Masjid Baiturrahman Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan kategori [ * ]
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(135 revisi perantara oleh 69 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Coord|5|33|13|N|95|19|1.9|E||display=title}}
{{Infobox religious building
| name = Masjid Baiturrahman Banda Aceh<br>''مسجد بيت الرحمن في باندا آتشيه''
|image = Meuseujid_Raya_Bayturrahman.JPG
| image = Meuseujid_Raya_Baiturrahman_.jpg
|caption = Masjid Raya Baiturrahman
| image_size = 250px
|building_name = Masjid Raya Baiturrahman
| caption =
|location = [[Banda Aceh]], [[Aceh]], [[Indonesia]]
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
| location = [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
|website =
| province = {{flag|Aceh}}
|architect =
| country = {{flag|Indonesia}}
|architecture_type = Masjid
| established = 1612 dan 1879
|architecture_style = [[Kesultanan Aceh]]
| architect = [[Gerrit Bruins]]
|groundbreaking =
| architecture_type = Masjid
|year_completed =
| architecture_style = [[Timur Tengah]] dengan sedikit sentuhan arsitektur [[Mughal]]
|construction_cost =
| capacity = 30.000 =Jemaah
|dome_quantity = 7 Kubah<ref>{{id}} {{cite web|url=http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=baiturrahman |title=Masjid Baiturahman ( Masjid Raya ) Banda Aceh |format=php |accessdate={{date|2012-08-03}}}}</ref>
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity = 5 Menara8
|minaret_height =
| website =
}}
 
'''Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد بيت الرحمن في باندا آتشيه'') ([[bahasa Aceh]]: ''Meuseujid Raya Baiturrahman'') atau yang lebih dikenal dengan '''Masjid Raya Baiturrahman''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد الجامع بيت الرحمن'') atau '''Masjid Kesultanan Aceh''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد سلطنة آتشيه'') adalah sebuah masjid bersejarah yang berada di [[Kota Banda Aceh]], [[Aceh|Provinsi Aceh]], [[Indonesia]]. Masjid ini dibangun pada tahun 1879 dan merupakan simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme [[Suku Aceh|rakyat Aceh]]. Kemudian masjid ini adalah ''landmark'' Kota Banda Aceh sejak era [[Kesultanan Aceh]] dan selamat dari amukan bencana [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa dan tsunami 26 Desember 2004]] .
Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid [[Kesultanan Aceh]] yang dibangun oleh [[Sultan Iskandar Muda]] Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Bangunan indah dan megah yang mirip dengan [[Taj Mahal]] di India ini terletak tepat di jantung Kota [[Banda Aceh]] dan menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh Darussalam.
 
Sewaktu [[Kerajaan Belanda]] menyerang [[Kesultanan Aceh]] pada agresi tentara Belanda kedua pada Bulan Shafar 1290 [[Hijriah]]/10 April 1873 [[Masehi]], Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Kemudian, pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan [[Sultan Aceh]] yang terakhir.
 
Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya, dimana Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu Masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya [[Kesultanan Turki Utsmani]] dan akan sangat terasa sejuk apabila berada di dalam Masjid ini.
== Sejarah ==
{{multiple image
[[File:Kohler death inscription in Banda Aceh.jpg|thumb|ki|Tugu tempat tewasnya Johan Harmen Rudolf Köhler di bawah Pohon Ketapang yang berada di halaman Masjid Raya Baiturrahman]]
| align = center
 
| direction = horizontal
 
| total_width = 600
Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, Selain [[Masjidil Haram]] di kota suci [[Makkah]], Masjid Raya Baiturrahman ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran agama [[Islam]] yang dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mempelajari Islam dari seluruh penjuru dunia.
| header = Masjid Baiturrahman yang asli
 
| image1 = Idul Adha in Aceh, 1637, sketched by Peter Mundy part 1.jpg
Pada tanggal 26 Maret 1873 Kerajaan Belanda menyatakan perang kepada Kesultanan Aceh, mereka mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel Van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan [[Johan Harmen Rudolf Köhler]], dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira. Namun peperangan pertama ini dimenangkan oleh pihak Kesultanan Aceh, dimana dalam peristiwa tersebut tewasnya Jendral Johan Hermen Rudolf Kohler yang merupakan Jendral besar Belanda akibat ditembak dengan menggunakan senapan oleh seorang pasukan perang Kesultanan Aceh yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monumen kecil dibawah Pohon Kelumpang yang berada di dekat pintu masuk sebelah utara Masjid Raya Baiturrahman.
| image2 = View of the great mosque of Aceh, sketched about 1650.jpg
 
| image3 = AMH-6875-KB View of Achin.jpg
<nowiki> </nowiki>Sebagai markas perang dan benteng pertahanan rakyat Aceh, Pada saat itu, Masjid Raya Baiturrahman digunakan sebagai tempat bagi seluruh pasukan perang Kesultanan Aceh berkumpul untuk menyusun strategi dan taktik perang. Sejarah mencatat bahwa pahlawan-pahlawan nasional [[Aceh]] seperti [[Teuku Umar]] dan [[Cut Nyak Dhien]] turut serta mengambil andil dalam mempertahankan Masjid Raya Baiturrahman.
| caption1 = Prosesi [[Idul Adha]] di Aceh, 1637.
 
