Kabupaten Buton Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Update DANA dan DATA Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(52 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
|settlement_type
|nama = Kabupaten Buton Tengah
|propinsi = [[Sulawesi Tenggara]]
|ibukota = Labungkari
|motto =
|lambang = Kabupaten buton tengah (buteng).png
|peta = Lokasi Sulawesi Tenggara Kabupaten Buton Tengah.svg
|koordinat =
|foto = Pokalapa.jpg
|caption = Tradisi Pokalapa
|dasar hukum = UU No. 15 Tahun 2014
|tanggal = [[23]] [[Juli]] [[2014]]
|kecamatan = 7
|kelurahan = 10
|desa = 67
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = Kostantinus Bukide (Pj.)
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah
|
|luas = 958
|penduduk = 120420
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=23 November 2024|format=Visual}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|98,18% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 1,82% [[Kekristenan]]
** 1,73% [[Katolik]]
** 0,09% [[Protestan]]<ref name="DUKCAPIL"/>
{{Tree list/end}} }}
|IPM = {{increase}} 67,58 ([[2024]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNSMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024|website=www.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|accessdate=23 November 2024}}</ref>
|kodearea =
|nomor_polisi = '''DT xxxx''' Y*
|APBD = Rp 662.230.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?periode=11&tahun=2024&provinsi=21&pemda=16|title=Postur APBD Kabupaten Buton Tengah Tahun 2024|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=23 November 2024}}</ref>
|PAD = Rp 16.000.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD"/>
|DAU = Rp 372.942.759.000,- ([[2024]])<ref name="DAU2024">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2023/09/Rincian-Alokasi-DAU-DBH-TA-2024.pdf|title=Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=23 November 2024|format=PDF}}</ref>
|DAK = Rp 125.354.904.000,- ([[2024]])<ref name="DANA">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-sulawesi-tenggara|title=Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Sulawesi Tenggara|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=23 November 2024|page=XXI-37}}</ref>
|web = {{url|http://butontengahkab.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Buton Tengah''' atau disingkat '''Buteng''' merupakan salah satu [[kabupaten]] yang berada di
Salah satu alasan pemekaran wilayah ini adalah karena permasalahan akses. Seluruh wilayah Buton Tengah tidak berada di [[Pulau Buton]] melainkan di [[Pulau Muna]], sedangkan ibu kota Kabupaten Buton berada di Pasarwajo. Pelayanan dan kontrol membutuhkan biaya dan waktu yang panjang karena harus melewati laut menuju [[Kota Baubau]], lalu dilanjutkan perjalanan darat menuju Pasarwajo di ujung timur Pulau Buton.<ref>{{cite web|url=http://www.parlemen.net/articles/2014/06/25/naskah-rancangan-undang-undang-tentang-pembentukan-kabupaten-buton-tengah-di|date=2014-06-25|accessdate=2014-08-11|title=Naskah Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Buton Tengah di Provinsi Sulawesi Tenggara|archive-date=2014-11-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20141109084825/http://www.parlemen.net/articles/2014/06/25/naskah-rancangan-undang-undang-tentang-pembentukan-kabupaten-buton-tengah-di|dead-url=yes}}</ref>
==
Daerah Buton Tengah merupakan bekas wilayah Kerajaan dan [[Kesultanan Buton]] yang telah eksis sejak zaman dulu. Pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6 dan juga Sultan Buton ke-1 bernama Murhum, rakyat Gu dan Mawasangka diriwayatkan patuh dan setia kepadanya. Ikatan emosional Gu dan Mawasangaka terhadap Buton semakin kuat setelah Murhum berhasil membela negeri mereka. Ketika kembali ke Buton, Murhum turut membawa “syara-pancana” dan kemudian Gu dan Mawasangka diberinya nama “Paincana” selaku tanda kemenangan Murhum. Nama ini kemudian lekat untuk menggambarkan kedua etnis di Buton Tengah tersebut dengan sebutan pancana atau pancano.<ref name="Zahari AM 1977">Zahari AM. 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton) I. Jakarta (ID): Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan</ref>
