Bahasa Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sumatran Lion (bicara | kontrib)
vandalisme. suku gayo kurang lebih 120.000 jiwa. lalu dimana 550.000? takengon penutur bahasa aceh bukan gayo. penduduk jawa 95 juta tapi penutur bahasa jawa cuma 84 juta (th 2000) atau 68 juta (th 2010).
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(64 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{more citations needed}}
{{menyesatkan|bagian}}
{{Incubator|code= gay/Main Page}}
{{Infobox Bahasa
|name=Bahasa Gayo
|nativename=Bahsa Gayô
|states=[[Indonesia]]
|region=[[SumateraSumatra]] (disebagian provinsibesar [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh]])
|speakers= Kurang Lebihlebih 85.000
|familycolor=Austronesia
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3=Bahasa[[Rumpun bahasa Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang|Sumatera Barat Laut-KepulauanLaut–Kepulauan Penghalang]]
|iso2=gay
|iso3=gay}}|ethnicity=[[Suku Gayo]]
|map=Languages of Northern Sumatra id.svg
|mapcaption=Penutur bahasa Gayo ditandai dengan kode bahasa '''gay''' (warna hijau tua) yang terpusat di tengah [[Aceh]].
|sister=
{{Incubator|child=ya|code= gay/Main Page}}}}
 
'''Bahasa Gayo''' (pengucapan: Gayô) adalah sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh [[sukuSuku Gayo]] di provinsi [[Aceh]], yang terkonsentrasi di Kabupaten [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Gayo Lues]]. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku [[Gayo]].
 
Bahasa Gayo merupakan salah satu bahasa yang ada di [[Nusantara]]. Keberadaan bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan orang Gayo “urang“Urang Gayo” itu sendiri di Indonesia. Sementara orang Gayo “urang“Urang Gayo” merupakan [[suku]] asli yang mendiami [[Aceh]]. {{Dubious|date=January 2010}}{{Citation needed|date=January 2010}}. Mereka memiliki bahasa, adat istiadat sendiri yang membedakan identitas mereka dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Daerah kediaman mereka sendiri disebut dengan [[Dataran tinggi Gayo|tanohTanoh Gayo]] (tanahTanah Gayo), tepatnya berada di tengah-tengah provinsi [[Aceh]].
 
== Sejarah ==
Bahasa-bahasa yang ada di Nusantara masuk dalam kelompok Austronesia (Merrit Ruhlen dalam Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad Ke-21: 27). Sedangkan Bahasa Gayo termasuk dalam [[rumpun bahasa]] MelayoMelayu-Polinesia seperti yang disebutkan [[Domenyk Eades]] dalam bukunya ''A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra'':
 
“Gayo belongs to the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian family of languages. Malayo-Polynesian languages are spoken in [[Taiwan]], the [[Philippines]], mainland [[South-EastAsia Tenggara|Southeast Asia]], western [[Indonesia]]…”(Eades 2005:4)
 
== Variasi Dialek ==
Bahasa ini (bahasa Gayo) merupakan bagian dari bahasa Melayo-Polinesia, dan dikelompokan dalam bagian [[Austronesia]] seperti yang disebutkan [[Merrit Ruhlen]] di atas. Secara khusus, masih belum diketahui kapan dan periodesasi perkembangan bahasa ini ([[Gayo]]). Yang pasti, bahasa ini ada sejak suku ini menempati daerah ini. [[Suku Gayo]] sendiri sudah menempati [[Aceh]] ([[Peureulak]] dan [[Pasai]], pantai timur dan sebagian pantai utara [[Aceh]]) sejak sebelum masehi (Ibrahim, 2002:1). Untuk menelusuri sejarah awal terbentuknya dan periodesasi bahasa ini, diperlukan kajian komprehensif dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu terutama linguistik historis, linguistik komparatif dan sosio-linguistik untuk mengetahui hal di atas secara pasti. "
Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosa katakosakata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, [[Kerajaan Linge|Linge]] dan [[Kabupaten Gayo Lues|Gayo Lues]]. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di [[Kabupaten Aceh Timur|Aceh Timur]]. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di [[Aceh Tamiang]], sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatera Utara. Kemudian, Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh [[bahasa Alas]] dan [[bahasa Karo]] karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang ada di kabupaten [[Aceh Tenggara]].
 
