Partai Kebangkitan Bangsa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A84NG J4L1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Axl7Rose (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(369 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect|PKB|pajak kendaraan bermotor|pajak kendaraan bermotor}}
{{Infobox partai politik Indonesia|nama=Partai Kebangkitan Bangsa
{{Infobox partai politik Indonesia
|logo=[[Berkas:Pkb.jpg|160px]]
| nama = Partai Kebangkitan Bangsa
|ketuaumum=[[Muhaimin Iskandar]]
| logo = [[Berkas:Logo PKB.svg|160px]]
|sekjen=[[Abdul Kadir Karding]]
| colorcode = #02754C
|tahun=[[23 Juli]] [[1998]]
| abbr = PKB
|kantorpusat=[[Jl. Raden Saleh 1 No. 9, Menteng, Jakarta Pusat]], [[DKI Jakarta]]
| ketuaumum = [[Muhaimin Iskandar]]
|ideologi=[[Pancasila]] dan [[Konservatisme]]
| sekjen = [[Hasanuddin Wahid]]
|parlemen=[[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]]
| leader2_title = Ketua Fraksi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]
|kursidpr={{Infobox political party/seats|47|560|hex=#008000}}
| leader2_name = [[Jazilul Fawaid]]
|pemilu=[[Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2014|2014]]
| tahun = {{start date and age|1998|7|23}}
|kursi_parlemen=560
| kantorpusat = Jalan Raden Saleh No. 9, Senen, [[Jakarta Pusat]] 10430
|situsweb= http://www.dpp.pkb.or.id/
| youth = [[Garda Bangsa]]
| women = [[Perempuan Bangsa]]
| ideologi = [[Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari | via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2024-03-01}}</ref><br>[[Demokrasi Islam]]<ref name="King" /><br>[[Nasionalisme Indonesia|Nasionalisme]]<ref name="King" /><br>[[Konservatisme bangsa]]<br>[[Liberalisme]]<ref>{{cite web |url= http://cald.org/members/national-awakening-party|title= Nation Awakening Party|website= cald.org|publisher= [[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|date= 2016|access-date= 2024-03-01 |language=en}}</ref><br>[[Pluralisme]]
| political_position = [[Sentrisme|Tengah]]<ref>{{Cite web|url=https://australiaindonesiacentre.org/commentary/guide-to-the-2019-indonesian-elections-a-little-psephology/|title = Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology|date = Oktober 2018}}</ref>
| international = [[Sentris Demokrat Internasional]]<br />[[Uni Demokrat Internasional]]<br />[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia]]<ref>{{cite web|url=http://cald.org/pkb-becomes-full-cald-member/|title=PKB Becomes Full CALD Member|website=cald.org|publisher=[[Dewan Liberal dan Demokrat Asia|Council of Asian Liberals and Democrats]]|access-date=2024-03-01|language=en}}</ref><br />[[Persatuan Demokrat Asia Pasifik]]
| kursi_dpr = {{Composition bar|68|580|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| kursi_dprd1 = {{Composition bar|220|2372|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| kursi_dprd2 = {{Composition bar|1833|17510|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| membership = 386.021 (2023)
| situsweb = {{url|pkb.id}}
}}
'''Partai Kebangkitan Bangsa''' ('''PKB'''), adalah sebuah [[partai politik di Indonesia]] berideologi [[moderat]], artinya partai Muslim tetapi tidak Islamis.<ref name="King">{{cite book |surname=King |given=Blair A. |chapter=Chapter 4. Government and Politics |editor1=Frederick, William H. |editor2=Worden, Robert L. |title=Indonesia: A Country Study |series=Area handbook series, 39 |others=[[Library of Congress]], Federal Research Division |edition=6 |place=Washington, DC |publisher=U.S. Government Printing Office |year=2011 |page=263 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-0-8444-0790-6 |lang=en}}</ref> Partai ini didirikan oleh Presiden Indonesia ke-4 [[Abdurrahman Wahid]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 [[Kalender Hijriah|Hijriah]]) yang mendapat dukungan kuat dari kiai-kiai [[Nahdlatul Ulama]], seperti [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Mustofa Bisri]] dan [[Muhith Muzadi|Muchith Muzadi]].<ref>https://radarseluma.disway.id/read/662649/gus-dur-peran-pkb-dalam-politik-indonesia</ref>
 
== Sejarah ==
'''Partai Kebangkitan Bangsa''' ('''PKB'''), adalah sebuah [[partai politik]] [[Konservatisme|Berideologi Konservstisme]] di [[Indonesia]]. Partai ini didirikan di [[Jakarta]] pada tanggal [[23 Juli]] [[1998]] (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai [[Nahdlatul Ulama]], seperti [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruchiyat]], [[Abdurrahman Wahid]], [[A. Mustofa Bisri]], dan [[A. Muhith Muzadi]]).
 
