Soedharmono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(137 revisi perantara oleh 63 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ref improve|date=Desember 2013}}
{{Tentang||mantan Pangdam Merdeka|Soedarmono}}
{{Infobox officeholder
| honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
| name =Sudharmono
| imagename =Sudharmono2.jpg Soedharmono
| honorific-suffix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
| caption =Sudharmono
| image = Sudharmono Official Portrait.jpg
| office =[[Wakil Presiden Indonesia]] [[Daftar Wakil Presiden Indonesia|ke-5]]
| term_startcaption =11 Maret 1988 = Sudharmono
| term_endoffice =11 Maret[[Wakil Presiden Indonesia]] 1993ke-5
| presidentterm_start =[[Soeharto]] 11 Maret 1988
| term_end = 11 Maret 1993
| predecessor =[[Umar Wirahadikusumah]]
| successorpresident = [[Try SutrisnoSoeharto]]
| office2predecessor =Ketua [[Golkar|PartaiUmar GolkarWirahadikusumah]]
| president2successor = [[Try Sutrisno]]
| office2 = [[Menteri Sekretaris Negara Indonesia]] ke-4
| term_start2 =1983
| term_end2term_start2 =1988 8 April 1972
| term_end2 = 21 Maret 1988
| predecessor2 =[[Amir Murtono]]
| successor2president2 =Wahono [[Soeharto]]
| office3predecessor2 = =[[MenteriAlamsyah SekretarisRatu Negara Republik IndonesiaPerwiranegara]] ke-3
| term_start3successor2 =[[28 Maret]] = [[1973Moerdiono]]
| term_end3office3 = [[21Menteri Maret]]Dalam [[1988Negeri Indonesia]] ke-18
| president3term_start3 =[[Soeharto]] 1 Oktober 1982
| term_end3 = 19 Maret 1983
| predecessor3 =Mohammad Ichsan
| successor3president3 = [[MoerdionoSoeharto]]
| office4predecessor3 = =[[MenteriAmir Dalam Negeri Republik IndonesiaMachmud]] ke-18
| term_start4successor3 =[[1 Oktober]] = [[1982Soepardjo Rustam]]
| office4 = Ketua Umum Partai Golongan Karya
| term_end4 =[[19 Maret]] [[1983]]
| president4order4 =[[Soeharto]] ke-4
| predecessor4president4 =[[Amir Machmud]]
| successor4term_start4 =[[Soepardjo Rustam]]1983
| term_end4 = 1988
| birth_date ={{birth date|1927|3|12|df=y}}
| predecessor4 = [[Amir Murtono]]
| birth_place ={{negara|Belanda}} [[Cerme]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
| successor4 = [[Wahono]]
| death_date ={{death date and age|2006|1|25|1927|3|12|df=y}}
| birth_date = {{birth date|1927|3|12|df=y}}
| death_place ={{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| partybirth_place = [[Cerme]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]], =[[GolonganHindia Karya|GolkarBelanda]]
| death_date = {{death date and age|2006|1|25|1927|3|12|df=y}}
| spouse =Emma Norma
| professiondeath_place = [[Jakarta]], [[MiliterIndonesia]]
| religionparty = [[IslamPartai Golongan Karya]]
| spouse = [[Ratu Emma Norma|Emma Norma]]
| signature =
| footnotesmother = Raden Nganten Sukarsi
| father = Soepijo Wirodiredjo
| profession = [[Militer]]
| religion = [[Islam]]
| signature = Sign Sudharmono.png|footnotes
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| serviceyears = 1945–1968
| servicenumber = 16078{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1978|p=78}}
| rank = [[Berkas:21-TNI Army-LG.svg|25px]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| unit =
| commands = {{ubl|Divisi Ronggolawe|Komando Operasi Tertinggi (KOTI)}}
| battles = {{ubl|[[Revolusi Nasional Indonesia]]|[[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]}}
| awards =
| laterwork =
}}
 
'''[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]].) [[Haji|H.]] '''Soedharmono''', [[Sarjana Hukum|S.H'''.]] ({{lahirmati| [[Cerme, Gresik|Cerme]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]], [[IndonesiaHindia-Belanda]]|12|3|1927|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|25|1|2006}}) adalah [[wakilWakil presidenPresiden indonesiaIndonesia]] kelima yang menjabat selama periode 1988-19931988–1993 mendampingi [[Soeharto]].
 
==Awal KehidupanRiwayat Hidup ==
 
=== Awal kehidupan ===
Soedharmono lahir pada tanggal 12 Maret 1927 [[Cerme]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]]. Ia kehilangan kedua orang tuanya dalam jarak waktu enam bulan ketika dia berumur tiga tahun. Sudharmono kemudian pergi untuk tinggal bersama pamannya, seorang juru tulis yang bekerja untuk [[Kabupaten Jombang]], Jawa Timur. Walaupun demikian, selama dibesarkan ia banyak berpindah-pindah untuk tinggal bersama sejumlah sanak keluarganya, baik dari pihak ibu maupun ayahnya.
Lahir di [[Cerme, Gresik]] pada tanggal 12 Maret 1927, Ia adalah anak dari Soepijo Wirodiredjo, yang merupakan anak seorang carik atau sekretaris Desa. Sedang ibunya bernama Raden Nganten Sukarsi yang merupakan putri asisten wedana.
 
