Bakoel Koffie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Menambah Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1878 menggunakan HotCat |
||
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Bakoel Koffie''' adalah [[kedai kopi]] lokal
== Sejarah ==
Sejarah Bakoel Koffie dimulai pada abad ke-19, ketika seorang imigran dari Cina Selatan, tepatnya [[Guangdong]], yang bernama [[Liauw Tek Soen
Sejak lama, Liauw Tek Soen membeli biji kopi dari seorang wanita yang membawanya dengan bakul. Liauw Tek Soen menggunakan kayu bakar untuk memanggang biji kopi tersebut dan menyeduhnya untuk para tamu. Pada tahun 1927, Liauw Tek Soen mendirikan pabrik kopi pertama di [[Weltevreden]] yang dinamakan Tek Soen Hoo (Baca: Tek Sun Ho),
== Pengembangan Usaha ==
Pada tahun 1930, Bakoel Koffie pertama kali mengekspor bubuk kopi ke [[Belanda]] dan pelanggan dapat memesan campuran biji [[robusta]] dan [[arabika]]. Ketika Tek Soen Hoo merayakan ulang tahun ke-60 (tahun 1938), toko tersebut telah mengembangkan metode memanggang biji kopi dengan ''rotating drum'' tetapi tetap menggunakan kayu bakar. Perayaan ulang tahun tersebut diisi dengan memberikan makanan enak kepada pengunjung dan mereka juga boleh meminum kopi sebanyak yang mereka inginkan.<ref name="jkt"/>
Tahun 1969, usaha kopi ini diteruskan oleh anak Wudjan Widjaja (Liauw Thian Djie), yaitu Darmawan Widjaja. Hingga tahun 1994, Darmawan bersama ketiga saudaranya mengelola bisnis keluarga tersebut. Selanjutnya pada tahun 1970, kopi tersebut juga diekspor ke [[Jepang]] dan [[Timur Tengah]]. Pada 1972, kemasan kopi beralih dari kertas coklat menjadi alumunium foil.<ref name="post1" /> Pada tahun 1978, toko kopi ini menyelenggarakan perayaan ulang tahun ke 100 di Gelora Senayan, Jakarta Pusat.
Pada 2001, anak Darmawan Widjaja yaitu Syenny dan Hendra Widjaja meneruskan usaha keluarga tersebut dengan menggunakan mereka Bakoel Koffie sebagai nama toko kopi mereka dan logo yang diperkenalkan adalah wanita berkain sarung membawa bakul bambu di kepalanya. Logo ini sedikit berbeda dengan logo Warung Tinggi, suatu toko kopi yang dikembangkan oleh Rudy Widjaja (Liauw
== Hubungan Bakoel Koffie dan Warung Tinggi Coffee ==
Setelah kematian Wudjan Widjaja pada tahun 1978, empat dari 11 anaknya yang melanjutnya usaha kopi adalah Suyanto di bagian produksi dan penjualan, Darmawan di bagian produksi dan pembelian bahan mentah, Yanti di bagian akuntansi dan keuanganan, serta Rudy di bagian administrasi dan pemasaran. Pada pertengahan 1990-an, keluarga Widjaja memutuskan untuk membagi harta keluarga. Darmawan mendapatkan gedung di Jl. Hayam Wuruk, Rudy mendapatkan hak atas nama dan bisnis Warung Tinggi, sedangkan keluarga lainnya mendapatkan warisan uang.<ref name="post2">[http://www.thejakartapost.com/news/2005/05/11/warung-tinggi-coffee-story.html Warung Tinggi - A Coffee Story] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141204115155/http://www.thejakartapost.com/news/2005/05/11/warung-tinggi-coffee-story.html |date=2014-12-04 }}, The Jakarta Post. May 11 2005. Yenny Kwok.</ref> Rudy terus mengembangkan usaha kopi keluarga tersebut dengan nama Warung Tinggi di jalan Batu Jajar no. 35 B, Hayam Wuruk. Toko tersebut kini diteruskan oleh putrinya yang bernama Angelica Widjaja.<ref name="wt">[http://www.warungtinggi.com/about.html Situs Resmi Warung Tinggi Coffee]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Diakses 10 Agustus 2013.</ref> Meskipun Tek Sun Ho telah berkembang menjadi dua merek toko kopi yang berbeda, namun menurut keluarga Widjaja tidak ada persaingan bisnis di antara Warung Tinggi dan Bakoel Koffie.<ref name="post2"/><ref name="gat">[http://arsip.gatra.com//artikel.php?id=31494 Pemain Tua di Pasar Kopi], Erwin Y.S. dan Taufik Abriansyah. GATRA, Edisi 47 Beredar Jumat 3 Oktober 2003.</ref>
== Referensi ==
<references />
{{Kopi di Indonesia}}
[[
[[Kategori:Kedai kopi di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1878]]
|