Syair Perang Mengkasar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Szairj (bicara | kontrib)
Saya menambahkan isi dari Syair Perang Mengkasar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Han4299 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Syair Perang Mengkasar''' adalah [[syair]] yang dikarang oleh Encik Amin, juru tulis [[Kesultanan Gowa]] di era [[Sultan Hasanuddin]]. Versi yang dikenal saat ini merupakan suntingan C. Skinner. Syair yang panjangnya 2.136 baris ini menceritakan perang antara [[VOC]] yang bersekutu dengan kerajaan Bugis yaitu [[Kesultanan Bone|Bone]], melawan kesultanan Makassar yaitu [[kerajaan Gowa|Gowa]]-Tallo' yang berlangsung antara tahun 1667-1668. Syair ini ditulis dalam [[bahasa Melayu]]. Meskipun ditulis di [[Kota Makassar|Makassar]], syair ini tidak memperlihatkan pengaruh [[bahasa Bugis]] atau [[bahasa Makassar]]. Sebaliknya ditemukan kosa katakosakata [[bahasa Aceh|Aceh]] dan [[bahasa Minangkabau]] di dalamnya.
 
Berikut== Syair Perang Mengkasar==
 
{{quotation|
Bismiâllah itu suatu firman
:Bismiâllah itu suatu firman
Fardulah kita kepadanya iman
:Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
:Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman
:Hasil maksudnya pada yang budiman
{{-}}
:Rahman itu sifat
:Tiada bercerai dengan kunhi zat
:Nyatanya itu tiada bertempat
:Barang yang bekal sukar mendapat
{{-}}
:Rahim itu sifat yang sedia
:Wajiblah kita kepadanya percaya
:Barang siapa yang mendapat dia
:Dunia akhirat tiada berbahaya
{{-}}
:Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
:Nyatanya dalam kalam Allah ala
:Madah terkhusus bagi hak taâ ala
:Sebab itulah dikarang oleh wali Allah
{{-}}
:Setelah sudah selesai pujinya
:Salawat pula akan nabi-Nya
:Di sanalah asal mula tajallinya
:Kesudahan tempat turun wahyunya
{{-}}
:Muhammad itu nabi yang khatam
:Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
:Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
:Dari pada pancarnya sekalian alam
{{-}}
:Salawat itu masyhur lafaznya
:Telah termazhur pada makhluknya
:Allahumma salliâalaihi akan agamanya
:Di sanalah nyata sifat jamalnya
{{-}}
:Tuanku sultan yang amat sakti
:Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
:Suci dan ikhlas di dalam hati
:Seperti air ma’al-hayati.
{{-}}
:Daulatnya bukan barang-barang
:Seperti manikam yang sudah di karang
:Jikalau dihadap sengala hulubalang
:Cahaya durjanya gilang gemilang
{{-}}
:Raja berani sangatlah bertuah
:Hukumannya ‘adil kalbunya murah
:Segenap tahun zakat dan fitrah
:Fakir dan miskin sekalian limpah
{{-}}
:Sultan di Goa raja yang sabar
:Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
:Menjauhi nahi mendekatkan amar
:Kepada pendeta baginda belajar.
{{-}}
:Baginda raja yang amat elok
:Serasi dengan adinda di telo’
:Seperti embun yang sangat sejuk
:Cahayanya limpah pada segala makhluk
{{-}}
:Tiadalah habis gharib kata
:Sempurnalah baginda menjadi sultan
:Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
:Seperti emas mengikat intan
{{-}}
:Bijaksana sekali berkata-kata
:Sebab berkapit dengan pendeta
:Jikalau mendengar khabar berita
:Sadarlah baginda benar dan dusta
{{-}}
:Kekal ikrar apalah tuanku
:Seperti air zamzam di dalam sangku
:Barang kehendak sekalian berlaku
:Tenteranya banyak bersuku-suku
{{-}}
:Patik persembahkan suatu rencana
:Mohon ampun dengan karunia
:Aturnya janggal banyak ta’kena
:Karena ‘akalnya belum sempurna
{{-}}
:Mohonkan ampun gharib yang fakir
:Memcatatkan asma di dalam sya’ir
:Maka patik pun berbuat sindir
:Kepada negeri asing supaya lahir
{{-}}
:Tuanku ampun fakir yang hina
:Sindirnya tidak betapa bena
:Menyatakan asma raja yang ghana
:Supaya tentu pada segala yang bijaksana
{{-}}
:Maka patik berani berdatang sembah
:Harapkan ampun karunia yang limpah
:Tuanku ampuni hamba Allah
:Karena aurnya banyak yang salah
{{-}}
:Tamatlah sudah memuji sultan
:Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
:Kornilis Sipalman penghulu kapitan
:Raja Palakka jadi panglima
{{-}}
:Demikian asal mula pertama
:Welanda dan Bugis bersama-sama
:Kornilis Sipalman ternama
:Raja Palakka menjadi panglima
{{-}}
:Berkampunglah Welanda sekalian jenis
:Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
:Jikalau alah Mengkasar nin habis
:Tunderu’ kelak raja di Bugis
{{-}}
:Setelah didengar oleh si Tunderu’
:Kata jenderal Welanda yang mabuk
:Berbangkitlah ia yang duduk
:Betalah kelak di medan mengamuk
{{-}}
:Akan cakap Bugis yang dusta
:Sehari kubedil robohlah kota
:Habis kuambil segala harta
:Perempuan yang baik bahagian beta
{{-}}
:Jika sudah kita alahkan
:Segala hasil beta persembahkan
:Perintah negeri kita serahkan
:Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan
{{-}}
:Setelah didengar oleh jenderal
:Cakap Tunderu’ orang yang bebel
:Disuruhnya berlengkap segala kapal
:Seorang kapitan dijadikan amiral
{{-}}
:Putuslah sudah segala musyawarat
:Welanda dan bugis membawa alat
:Beberapa senapang dengan bangat
:Sekalian soldadu di dalam surat.
{{-}}
:Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
:Memakai kamsol cara Welanda
:Rupanya sikap seperti Garuda
:Bermuatlah ke kapal barang yang ada
{{-}}
:Delapan belas kapal yang besar
:Semuanya habis menarik layer
:Turunlah angin barat yang besar
:Sampailah ia ke negeri Mengkasar
{{-}}
:Di laut Barombong kapal berlabuh
:Kata si Bugis nati dibunuh
:Jikalau raja yang datang menyuruh
:Semuanya tangkap kita perteguh
{{-}}
:Pada sangkanya Bugis dan Welanda
:Dikatanya takut gerangan baginda
:Tambahan Bugis orang yang bida’ah
:Barang katanya mengada-ngada
{{-}}
:Segala ra’yat yang melihat
:Ada yang suka ada yang dahsat
:Sekalian rakyat berkampung musyawarat
:Masuk mengadap duli hadrat
{{-}}
:Daeng dank are masuk ke dalam
:Mengadap duli mahkota ‘alam
:Berkampunglah segala kaum Islam
:Menantikan titah Syahi ‘alam
{{-}}
:Akan titah baginda sultan
:Siapatah baik kita titahkan
:Tanyakan kehendak Welanda syaitan
:Hendak berkelahi kita lawan
{{-}}
:Menyahut baginda Karaeng Ketapang
:Karaeng we jangan hatimu bimbang
:Jikalau Welanda hendak berperang
:Kita kampungkan sekalian orang
{{-}}
:Dititirlah nobat gendering pekanjar
:Bunyinya gemuruh seperti tagar
:Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
:Adalah geger negeri Mengkasar
{{-}}
:Bercakaplah baginda Keraeng Popo
:Mencabut sunderikyang amat elok
:Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
:Daripada tertawan remaklah habi
{{-}}
:Karaeng garasi’ raja yang tua
:Barcakap di hadapan anakanda ke dua
:Barang kerja akulah bawa
:Karena badanku pun sudahlah tua
{{-}}
:Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
:Sikapnya seperti harimau jantan
:Barang ke mana patik dititahkan
:Welanda dan Bugis saja kulaawan
{{-}}
:Bercakap pula Karaeng Jaranika
:Merah padam warnanya muka
:Welanda Bugis anjing celaka
:Haramlah aku memalingkan muka
{{-}}
:Karaeng Panjalingang raja yang bijak
:Melompat mencabut keris pandak
:Jikalau undur patik nin kelak
:Kepada perempuan suruh tempelak
{{-}}
:Keraeng Bonto Sunggu raja elok
:Bercakap di hadapan Raja Telo’
:Biarlah patik menjadi cucuk
:Welanda dan Bugis saja kuamuk
{{-}}
:Keraeng Balo’ raja yang muda
:Bercakap di hadapan paduka kakanda
:Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
:Barang dititahkan patiklah ada
{{-}}
:Akan cakap Keraeng Sanderabone
:Mencabut sunderik baru dicanai
:Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
:Tambah lagi Sula’ dengan Burne
{{-}}
:Jikalau ia mau kemari
:Sekapur sirih ia kuberi
:Jikalau Allah sudah memberi
:Si la'nat Allah kita tampari
{{-}}
:Bercakap bage Keraeng Mandale
:Ia berkanjar mencabut sunderik
:Berdiri melompat seraya bertempik
:Barang di mana dititahkan patik
{{-}}
:Keraeng Mamu berani sungguh
:Bercakap dengan kata yang teguh
:Jikalau patik bertemu musuh
:Pada barang tempat hambah bertutuh}}
 