Ayahnya mengawali karier menjadi pegawai magang di kantor Kecamatan. Saat itulah Soepijo bertemu dengan Sukarsi. Waktu bertemu, Sukarsi adalah seorang janda karena suami terdahulu meninggal dunia. Cinta Soepijo dan Sukarsi akhirnya menjalin cinta dan menikah. Soepijo lalu diterima kerja menjadi juru tulis di Kecamatan Cerme, Gresik. Di sinilah pada tahun 1927 Sudharmono lahir. Kakaknya, Mbak Siti, lahir pada tahun 1924. Dan kakak tertuanya, Mas Sunar yang lahir pada tahun 1921. Ketika ia berusia 2 tahun, sang ayah dipindah ke Tuban menjadi juru tulis di Kepatihan (Wakil Bupati). Tapi di Tuban inilah sang ibu meninggal dunia saat melahirkan anak keempat. ia sudah menjadi yatim piatu dari kecil. Ibunya Soekarsi meninggal ketika melahirkan adik bungsu Soedharmono (1930). Ayahnya R. Wiroredjo meninggal 6 bulan kemudian karena sakit. beberapa bulan kemudian saat dirawat di Surabaya.
Soedharmono baru saja menyelesaikan sekolah menengah pertama ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda pada tahun 1945. Setelah memutuskan untuk berhenti dari pendidikan lanjutan, Soedharmono turut membantu mengumpulkan senjata dari tentara Jepang dalam persiapan pembentukan [[Tentara Nasional Indonesia]]. Hasilnya, ia menjadi Panglima Divisi Ronggolawe, posisi yang terus dipegangnya selama [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] melawan pasukan Belanda yang kembali menginvasi Indonesia.
 
==Karier=Masa kecil===
Masa kecil sering berpindah-pindah tempat tinggal karena sudah yatim piatu. Sehingga ia dan Mbak Siti berpindah dari Surabaya ke [[Kabupaten Jombang|Jombang]], lalu ke [[Wringinanom, Gresik|Wringinanom]] (Gresik) kemudian ke [[Kabupaten Rembang|Rembang]]. Perjalanan hidup yang keras dan penuh kesedihan dialami sang wapres kecil. Saat di Jombang, Sudharmono kemudian pergi untuk tinggal bersama pamannya, seorang juru tulis yang bekerja untuk [[Kabupaten Jombang]], Jawa Timur. Walaupun demikian, selama dibesarkan ia banyak berpindah-pindah untuk tinggal bersama sejumlah sanak keluarganya, baik dari pihak ibu maupun ayahnya.
 
Soedharmono baru saja menyelesaikan sekolah menengah pertama ketika Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda pada tahun 1945]]. Setelah memutuskan untuk berhenti dari pendidikan lanjutan, Soedharmono turut membantu mengumpulkan senjata dari tentara Jepang dalam persiapan pembentukan [[Tentara Nasional Indonesia]]. Hasilnya, ia menjadi Panglima Divisi Ronggolawe, posisi yang terus dipegangnya selama [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] melawan pasukan Belanda yang kembali menyerang Indonesia.
Setelah Belanda mundur pada tahun 1949, Soedharmono menyelesaikan pendidikan lanjutan sebelum pergi ke [[Jakarta]] pada tahun 1952 untuk bergabung dengan Akademi Hukum Militer. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1956 sebelum bertugas di [[Medan]], [[Sumatera Utara]] sebagai Jaksa Militer pada 1957-1961. Pada tahun 1962, Soedharmono memperoleh gelar dalam bidang hukum setelah menyelesaikan studinya di Universitas Hukum Militer. Setelah ini, Soedharmono diangkat Ketua Personil Pesanan Satuan Kerja Pemerintah Pusat dan memberikan bantuan administrasi kepada Pemerintah.
 
=== Karier ===
Selama [[Indonesia-Malaysia konfrontasi]], Presiden [[Soekarno]] membentuk Komando Operasi Tertinggi (KOTI), yang merupakan perintah perang segera di bawah kendali Soekarno. Pada tahun 1963, Sudharmono bergabung KOTI dan diberi peran Bersama Pusat Operasi Anggota untuk Operasi Agung
 
==''Orde== Baru''Masa awal ====
Setelah Belanda mundur pada tahun 1949, Soedharmono menyelesaikan pendidikan lanjutan sebelum pergi ke [[Jakarta]] pada tahun 1952 untuk bergabung dengan [[Akademi Hukum Militer]]. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1956 sebelum bertugas di [[Medan]], [[Sumatera Utara]] sebagai Jaksa Militer pada 1957–1961. Pada tahun 1962, Soedharmono memperoleh gelar dalam bidang hukum setelah menyelesaikan studinya di [[Universitas Hukum Militer]]. Setelah ini, Soedharmono diangkat Ketua Personil Pesanan Satuan Kerja Pemerintah Pusat dan memberikan bantuan administrasi kepada pemerintah.
 
