Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(301 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
{{nihongo|'''Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia'''|独立準備調査会|''Dokuritsu Junbii Chōsakai''}} adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara [[Jepang]] pada tanggal 1 Maret 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun [[Kaisar]] [[Hirohito]]. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa [[Indonesia]] dengan menjanjikan bahwa [[Jepang]] akan membantu proses kemerdekaan [[Indonesia]]. BPUPKI beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh [[Radjiman Wedyodiningrat|Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat]] dengan wakil ketua [[Ichibangase Yosio]] (orang [[Jepang]]) dan [[Soeroso|Raden Pandji Soeroso]].▼
{{nihongo|'''Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan'''|独立準備調査会|Dokuritsu Junbi Chōsa-kai|[[Nihon-shiki]]: ''Dokuritu Zyunbi Tyoosa-kai'', disingkat "BPUPK"|lead=yes}}, lebih dikenal sebagai '''Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia''' (disingkat "BPUPKI"), adalah sebuah badan yang dibentuk oleh [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pemerintah pendudukan]] [[Angkatan Darat Kekaisaran Jepang|balatentara Jepang]] di [[Jawa]]. Pemerintahan militer Jepang yang diwakili komando AD Ke-16 dan Ke-25 menyetujui pembentukan Badan Penyelidikan Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 1 Maret 1945. Karena kedua komando ini berwenang atas daerah Jawa (termasuk Madura) dan Sumatra. BPUPKI hanya dibentuk untuk kedua wilayah tersebut, sedangkan di wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur yang dikuasai komando AL Jepang tidak dibentuk badan serupa.<ref>{{cite book|last1=Evita|first1=Andi Lili|First2=Helen|Last3=Johari|First3=Hendi|Last4=Ayu Ratih|First4=I Gusti Agung|Last5=Sunarti|First5=Linda|Last6=Sitompul|First6=Martin|Last7=Kamila|First7=Raisa|Last8=Ahmad|First8=Taufik|editor1-first=Mukhlis|editor1-last=Paeni|editor2-first=Kasijanto|editor2-last=Sastrodinomo|title=Gubernur Pertama Di Indonesia|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-1289-72-3}}</ref>
▲
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh [[Soeroso|Raden Pandji Soeroso]] dengan wakil [[Abdoel Gafar Pringgodigdo|Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo]] dan [[Masuda Toyohiko]] (orang<!-- [[bahasa Jepang]]:''Dokuritsu Junbi Cosakai'' dilafalkan ''Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai'' atau --> [[Jepang]]). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara [[Indonesia]] merdeka.▼
▲Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh [[Soeroso|Raden Pandji Soeroso]] dengan wakil [[Abdoel
Pada tanggal [[7 Agustus]] [[1945]], [[Jepang]] membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] ([[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]) atau dalam [[bahasa Jepang]]: ''Dokuritsu Junbi Inkai'', dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah ''[[Hindia-Belanda]]''<ref>Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI berfungsi dan berperan secara ex officio: <br />a. Sebagai representasi perwakilan seluruh rakyat Indonesia <br />b. Sebagai lembaga resmi yang mempunyai kewenangan untuk mengesahkan UUD Negara <br />c. Sebagai lembaga yang dapat memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden <br />d. Sebagai lembaga pendiri negara Republik Indonesia<br />e. Sebagai lembaga tertinggi dalam Negara Republik Indonesia. <br /><ul>'''Lihat''': <ul>'''-''' {{cite book | first=Dorothea Rini | last=Yunarti | coauthors= | title=BPUPKI, PPKI, proklamasi kemerdekaan RI | publisher=University of Michigan Press| year=2003 | isbn=9797090779, 9789797090777}} <br />'''-''' {{cite book | first=Aisyah | last=Amini | coauthors= | title=Pasang surut peran DPR-MPR, 1945-2004 | publisher=University of Michigan Press| year=2004 | isbn=9799825245, 9789799825247}}</ul></ref>, terdiri dari: 12 orang asal [[Jawa]], 3 orang asal [[Sumatera]], 2 orang asal [[Sulawesi]], 1 orang asal [[Kalimantan]], 1 orang asal [[Kepulauan Nusa Tenggara|Sunda Kecil]] ([[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]]), 1 orang asal [[Maluku]], 1 orang asal etnis [[Tionghoa]].▼
▲Pada tanggal
Kekalahan [[Jepang]] dalam perang [[Pasifik]] semakin jelas, [[Perdana Menteri]] [[Jepang]], [[Kuniaki Koiso|Jenderal Kuniaki Koiso]], pada tanggal [[7 September]] [[1944]] mengumumkan bahwa [[Indonesia]] akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang [[Asia Timur]] Raya. Dengan cara itu, [[Jepang]] berharap tentara [[Sekutu]] akan disambut oleh rakyat [[Indonesia]] sebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal [[1 Maret]] [[1945]] pimpinan pemerintah pendudukan militer [[Jepang]] di [[Jawa]], [[Kumakichi Harada|Jenderal Kumakichi Harada]], mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "''Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia''" (''BPUPKI'') atau dalam [[bahasa Jepang]]: ''Dokuritsu Junbi Cosakai''. Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara [[Indonesia]] merdeka.▼
'''Lihat'''
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal [[1 Maret]] [[1945]], bertepatan dengan ulang tahun [[kaisar]] [[Jepang]], [[Kaisar]] [[Hirohito]]. [[Radjiman Wedyodiningrat|Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat]], dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu [[Soeroso|Raden Pandji Soeroso]] dan [[Ichibangase Yosio]] (orang [[Jepang]]). Selain menjadi ketua muda, [[Soeroso|Raden Pandji Soeroso]] juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu [[Masuda Toyohiko]] dan [[Abdoel Gafar Pringgodigdo|Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo]]. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: ''62 orang anggota aktif'' adalah tokoh utama pergerakan nasional [[Indonesia]] dari semua daerah dan aliran, serta ''7 orang anggota istimewa'' adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer [[Jepang]], tetapi wakil dari bangsa [[Jepang]] ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).▼
:
Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :▼
'''-'''
{{cite book|last=Yunarti|first=Dorothea Rini|year=2003|title=BPUPKI, PPKI, proklamasi kemerdekaan RI|publisher=University of Michigan Press|isbn=9797090779, 9789797090777|coauthors=}} '''-''' {{cite book|last=Amini|first=Aisyah|year=2004|title=Pasang surut peran DPR-MPR, 1945-2004|publisher=University of Michigan Press|isbn=9799825245, 9789799825247|coauthors=}}
</ref> terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal [[Sumatra]], 2 orang asal [[Sulawesi]], 1 orang asal [[Kalimantan]], 1 orang asal [[Kepulauan Nusa Tenggara|Sunda Kecil]] ([[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]]), 1 orang asal [[Maluku]], 1 orang asal etnis [[Tionghoa]].