Keberadaan Buton Tengah juga tertuang pada Undang-Undang Murtabat Tujuh (sekitar tahun 1610), yakni undang-undang Kesultanan Buton pada masa Sultan Buton ke-4, La Elangi (Sultan Dayanu Ikhsanuddin). Disebutkan bahwa Kesultanan Buton terdiri atas 72 kadie yang diduduki oleh 30 menteri dan 40 bobato. Sedangkan sisanya menandakan kaum yang memegang pemerintahan di pusat. Dari 70 bagian tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian besar yakni Pale Matanayo dan Pale Sukanayo. Lakina Lakudo, mengepalai wilayah Kadolo, Lawa, Tangana-lipu, Tongkuno, Gu, Wongko Lakudo, dan Wanepa-nepa (Distrik Gu). Lakina Bombonawulu menduduki wilayah Bombonawulu-kota, Rahia, Wakea-kea, Uncume, Wongko-bombonawulu (Distrik Gu). Kedua lakina tersebut merupakan kadie di wilayah Pale Matanayo.<ref name="Zahari AM 1977"/>
Di wilayah Pale Sukanayo, Menteri Peropa mengepalai beberapa wilayah salah satunya Ballo di Distrik Kabaena (termasuk wilayah Talaga saat ini), Menteri Gundu-Gundu mengepalai Kooe dan Kantolobea (Distrik Mawasangka), Menteri Melai mengepalai Boneoge (Distrik Gu), Menteri Lanto di Lalibo (Distrik Mawasangka), Menteri Wajo di Wajo (Distrik Gu), Menteri Tanailandu di Wasindoii (Distrik Mawasangka). Selanjutnya Lakina Boneoge di Boneoge, Madongka, Tanga, dan Matanayo (Distrik Gu), Lakina Baruta di Baruta (Distrik Gu), Lakina Mone di Lambale dan Wakuru (Distrik Gu), Lakina Lolibu di Lipumalangan II dan Tongkuno (Distrik Gu), dan Lakina Inulu di Lamena, Lagili, dan Wakengku (Distrik Mawasangka) <ref name="Zahari AM 1977"/>.<br />
Dalam undang-undang kesultanan juga disebutkan Tamburu Limaanguana. Tamburu Limaanguana yaitu pasukan kehormatan sultan yang terdiri atas lima kelompok yang masing-masing kelompok memiliki nama sendiri-sendiri, salah satunya Mawasangka.<ref name="Zahari AM 1977"/>
== Geografi ==
=== Batas wilayah ===
Wilayah Kabupaten Buton Tengah berbatasan dengan:
{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Muna]] dan [[Kabupaten Bombana]]
|selatan = [[Laut Flores]]
|barat = [[Teluk Bone]]
|timur = [[Selat Buton]]
}}
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Buton Tengah}}
{{:Daftar Bupati Buton Tengah}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Buton Tengah}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Buton Tengah}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Buton Tengah}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Buton Tengah}}
Dari setiap warna memiliki arti yang berbeda. Biru melambangkan kewibawaan, kemenangan dan masa depan yang cerah. Putih sebagai tanda kesucian hati, niat yang tulus dan rasa keadilan. Kuning tanda semangat kerja, belajar, berusaha, dan kemapanan. Hijau bermakna kemakmuran dan semangat religius. Hitam bertanda loyalitas, pengayom dan demokratis, serta merah wujud keberanian, rela berkorban, dan semangat kepahlawanan.<ref name="kendarinews.com">Sahdar M. 2014. Ikan dan Mete Jadi Lambang Buteng. http://kendarinews.com/content/view/13826/437/#sthash.S5VaEWXz.dpuf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141129022709/http://kendarinews.com/content/view/13826/437/#sthash.S5VaEWXz.dpuf |date=2014-11-29 }}. Di akses pada tanggal 19 November 2014</ref>
Unsur-unsur lambang seperti bentuk perisai berupa ''jao-jaonga'' sebagai bingkai lambang merefleksikan daya tahan, keteguhan, keamanan, dan ketentraman masyarakat Buteng. Laut bermakna karakteristik masyarakat Buteng yang religius. Gunung mencerminkan kondisi geografis wilayah Buteng, sekaligus melambangkan tekad, kegigihan dan keuletan masyarakat.<ref name="kendarinews.com"/>
Sedangkan jarum menunjukkan Buteng secara historis sebagai salah satu daerah basis pertahanan (''Matana Surumba'') pada masa Kesultanan Buton. Makna benteng bahwa daerah Buteng bagian dari wilayah dan budaya Buton. Lalu 5 undakan pada benteng bahwa pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup masyarakat. Pintu gerbang pada benteng berjumlah 7 merupakan lambang 7 kecamatan yang menjadi cikal bakal hingga terbentuknya Buteng <ref name="kendarinews.com"/>.<br />
Perahu layar dan gelombang sebagai dinamika dan spirit kemaritiman yang menjadi karakter masyarakat. Sedangkan ikan dan jambu mete pada perahu layar menandakan hasil alam yang potensial di Buteng. Padi dan kapas, melambangkan cita-cita kesejahteraan. Buku dan pena, merefleksikan kecintaan masyarakat dan keadilan yang ingin diwujudkan pada seluruh lapisan masyarakat Buteng.<ref name="kendarinews.com"/>
