Sukra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: Beliau → Dia
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hindu Dewa Infobox
| Image = Shukra planetgraha.jpgJPG
| Nama = Sukra
| Gelar_sebagai = Dewa planet Venus, guru para [[asura]]/[[detya]]
Baris 6:
| Devanagari = शुक्र ; शुक्राचर्य
| Ejaan_Sanskerta = Śukra ; Śukrācārya
| Pasangan = [[Jayanti (mitologi)|Jayanti]]; [[Urjaswati]]
| Planet = [[Venus]]
| Wahana = [[buaya]], atau kereta yang ditarik oleh kuda (berjumlah 8 atau 10)
}}
{{untuk|nama kecamatan di Indramayu (Indonesia)|Sukra, Indramayu}}
'''Sukra''' ([[bahasa {{Sanskerta|Sanskerta]]: शुक्राचर्य; ''|Śukrācārya'' ; ''|Śukra + acārya'')}}, dalam [[mitologi Hindu]], adalah nama seorang [[acarya]], dan merupakan salah satu [[graha]] di antara sembilan graha ([[Nawagraha]]), yang menguasai [[planet]] [[Venus]] dan hari [[Jumat]] (''Sukrawara''). Menurut kitab ''[[Purana]]'', ia adalah keturunan [[Resi]] [[Bregu]]. Istrinya adalah [[Jayanti (mitologi)|Jayanti]], putri [[Indra]]. Ia memiliki seorang putri bernama [[Dewayani]], yang kemudian menjadi istri Raja [[Yayati]], keturunan [[Candra]].
 
Dalam mitologi Hindu, Sukra bergelar sebagai guru para [[raksasa]], saingan [[Wrehaspati]], guru para [[dewa (Hindu)|dewa]]. Konon Dia mengetahui mantra sakti yang disebut ''mertasanjiwani'', mampu menghidupkan orang mati, meskipun jenazahnya telah menjadi abu. Mantra itu diperolehnya dari [[Siwa|Sang Hyang Sangkara]] ([[Siwa]]), dan kemudian diturunkan kepada salah satu muridnya, [[Kaca (mitologi)|Kaca]], putra Wrehaspati.
Baris 17:
== Penggambaran ==
 
Sukra dapat dilukiskan mengendarai kereta emas yang ditarik delapan kuda, atau mengendarai kereta perak yang ditarik sepuluh kuda. Dia memiliki dua lengan, masing-masing membawa ''nidhi'' (harta benda) dan sebuah buku. KadangkalaKadang kala tampak berlengan empat, masing-masing membawa [[tasbih]], tongkat, dan mangkuk air, sedangkan tangan yang keempat memperagakan [[Warada Mudra]].
 
== Mitologi ==
 
Menurut mitologi Hindu, pada zaman dahulu kala, para raksasa seringkalisering kali berperang dengan para [[dewa]]. Banyak raksasa yang gugur dalam peperangan melawan para dewa. Sukracarya menjadi sedih karena hal tersebut. Kemudian ia bertapa memuja Sang Hyang Sangkara aliasatau Dewa [[Siwa]], dengan dilayani oleh putri Dewa [[Indra]] yang bernama Jayanti. Setelah melakukan tapa yang berat selama ribuan tahun, Siwa berkenan mengabulkan permohonan Sukracarya. Siwa memberikan sebuah mantra yang disebut ''mertasanjiwani'', yang mampu digunakan untuk menghidupkan orang mati. Setelah menerima anugerah tersebut, Sukracarya menikah dengan Jayanti sebagai balas budi atas pelayanannya.
 
[[Berkas:Shukradeva.jpg|rightka|200px|thumbjmpl|Patung Sukra dan istrinya di kuil Nawagraha di India.]]
[[Berkas:Shukra.jpg|rightka|200px|thumbjmpl|Patung Sukra yang disimpan di [[British Museum]].]]
Sementara Sukracarya tidak melindungi para raksasa, para raksasa menginap di kediaman Resi [[Bregu]], dengan maksud memperoleh perlindungan disana. Selama berlindung, mereka menjalani kehidupan sebagai pertapa. [[Wrehaspati]], guru para dewa memanfaatkan waktu tersebut dengan menyamar sebagai Sukracarya. Penyamaran tersebut tidak diketahui oleh para raksasa sehingga saat Sukracarya palsu datang, mereka melayaninya dengan sangat baik seolah-olah mereka sedang melayani Sukracarya asli. Ketika Sukracarya asli datang, para raksasa terkejut sebab mereka merasa bahwa ada dua Sukracarya. Keadaan fisik keduanya persis sama sehingga sulit dibedakan. Saat para raksasa diminta menentukan siapa Sukracarya yang asli, mereka menunjuk Sukracarya yang palsu, sebab mereka sudah melayani orang tersebut dengan baik selama sepuluh tahun, sebelum kedatangan Sukracarya yang asli. Hal itu membuat Sukracarya yang asli marah. Lalu ia mengutuk para raksasa bahwa kaum mereka akan hancur. Setelah mengucapkan kutukan tersebut, Sukracarya yang palsu kembali ke wujudnya semula, yaitu Wrehaspati. Kemudian Wrehaspati melesat ke angkasa dengan perasaan lega karena kaum raksasa akan hancur akibat kutukan guru mereka sendiri.
 
Baris 43:
{{main|Yayati}}
 
Raja [[Yayati]], putra [[Nahusa]] dari kalangan [[Dinasti Candra]], melamar [[Dewayani]], putri Sukracarya. Lamaran tersebut disetujui oleh Sukracarya. Namun, Sukracarya berjanji akan mengutuk Yayati bila menantunya tersebut diketahui telah menjalin hubungan asmara dengan [[Sarmista]], pelayan Dewayani. Maka dari itu, Yayati berjanji pada Sukracarya dan Dewayani bahwa ia tidak akan menikah dengan Sarmista. Akan tetapi, Yayati melanggar janjinya setelah Dewayani memberikannya dua anak. Setelah perselingkuhan itu diketahui oleh Sukracarya, ia mengutuk Yayati supaya menjadi tua pada usianya yang masih muda. Yayati memohon agar kutukan tersebut dicabut, namuntetapi Sukracarya tidak mampu melakukannya. Karena masih berbelas kasihan pada menantunya, ia meringankan kutukan tersebut, dengan cara menukarkan usia tua Yayati dengan salah satu cucunya. Hanya satu di antara lima putra Yayati yang bersedia menanggung kutukan tersebut, ialah Sang [[Puru]]. Akhirnya, Yayati menikmati masa mudanya kembali sementara Puru menikmati masa tua ayahnya, masing-masing menjalaninya selama seribu tahun. Setelah masa seribu tahun berlalu, Puru memperoleh masa mudanya kembali, sementara Yayati menjadi tua, lalu tahtanya diwarisi oleh Puru.
 
== Lihat pula ==