== Pranala luar ==
Rahman itu sifat
* {{id}} [http://www.panyingkul.com/view.php?id=1001&jenis=kabarkita Catatan diskusi tentang Syair Perang Mengkasar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141020074756/http://www.panyingkul.com/view.php?id=1001&jenis=kabarkita |date=2014-10-20 }}
Tiada bercerai dengan kunhi zat
* {{id}} [http://bukuinsistpress.blogspot.com/2008/12/syair-perang-mengkasar.html Sinopsis Syair Perang Mengkasar]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat
 
[[Kategori:Sastra Melayu]]
Rahim itu sifat yang sedia
[[Kategori:Kesultanan Gowa]]
Wajiblah kita kepadanya percaya
Barang siapa yang mendapat dia
Dunia akhirat tiada berbahaya
 
Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
Nyatanya dalam kalam Allah ala
Madah terkhusus bagi hak taâ ala
Sebab itulah dikarang oleh wali Allah
 
 
Setelah sudah selesai pujinya
Salawat pula akan nabi-Nya
Di sanalah asal mula tajallinya
Kesudahan tempat turun wahyunya
 
Muhammad itu nabi yang khatam
Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
Dari pada pancarnya sekalian alam
 
Salawat itu masyhur lafaznya
Telah termazhur pada makhluknya
Allahumma salliâalaihi akan agamanya
Di sanalah nyata sifat jamalnya
 
Tuanku sultan yang amat sakti
Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
Suci dan ikhlas di dalam hati
Seperti air ma’al-hayati.
 
Daulatnya bukan barang-barang
Seperti manikam yang sudah di karang
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang .
 
Raja berani sangatlah bertuah
Hukumannya ‘adil kalbunya murah
Segenap tahun zakat dan fitrah
Fakir dan miskin sekalian limpah .
 
Sultan di Goa raja yang sabar
Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
Menjauhi nahi mendekatkan amar
Kepada pendeta baginda belajar.
 
Baginda raja yang amat elok
Serasi dengan adinda di telo’
Seperti embun yang sangat sejuk
Cahayanya limpah pada segala makhluk.
 