Lalu, jumlah 24 bulir padi dan jumlah 7 bunga kapas melambangkan tanggal dan bulan terbentuknya Buton pada 24 Juli 2014 Makna adanya frasa Kabupaten Buteng dalam pita putih sebagai Buteng merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB).<ref name="kendarinews.com"/>
== Demografi ==
=== Penduduk ===
Sebagaimana halnya wilayah-wilayah lain bekas Kerajaan dan Kesultanan Buton, etnis di Buton Tengah juga beragam. Sampai saat ini para ahli belum mendapatkan kesepakatan berapa banyak sesungguhnya etnis yang ada di Buton. Namun jika melihat kelompok besarnya, di Buton Tengah didiami oleh penduduk dari etnis Buton-Gulamasta (Pancana), Moronene-Kabaena, Bajo, Muna, dan Wolio. Umumnya masyarakat Buton Tengah memeluk agama [[Islam]], yakni 98,24%, dan selebihnya beragama [[Kristen]] yakni 1,76%.<ref name="DUKCAPIL"/>
=== Pekerjaan ===
Baris 67 ⟶ 97:
=== Pertanian dan Perkebunan ===
Wilayah Kabupaten Buton Tengah sangat berpotensi untuk dikembangkan padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, dan kacang hijau. Padi ladang merupakan komoditas yang dapat diandalkan seperti di Kecamatan Mawasangka dengan area panen 10 Ha dengan total produksi ± 9 ton padi ladang. Kemudian di Kecamatan Gu 2.679 Ha dengan total produksi ± 537 ton jagung. Di Kecamatan Gu juga memiliki luas area pertanian singkong dengan luas area 2.679 Ha dengan total produksi ± 11.258 ton, perkebunan kapuk 56,35 Ha dengan total produksi mencapai ± 480 ton, dan perkebunan kakao seluas 32 Ha dengan total produksi mencapai ± 390 ton.
Selain itu komoditas mete kualitas ekspor di Lombe telah lama mendunia. Pohon palm agel juga banyak ditemukan di Buton Tengah sebagai salah satu bahan baku kerajinan anyaman.
=== Perikanan ===
Baris 76 ⟶ 106:
=== Perdagangan ===
Secara kualitatif
[[Berkas:PANTAI MUTIARA.JPG|alt=Pantai Mutiara|kiri|jmpl|305x305px|Pariwisata Unggulan Buton Tengah : Pantai Mutiara]]
=== Pariwisata ===
Dari sektor pariwisata, beberapa objek wisata baik wisata alam, sejarah maupun budaya menjadi daya tarik tersendiri.
Salah satu pantai terkenal di daerah ini yakni [[Pantai Mutiara]] yang berada di desa [[Gumanano, Mawasangka, Buton Tengah|Gumanano]], kecamatan Mawasangka.
Untuk wisata budaya kita dapat menemukan kampung yang memegang teguh budayanya yakni kampung wasilomata yang berada di [[Mawasangka, Buton Tengah|Kecamatan Mawasangka]]. Hampir seluruh rumah didaerah ini memiliki bentuk yang nyaris serupa.
== Transportasi ==
=== Aksesibilitas ===
Kabupaten Buton Tengah menjadi salah satu daerah pengubung antara [[Kota Baubau]], [[Kabupaten Muna]], dan [[Kabupaten Bombana]]. Kabupaten Buton Tengah dapat diakses dengan cara:
* Melalui [[laut]] dengan menggunakan [[kapal]] laut PELNI.
* Melalui [[laut]] dengan menggunakan [[kapal]] fery dari Baubau.
Baris 99 ⟶ 129:
* Pelabuhan Lianabanggai. Pelabuhan ini berada di Kecamatan Mawasangka Tengah. Pelabuhan ini memiliki kedalaman 15-30 meter yang direncanakan dapat dilabuhi oleh kapal PELNI maupun kapal cargo/barang lainnya.
* Pelabuhan Transito. Berada di Kecamatan Talaga Raya, pelabuhan ini menjadi tempat bersandarnya berbagai macam kapal seperti kapal kayu, kapal minyak, kapal penumpang, dan juga kapal feri.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.butonkab.go.id/ Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Buton]
* {{id}} [http://www.sultra.go.id/ Situs web resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060203001834/http://www.sultra.go.id/ |date=2006-02-03 }}
* {{id}} [http://www.baubaupos.com/ Baubau Pos] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140620064107/http://baubaupos.com/ |date=2014-06-20 }}
* {{id}} [http://www.butonpos.com/ Buton Pos] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140812211442/http://www.butonpos.com/ |date=2014-08-12 }}
* {{id}} [http://www.ozzonradio.com/ Ozzon Radio 105,30 FM] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111102180606/http://www.ozzonradio.com/ |date=2011-11-02 }}
* {{id}} [http://www.
{{Kabupaten Buton Tengah}}
{{Sulawesi Tenggara}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Buton Tengah| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tenggara|Buton Tengah]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Buton Tengah]]
|