal 28 Maret 1830, Diponegoro diundang oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock ke rumah penduduk di [[Kota Magelang|Magelang]] untuk mengakhiri perdamaian dan mengakhiri permusuhan, dimana ia ditangkap karena kebuntuan dalam negosiasi setelah menolak untuk mengakui statusnya sebagai pemuka agama umat [[Islam]] se-[[Jawa|Pulau Jawa]].
 
Kemudian dia dimasukkan ke dalam kereta ke [[Batavia]] (nama lama dari Jakarta), dari mana dia dikirim ke [[Kota Manado|Manado]] di [[Sulawesi|pulau Sulawesi]]; kemudian dipindahkan ke [[Kota Makassar|Makassar]], di mana ia meninggal dalam pengasingan dua dekade kemudian. Setelah dirinya, Diponegoro meninggalkan sejarah pemberontakan Jawa yang ditulis secara pribadi beserta [[Autobiografi|autobiografinya]].
 
Dalam kerangka konstruksi ideologis Indonesia merdeka, diyakini bahwa [[bangsa Indonesia]] muncul dalam nyala api perang Jawa serta ingatan akan perjuangan, prestasi, dan penderitaan Diponegoro membuka jalan bagi pembebasan terakhir bangsa Indonesia dari belenggu [[kolonialisme]] pada tahun 1945. Pada tahun 1973, ia secara [[anumerta]] diproklamasikan sebagai "[[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]]".
 
Hampir setiap kota di Indonesia memiliki jalan dan [[alun-alun]] untuk menghormati Diponegoro, sebuah universitas di [[Kota Semarang|Semarang]] dinamai menurut namanya dan sebuah monumen didirikan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Sebuah [[museum]] di [[Kota Magelang|Magelang]] tempat Diponegoro ditangkap telah dibangun dan dibuka untuk umum.
 
== Komposisi ==
 
Lukisan berukuran 77×100 cm ini dilukis dengan [[cat minyak]] di atas [[kanvas]]. Hari yang cerah, Pangeran Diponegoro berdiri di depan [[Letnan jenderal|Letnan Jenderal]] [[Hendrik Merkus de Kock]] di tangga sebuah rumah besar berpilar [[Kolonialisme|kolonial]] yang diapit oleh lambang kerajaan. Sang pangeran berada satu langkah dibawah letnan jenderal, yang mendominasi seluruh komposisi. De Kock digambarkan sebagai pemenang yang murah hati dan pemberani, wajahnya tidak menunjukkan kemarahan atau kedengkian terhadap [[Suku Jawa|orang Jawa]].
 
Letnan jenderal menunjukkan kepada pangeran kereta kuda yang akan membawanya ke pengasingan. [[Sawah]] dan [[gunung]] terlihat dari kejauhan. Diponegoro mengangkat tangan dengan bingung, seolah tak mengerti apa yang terjadi padanya, dia terlihat dengan rendah hati tunduk pada kehendak penguasa kolonial dan mengucapkan selamat tinggal kepada para pengikut yang kalah, kepada istri dan anak-anaknya.
 
Diponegoro digambarkan mengenakan pakaian hijau dan [[Serban|sorban]] serupa ini mengisyaratkan bahwa dia adalah pemimpin umat [[Islam]] di [[Pulau Jawa|Jawa]]. Di sebelah kiri pangeran dan letnan jenderal adalah barisan tentara dan [[perwira]] Belanda dengan [[tombak]] terangkat yang baru saja melucuti [[senjata]] orang Jawa. Di dekatnya ada pengikut Diponegoro yang tidak menunjukkan tanda-tanda perlawanan, beberapa dari mereka dengan rendah hati berlutut di depan pangeran, senjata mereka terlipat di tanah. Di atas mansion tinggi di langit, 3 warna [[bendera Belanda]] berkibar dengan bangga.
 
== Sejarah, persepsi, takdir ==
Lukisan itu dilukis pada tahun [[1830]]-[[1835]], ditugaskan oleh keluarga de Kock atau mungkin dirinya sendiri, oleh seniman dan pelukis potret [[Belanda]] [[Nicolaas Pieneman]] putra [[Jan Willem Pieneman]], seorang pelukis terkenal dan direktur ''Royal Academy of Fine Arts'' di [[Amsterdam]].
 
[[Kanvas]] berjudul ''Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Letnan Jenderal Baron de Kock'' disebut juga ''Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal de Kock'' tanggal 28 Maret 1830 dimana perang dimulai di [[Jawa]]. Pieneman belum pernah ke Jawa dan dalam karyanya dipandu oleh sketsa dan potret ajudan dan menantu de Kock, [[Mayor]] Francois de Stuers yang juga orang pertama yang membuat sketsa [[Diponegoro]] setelah penangkapannya (gambar diketahui dari [[litografi]], karena disimpan di perpustakaan ''Duchess Anna Amalia'' di [[Weimar]] dan dibakar bersamanya pada tahun 2004).
 
[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|330px|mini|kanan|[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]], Saleh]]
 
Sekitar 25 tahun setelah Pieneman, pada tahun 1857, seniman [[Pulau Jawa|Jawa]] [[Raden Saleh]] yang mengenyam pendidikan [[seni rupa]] di [[Eropa]] dan kemudian kembali ke tanah air lalu melukis lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'' (112 × 179 cm, [[cat minyak]] diatas [[kanvas]]).
 