| caption2 = Gambaran masjid raya Aceh, sekitar 1650.
<nowiki> </nowiki>Masjid Raya Baiturrahman terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada tanggal 10 April bulan Shafar 1290H/April 1873 M yang dipimpin oleh Jendral van Swieten.
| caption3 = Gambaran abad ke 18 tentang Banda Aceh.
 
}}
Tindakan Belanda yang membakar Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan masjid kebanggaan milik Kesultanan Aceh Darussalam inilah yang membuat rakyat Aceh murka sehingga melakukan perlawanan yang semakin hebat untuk mengusir Belanda dari Kesultanan Aceh. Pembakaran Masjid Raya Baiturrahman yang dilakukan oleh pihak Belanda ini membuat salah seorang putri terbaik Aceh, Cut Nyak Dhien sangat marah dan berteriak dengan
lantang tepat di depan Masjid Raya Baiturrahman yang sedang terbakar sambil membangkitkan semangat Jihad Fillsabilillah Bangsa Aceh.
[[Cut Nyak Dhien]] :
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 60023556.jpg|jmpl|300px|Kerajaan Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada saat Sultan Muhammad Daud masih bertahta sebagai Sultan Aceh yang terakhir]]
<nowiki> </nowiki>“Wahai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh !! Lihatlah !!
<nowiki> </nowiki>Saksikan sendiri dengan matamu !! Masjid kita dibakarnya !!
<nowiki> </nowiki>Mereka menentang Allah Subhanahuwataala !!
<nowiki> </nowiki>Tempatmu beribadah dibinasakannya !!
<nowiki> </nowiki>Nama Allah dicemarkannya !!
<nowiki> </nowiki>Camkanlah itu !!
<nowiki> </nowiki>Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu !!
<nowiki> </nowiki>Masih adakah orang Aceh yang suka mengampuni dosa si kafir yang serupa itu ??
<nowiki> </nowiki>Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak kafir Belanda ??”
<nowiki> </nowiki>(Szekely Lulofs, 1951:59).
 
Awalnya masjid yang asli dibangun pada tahun 1612 di masa pemerintahan [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]]. Ada juga yang mengatakan, bahwa masjid yang asli dibangun lebih awal pada tahun 1292 oleh [[Sultan Alaidin Mahmudsyah]]. Pada saat itu status masjid ini sebagai masjid kerajaan yang menampilkan [[Jerami|atap jerami]] berlapis-lapis yang merupakan fitur khas arsitektur Aceh.<ref name="heritage 81">{{cite book |author=Gunawan Tjahjono |authorlink= |title=Indonesian Heritage-Architecture |url= |accessdate= |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |page= |pages=81–82}}</ref>
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten dan sebagai permintaan maaf juga untuk meredam kemarahan rakyat Aceh maka [[Gubernur]] Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu.
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Baiturrahman moskee in Koetaradja TMnr 60023556.jpg|thumb|Kerajaan Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada saat Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat masih bertahta sebagai Sultan Aceh yang terakhir.]] Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala negeri disekitar Kota Banda Aceh. Dimana disimpulkan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama [[Islam]]. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Jenderal Karel Van Der Heijden selaku gubernur militer Aceh pada waktu itu dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil.
Masjid Raya Baiturrahman ini selesai dibangun kembali pada tahun 1299 H dengan hanya memiliki satu kubah.
<nowiki> </nowiki>Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman diperluas bagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Perluasan ini dikerjakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum (B.O.W)
dengan biaya sebanyak F. 35.000,- (tiga puluh lima ribu gulden) dengan pimpinan proyek Ir. M. Thahir dan selesai dikerjakan pada akhir tahun 1936 M.
 