Selama [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]], Presiden [[Soekarno]] membentuk [[Komando Operasi Tertinggi]] (KOTI), yang merupakan perintah perang segera di bawah kendali Soekarno. Pada tahun 1963, Sudharmono bergabung KOTI dan diberi peran Anggota Pusat Operasi Bersama untuk Operasi Agung
Itu dari posisi ini yang Sudharmono mulai naik nya. Pada Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat dan bergabung KOTI sebagai Officer Staf. Soeharto menjalin hubungan dengan Sudharmono masa-masa tegang dalam sejarah Indonesia dan itu jelas bahwa Sudharmono mendapatkan kepercayaan Soeharto. Pada 11 Maret 1966, ketika Soeharto [[Supersemar|menerima Powers Darurat]] dari Soekarno, Sudharmono lah yang direproduksi salinan surat yang akan didistribusikan kepada Perwira Militer lainnya. Keesokan harinya, pada tanggal 12 Maret tahun 1966, Sudharmono juga ikut untuk menulis dekrit melarang PKI.
 
==== Masa Orde Baru ====
Dengan kenaikan Soeharto ke kekuasaan, KOTI dibubarkan tapi keterampilan administrasi Sudharmono dan kepercayaan bahwa ia telah diperoleh dari Soeharto memastikan kedudukan dalam pemerintahan Soeharto. Ketika Soeharto menjadi Presiden pada tahun 1968, Sudharmono bernama Sekretaris Kabinet serta Ketua Dewan Stabilitas Ekonomi. Pada tahun 1970, Sudharmono dipindahkan dari posisi Sekretaris Kabinet kepada Sekretaris Negara, posisi yang memungkinkan dia untuk membantu Soeharto di hari-hari berjalan dari Pemerintah. Sementara Menteri Sekretaris Negara, Sudharmono juga tertutup untuk Menteri lain ketika mereka tidak dapat melaksanakan tugasnya; dengan menjalankan tugas singkat sebagai Menteri Informasi Interim dan Interim Menteri Dalam Negeri Negeri serta membantu untuk menghasilkan pidato pertanggungjawaban Soeharto sebelum [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) Sidang Umum.
Dalam zaman Orba, kariernya menanjak. Pada Oktober 1965, Soeharto diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat dan bergabung dengan KOTI sebagai Kepala Staf. Soeharto menjalin hubungan dengan Sudharmono pada saat masa-masa tegang dalam sejarah Indonesia. Dengan hal ini jelaslah bahwa Sudharmono mendapatkan kepercayaan Soeharto. Pada 11 Maret 1966, ketika Soeharto [[Supersemar|menerima Supersemar]] dari Soekarno, Sudharmono yang menyalin salinan surat yang akan didistribusikan kepada Perwira Militer lainnya. Keesokan harinya, pada tanggal 12 Maret tahun 1966, Sudharmono juga ikut untuk menulis dekret pelarangan PKI.
 
Dengan naiknya Soeharto ke kekuasaan, KOTI dibubarkan tetapi keterampilan administrasi Sudharmono dan kepercayaan dari Soeharto memastikan kedudukannya dalam pemerintahan Soeharto. Ketika Soeharto menjadi presiden pada tahun 1968, Sudharmono menjadi [[Sekretaris Kabinet]] serta [[Ketua Dewan Stabilitas Ekonomi]]. Pada tahun 1970, Sudharmono dipindahkan dari posisi Sekretaris Kabinet menjadi [[Sekretaris Negara]], posisi yang memungkinkan ia untuk membantu Soeharto. Selain menjadi Mensesneg, Sudharmono juga menggantikan menteri lain secara sementara ketika mereka tidak dapat melaksanakan tugasnya seperti menjadi Menteri Penerangan dan Menteri Dalam Negeri serta membantu untuk membuat pidato pertanggungjawaban Soeharto sebelum [[Sidang Umum]] MPR. Pada tahun 1980, posisi Sudharmono sebagai Sekretaris Negara menerima dorongan signifikan melalui Keputusan Presiden yang memberikan Sekretaris Negara kekuatan untuk mengawasi pembelian pemerintah melebihi 500 Jutajuta [[Rupiah]]rupiah.
 
==== Ketua Umum Golkar (1983-1988) ====
Pada tahun 1980, Sudharmono telah membuktikan kesetiaannya kepada Soeharto dan juga menunjukkan bahwa ia tidak memiliki suatu ambisi. Pada Munas Golkar III (1983), dengan dukungan Soeharto, Sudharmono terpilih sebagai Ketua Golkar.
 