Saleh tentu saja akrab dengan lukisan Pieneman, salah satu seniman [[Belanda]] paling terkenal pada masanya dan bahkan mungkin berhasil membuat salinannya. Ingin menantang versi visual Belanda tentang peristiwa sejarah penting seperti [[Pangeran Diponegoro|penangkapan Diponegoro]], Saleh menyajikannya dalam versi Jawanya sendiri dan tidak sejalan dengan pemikiran kolonial Pieneman.
 
Sekitar waktu Pieneman membuat lukisannya, de Kock juga memesan potret dari Pieneman (106 x 90 cm, setelah tahun 1826). Saleh mungkin pernah menjadi mahasiswa Pieneman dan terlibat dalam lukisan potret, misalnya dia bisa sibuk mengisi latar belakang.
 
Kritikus seni menyebut karya Pieneman dan Saleh sebagai 2 lukisan paling terkenal tentang sejarah [[Indonesia]]. Pada saat yang sama, Pieneman melukis lukisannya segera setelah berakhirnya perang Jawa, tetapi sebelum Raden Saleh. Menurut kritikus dengan menggambarkan kerendahan hati yang lengkap, seorang pria yang tunduk dan kalah dengan tangan ke bawah bukannya pemimpin pemberontakan yang marah dan menantang (seperti Saleh) dan selain berdiri dibawah pemenang Belanda, Pieneman dengan demikian secara simbolis menunjukkan bahwa Diponegoro telah kehilangan kekuasaannya.
 
Perbedaan juga terlihat pada nama lukisan ''Penyerahan'' oleh Pieneman dan ''Penangkapan'' oleh Saleh, dimana orang dapat melihat bahwa Diponegoro tidak tunduk kepada Belanda. Secara keseluruhan, gambaran Pieneman yang agak resmi memberi kesan bahwa, meskipun de Kock menunjukkan kekejaman terhadap Diponegoro, pengaturan penangkapan dan pengasingannya adalah demi kepentingan terbaik orang Jawa seperti seorang ayah yang penuh kasih mengasingkan putranya yang bersalah untuk memberinya pelajaran berharga.
 
Setelah menangkap kemenangan para pemenang dan kekagumannya sendiri atas kemenangan ini, Pieneman menulis karyanya dalam genre orientalisme, yaitu menggambarkan orang Jawa sesuai dengan persepsi Belanda tentang mereka sebagai [[pribumi]] terbelakang dari sudut pandang penjajah.
 
Pada tahun 1907, lukisan Pieneman disumbangkan oleh keturunan de Kock ke [[Rijksmuseum]] di [[Amsterdam]], dimana ia tetap sampai hari ini.
== Penggambaran ==
Lukisan tersebut menggambarkan ditangkapnya Pangeran [[Diponegoro]], seorang bangsawan dan pemimpin utama [[orang Jawa|Jawa]] dalam [[Perang Jawa]], oleh Letnan Jenderal [[Hendrik Merkus de Kock]] pada 28 Maret 1830. Penangkapan tersebut adalah gambaran dari perspektif kolonial Belanda
 
== Kutipan karyaReferensi ==
{{Refbegin|40em}}
* {{Cite web
|title=Diponegoro
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/5kwbOFGYo?url=http://encarta.msn.com/encyclopedia_761584175/diponegoro.html
|archivedate=31 October 2009-10-31
|url=http://encarta.msn.com/encyclopedia_761584175/diponegoro.html
|work=MSN Encarta
|accessdate=31 October 2009
|ref={{SfnRef|Encarta}}
|dead-url=yes
}}
}}
* {{Cite journal
|last=Krauss
Baris 53 ⟶ 109:
}}
* {{Cite book
|last=Levie
|first=S.H.
|title=Het Vaderlandsch Gevoel
|trans_title=The Sense of Fatherland
|url=http://www.dbnl.org/tekst/levi009vade01_01/levi009vade01_01_0070.php
|year=1978
|publisher= Rijksmuseum
|location=Amsterdam
|ref=harv
|oclc=4384099
}}
* {{cite book
|title=Images of the Tropics: Environment and Visual Culture in Colonial Indonesia
|last=Protschky
|first=Susie
|url=http://books.google.co.id/books?id=nURlAAAAQBAJ
|ref=harv
|year=2011
|location=Leiden
|publisher=KITLV Press
|isbn=978-1-299-78406-2
|series= Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde
|volume=270
}}
* {{cite book
|title=Ruling the Margins: Colonial Power and Administrative Rule in the Past and Present
|last=Rajaram
|first=Prem Kumar
|url=http://books.google.co.id/books?id=BIqQBAAAQBAJ
|ref=harv
|year=2014
|location=Hoboken
|publisher=Taylor and Francis
|isbn=978-1-317-62107-2
}}
* {{Cite web
Baris 92 ⟶ 148:
|publisher=Rijksmuseum
|accessdate=10 October 2014
|archivedate=10 October 2014-10-04
|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-2238
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6T3v5MA1T?url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-2238
|ref={{SfnRef|Rijksmuseum}}
|dead-url=no
}}
}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Koleksi Rijksmuseum Amsterdam]]
[[Kategori:Karya tentang kolonialisme]]
[[Kategori:Lukisan perang]]
[[Kategori:Pangeran Diponegoro]]
[[Kategori:Lukisan]]