Dalam hal dialek yang ada pada suku[[Suku Gayo]], M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1).
Perkembangan bahasa ini kemudian tidak terlepas dari persebaran orang Gayo menjadi beberapa kelompok yaitu Gayo Lut (seputar danau Laut Tawar termasuk kabupaten Bener Meriah), Gayo Deret yaitu daerah Linge dan sekitarnya (masih merupakan bagian wilayah kabupaten [[Aceh Tengah]], Gayo Lukup/Serbejadi (kabupaten [[Aceh Timur]]), Gayo Kalul ([[Aceh Tamiang]]), [[Gayo Lues]] (kabupaten [[Gayo Lues]] dan beberapa [[kecamatan]] di [[Aceh Tenggara]], juga sebagian kecil terdapat di [[Aceh Selatan]]. Faktor ekonomi menjadi motivasi utama persebaran tersebut, seperti yang dijelaskan dalam bahasa adat [[Gayo]], “ari kena nyanya ngenaken temas, ari kena empet ngenaken lues.” Artinya, disebabkan karena kehidupan yang kurang baik, (sehingga) berusaha untuk lebih baik, karena sempit (lahan pertanian, perkebunan, dan lain-lain) berusaha untuk lebih luas.”
Terjadinya persebaran tersebut turut memengaruhi penamaan-penamaan suku Gayo, variasi [[dialek]] dan [[kosakata]] yang mereka miliki. Gayo [[Lokop]] atau Serbejadi misalnya, merupakan nama sebuah kecamatan yang ada di kabupaten [[Aceh Timur]]. Begitu juga halnya dengan Gayo [[Kalul]] dan [[Gayo Lues]], komunitas Gayo yang masing-masing ada di hulu sungai Tamiang, [[Pulo Tige]] ([[kabupaten Aceh Tamiang]]) dan kabupaten [[Gayo Lues]] termasuk beberapa [[kecamatan]] di kabupaten [[Aceh Tenggara]]. Penamaan tersebut menggambarkan daerah hunian baru yang mereka diami. Orang-orang Gayo di kabupaten [[Bener Meriah]] masih merupakan bagian dari Gayo Lut ([[Takengon]]), yang beberapa tahun lalu, kabupaten [[Bener Meriah]] mekar dari kabupaten [[Aceh Tengah]]. Sementara, sebagian kecil komunitas [[Gayo]] di [[Aceh Selatan]] tidak menunjukan perbedaan nama seperti di tempat lain.
 
== Variasi"'versi Dialek =="'
*Dialek Lut
Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosa kata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge dan Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di [[Aceh Tamiang]], sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatera Utara. Kemudian, Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh [[bahasa Alas]] dan [[bahasa Karo]] karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang ada di kabupaten [[Aceh Tenggara]].
"Bukit
 
"Cik
Dalam hal dialek yang ada pada suku Gayo, M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1).
*Dialek Deret
"Linge
"Syiah utama
"Lukup
"Serberjadi
*Dialek Blang/Gayo lues
"Blangkejeren
"Gayo Alas (Kutecane)
*Dialek Kalul .
 
Dalam bahasa Gayo, kita juga mengenal tingkat kesopanan yang ditunjukan dengan tutur (memanggil seseorang) dengan panggilan yang berbeda. Hal tersebut menunjukan tata krama, sopan santun, rasa hormat, penghargaan dan kasih sayang. Kepada orang tua, misalnya, akan memiliki tutur yang berbeda dengan anak-anak. Dapat kita contohkan, pemakaian ko dan kam, yang keduanya berarti kamu (anda) Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan/atau lebih tua kepada yang lebih muda, sebaliknya, terasa janggal atau tidak sopan bila yang muda menggunakan kata ini kepada orang yang lebih tua. Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko. Selain itu, kam ini menunjukan makna [[jamak]] dan panggilan intim antara suami istri. Tambahan pula, bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya.
 