Sebagai Ketua, Sudharmono banyak melakukan inspeksi keliling cabang Golkar di daerah. Sudharmono juga menggerakan anggota Golkar untuk mendapatkan lebih banyak pemilih Golkar, hasilnya suara Golkar meningkat dari 64% menjadi 72% pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1987|Pemilu 1987]].
Pada tahun 1980, Sudharmono telah membuktikan kesetiaannya kepada Soeharto dan juga menunjukkan bahwa ia tidak memiliki ambisi. Pada Kongres Golkar 1983, dengan dukungan Soeharto, Sudharmono terpilih sebagai Ketua Golkar.
 
=== Wakil Presiden Indonesia ===
Sebagai Ketua, Sudharmono banyak melakukan inspeksi keliling cabang Golkar di daerah. Sudharmono juga memprakarsai drive keanggotaan untuk mendapatkan lebih banyak pemilih Golkar, sebuah inisiatif yang membayar dividen.ketika Pemilu Legislatif tahun 1987 penilaian Golkar meningkat dari 64% menjadi 73%. Pemilu Legislatif tahun 1987 juga salah satu sejarah bagi Golkar karena menang di Provinsi [[Aceh]] untuk pertama kalinya.
==== Kontroversi pencalonan ====
Ketika sidang Umum MPR tahun 1988, banyak yang yakin Soeharto akan terpilih kembali untuk periode kelima dan terakhir sebagai presiden. Dengan begitu, Wakil Presiden menjadi posisi yang penting. Pada tahun 1988, Soeharto mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia ingin Sudharmono menjadi wakil presidennya. Meskipun tidak pernah menyebutkan Sudharmono, Soeharto mengatakan bahwa ia ingin Wapres-nya mempunyai dukungan dari kekuatan sosial politik yang besar.
 
Kemungkinan Sudharmono menjadi Wakil Presiden tidak disenangi banyak orang di [[ABRI]]. Meskipun Sudharmono sendiri seorang tentara dan telah mengakhiri kariernya dengan pangkat [[Letnan Jenderal]], ia telah menghabiskan sebagian besar kariernya di ''belakang meja'' bukannya memimpin pasukan. Hal ini membuat dirinya dipandang rendah oleh ABRI. Soeharto menyadari hal ini dan sebelum ABRI bisa melakukan apa saja, Panglima ABRI [[Benny Moerdani]] diganti dengan [[Try Sutrisno]]. Langkah ini menghalangi ABRI karena Moerdani lebih kuat saat tidak menyetujui presiden sementara Try akan lebih pasif.
==Wakil Kepresidenan==
 
Sudharmono sendiri dijagokan partai Golkar unsur sipil (jalur G) dan birokrat (jalur B). Sementara Jenderal TNI [[Try Sutrisno]] yang menjabat [[Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (Pangab), dijagokan oleh Partai Golkar unsur militer (jalur A) yang dimotori [[Menkopolkam]] LB [[Moerdani]]. Masing-masing kubu punya kepentingan dalam kancah politik nasional. Puncaknya adalah ketika Sudharmono dituduh terlibat [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Tuduhan itu ditepis dengan adanya penunjukan Sudharmono untuk menjabat sebagai Wakil Presiden oleh Soeharto.<ref name="profil.merdeka.com">{{Cite web |url=http://profil.merdeka.com/indonesia/s/sudharmono/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-05-08 |archive-date=2014-12-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141227090933/http://profil.merdeka.com/indonesia/s/sudharmono/ |dead-url=no }}</ref>
===Kontroversi Nominasi===
 
Pada Sidang Umum MPR Maret 1988, kontroversi terus mewarnai nominasi Sudharmono sebagai Wakil Presiden. Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan]], [[Jaelani Naro]] mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden. Kemudian [[Brigadir Jenderal]] [[Ibrahim Saleh]] menginterupsi sidang. Dia mengucapka pidato yang tidak jelas. Intinya, tidak setuju calon wakil presiden yang sudah diproses. Naro baru mundur pada detik-detik akhir pemilihan, setelah dilobi oleh [[Awaloedin Djamin]].<ref>{{Cite web |url=https://phoenixblood.wordpress.com/2007/06/25/moerdani-vs-sudharmono/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-05-08 |archive-date=2015-05-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150518233727/https://phoenixblood.wordpress.com/2007/06/25/moerdani-vs-sudharmono/ |dead-url=no }}</ref> Kemudian [[Sarwo Edhie Wibowo]], seorang jenderal yang telah membantu Soeharto mendapatkan kekuasaan di pertengahan 60-an mengundurkan diri dari MPR dan [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) sebagai protes.
Ketika sidang Umum MPR tahun 1988, hal itu secara luas diyakini oleh banyak orang bahwa Soeharto (yang berusia 67 tahun) akan terpilih untuk jangka kelima dan terakhir sebagai Presiden. Dengan begitu, Wakil Presiden menjadi posisi penting. mulai Tahun 1998 , Soeharto mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia ingin Sudharmono menjadi wakil presidennya. Meskipun tidak pernah menyebutkan dengan nama Sudharmono, Soeharto mengatakan bahwa ia ingin Wakil Presiden untuk mempunyai dukungan dari kekuatan sosial politik yang besar.
 
