Jamur tiram: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(44 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| name = Jamur tiram
| status = {{StatusSecure}}
| image = Oyster mushoom fells.jpg
| image_width = 250px▼
| image_caption = Jamur tiram
|
|
| genus = ''[[Pleurotus]]''▼
▲| species = '''''P. ostreatus'''''
▲| binomial_authority = Champ. Jura. Vosg. 1: 112, 1872
}}
{{mycomorphbox
[[Berkas:Oyster mushroom log.jpg|thumb|250px|Jamur tiram di permukaan batang kayu.]]▼
'''Jamur tiram''' (''Pleurotus ostreatus'') adalah [[jamur pangan]] dari kelompok [[Basidiomycota]] dan termasuk kelas [[Homobasidiomycetes]] dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang [[tiram]] dengan bagian tengah agak cekung.<ref name=parlin> Parlindungan, A. K. 2000. Pengaruh konsentrasi urea dan TSP di dalam air rendaman baglog alang- alang terhadap pertumbuhan dan produksi jamur Tiram Putih (Pleurotusostreatus). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI.Pekanbaru, September 2000.</ref> Jamur tiram masih satu kerabat dengan ''[[Pleurotus eryngii]]'' dan sering dikenal dengan sebutan ''King Oyster Mushroom''.<ref name=volk>{{en}} Volk TJ. 1998. This month's fungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster mushroom. [terhubung berkala] http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/oct98.html [30 Mei 2009].</ref>▼
| whichGills = decurrent
| capShape = offset
| hymeniumType = gills
| stipeCharacter = bare
| ecologicalType = saprotrophic
| sporePrintColor = white
| howEdible = choice
}}
▲'''Jamur tiram''' (''Pleurotus ostreatus'') adalah [[jamur pangan]] dari kelompok [[Basidiomycota]] dan termasuk kelas [[Homobasidiomycetes]] dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang [[tiram]] dengan bagian tengah agak cekung.<ref name=parlin>
== Karakteristik ==
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping ([[bahasa Latin]]: ''pleurotus'') dan bentuknya seperti tiram (''ostreatus'') sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial ''Pleurotus ostreatus''.<ref name=volk/> Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.<ref name=kuo>
== Siklus hidup ==
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.<ref name=gintwa>Gunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan bioteknologi cendawan dalam praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Hal. 77-83.</ref> Seperti halnya reproduksi [[aseksual]] jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara [[endogen]] pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.
Sedangkan secara [[seksual]], reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa.<ref name=asm/> Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga [[basidiospora]] yang terletak pada kantung basidium.<ref name=asm/>
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.<ref name=asm/> [[Miselium]] terus bertumbuh hingga [[hifa]] pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi [[plasmogami]] membentuk hifa dikaryotik.<ref name=oecd>
</ref> Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya [[kariogami]] dan [[meiosis]] pada basidium.<ref name=oecd/> Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.<ref name=oecd/>
Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).<ref name=asm/> Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion.<ref name=asm/> Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh [[septum]] (satu septum satu nukleus).<ref name=asm/> Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).<ref name=asm/> Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan [[plasmogami]], [[kariogami]], dan [[meiosis]] hingga membentuk bakal jamur.<ref name=asm/> Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.<ref name=asm/>
Baris 36 ⟶ 41:
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung [[selulosa]] yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.<ref name=awg/> Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain.<ref name=awg/> Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya.<ref name=awg/> [[Kadar]] air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.<ref name=awg/>
[[Berkas:Pleurotus ostreatus JPG6.jpg|
Secara alami, jamur tiram ''Pleurotus'' ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.<ref name=awg/> Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.<ref name=awg/> Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar.<ref name=awg/> Pada masa pertumbuhan [[misellium]], jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar.<ref name=awg/> Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan [[intensitas]] penyinaran 60 - 70 %.<ref name=awg/>
Baris 43 ⟶ 48:
Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.<ref name=awg/> Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.<ref name=awg/> bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri.<ref name=awg/> Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).<ref name=awg/>
Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar
== Kandungan gizi ==
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung [[protein]], [[air]], [[kalori]], [[karbohidrat]], dan sisanya berupa serat zat besi, [[kalsium]], [[vitamin B1]], [[vitamin B2]], dan [[vitamin C]].<ref name=eg>
Jamur tiram (''Pleurotus ostreatus'') merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan [[protein]] tinggi, kaya [[vitamin]] dan [[mineral]], rendah [[karbohidrat]], [[lemak]] dan [[kalori]].<ref name=sumarmi>
Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20
Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian.<ref name=sumarmi/> Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah.<ref name=sumarmi/> Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering.<ref name=sumarmi/> Kandungan proteinnya 10,5-30,4%.<ref name=sumarmi/> Sedangkan beras hanya 7.3%, [[gandum]] 13.2%, [[kedelai]] 39.1%, dan susu sapi 25.2%.<ref name=sumarmi/> Jamur tiram juga mengandung 9 macam [[asam amino]] yaitu [[lisin]], [[metionin]], [[triptofan]], [[threonin]], [[valin]], [[leusin]], [[isoleusin]], [[histidin]], dan [[fenilalanin]].<ref name=sumarmi/> 72%
Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol ([[hiperkolesterol]]) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya.<ref name=sumarmi/> 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida [[kitin]] di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak.<ref name=sumarmi/> Jamur tiram juga mengandung [[vitamin]]
== Budidaya ==
[[Berkas:Pleurotus pulmonarius of private cultivation.jpg|300px|jmpl]]
[[Berkas:Pleurotusjf.JPG|300px|jmpl|Budidaya jamur tiram dengan baglog. Baglog merupakan media tanam substrat steril tempat tumbuh dan meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, dedak dan kapur pertanian. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang sehingga jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Baglog dapat dibuat sendiri atau membeli dari petani jamur atau toko pertanian online.]]