Tiadalah habis gharib kata
Sempurnalah baginda menjadi sultan
Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
Seperti emas mengikat intan.
 
Bijaksana sekali berkata-kata
Sebab berkapit dengan pendeta
Jikalau mendengar khabar berita
Sadarlah baginda benar dan dusta.
 
Kekal ikrar apalah tuanku
Seperti air zamzam di dalam sangku
Barang kehendak sekalian berlaku
Tenteranya banyak bersuku-suku
 
Patik persembahkan suatu rencana
Mohon ampun dengan karunia
Aturnya janggal banyak ta’kena
Karena ‘akalnya belum sempurna
 
Mohonkan ampun gharib yang fakir
Memcatatkan asma di dalam sya’ir
Maka patik pun berbuat sindir
Kepada negeri asing supaya lahir
 
Tuanku ampun fakir yang hina
Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana.
 
Maka patik berani berdatang sembah
Harapkan ampun karunia yang limpah
Tuanku ampuni hamba Allah
Karena aurnya banyak yang salah.
 
Tamatlah sudah memuji sultan
Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman penghulu kapitan.
Raja Palakka jadi panglima.
 
Demikian asal mula pertama
Welanda dan Bugis bersama-sama
Kornilis Sipalman ternama
Raja Palakka menjadi panglima.
 
Berkampunglah Welanda sekalian jenis
Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
Jikalau alah Mengkasar nin habis
Tunderu’ kelak raja di Bugis.
 
Setelah didengar oleh si Tunderu’
Kata jenderal Welanda yang mabuk
Berbangkitlah ia yang duduk
Betalah kelak di medan mengamuk.
 
Akan cakap Bugis yang dusta
Sehari kubedil robohlah kota
Habis kuambil segala harta
Perempuan yang baik bahagian beta.
 
Jika sudah kita alahkan
Segala hasil beta persembahkan
Perintah negeri kita serahkan
Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan
 
Setelah didengar oleh jenderal
Cakap Tunderu’ orang yang bebel
Disuruhnya berlengkap segala kapal
Seorang kapitan dijadikan amiral.
 
Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.
 
Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
Memakai kamsol cara Welanda
Rupanya sikap seperti Garuda
Bermuatlah ke kapal barang yang ada.
 
Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar.
 
Di laut Barombong kapal berlabuh
Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang datang menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh
 
Pada sangkanya Bugis dan Welanda
Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada.
 
Segala ra’yat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat.
 
Daeng dank are masuk ke dalam
Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam menantikan titah Syahi ‘alam.
 
Akan titah baginda sultan
Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan.
 
Menyahut baginda Karaeng Ketapang
Karaeng we jangan hatimu bimbang
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang.
 
Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh seperti tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar.
 
Bercakaplah baginda Keraeng Popo
Mencabut sunderikyang amat elok
Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
Daripada tertawan remaklah habi
 
Karaeng garasi’ raja yang tua
Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua.
 
Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
Sikapnya seperti harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan.
 
Bercakap pula Karaeng Jaranika
Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah aku memalingkan muka.
 
Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
kepada perempuan suruh tempelak.
 
Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk.
 
Keraeng Balo’ raja yang muda
Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada.
 
Akan cakap Keraeng Sanderabone
Mencabut sunderik baru dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne.
 
Jikalau ia mau kemari
Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la'nat Allah kita tampari.
 
Bercakap bage Keraeng Mandale
Ia berkanjar mencabut sunderik
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik.
 
Keraeng Mamu berani sungguh
Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang tempat hambah bertutuh.
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.panyingkul.com/view.php?id=1001&jenis=kabarkita Catatan diskusi tentang Syair Perang Mengkasar]
* {{id}} [http://bukuinsistpress.blogspot.com/2008/12/syair-perang-mengkasar.html Sinopsis Syair Perang Mengkasar]
 
{{sastra-stub}}
 
[[Kategori:Sastra Melayu]]
[[Kategori:Kesultanan Gowa]]