Soeharto akhirnya turun tangan. Ia mencontohkan keputusan MPR yang dibuat pada tahun 1973 bahwa salah satu kriteria untuk Wakil Presiden adalah ia harus mampu bekerja dengan Presiden. Dengan pengunduran diri Naro, Sudharmono akhirnya terpilih sebagai Wakil Presiden.
Kemungkinan Sudharmono menjadi Wakil Presiden tidak disenangi banyak orang di [[ABRI]]. Meskipun Sudharmono sendiri seorang tentara dan telah mengakhiri kariernya dengan pangkat [[Letnan Jenderal]], ia telah menghabiskan sebagian besar kariernya di belakang meja bukannya memimpin pasukan. Untuk ini, ia dipandang rendah oleh ABRI. Soeharto menyadari hal ini dan sebelum ABRI bisa melakukan apa saja, [[Benny Moerdani]] diganti dengan [[Try Sutrisno]] sebagai Panglima ABRI. Langkah ini lumpuh.ABRI sebagai Moerdani lebih tegas ketika datang untuk setuju dengan Soeharto sementara Try, setelah Soeharto aide-de-camp akan lebih pasif.
 
==== Jabatan Wakil Presiden ====
Ketika nominasi itu akhirnya diambil melalui jalur resmi dengan Golkar, Birokrat dan faksi-faksi Fungsional sepakat untuk mencalonkan Sudharmono sebagai Wakil Presiden. Nominasi faksi ABRI ditunda, dengan Moerdani terus menunda-nunda dengan mengklaim bahwa ia belum membahas pencalonan Wakil Presiden. Dikatakan bahwa ia ingin Try-lah untuk menjadi Wakil Presiden.
[[Berkas:Sudharmono and Try Sutrisno.jpg|jmpl|250px|Sudharmono dan Wapres terpilih Try Sutrisno pada Sidang Umum MPR 1993.]]
Sebagai Wakil Presiden, Sudharmono sangat aktif. Ia memulai kunjungan ke provinsi RI serta ke Departemen, Kantor Negara dan Lembaga Departemen Non Pemerintah, dan membentuk Tromol Pos 5000,<ref name="profil.merdeka.com"/> tempat di mana orang-orang dapat mengirim saran dan keluhan dan pemerintah mereka. Sudharmono yang merupakan spesialis dalam memberikan bantuan administratif, juga diberi tugas oleh Soeharto untuk mengawasi birokrasi pemerintah.
 
Namun ABRI tetap menunjukkan ketidaksenangan mereka pada pemilihan Sudharmono sebagai Wakil Presiden. Di Munas Golkar (Oktober 1988), ABRI membalas dendam mereka kepada Sudharmono ketika mereka menjaga pemilihan Wahono sebagai Ketua Golkar. Anggota ABRI juga bertanggung jawab untuk [[kampanye]] kotor yang menuduh Sudharmono sebagai seorang [[komunis]]. Akhirnya pada Maret 1993 untuk mencegah harus berurusan dengan Wakil Presiden, Try Sutrisno segera dicalonkan oleh ABRI sebagai Wakil Presiden tanpa menunggu Soeharto untuk membuat pilihannya.
Pada Sidang Umum MPR Maret 1988, kontroversi terus mewarnai nominasi Sudharmono sebagai Wakil Presiden. Pertama, [[Brigadir Jenderal]] Ibrahim Saleh menginterupsi Sidang dan mulai meluncurkan serangan pedas ke Sudharmono sebelum dia dibawa turun dari podium oleh anggota MPR ABRI. Kemudian [[Sarwo Edhie Wibowo]], seorang Jenderal yang telah membantu Soeharto mendapatkan kekuasaan di pertengahan 60-an mengundurkan diri dari MPR dan [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) sebagai protes. Akhirnya, Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan]], Jaelani Naro mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden, mungkin dengan dukungan swasta di ABRI, yang di depan publik mendukung Sudharmono.
 
=== Kemungkinan menjadi Presiden ===
Soeharto akhirnya turun tangan. Ia mencontohkan keputusan MPR yang dibuat pada tahun 1973 bahwa salah satu kriteria untuk Wakil Presiden adalah ia harus mampu bekerja dengan Presiden. Soeharto juga melakukan diskusi dengan Naro dan meyakinkan dia untuk menarik pencalonan. Dengan Naro mengundurkan diri, Sudharmono akhirnya terpilih sebagai Wakil Presiden.
Dalam bukunya "Suharto: A Political Biography", [[Robert Elson]] berteori tentang kemungkinan jabatan Wakil Presiden Sudharmono menjadi langkah terakhir sebelum menjadi Presiden Indonesia sendiri dan bahwa Soeharto melanjutkan jabatannya hanya karena reaksi terhadap pencalonan Sudharmono.
Ada dua alasan untuk ini:
* 1: Sebagai Sekretaris Negara, tugas Sudharmono adalah membantu Presiden dalam administrasi sehari-hari pemerintah. Setelah memegang posisi ini selama 18 tahun sebelum terpilih Wakil Presiden, Sudharmono yakin dirinya akrab dengan rezim Soeharto.
* 2: ABRI tidak akan secara ekstrem menunjukkan ketidaksenangan mereka pada Wapres terpilih Sudharmono jika mereka tidak mengharapkan efek jangka panjang.
 