=== Tokoh-TokohPembentukan penting PKBpartai ===
Pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa berawal pada pertemuan para kiai [[Nahdlatul Ulama]] di Pondok Pesantren Langitan, [[Kabupaten Tuban|Tuban]], Jawa Timur yang diasuh oleh [[Abdullah Faqih|Kiai Haji Abdullah Faqih]]. Dalam pertemuan pada Mei 1998 membicarakan mengenai situasi terakhir negeri dan perlu adanya perubahan besar untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran. Mereka mengembangkan pernyataan resmi, yang dikirim oleh [[Muchid Muzadi|Kyai Muchid Muzadi]] dari [[Kabupaten Jember|Jember]] dan [[Yusuf Muhammad|Gus Yusuf Muhammad]] untuk disampaikan kepada Presiden Soeharto. Namun sebelum mereka sempat menyampaikan pernyataan tersebut, [[Soeharto]] mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
* [[Abdurahman Wahid]]
* [[Ma'ruf Amin]]
* [[Mustofa Bisri]]
* [[Alwi Shihab]]
* [[Yenny Wahid]]
* [[Khofifah Indar Parawansa]]
* [[Muhaimin Iskandar]]
* [[Saifullah Yusuf]]
* [[Muhammad Lukman Edy]]
* [[Helmy Faishal Zaini]]
* [[Imam Nahrawi]]
* [[Marwan Jafar]]
* [[Hanif Dhakiri]]
* [[Bacharudin Nasori]]
* [[Rusdi Kirana]]
* [[Muhammad Nasir]]
* [[Abdul Kadir Karding]]
* [[Bertu Merlas]]
* [[Said Aqil Siradj]]
 
Tidak lama setelah rezim [[Orde Baru]] lengser, digelar ''istighosah'' akbar [[Jawa Timur]] yang mengumpulkan para kiai [[Nahdlatul Ulama]] dikantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan meminta K.H [[Cholil Bisri|Muhammad Cholil Bisri]] dari [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]] untuk menggagas pendirian partai untuk wadah aspirasi politik [[Nahdlatul Ulama|NU]]. Awalnya, Cholil menolak langkah tersebut karena Cholil masih ingin fokus di [[pesantren]]. Namun, Bisri akhirnya mengalah dan menerima peran kepemimpinan dalam partai yang akan dibentuk tersebut.
== Kronologi Pendirian ==
Kisah pendirian PKB dimulai pada [[11 Mei 1998]]. Ketika para kyai sesepuh di [[Langitan]] mengadakan pertemuan. Mereka membicarakan situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan perubahan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat surat resmi kepada [[Pak Harto]] yang isinya meminta agar beliau turun atau lengser dari jabatan presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Muchid Muzadi dari Jember dan [[Gus Yusuf Muhammad]] menghadap [[Pak Harto]] untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke [[Jakarta]], meminta waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, [[Pak Harto]] sudah mengundurkan diri terlebih dahulu tanggal 23 Mei 1998.
 
Seminggu kemudian, pada 6 Juni, [[Cholil Bisri]] bertemu dengan para [[Kiai|kyai]] guna membicarakan pembentukan partai baru tersebut. Undangan telah disampaikan melalui telepon dan lebih dari 200 kyai menghadiri pertemuan yang digelar di rumah [[Cholil Bisri]] di [[Leteh, Rembang, Rembang|Leteh]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Jawa Tengah]]. Rapat ini menghasilkan pembentukan “Panitia Tetap” yang beranggotakan 11 orang, dengan Bisri sebagai ketua dan Gus Yus sebagai sekretaris. Secara bergantian, panitia ini bekerja secara maraton, menyiapkan platform dan komponen partai, termasuk logo yang akan menjadi lambang partai. Logo tersebut dibuat oleh [[Mustofa Bisri|KH A. Mustofa Bisri]].
Pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istighosah akbar di Jawa Timur. Lalu semua kyai berkumpul di kantor [[PWNU Jatim]]. Para kyai itu mendesak KH [[Cholil Bisri]] supaya menggagas dan membidani pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. Ia menolaknya karena tidak mau terlalu berkecimpung jauh dalam dunia politik dan merasa lebih baik di dunia pesantren saja. Akan tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai lebih berpengalaman dalam hal politik. Pada saat itu [[Gus Dur]] belum ikut dalam pertemuan ini.
 
Pengurus Tetap dan perwakilan NU mengadakan konferensi besar di [[Kota Bandung|Bandung]], pada tanggal 4 Juli 1998, yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah. Dalam pembahasan nama organisasi tersebut, berbagai nama yang diusulkan adalah “Partai Kebangkitan Bangsa”, “Partai Kebangkitan Nahdlatul Ummah” dan “Partai Ummat”. Nama yang dipilih sebagai nama resmi partai adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Deklarasi partai berjumlah 72 orang yang mewakili usia organisasi NU, terdiri dari Tim Panitia Tetap (11), Tim Pendamping Lajnah (14), Tim NU (5), Tim Pendamping NU (7), dan dua orang Wakil. dari masing-masing 27 wilayah (27 x 2). Ke-72 pendiri menandatangani Platform Partai dan komponen-komponennya. Namun setelahnya, PBNU memutuskan hanya lima orang yang bisa menjadi pengusung partai tersebut. Kelimanya adalah [[Munasir Ali]], [[Ilyas Ruhiat]], [[Muchid Muzadi]], [[Mustofa Bisri|KH A. Mustofa Bisri]], dan [[Abdurrahman Wahid|Abddurahman Wahid]] yang merupakan Ketua Umum PBNU. 72 nama asli deklarasi partai itu dihapus PBNU.
== Persiapan Pendirian ==
Kemudian pada tanggal 6 Juni 1998, KH [[Cholil Bisri]] mengundang 20 kyai untuk membicarakan hal tersebut. Undangan hanya lewat telepon. Tetapi pada hari H-nya yang datang lebih 200 kyai. Sehingga rumahnya di Rembang sebagai tempat pertemuan penuh. Dalam pertemuan itu terbentuklah sebuah panitia yang disebut dengan Tim “Lajnah” yang terdiri dari 11 orang. Ia sendiri menjadi ketua dengan sekretarisnya adalah [[Gus Yus]]. Panitia ini bekerja secara maraton untuk menyusun platform dan komponen-komponen partai termasuk logo (yang sampai saat ini menjadi lambang resmi partai) yang pembuatannya diserahkan kepada KH.[[A. Mustofa Bisri]]. Selain itu terbentuk juga Tim Asistensi Lajnah terdiri dari 14 orang yang diketuai oleh [[Matori Abdul Djalil]] dan sekretarisnya Asnan Mulatif.
 
Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Pendirian|url=https://pkb.id/page/sejarah-pendirian/|website=Partai Kebangkitan Bangsa|access-date=2024-03-12}}</ref> Setelah pendeklarasian tersebut, PKB bersiap dalam menghadapi [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilihan Umum 1999]] dengan sistem yang tidak berbeda jauh dari Pemilu pertama tahun [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|1955]] dan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|1971]].
Pada tanggal [[18 Juni]] [[1998]] panitia mengadakan pertemuan dengan [[PBNU]]. Dilanjutkan audiensi dengan tokoh-tokoh politik ([[NU]]) yang ada di [[Golkar]], [[PDI]] dan [[PPP]]. Panitia menawarkan untuk bergabung, tanpa paksaan. PBNU sendiri menolak pendirian partai. Setelah itu pada tanggal 4 Juli 1998, Tim ‘Lajnah’ beserta Tim dari NU mengadakan semacam konferensi besar di [[Bandung]] dengan mengundang seluruh PW NU se-Indonesia yang dihadiri oleh 27 perwakilan.
 
=== Mengikuti pemilihan umum ===
== Nama Partai dan Deklarator ==
PKB berpartisipasi dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]] dan berhasil memenangkan 12,61% suara nasional atau sebanyak 51 kursi. PKB berhasil mengalahkan suara [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]], partai islam yang dominan dalam sejarah [[Orde Baru]] dan menempati posisi ketiga setelah [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] dan [[Partai Golongan Karya|Golkar]].<ref name=":0">{{Cite web|date=2021-12-27|title=Partai Kebangkitan Bangsa|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/partai-kebangkitan-bangsa|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2024-03-12}}</ref> PKB berhasil membangun kembali kepercayaan diri dari kalangan [[Nahdlatul Ulama|Nahdliyin]] dalam bidang politik yang sudah lama terpengaruh sejak era [[Orde Baru]].  Keberhasilan yang telah dipersiapkan selama satu tahun tidak terlepas dari peran para ulama [[Nahdlatul Ulama|NU]] yang memberi dukungan penuh terhadap partai. Namun dibandingkan dengan jumlah kursi di DPR, PKB masih belum melampaui [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] karena PKB hanya mendapatkan 51 kursi dibandingkan 57 kursi yang diraih [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]].<ref name=":0" />
Hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangitan Ummat dan Partai Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi deklarator partai. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14), Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Ketua–ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU untuk mencari pemimpin partai ini.
 
Menjelang [[Pemilihan Presiden Indonesia 1999|pemilihan presiden 1999]], PKB dibawah pimpinan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] sempat mempertimbangkan untuk membentuk koalisi politik dengan [[Megawati Soekarnoputri]] dari [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] dan [[Amien Rais]] dari [[Partai Amanat Nasional|PAN]], juga sebuah partai baru yang muncul menjelang Pemilu 1999, untuk melawan Presiden [[B. J. Habibie|Habibie]] dan [[GOLKAR|Golkar]]. Pada bulan Mei, [[Alwi Shihab]] mengadakan konferensi pers di rumahnya di mana Megawati, Wahid dan Amien akan mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama. Di menit-menit terakhir, Megawati memilih untuk tidak hadir, karena dia memutuskan tidak bisa mempercayai Amien.<ref name="autogenerated4">{{cite book|last=Barton|first=Greg|year=2002|url=https://archive.org/details/abdurrahmanwahid00bart/page/270|title=Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President|location=Singapore|publisher=UNSW Press|isbn=0-86840-405-5|page=[https://archive.org/details/abdurrahmanwahid00bart/page/270 270]}}</ref>
Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni KH [[Munasir Allahilham]], KH [[Ilyas Ruchyat]] Tasikmalaya, KH [[Muchid Muzadi]] Jember dan KH. [[A. Mustofa Bisri]] Rembang dan ditambah KH [[Abddurahman Wahid]] sebagai ketua umum PBNU. Nama 72 deklarator dari Tim Lajnah itu dihapus oleh semua oleh PBNU.
 