Kemudian ketika [[Hindia Belanda|Kolonial Hindia Belanda]] menyerang Kesultanan Aceh pada tanggal 10 April 1873, masyarakat [[Aceh]] menggunakan bangunan masjid yang asli sebagai benteng pertempuran, dan menyerang [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|pasukan Kerajaan Belanda]] dari dalam masjid. Pasukan Kerajaan Belanda pun membalas dengan menembakkan suar ke atap jerami masjid, yang menyebabkan masjid terbakar. Ibadah salat dan lainnya saat itu direlokasi ke [[Masjid Baiturrahim Ulee Lheue]]. Jenderal [[Van Swieten]] pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali masjid dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
<nowiki> </nowiki>Usaha perluasan dilanjutkan oleh sebuah panitia bersama yaitu Panitia Perluasan Masjid Raya Kutaraja. Dengan keputusan menteri tanggal 31 Oktober 1975 disetujui pula perluasannya yang kedua dan pelaksanaannya diserahkan pada pemborong NV. Zein dari Jakarta. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M.
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Atjehse vrouwen in feestgewaad voor moskee Koetaradja TMnr 60039334.jpg|thumb|Rakyat Aceh berkumpul di pelataran Masjid Raya Baiturrahman]]
<nowiki> </nowiki>Dalam rangka menyambut [[Musabaqah Tilawatil Qur’an]] Tingkat Nasional
ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di [[Banda Aceh]], Masjid Raya
Baiturrahman diperindah dengan peralatan, pemasangan klinkers di atas
jalan-jalan dalam pekarangannya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk
dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan
kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta
instalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.
 
Lalu pada tanggal 9 Oktober 1879,<ref name="goodnewsfromindonesia.id_SejarahHariIni(">{{Cite web |title=Sejarah Hari Ini (9 Oktober 1879) - Belanda Bangun Kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh |last=Indrajaya |first=Dimas Wahyu |work=Good News From Indonesia |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/09/sejarah-hari-ini-9-oktober-1879-belanda-bangun-kembali-masjid-raya-baiturrahman-aceh |quote= |archivedate= |archiveurl= |url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Belanda]] membangun kembali masjid ini sebagai pemberian dan untuk mengurangi kemarahan rakyat Aceh. Konstruksi dimulai pada tahun [[1879]], ketika peletakan batu pertama diletakkan oleh Jendral Van Der Heyden dan [[Tengku Qadhi Malikul Adil]], yang kemudian menjadi [[Imam]] pertama masjid, dan diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1881 ketika masa pemerintahan [[Daftar penguasa Aceh|Sultan terakhir Aceh]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]]. Banyak orang Aceh yang awalnya menolak untuk beribadah di Masjid Baiturrahman yang baru ini karena dibangun oleh orang Belanda, yang awalnya merupakan musuh mereka. Namun sekarang masjid ini telah menjadi kebanggaan masyarakat Banda Aceh.<ref name="travelmarker.nl_BandaAceh-Sumat">{{Cite web |title=Banda Aceh |last=Luijken |first=Henk |work=travelmarker.nl |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |language= |quote= |archivedate=2016-11-17 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20161117192608/http://www.travelmarker.nl/bestemmingen/azie/indonesie/bezienswaardigheden/banda_aceh.htm |url-status=live |dead-url=yes }}</ref>
<nowiki> Pada tahun
1991-1993, Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang
disponsori oleh Gubernur Dr. Ibrahim Hasan, yang meliputi halaman depan
dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,
meliputi bagian lantai masjid tempat Shalat, perpustakaan, ruang tamu,
ruang perkantoran, aula dan tempat wudhuk. Sedangkan perluasan halaman
meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua
buah minaret. Sehingga luas ruangan dalam Masjid menjadi 4.760 m2
berlantai marmer buatan Italia, jenis secara dengan ukuran 60 × 120 cm
dan dapat menampug 9.000 jamaah. </nowiki>
 
[[File:Meusigit Raja (Grote Moskee, ook bekend als Baiturrahman-moskee) te Koetaradja, KITLV 1400096.tiff|jmpl|ki|300px|Masjid Raya Baiturrahman setelah penambahan kubah tahun 1935 semasa pemerintahan Gubernur Van Aken]]
<nowiki> </nowiki>Dengan perluasan tersebut,
Masjid Raya Baiturrahman sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1
menara induk. Dari masa ke masa masjid ini telah berkembang pesat baik
ditinjau dari segi arsitektur maupun kegiatan kemasyarakatan. Sesuai
dengan perkembangan, luas area Masjid Raya Baiturrahman ± 4 Ha, di
dalamnya terdapat sebuah kolam, menara induk dan bagian halaman lainya
ditumbuhi rumput yang ditata dengan rapi dan indah diselingi
tanaman/pohon hias.
 
Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki satu [[kubah]] dan satu [[Menara masjid|minaret]]. Kemudian kubah-kubah dan minaret, baru ditambahkan pada tahun 1935, 1957, dan 1982. Penambahan dua kubah dari yang sebelumnya tiga kubah pada tahun 1957 menjadikan jumlah kubah menjadi lima buah yang melambangkan [[Pancasila]] di Aceh.<ref>{{cite book |title=Perang Kolonial Belanda di Aceh |publisher=Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh |date=1977 |page= 107}}</ref> Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 minaret, termasuk yang tertinggi di Banda Aceh.<ref name="lestari">http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.htmlAceh Heritage {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120321191355/http://lestariheritage.net/aceh/webpages/sites01.html |date=2012-03-21 }}</ref>
<nowiki> </nowiki>Saat bencana tsunami meluluh lantakan Tanah
<nowiki> </nowiki>Rencong Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 lalu, Masjid Raya
Baiturrahman masih tetap berdiri dengan megahnya, ombak tsunami yang
mulai membasahi Bumi Aceh sungguh tak mampu menghancurkan rumah Allah
ini. Pada saat itu Masjid Raya Baiturrahman menjadi tempat bagi rakyat
Aceh berlindung juga sebagai tempat evakuasi jenazah para korban tsunami
<nowiki> </nowiki>yang bergelimpangan.
<nowiki> </nowiki>Setelah melewati berbagai peristiwa-peristiwa
<nowiki> </nowiki>bersejarah, Sampai saat ini Masjid Raya Baiturrahman masih tetap
berdiri kokoh sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan,
perjuangan dan nasionalisme [[Suku Aceh]].
 
Masjid ini masih berdiri tegak di tengah amukan gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu minaret 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa bumi tersebut.<ref name="acehpost">http://www.travellinkinfo.com/2019/08/kisah-masjid-raya-baiturrahman.html Pesona Religi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh</ref><ref>{{cite book | editor-last = Van der Klaauw| editor-first = C.J.| authorlink = | coauthors = | title = Geslachtslijst Bruins| publisher = | series = | volume = | edition = | date = 24 December 1940| location = | pages = 6| language = | url = https://books.google.com/books?id=HENCAAAAIAAJ&pg=PA6| doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm = }}</ref> Di saat kejadian bencana alam tersebut, masjid ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara untuk orang-orang yang terlantar dan baru dibuka kembali untuk ibadah salat setelah 2 minggu kemudian.<ref name="lestari" />
[[File:Banda Aceh's Grand Mosque, Indonesia.jpg|jmpl|ki|Setelah melewati berbagai peristiwa-peristiwa bersejarah, Sampai saat ini Masjid Raya Baiturrahman masih berdiri kokoh sebagai simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme [[Suku Aceh]]]]
 
== WisatawanReferensi ==
{{ref-list}}
 
== Pranala luar ==
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke [[Aceh]] terus meningkat setiap tahunnya, mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang tersebar diseluruh penjuru Aceh. Salah satu objek wisata sejarah yang sangat diminati oleh para wisatawan adalah Masjid Raya Baiturrahman, para wisatawan biasanya menghabiskan waktu dengan cara mempelajari sejarah Masjid Raya Baiturrahman, menikmati keindahan arsitektur Masjid Raya Baiturrahman serta mengabadikan foto saat berada di Masjid Raya Baiturrahman.
* {{instagram|rmrb.aceh|Akun resmi Remaja Masjid Raya Baiturrahman Aceh}}
* {{Commons category-inline}}
 
[[Kategori: Masjid di Aceh|Baiturrahman Banda Aceh]]
== Replika ==
[[File:Moschee Banda Aceh Miniatur.JPG|thumb|Replika Masjid Raya Baiturrahman di Taman Minimundus di [[Klagenfurt]], [[Karintia]], [[Austria]].]]
Jika Anda berkunjung ke Austria, Anda
akan merasakan hal yang tidak asing di sebuah taman yang dikenal dengan
nama Taman Minimundus di [[Klagenfurt]], [[Karintia]], [[Austria]]. Pasalnya di
taman ini anda akan menemukan miniatur Masjid Raya Baiturrahman.
<nowiki> </nowiki>Bangunan tersebut terlihat sangat mirip dengan aslinya. Ternyata, Taman
<nowiki> </nowiki>Minimundus adalah taman miniatur terbesar di dunia. Disini terdapat
lebih dari 150 miniatur bangunan terkenal dari seluruh penjuru dunia.
Miniatur ini menggunakan skala 1:25 untuk setiap sebuah bangunan. Di
taman ini juga anda akan menemukan berbagai miniatur landmark terkenal
dari seluruh penjuru dunia. Selain ada miniatur Masjid Raya Baiturrahman
<nowiki> </nowiki>dari Aceh, juga ada miniatur [[Taj Mahal]] dari [[India]], [[Hagia Sophia]] dari
[[Turkey]] dan [[Menara Eiffel]] dari [[Prancis]].
== Gambar ==
<gallery widths="175px" heights="175px">
Berkas:Masjid_Raya.JPG|Langit-Langit Masjid Raya Baiturrahman
Berkas:Bagian_Dalam_Mesjid_Raya_Banda_Aceh.jpg|Interior Masjid Raya Baiturrahman
Berkas:Tugu_Modal_Aceh.JPG|Menara utama Masjid Raya Baiturrahman di beri gelar sebagai "Tugu Aceh Daerah Modal Republik Indonesia" oleh Presiden Soekarno