== Pasca wakil presiden ==
===Menjabat sebagai Wakil Presiden===
Pada tahun 1997, Sudharmono merilis [[otobiografi]] dirinya, berjudul "Pengalaman Dalam Masa Pengabdian". Secara bersamaan suatu buku juga dirilis berjudul "Kesan Dan Kenangan Bahasa Dari Teman: 70 Tahun H. Sudharmono SH" yang berbicara tentang Sudharmono dari sudut pandang orang-orang yang memperkerjakannya. Karena penerbitan buku-buku ini terjadi setahun sebelum [[Sidang Umum MPR]] 1998, ada rumor bahwa Sudharmono akan membuat ''comeback politik'' dan menjadi wapres sekali lagi.
 
Pada Mei 1998, pada malam [[jatuhnya Soeharto]], Sudharmono, bersama dengan mantan wakil presiden [[Umar Wirahadikusumah]] dan [[Try Sutrisno]] mengunjungi Soeharto di kediamannya untuk membahas opsi yang memungkinkan. Sudharmono juga terus mengelola 7 yayasan milik Soeharto.
[[File:Sudharmono and Try Sutrisno.jpg|thumb|250px|Sudharmono dan Wakil Presiden-terpilih Try Sutrisno pada 1993 sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat]]
 
== Meninggal ==
Sebagai Wakil Presiden, Sudharmono sangat aktif. Ia secara teratur mengunjungi Provinsi dan mengatur Mailbox 5000, tempat di mana orang-orang dapat mengirim saran dan keluhan dan pemerintah mereka. Sudharmono, pernah spesialis dalam memberikan bantuan administratif, juga diberi tugas oleh Soeharto untuk mengawasi birokrasi pemerintah.
[[Berkas:Sudharmono - TMP Kalibata.jpeg|jmpl|Makam Sudharmono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta]]
Rabu malam, 25 Januari 2006, sekitar pukul 19.40 WIB, Sudharmono meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama dua pekan di [[Rumah Sakit Metropolitan Medical Center|Rumah Sakit MMC]], [[Jakarta]], sejak 10 Januari 2006. Ia meninggalkan seorang istri, Emma Norma, dan tiga orang anak. Esok paginya, ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|TMP Kalibata]] dengan pimpinan upacara Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]].
 