Untuk persiapan [[Sidang Umum MPR 1999]], PKB membentuk koalisi longgar dengan [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]]. Koalisi longgar tersebut diuji pada saat memilih [[Daftar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Ketua DPR]]. PDI-P mendukung Ketua Umum PKB [[Matori Abdul Djalil]] untuk merebut posisi tersebut, namun Matori Abdul Djalil dikalahkan oleh [[Akbar Tanjung]] yang didukung oleh [[Partai Golongan Karya|Golkar]] dan [[Poros Tengah]] yang dibentuk oleh [[Amien Rais]].<ref name="autogenerated3">{{Cite web|title=Indonesia in Transition: The 1999 Presidential Elections|url=http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120925021128/http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-date=25 September 2012|access-date=29 March 2007|url-status=dead}}</ref> Di saat yang bersamaan, PKB ikut bergabung dalam [[Poros Tengah]] yang terdiri dari PKB, [[Partai Amanat Nasional|PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|Partai Keadilan]], [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] dan [[Partai Bulan Bintang|PBB]].<ref>Gus Nuril Soko Tunggal, Khoerul Rosyadi (2010), ''Ritual Gus Dur dan Rahasia Kewaliannya''. Yogyakarta: Galangpress, hlm. 81.</ref> Setelah MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie, [[Partai Golongan Karya|Golkar]] memutuskan untuk mendukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]]. Pada 7 Oktober 1999, Amien dan [[Poros Tengah]] secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden.<ref>Barton, halaman 281</ref> Pemilihan presiden yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 1999 berpihak pada [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]] dan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dengan hasil Gus Dur terpilih sebagai presiden dengan perolehan 373 suara, sementara Megawati hanya mendapatkan 313 suara.<ref name="autogenerated32">{{Cite web|title=Indonesia in Transition: The 1999 Presidential Elections|url=http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120925021128/http://www.nbr.org/publications/briefing/pdf/brief9.pdf|archive-date=25 September 2012|access-date=29 March 2007|url-status=dead}}</ref> Namun, karena mengetahui kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Megawati karena kekalahannya, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] menyadari bahwa Megawati harus menjadi wakil presiden dan PDI-P harus diakui sebagai partai pemenang pemilu. Maka, Gus Dur memerintah PKB untuk mendukung Megawati sebagai calon Wakil Presiden, Megawati kemudian mengalahkan [[Hamzah Haz]] dan berhasil menjadi wakil presiden perempuan pertama di Indonesia.
== Membentuk Tim Khusus PBNU ==
Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun, sikap yang ditunjukan PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU setempat. Di antara mereka bahkan ada yang sudah mendeklarasikan parpol yakni Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon.
 
=== Pemerintahan Gus Dur & Megawati, perpecahan internal dan Pemilu 2004 ===
== Membentuk Tim 5 ==
PKB dalam sejarah politik Indonesia merupakan partai yang paling dinamis dalam hal sukses penguasaan dan kepemimpinan partai. Saat dibawah kepemimpinan [[Matori Abdul Djalil]] selaku ketua umum pertama PKB, PKB solid hingga mampu mendudukan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] selaku deklarator PKB menjadi Presiden RI keempat. Gus Dur membentuk [[Kabinet Persatuan Nasional]] yang dianggotai oleh kader PKB. Diantara lain adalah tokoh seperti [[Muhammad A. S. Hikam|AS Hikam]], [[Khofifah Indar Parawansa]], [[Mahfud MD]] dan [[Muhammad Tholchah Hasan|Muhammad Tolchah Hasan]].
Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk menampung aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai oleh KH [[Ma'ruf Amin]] (Rais Suriyah/Koordinator Harian PBNU), dengan anggota, KH M [[Dawam Anwar]] (Katib Aam PBNU), Prof Dr KH [[Said Aqil Siradj]], M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), H [[M. Rozy Munir]],S.E., M.Sc. (Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal PBNU). Untuk mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU.
 
Namun pada 2001, [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|Gus Dur dimakzulkan]].<ref>{{Citation|title=Megawati Resmi Menjadi Presiden Indonesia|newspaper=Tempo Interaktif|year=2001|date=23 Juli 2001|url=http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|accessdate=5 Oktober 2009|archive-date=2010-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20100121133356/http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2001/07/23/brk,20010723-69,id.html|dead-url=yes}}</ref> Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun, [[Matori Abdul Djalil]], ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Syuro, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum akhirnya mencabut keanggotaan Matori pada bulan November.<ref>{{Cite web|title=Tempo Interaktif: Matori dipecat dari PKB|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20070930023713/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/11/15/brk,20011115-05,id.html|archive-date=2007-09-30|dead-url=yes|access-date=2009-10-02}}</ref> Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai<ref>{{Cite web|title=UTAMA<!-- Bot generated title -->|url=http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20041020230400/http://www.indomedia.com/bernas/012002/01/UTAMA/01uta4.htm|archive-date=2004-10-20|dead-url=yes|access-date=2009-10-02}}</ref> Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasihat dan [[Alwi Shihab]] sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.<ref name=":1">{{Cite web|date=2013-12-27|title=Gus Dur berseteru dengan tiga orang ini di PKB|url=https://www.merdeka.com/politik/gus-dur-berseteru-dengan-empat-orang-ini-di-pkb.html|website=merdeka.com|language=id|access-date=2024-03-13}}</ref> [[Matori Abdul Djalil]] menjadi satu satunya anggota PKB yang menjadi menteri di pemerintahan Megawati di [[Kabinet Gotong Royong]].
== Membentuk Tim Asistensi ==
Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim Lima seiring semakin derasnya usulan warga NU untuk mendirikan partai politik, maka pada Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni 1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima, selain itu juga dibentuk Tim Asistensi NU yang diketuai oleh Arifin Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU) dengan anggota H Muhyiddin Arubusman, H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz, M.A., Drs. H Andi Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, [[H Lukman Saifuddin]], Drs. [[Amin Said Husni]] dan [[Muhaimin Iskandar]]. Tim Asistensi NU bertugas membantu Tim NU dalam mengiventarisasi dan merangkum usulan pembetukan parpol.
 