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.<ref name=gintwa/> Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.<ref name=awg/> Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, [[substrat]] yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.<ref name=gintwa/> Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam.<ref name=gintwa/> Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.<ref name=gintwa/> [[Miselium]] dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.<ref name=awg/> Jamur tiram (''Pleurotus ostreatus'') mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana.<ref name=gintwa/> Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik.<ref name=awg/>
=== Media tanam dan komposisi ===
Media tanam ''Pleurotus ostreatus'' yang digunakan adalah jerami yang dicampur dengan air, dedak 10% dan kapur 1%.<ref name=winarni>
Jerami mengandung [[lignin]], [[selulosa]], [[karbohidrat]], dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk [[sintesis]] protein.<ref name=winarni/> Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan jamur.<ref name=winarni/> Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam ''Pleurotus ostreatus''.<ref name=winarni/> Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen.<ref name=winarni/> Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur.<ref name=gintwa/> Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.<ref name=winarni/>
=== Media lain ===
Selain jerami,
Sebagai contohnya dalam pembuatan media jerami padi, bahan-bahan yang digunakan adalah 15-20% jerami padi, 2.5% bekatul kaya karbohidrat, karbon, dan [[vitamin]] B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur, 1-1.5% kalsium karbonat atau kapur menetralkan media sehingga dapat ditumbuhi oleh jamur ([[pH]] 6,8 – 7,0).<ref name=trubus/> Selain itu, kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang / akar jamur agar tidak mudah rontok.<ref name=trubus/> 0.5% gips dapat
produksi jamur Tiram Kelabu (Pleurotus sajor caju) pada beberapa medium alternatif. ''Jurnal Natur Indonesia'' 3: 39-46.</ref><ref name=trubus/>
=== Metode budidaya ===
Budi daya jamur tiram menggunakan substrat jerami dengan tahapan sebagai berikut: pembuatan media tanam dilakukan dengan memotong jerami menjadi berukuran
Media tersebut disterilisasi pada 121˚C selama 20 menit di dalam [[autoklaf]] untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan yang tumbuh yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan jamur.<ref name=gintwa/> Setelah steril, media substrat dibuka secara aseptis, lalu tips di tengah-tengah media dan kapas diambil dengan pinset [[steril]].<ref name=gintwa/> Lubang yang terbentuk diisi dengan bibit jamur tiram yang ditumbuhkan pada biji [[sorgum]] pada botol (aseptis).<ref name=gintwa/> Lalu media ditutup kapas lagi dan dibungkus dengan kertas.<ref name=gintwa/> Media substrat diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu hingga tumbuh miselium.<ref name=gintwa/> Setelah tumbuh miselium, kapas pada media dibuang dan media dibiarkan terbuka.<ref name=gintwa/> Semprotkan air setiap hari pada tempat pertumbuhan jamur agar kondisi sekitar lembap dan mendukung pertumbuhannya.<ref name=gintwa/> Tubuh buah jamur akan tumbuh secara perlahan-lahan ketika media lembap dalam waktu sekitar 1 bulan lebih.<ref name=gintwa/> Tubuh buah yang sudah cukup besar diambil dan ditimbang untuk diamati pertumbuhannya setiap minggu.<ref name=gintwa/>
== Hama pada jamur tiram ==
{{unreferenced section|date=Februari 2017}}
Pada tumbuhan sejenis jamur sebenarnya hampir tidak ditemukan hama yang bersifat merusak atau memakan tubuh buah jamur, adapun banyak ditemui pada jamur adalah sejenis ulat atau belatung dan itu pun hanya akan muncul dari jamur itu sendiri disaat jamur tumbuh maksimal dan membusuk, tetapi pada jamur tiram yang dibudidayakan menurut para petani sering ditemukannya hama belatung yang timbul dari media tanam atau biasa disebut baglog, lalu hama lain yang tertarik dengan jamur tiram adalah lalat, dan pada jenis jamur tiram putih biasanya ditemukan juga hama berupa nyamuk, namun sebenarnya nyamuk dan lalat bukanlah hama yang merusak tubuh buah namun jika terlalu banyak akan meninggalkan bekas sehingga jamur tiram akan bercak hitam.
Sedangkan hama yang merusak jamur hampir tidak ada selain belatung itupun hanya akan timbul apabila terlambat dipetik, dan belatung dan rayap yang timbul pada media tanam (baglog) timbul karena media tanam (baglog) mengandung serbuk gergaji (serbuk kayu)
== Lihat pula ==
Baris 93 ⟶ 94:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.iptek.net.id/ind/index.php?mnu=8&ch=jsti&id=35 Jamur tiram] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080218082828/http://www.iptek.net.id/ind/index.php?mnu=8&ch=jsti&id=35 |date=2008-02-18 }}
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/naper/1554586.htm Mahrup, Pengembang Formula Baru Media Jamur Tiram]
* {{id}} [http://www.kompas.com/kesehatan/news/0208/30/195949.htm Jamur Tiram untuk Antikolesterol]
* {{id}} [http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/cendawan.html Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram (Pleurotus spp.)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070713051904/http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/cendawan.html |date=2007-07-13 }}
* {{id}} [http://www.hariansib.com/index.php?option=com_content&task=view&id=13219&Itemid=37 Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) dibudidayakan di kota Tebingtinggi]
* {{en}} [[Paul Stamets|Stamets]] & Chilton, ''The Mushroom Cultivator'', [[1983]]
Baris 102 ⟶ 103:
* {{en}} ''National Audubon Society Field Guide to North American Mushrooms'', [[1997]]
{{commons
{{Taxonbar|from=Q186451}}
[[Kategori:Jamur pangan]]
[[Kategori:
|