== Penghargaan ==
Walau bagaimanapun ini, ABRI tetap menunjukkan ketidaksenangan mereka pada pemilihan Sudharmono sebagai Wakil Presiden. Di Kongres Golkar pada Oktober 1988, ABRI mendapat balas dendam mereka melawan Sudharmono ketika mereka dijamin pemilihan Wahono sebagai Ketua Golkar. Anggota ABRI juga bertanggung jawab untuk kampanye kotor yang melibatkan menuduh Sudharmono sebagai seorang komunis. Akhirnya Maret 1993, untuk mencegah harus berurusan dengan Wakil Presiden bahwa mereka tidak suka, Try Sutrisno dinominasikan oleh ABRI sebagai Wakil Presiden tanpa menunggu Suharto untuk membuat pilihannya.
=== Tanda jasa ===
Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1978|p=79-80}}{{sfn|Yonas|2019}}{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1988|p=451-454}}
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
| colspan="4"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipurna.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Pratama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Wira Karya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Medali Veteran Perdamaian.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PHL Order of Sikatuna - Officer Ribbon bar (before 2003).png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=SMN - JMN - AMN - PPN ribbon bar.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Royal Order of Sahametrei Grand Officer Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=ETH Order of Menelik II - Commander ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of the White Elephant - 2nd Class (Thailand) ribbon.svg|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=GER Bundesverdienstkreuz 5 GrVK Stern band.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Orange-Nassau ribbon - Knight Grand Cross Ribbon.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=FRA Grand Cross of National Order of Merit Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Grand Decoration of Honour (Silver with Sash) Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=BEL Order of Leopold II - Grand Cross ribbon bar.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Merit of the Italian Republic - Grand Cross Ribbon Bar (until 2001).png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=YU Order of the Yugoslav Flag with Sash (1st rank) Ribbon Bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Diplomatic Service Merit (Class 2) Gwanghwa Medal ribbon.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=BEL Kroonorde Grootkruis BAR.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Kuwait, 1st Class ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of Merit of the State of Qatar - ribbon bar.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Syrian Order of Civil Merit ribbon bar.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=EGY Order of the Republic - Grand Cordon ribbon bar.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of King Abdulaziz, 3rd Class ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=GER Bundesverdienstkreuz 6 GrVK Stern Band.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=JOR Order of the Star of Jordan Grand Cordon Ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=JPN Kyokujitsu-sho 1Class BAR.svg|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="80%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
===Kemungkinan Presiden?===
|-
!Baris ke-1
| colspan="2"|[[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (29 Maret 1988)<ref>{{cite book|title= Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang|url= https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|access-date= 3 September 2021|archive-date= 2021-07-29|archive-url= https://web.archive.org/web/20210729004106/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url= no}}</ref>
| colspan="2"|[[Bintang Mahaputera Adipurna]] (29 Maret 1988)<ref name="Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021 |archive-date=2022-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |dead-url=no }}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (10 Maret 1973)<ref name="Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003"/>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Pratama]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Karya]]
| colspan="1"|Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (1989)<ref>{{Cite web|last=Tempomedia|title=Penghargaan bintang LVRI|url=https://majalah.tempo.co/read/album/22261/penghargaan-bintang-lvri|website=majalah.tempo.co|language=en|access-date=2023-04-18}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Order of Sikatuna|Officer (''Maginoo'') of the Order of Sikatuna (O.S.)]] - Filipina
| colspan="1"|[[Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara|Johan Mangku Negara (J.M.N.)]] - Malaysia
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[:en:Royal Order of Sahametrei|Grand Officer of the Royal Order of Sahametrei]] - Kamboja
| colspan="1"|[[:en:Order of Menelik II|Commander of the Imperial Order of Emperor Menelik II]] - Kekaisaran Etiopia
| colspan="1"|[[:en:Order of the White Elephant|Knight Commander of the Most Exalted Order of the White Elephant (K.C.E.)]] - Thailand
| colspan="1"|[[:en:Order of Merit of the Federal Republic of Germany|Knight Commander of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] - Jerman
|-
!Baris ke-8
| colspan="1"|[[:en:Order of Orange-Nassau|Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau]] - Belanda
| colspan="1"|[[:en:Ordre national du Mérite|Grand Cross of the National Order of Merit]] - Prancis
| colspan="1"|[[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria#Classes|Grand Decoration of Honour in Silver with Sash of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] - Austria
| colspan="1"|[[:en:Order of Leopold II|Grand Cross of the Order of Leopold II]] - Belgia
|-
!Baris ke-9
| colspan="1"|[[:en:Order of Merit of the Italian Republic#Grades|Grand Cross of the Order of Merit of the Italian Republic]] - Italia
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia#Orders|First Rank of the Order of the Yugoslav Flag with Sash]] - Yugoslavia
| colspan="1"|[[:en:Order of Diplomatic Service Merit#Grades|Order of Diplomatic Service Merit - 2nd Class (Gwang-Hwa Medal)]] - Korea Selatan
| colspan="1"|[[:en:Order of the Crown (Belgium)|Grand Cross of the Order of the Crown]] - Belgia
|-
!Baris ke-10
| colspan="1"|[[:en:Order of Kuwait|Order of Kuwait, 1st Class]] - Kuwait
| colspan="1"|Order of Merit, 1st Class - Qatar
| colspan="1"|[[:en:Order of Civil Merit of the Syrian Arab Republic|Order of Civil Merit 1st Class]]- Syria
| colspan="1"|[[:en:Order of the Republic (Egypt)|Order of the Republic, 1st Class]] - Mesir
|-
!Baris ke-11
| colspan="1"|[[:en:Order of King Abdulaziz|Order of Abdulaziz Al Saud, 3rd Class]] - Arab Saudi
| colspan="1"|[[:en:Order of Merit of the Federal Republic of Germany|Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany]] - Jerman
| colspan="1"|[[:en:Order of the Star of Jordan|Grand Cordon of the Order of the Star of Jordan (G.C.S.J.)]] - Yordania
| colspan="1"|[[:en:Order of the Rising Sun|Grand Cordon of the Order of the Rising Sun]] - Jepang (1997)<ref>{{Cite web|date=2023-04-03|title=Wakil Presiden ke-5 Republik Indonesia Letjen TNI (Purn) Sudharmono, S.H.|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/wakil-presiden-ri-ke-5-letjen-tni-purn-sudharmono-sh|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2024-02-10}}</ref>
|}
 
== Referensi ==
Dalam bukunya, Suharto: Sebuah Biografi Politik, [[Robert Elson]] berteori tentang kemungkinan jabatan Wakil Presiden Sudharmono menjadi langkah terakhir sebelum menjadi Presiden Indonesia sendiri dan bahwa Suharto hanya terus karena reaksi terhadap pencalonan Sudharmono Ada dua alasan untuk ini:
{{reflist}}
* 1: Sebagai Sekretaris Negara, tugas Sudharmono adalah membantu Presiden dalam administrasi sehari-hari pemerintah. Setelah memegang posisi ini selama 18 tahun sebelum terpilih Wakil Presiden, Sudharmono yakin telah menjadi akrab dengan rezim Suharto.
* 2: ABRI tidak akan pergi ke panjang ekstrim untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka pada Sudharmono terpilih Wakil Presiden jika mereka tidak mengharapkan efek jangka panjang.
 