Ketegangan kedua kubu PKB makin memanas setelah jalur musyawarah gagal mempertemukan kedua kubu. Bahkan adanya campur tangan oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] tidak membuahkan hasil. Pada tahun 2002, NU menyatakan menyerah untuk menyelesaikan konflik kedua kubu tersebut<ref>{{Cite web|date=2003-10-14|title=Kiai Langitan Gagal Pertemukan Gus Dur-Matori|url=https://nasional.tempo.co/read/21709/kiai-langitan-gagal-pertemukan-gus-dur-matori|website=Tempo|language=en|access-date=2024-03-13}}</ref> dan kedua kubu kemudian menempuh jalur hukum untuk menentukan siapa yang paling berhak menjadi pimpinan PKB. [[Nahdlatul Ulama|NU]] juga mewanti-wanti kepada [[Megawati Soekarnoputri]] untuk tidak ikut campur tangan dalam konflik internal PKB.<ref name=":0" /> Konflik internal tersebut berlangsung selama 2 tahun dan pada 2003, [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Makhamah Agung]] memenangkan gugatan [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|title=Seperti Matori & Alwi, Muhaimin Belum Tentu Menang di MA|url=https://news.detik.com/berita/d-955768/seperti-matori-alwi-muhaimin-belum-tentu-menang-di-ma|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> [[Matori Abdul Djalil]] yang kalah gugatan MA memutuskan untuk mendirikan partai baru, yakni [[Partai Kejayaan Demokrasi]] (PEKADE).<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Deretan 75 Parpol yang Berhak Daftar Pemilu 2024|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220424135247-617-788950/deretan-75-parpol-yang-berhak-daftar-pemilu-2024|website=nasional|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
== Merancang Flatform, AD/ART Partai ==
Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan rapat untuk mendefinisikan dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal 26 - 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan konsinyering di Villa La Citra Cipanas untuk membahas usulan pendirian PKB dari para Kiai yang telah berkumpul di Rembang yang di dalam usulannya telah menyerahkan berkas-berkas Platform Partai, AD/ART, Tanda Gambar Partai. Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan yaitu:
 
Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalam [[Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004]], memperoleh 10.6% suara. Untuk [[Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004]], di mana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilih [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] sebagai calon presiden. Namun, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] gagal melewati pemeriksaan medis sehingga [[Komisi Pemilihan Umum]] menolak memasukkannya sebagai calon. Gus Dur lalu mendukung [[Salahuddin Wahid]] yang merupakan pasangan dari [[Wiranto]]. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Salahuddin Wahid kalah dalam pilpres. Untuk pemilihan kedua antara pasangan [[Susilo Bambang Yudhoyono|Yudhoyono]]-[[Jusuf Kalla|Kalla]] dengan Megawati-[[Hasyim Muzadi|Muzadi]], PKB sempat dilirik dukungan oleh kedua pihak peserta pemilihan presiden.<ref name=":2">{{Cite web|title=Kini SBY dan Mega Tinggal Tunggu Keputusan PKB|url=https://news.detik.com/berita/d-199164/kini-sby-dan-mega-tinggal-tunggu-keputusan-pkb|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref> Menurut Wakil Ketua PKB [[Mahfud MD]], PKB memiliki peluang yang sama. Ketiga opsi itu adalah mendukung Mega-Hasyim, mendukung SBY-Kalla, dan bersikap netral. Secara pribadi, Mahfud MD memilih bersikap netral. Namun, sejumlah DPW PKB sudah menyatakan dukungan kepada SBY-Kalla. Namun, ada juga DPW yang menyatakan dukungan Mega-Hasyim.<ref name=":2" /> Namun pada 1 September 2004, Gus Dur dan PKB menyatakan sikap untuk tidak mendukung kedua pihak koalisi dan memperbolehkan kader PKB untuk memilih sesuai hati nurani masing-masing.<ref>{{Cite web|title=Putusan Mukernas: PKB Netral|url=https://news.detik.com/berita/d-200982/putusan-mukernas-pkb-netral|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-13}}</ref>
# Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik
# Mabda' Siyasiy<ref>[http://dpp-pkb.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=331&Itemid=57/]</ref>
# Hubungan Partai Politik dengan NU
# AD/ART<ref>[http://dpp-pkb.or.id/index.php?option=com_jdownloads&Itemid=125&task=finish&cid=4&catid=4&m=0/]</ref>
# Naskah Deklarasi<ref>[http://dpp-pkb.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=330&Itemid=115/]</ref>
 
=== Perpecahan Berlanjutan & Pemilu 2009 ===
== Pemilihan Umum ==
PKB mengawali pemerintahan [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]] sebagai bagian dari oposisi. Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernama [[Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu]] bersama berbagai tokoh nasional seperti [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]], [[Try Sutrisno]], [[Wiranto]] dan [[Akbar Tanjung]]. Koalisi ini kerap mengkritik kebijakan SBY. Namun, PKB kembali mengalami gejolak internal. Konflik kepengurusan tersebut terjadi setelah [[Pemilu 2004]], yakni munculnya PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Semarang yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan PKB versi [[Choirul Anam]] hasil Muktamar Surabaya tahun 2005. PKB pimpinan [[Choirul Anam]] kemudian berubah menjadi [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]] (PKNU) setelah secara hukum negara mengakui PKB versi Muhaimin. Setelah konflik ini, dinamika PKB relatif mereda sampai 2008.<ref name=":3" /> Sebagai konsekuensi konflik tersebut, Gus Dur memecat [[Alwi Shihab]] dan [[Saifullah Yusuf]] dari kepengurusan PKB.<ref name=":1" />
Partai ini pertama mengikuti [[pemilu]] pada tahun 1999 dan pada tahun 2004 mengikutinya lagi. Partai yang berbasis kaum [[NU]] ini sempat mengajukan [[Gus Dur]] sebagai [[Daftar Presiden Indonesia|presiden]] yang menjabat dari tahun 1999 sampai pertengahan 2001. Pada tahun 2004, partai ini memperoleh hasil suara 10,57% (11.989.564) dan mendapatkan kursi sebanyak 52 di [[DPR]]. Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 27 kursi (4,82%) di DPR hasil [[Pemilu Legislatif 2009|Pemilihan Umum Anggota DPR 2009]], setelah mendapat sebanyak 5.146.122 suara (4,9%). Ini berarti penurunan besar (50% kursi) dari hasil perolehan pada tahun 2004. Kemudian, pada Pemilu 2014 kemarin, suara partai meningkat dua kali lipat menjadi 9,04% (11.298.957) dengan mendapatkan 47 kursi di DPR-RI.
 