== Fungsi ==
Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat [[komunikasi]]. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), namuntetapi perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai [[bahasa pengantar]] terutama pada periode awal penyebaran [[Islam]] dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada [[Tari Saman|saman]], [[didong]] dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota [[Takengon]] sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan [[budaya]] bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya.
 
== Contoh ==
* Contoh Percakapan perkenalan dalam bahasa Gayo:
 
* Basa Gayo = Bahasa Gayo
* Sahen gëral Kam? = Siapakah nama Anda?
 
* Ariga, gëralku = Ariga, namaku
* Sa Geral ni Kam = Sapa nama Kamu
* Kunë këbër ni Kam? = Bagaimana kabar Anda?
* Geralku Sejuk = Nama saya Sejuk
* Alhamdulillah jëroh, Kam kunë? = Alhamdulillah baik, Anda bagaimana?
* sana këber? = Apa kabar?
* Ngë mangan kë, Kam = Sudah makankah, Anda?
* Këber jeroh = Kabar baik
* GëreGërë ilenilën = Belum
* Nge ke mangan? = Sudah makan?
* I Takèngën, isi kitë tarëng? = Di Takèngën, dimana Kamu tinggal?
* Gëre ilen = Belum
* I Bëbësën, umahku = di Bëbësën, rumahku
* I Gayo ko taring i sihen? = Di Gayo kamu tinggal dimana?
* Sëlohën gèh wè ku umah? = Kapankah dia datang ke rumah?
* Aku taring i Lut Kucak = Saya tinggal di Lut Kucak
* SeloAma gèhmalè bëluh ku umahku?Lingë sërloni = KapanAyah diaakan datangpergi ke rumahLingë hari saya?ini
* singahSingah ku umah = Mampir ke rumah
* Ama malè beluh ku Linge serloni = Ayah akan pergi ke Linge hari ini
* BarikBarëk selosëlo ikeikë ara masa = Kapan-kapan kalaujikalau ada waktu
* singah ku umah = Mampir ke rumah
* Ëntah Mangan, ënti këmèl-këmèl! = Mari makan , jangan malu-malu!
* Barik selo ike ara masa = Kapan-kapan kalau ada waktu
* I pangan yoh, enti kemèl-kemèl! = Ayo dimakan donk, jangan malu-malu!
* Aku malè ulak = Saya mau pulang
* TengahTëngah ngunengunë? = Sedang apa?
* TengahTëngah mubasuh = Sedang mencuci/membasuh
 
== ContohRujukan ==
<References/>
== Pranala luar ==
=== Bahasa Gayo ===
* {{id}} [https://www.kamusdaerah.com/ Kamus Lengkap Terjemahan Bahasa Daerah Indonesia Online]
* {{id}} [http://basagayo.blogspot.com Belajar Bahasa Gayo]
* {{id}} [httphttps://www.gayolinge.com Gayo Linge]
* {{id}} [http://www.arigayo.com Komunitas Gayo online]
* {{id}} [httphttps://www.facebookwinsepang.com/GAYOKUeu.org Gayo Community]
* {{id}} [http://www.bahasagayo.blogspot.com Bahasa Gayo]
* {{id}} [https://www.gayolues.eu.org/ Lirik Lagu Gayo]
* {{en}} [http://www.uranggayo.wordpress.com Gayonese Blogs]
* {{en}} {{ethnologue|gay}}
*{{id}} [https://www.gayolues.eu.org/p/sitemap.html SitusMedia Lagu Gayo]
*{{id}} [https://www.lintasgayo.eu.org Situs Berita Media Online Gayo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211214075841/https://www.lintasgayo.eu.org/ |date=2021-12-14 }}
 
=== Wilayah Bahasa Gayo ===
Baris 75 ⟶ 89:
 
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
 
{{bahasa-stub}}
{{DEFAULTSORT:Gayo, Bahasa}}
 
<!--Categories-->
<!--Interwikis-->
[[Kategori:BahasaRumpun bahasa Austronesia]]
 
[[Kategori:Bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Bahasa di Aceh]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]]