== Bibliografi ==
==Pos Wakil Kepresidenan==
* {{Citation|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1978|title=Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977|volume=II|pages=|url=https://books.google.co.id/books/about/Ringkasan_riwayat_hidup_dan_riwayat_perj.html?id=OpJaAAAAIAAJ&redir_esc=y}}
 
* {{cite web
Pada tahun 1997, Sudharmono merilis otobiografinya,'' Pengalaman Dalam, Masa Pengabdian'' (Pengalaman Selama Waktu Service). Secara bersamaan, buku juga dirilis disebut'' Kesan Dan Kenangan Bahasa Dari Teman: 70 Tahun H. Sudharmono SH'' (Tayangan dan Kenangan dari Kolega: 70 Tahun Sudharmono) yang berbicara tentang Sudharmono dari sudut pandang orang-orang yang ia bekerja itu. Karena pelepasan buku-buku ini terjadi setahun sebelum Sidang Umum MPR 1998, ada rumor bahwa Sudharmono akan membuat comeback politik dan bertujuan untuk Wakil Kepresidenan sekali lagi.
| last = Yonas
 
| first = Adya Rosyada
Pada Mei 1998, pada malam jatuhnya Soeharto, Sudharmono, bersama dengan mantan wakil presiden [[Umar Wirahadikusumah]] dan Try Sutrisno mengunjungi Soeharto di kediamannya untuk membahas opsi yang memungkinkan.
| url = https://www.tribunnewswiki.com/2019/05/16/tribunnewswiki-letnan-jenderal-purn-sudharmono-sh
 
| url-status = live
Sudharmono juga terus mengelola Yayasan Soeharto (Yayasan'''').
| title = Letnan Jenderal (Purn.) Sudharmono SH
 
| date = 2019
==Kematian==
| access-date = 1 November 2021
 
| website = www.tribunnewswiki.com
Sudharmono meninggal pada tanggal 25 Januari 2006 karena kegagalan paru-paru. Dan Jenazahnya Dimakamkan Di TMP Kalibata
| language = id
 
}}
==Keluarga==
* {{Citation|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1988|title= Buku Pelengkap IX Pemilihan Umum 1987, Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987|volume=XVIII|pages=|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pemilihan_umum_1987/dB4TAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=0}}
 
Sudharmono menikah Erma Norma dan dikaruniai dua orang putri dan seorang putra.
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar Wakil Presiden Indonesia]]
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/279-sudharmono "Bangkit Bersama Pak Harto" Bio Sudharmono di Ensiklopedi Tokoh Indonesia]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/279-sudharmono "Bangkit Bersama Pak Harto" Bio Sudharmono di Ensiklopedi Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160122205958/http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/279-sudharmono |date=2016-01-22 }}
* {{id icon}} [http://www.tokoh-indonesia.com/ensiklopedi/s/sudharmono/index.shtml Profil di TokohIndonesia.com]
* {{id icon}} [http://www.kompas.com/utama/news/0601/25/205058.htm "Sudharmono Tutup Usia"], ''[[KOMPAS]]''
* {{id icon}} [http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/01/tgl/25/time/210950/idnews/526330/idkanal/10 "Mantan Wapres Sudharmono Wafat"], ''[[DetikCom]]''
 
{{S-start}}
{{s-off}}
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Wakil Presiden Republik Indonesia]]|tahun=1988–19931988—1993|pendahulu = [[Umar Wirahadikusumah]]|pengganti = [[Try Sutrisno]]}}
{{Kotak_suksesi|jabatan = [[Daftar Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia|Menteri Sekretaris Negara]]|tahun = 1983–19881972—1988|pendahulu = [[MohammadAlamsyah IchsanRatu Perwiranegara]]|pengganti = [[Moerdiono]]}}
{{End}}
{{lifetime|1927|2006|Soedharmono}}
 
{{Kelompok templat
|list1 =
{{Wakil Presiden Indonesia}}
{{Menteri Dalam Negeri Indonesia}}
{{Menteri Sekretaris Negara Indonesia}}
{{Kabinet Pembangunan V}}
{{Kabinet Pembangunan IV}}
{{Kabinet Pembangunan III}}
{{Kabinet Pembangunan II}}
{{Kabinet Pembangunan I}}
}}
 
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Bojonegoro]]
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Wakil Presiden Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:TokohPolitikus militerPartai IndonesiaGolongan Karya]]
[[Kategori:Ketua Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Tokoh dariOrde GresikBaru]]
[[Kategori:TokohPenerima JawaBintang TimurRepublik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:TokohPenerima JawaBintang Mahaputera Adipurna]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]