Konflik internal kembali terjadi pada tahun 2008 dengan isu dualisme kepengurusan kembali muncul. Kali ini, ada kepengurusan PKB versi [[Muhaimin Iskandar]] hasil Muktamar Ancol dan PKB versi [[Ali Masykur Musa]] hasil Muktamar Parung, Bogor, yang didukung [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]].<ref name=":3" /> Sebelumnya, memang beredar kabar bahwa alasan pemecatan [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] karena Cak Imin terlalu dekat dengan Istana.<ref name=":1" /> Gus Dur juga sempat menuding Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] sebagai inisiator konflik PKB.<ref>{{Cite web|date=15 April 2008|title=Gus Dur Sebut SBY-JK Biang Runyam PKB|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/04/15/20545640/gus.dur.sebut.sby-jk.biang.runyam.pkb|website=[[Kompas]]|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Namun kali ini, [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] kalah karena pemerintahan SBY mengakui PKB versi Muktamar Ancol.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2008-07-24|title=Pemerintah Akui PKB Muhaimin|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/07/25/00305076/index-html|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref> Perpecahan ini mengakibatkan putri Gus Dur, [[Yenny Wahid]], untuk keluar dari PKB dan membentuk partai baru, yakni [[Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru]] (PKBIB).<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2012-07-10|title=Yenny Wahid-Kartini Sjahrir Bentuk Partai|url=https://nasional.kompas.com/read/2012/07/11/01542763/yenny.wahid-kartini.sjahrir.bentuk.partai|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-03-20}}</ref>
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
Perpecahan internal yang berlangsung dalam partai memberi imbasan terhadap perolehan suara PKB dalam [[pemilu 2009]]. Berbagai analis prediksi bahwa suara PKB akan merosot tajam akibat konflik diantara [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]] dan [[Muhaimin Iskandar]] yang mengakibatkan basis pemilih dari [[Nahdlatul Ulama|NU]] meninggalkan partai pilihannya untuk partai lain, terutama dengan perkembangan pesat [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]] yang mengancam dominasi PKB di kalangan pemilih [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]].<ref>{{Cite web|title=Suara Parpol Islam Diprediksi Merosot pada Pemilu 2009|url=https://news.detik.com/berita/d-889996/suara-parpol-islam-diprediksi-merosot-pada-pemilu-2009|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=Suara PKB Diprediksi Bakal Merosot Tajam|url=https://www.nu.or.id/warta/suara-pkb-diprediksi-bakal-merosot-tajam-RmHam|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Dalam [[pemilu 2009]], PKB hanya berhasil meraup 4,95% suara nasional dan meraih 27 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]].<ref>{{Cite web|last=Basyari|first=Iqbal|date=2022-09-07|title=Strategi Dua Kaki PKB demi Kuasai 100 Kursi Parlemen|url=https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/09/07/strategi-dua-kaki-pkb-demi-kuasai-100-kursi-parlemen|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-03-28}}</ref> Hasil perolehan pemilu 2009 menjadi hasil terburuk yang pernah dicapai oleh PKB selama sejarah elektoralnya.
 
=== Kebangkitan kembali & bergabung masuk pemerintahan ===
Sejak kekalahan PKB dalam pemilu legislatif, PKB berusaha memperbaiki jati partai untuk pemilu berikutnya. Hal ini dimulai dalam [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]], dimana PKB dibawah pimpinan [[Muhaimin Iskandar]] memantapkan dukungan pencalonan kembali [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai presiden.<ref>{{Cite web|last=Cahyono|first=Budi|date=6 Mei 2009|title=PKB mantap dukung SBY|url=https://news.solopos.com/pkb-mantab-dukung-sby-132473|website=Solo Pos|access-date=28 Maret 2024}}</ref> Meskipun PKB sempat menyodorkan nama [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] sebagai calon wakil presiden mendampingi [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]], PKB menolak melakukan upaya maneuver untuk berhendak demikian dan mendukung penuh pasangan SBY-[[Boediono]].<ref>{{Cite web|title=Mantap Dukung SBY, PKB Tolak Bermanuver ala PKS dan PAN|url=https://news.detik.com/pemilu/d-1117014/mantap-dukung-sby-pkb-tolak-bermanuver-ala-pks-dan-pan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref><ref>{{Cite web|title=PKB Dukung SBY-Boediono|url=https://www.nu.or.id/warta/pkb-dukung-sby-boediono-r2RjX|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-03-28}}</ref> Koalisi SBY yang juga terdiri dari [[Partai Amanat Nasional|PAN]], [[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]], dan [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] memenangkan [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009|pilpres 2009]] dengan hasil sebesar 60,8% suara nasional atau 73.874.562 suara. [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] dan kader PKB lainnya, [[Helmy Faishal Zaini]] diangkat sebagai menteri di [[Kabinet Indonesia Bersatu II]].
 
[[Muhaimin Iskandar]] mulai melakukan beberapa upaya memperkuat kembali basis partai. Pada HUT PKB 2010, [[Muhaimin Iskandar|Cak Imin]] menegaskan PKB akan menjadi partai yang berdiri sendiri, bahkan menggalang partai lain.<ref>{{Cite web|title=Cak Imin Sampaikan Terima Kasih Kepada Gus Dur|url=https://news.detik.com/berita/d-1403972/cak-imin-sampaikan-terima-kasih-kepada-gus-dur|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Ia juga mengajak kader PKB yang sempat berselisih untuk bergabung kembali untuk membesarkan partai.<ref>{{Cite web|title=Muhaimin : Islah PKB Terus Diupayakan|url=https://news.detik.com/berita/d-1289804/muhaimin-islah-pkb-terus-diupayakan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-03-28}}</ref> Cak Imin juga mengonsolidasi kembali kekuatan basis suara [[Nahdlatul Ulama|nahdliyin]] menjelang pemilu 2014.<ref>{{Cite web|title=Kompasdata {{!}} Strategi PKB Mendongkrak Suara|url=https://data.kompas.id/data-detail/kompas_statistic/64994c1668b0d1e9c9bf0b49|website=data.kompas.id|language=en|access-date=2024-03-28}}</ref> Upaya ini membantu PKB kembali bangkit pada pemilu 2014 dengan meraup 11,29 juta suara (9,04%), dua kali lipat dari perolehan suaranya pada 2009.<ref>{{Cite web|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
Dalam kontestasi [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014|Pilpres 2014]], PKB bersama partai PDI-P, [[Partai NasDem|NasDem]] dan [[Partai Hati Nurani Rakyat|Hanura]] mendukung [[Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Joko Widodo]] sebagai calon presiden<ref>{{Cite web|last=Hasugian|first=Maria Rita|date=2014-05-11|title=PKB Resmi Dukung Jokowi Jadi Capres|url=https://nasional.tempo.co/read/576870/pkb-resmi-dukung-jokowi-jadi-capres|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref> dan [[Jusuf Kalla]] sebagai calon wakil presiden.<ref>{{Cite web|last=Sulistyawati|first=Anik|date=19 Mei 2014|title=PILPRES 2014 : PDIP, PKB, Hanura, Nasdem Mantap Usung Jokowi-JK|url=https://news.solopos.com/pilpres-2014-pdip-pkb-hanura-nasdem-mantap-usung-jokowi-jk-508645|website=Solopos.com|language=id|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
== Identitas politik ==
 
=== Ideologi ===
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan [[Pancasila]] dan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]].<ref>{{Cite journal|last=Saifulloh|first=Putra Perdana Ahmad|date=2016|title=Kewajiban Partai Politik Berideologi Pancasila Ditinjau dari Prinsip-Prinsip Negara Hukum Indonesia|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/pandecta/article/view/9276|journal=Pandecta Research Law Journal|volume=11|issue=2|pages=174–188|doi=10.15294/pandecta.v11i2.9276|issn=2337-5418}}</ref> Meski berbasis Islam, PKB mengidentifikasi sebagai partai nasionalis religius. Oleh sebab itu, sejak awal pendirian, PKB selalu menyatakan sebagai partai terbuka dalam pengertian lintas agama, suku, ras, dan lintas golongan.<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Fitri|date=2023-12-15|title=Profil PKB: Kendaraan Politik Nahdliyin Berharap Nasib Baik dari Nomor Urut 1|url=https://www.voaindonesia.com/a/profil-pkb-kendaraan-politik-nahdliyin-berharap-nasib-baik-dari-nomor-urut-1/7396113.html|website=VOA Indonesia}}</ref> PKB kerap berbeda haluan dengan [[Nahdlatul Ulama]] karena meskipun mendukung peran Islam dalam pemerintahan, PKB tidak memiliki dukungan yang sama dengan organisasi lama terhadap [[republik Islam]] yang secara eksplisit.<ref>Evans, Kevin R (2003). ''The history of political parties & general elections in Indonesia''. Jakarta: Arise Consultancies.</ref> Sebagai contoh, PKB mendukung acara [[Miss World 2013]] yang diselenggarakan di [[Bali]] walaupun ditolak oleh [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan ormas Islam konservatif lainnya.<ref>{{Cite web|last=TNR|first=Yandi M. rofiyandi|date=2013-09-06|title=PKB Dukung Miss World, Alat Diplomasi Budaya|url=https://nasional.tempo.co/read/511058/pkb-dukung-miss-world-alat-diplomasi-budaya|website=Tempo|language=en|access-date=2024-04-13}}</ref>
 
=== Dukungan elektoral ===
Sebagai partai yang didirikan oleh kyai [[Nahdlatul Ulama]], PKB memiliki dukungan historis dengan kalangan ''nahdliyin.'' Partai ini adalah anak kandung dari NU, begitu narasi yang kuat dikumandangkan dari tokoh-tokoh ''nahdliyin.''<ref name=":3">{{Cite web|last=KOMPAS|first=YOHAN WAHYU/Litbang|date=2023-10-22|title=PKB, Mempertahankan Tren Positif Elektoral|url=https://www.kompas.id/baca/riset/2023/10/22/pkb-mempertahankan-tren-positif-elektoral|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-03-13}}</ref> Hasil pemilu memperkuat narasi tersebut karena basis pemilih PKB berada di wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh kuat dari [[Nahdlatul Ulama|NU]], terutama di [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]]. Hal ini tampak dari porsi sumbangan pemilih dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang lebih besar dibandingkan dengan provinsi lainnya.<ref name=":3" /> Secara sosial ekonomi, mayoritas pemilih PKB yang berpendidikan tinggi meningkat enam kali lipat dibanding pemilu sebelumnya. Jumlah pemilih dari kalangan ibu rumah tangga dan aparat negara juga meningkat cukup signifikan. Di sisi lain, proporsi pemilih PKB yang berwirausaha cenderung berkurang.<ref name=":0" />
 
== Tokoh ==
{{main|Tokoh Partai Kebangkitan Bangsa}}
 
== Pimpinan ==
{| class="wikitable"
|-
! No. !! Potret !! Ketua Umum !! Mulai Menjabat !! Akhir Jabatan !! Periode
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''1'''}}
| [[Berkas:KGR Matori Abdul Djalil.jpg|70px]]
| '''[[Matori Abdul Djalil]]'''<br>({{small|1942-2007}})
| <center>23 Juli 1998
| <center>15 Agustus 2001
| rowspan=2|<center>1
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''Pjs'''}}
| rowspan=2|[[Berkas:Alwi Shihab.jpg|70px]]
| rowspan=2|'''[[Alwi Shihab]]'''<br>({{small|1946-}})
| <center>15 Agustus 2001
| <center>17 Januari 2002
|-
|bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''2'''}}
| <center>17 Januari 2002
| <center>25 Mei 2005
| <center>2
|-
| rowspan=5 bgcolor={{Partai Kebangkitan Bangsa/meta/color}}|<center>{{white|'''3'''}}
| rowspan=5|[[Berkas:Muhaimin Iskandar, Candidate for Indonesia's Vice President in 2024.jpg|70px]]
| rowspan=5|'''[[Muhaimin Iskandar]]'''<br>({{small|1966-}})
|<center>25 Mei 2005
|<center>23 Juli 2010
|<center>3
|-
|<center>23 Juli 2010
|<center>1 September 2014
|<center>4
|-
|<center>1 September 2014
|<center>21 Agustus 2019
|<center>5
|-
|<center>21 Agustus 2019
|<center>24 Agustus 2024
|<center>6
|-
|<center>24 Agustus 2024
|<center>''Petahana''
|<center>7
|}
 
== Perolehan suara dan kursi ==
=== DPR RI ===
{| class="wikitable"
!Pemilu
!Jumlah kursi
!Jumlah suara
!Persentase
!Hasil
!Urutan
!Ketua umum
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|1999]]
|{{Composition bar|51|462|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |13.336.982
| align="right" |12,61%
|''Partai baru''; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |4
|[[Matori Abdul Djalil]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|2004]]
|{{Composition bar|52|550|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |11.989.564
| align="right" |10,57%
|{{increase}}1 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |3
|[[Alwi Shihab]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|2009]]
|{{Composition bar|27|560|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |5.146.122
| align="right" |4,94%
|{{decrease}}25 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |7
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]]
|{{Composition bar|47|560|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |11.298.957
| align="right" |9,04%
|{{increase}}20 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |5
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
|{{Composition bar|58|575|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |13.570.097
| align="right" |9,69%
|{{increase}}11 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |5
|[[Muhaimin Iskandar]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|{{Composition bar|68|580|hex={{party color|National Awakening Party}}}}
| align="right" |16.115.655
| align="right" |10,62%
|{{increase}}10 kursi; '''Pro-pemerintah'''
| align="center" |5
|[[Muhaimin Iskandar]]
|}
 
=== DPRD Provinsi ===
Pada [[Pemilu 2024]], PKB berhasil mendudukkan 220 kadernya menjadi anggota DPRD Provinsi di 37 provinsi. Selain itu, PKB berhasil mendudukkan kadernya sebagai Ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur|DPRD Provinsi Jawa Timur]].
{| class=wikitable
! Pemilu
! Perolehan{{br}}Kursi
! Jumlah{{br}}Provinsi
! Provinsi{{br}}Juara
! Keterangan
|-
| align=center|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]]
| align=center|145
| align=center|32
| align=center|[[Jawa Timur]]
| Tidak memiliki perwakilan di [[DPRD Provinsi]] [[Bali]] dan [[Sulawesi Utara]].
|-
| align=center|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]]
| align=center|{{kenaikan}} 180
| align=center|{{steady}} 32
| align=center|''tidak ada''
| Tidak memiliki perwakilan di [[DPRD Provinsi]] [[Bali]] dan [[Kepulauan Bangka Belitung]].
|-
| align=center|[[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
| align=center|{{kenaikan}} 220
| align=center|{{kenaikan}} 37
| align=center|[[Jawa Timur]]
| Tidak memiliki perwakilan di [[DPRD Provinsi]] [[Bali]].
|}
 
== Referensi ==
{{references}}
 
== Lihat pula ==
* [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama]]
* [[Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa]]
 
== Pranala luar ==
* {{official|https://pkb.id/}}
 
{{Parpol2024}}
{{Parpol2019}}
{{Parpol2014}}
{{Parpol2009}}
{{Parpol2004}}
{{Parpol1999}}
{{politik-stub}}
 
[[Kategori:Partai Kebangkitan Bangsa| ]]
[[Kategori:Partai politik di Indonesia|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai Islam|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai konservatif nasional|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai liberal|Kebangkitan Bangsa]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1998]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2024]]