== Nama ==
Nama resmi badan ini dalam bahasa Indonesia adalah "Badan untuk Menyelidiki Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan", tetapi nama yang lebih umum digunakan adalah "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan". Dalam banyak sumber-sumber sejarah berbahasa Indonesia, sering kali badan ini disebut "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" atau "BPUPKI", tetapi sebenarnya nama asli lembaga ini tidak mencakup "Indonesia". Alasannya adalah karena badan ini dibentuk oleh komando Angkatan Darat ke-16 Jepang yang hanya memiliki wewenang di Jawa. Komando Angkatan Darat ke-25 Jepang yang memiliki wewenang di Sumatra baru mengizinkan pendirian BPUPK untuk Sumatra pada 25 Juli 1945. Sementara itu, wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur berada di bawah wewenang [[kaigun]] (Angkatan Laut) Jepang dan mereka tidak mengizinkan pendirian lembaga persiapan kemerdekaan.<ref>{{Citation | last = Kusuma | first = A.B. | last2 = Elson | first2 = R.E. | title = A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia | journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde | volume = 167 | issue = 2–3 | pages = 196-197, catatan kaki 3| year = 2011 | issn = 0006-2294 | doi = 10.1163/22134379-90003589| url = http://espace.library.uq.edu.au/view/UQ:273574/UQ273574_OA.pdf }}</ref>
== Sejarah ==
=== Latar belakang ===
▲
▲
▲Selama
=== Sidang resmi pertama ===
[[Berkas:Sidang BPUPKI - 2.jpg|
Pada tanggal
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negara
Guna mendapatkan rumusan dasar negara [[Indonesia|Republik Indonesia]] yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan
:# Sidang tanggal
:# Sidang tanggal
:# Sidang tanggal
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara [[Indonesia|Republik Indonesia]] yang dikemukakan oleh [[Soekarno|Ir. Soekarno]] tersebut kemudian dikenal dengan istilah "'''''[[Pancasila]]'''''", masih menurut
Pidato dari [[Soekarno|Ir. Soekarno]] ini sekaligus mengakhiri masa persidangan
=== Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua ===
[[Berkas:Naskah Asli Piagam Jakarta.jpg|
Sampai akhir dari masa persidangan
:# [[
:# [[Mohammad Hatta|
:# [[Achmad Soebardjo|Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo]] (anggota)
:# [[Mohammad Yamin|Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.]] (anggota)
Baris 42 ⟶ 58:
:# [[Alexander Andries Maramis|Mr. Alexander Andries Maramis]] (anggota)
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "''[[Nasionalis]]''") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "''[[Islam]]''"), maka pada tanggal
:# ''Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan [[Syariat Islam]] bagi pemeluk-pemeluknya'',
:# ''Kemanusiaan yang adil dan beradab'',
Baris 49 ⟶ 65:
:# ''Keadilan sosial bagi seluruh rakyat [[Indonesia]]''.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan
Di antara dua masa persidangan resmi
=== Sidang resmi kedua ===
[[Berkas:Sidang BPUPKI - 1.jpg|
Pada tanggal
:# [[Soepomo|Prof. Mr. Dr. Soepomo]] (ketua panitia kecil)
:# [[Mr. Wongsonegoro|Mr. KRMT Wongsonegoro]] (anggota)
Baris 66 ⟶ 82:
:# [[Soekiman Wirjosandjojo|Dr. Soekiman Wirjosandjojo]] (anggota)
Pada tanggal
Pada tanggal
:# Pernyataan tentang ''[[Indonesia]] Merdeka''
:# Pembukaan [[Undang-Undang Dasar]]
:# Batang tubuh [[Undang-Undang Dasar]] yang kemudian dinamakan sebagai "''[[Undang-Undang Dasar]] [[1945]]''", yang isinya meliputi
:::* Wilayah negara [[Indonesia]] adalah sama dengan bekas wilayah ''[[Hindia-Belanda]]'' dahulu, ditambah dengan [[Federasi Malaya|Malaya]], [[Kalimantan|Borneo]] Utara (sekarang adalah wilayah [[Sabah]] dan wilayah [[Serawak, Malaysia|Serawak]] di negara [[Malaysia]], serta wilayah negara [[Brunei|Brunei Darussalam]]), [[Papua]], [[Timor Leste|Timor-Portugis]] (sekarang adalah wilayah negara [[Timor Leste]]), dan pulau-pulau di sekitarnya,
:::* Bentuk negara [[Indonesia]] adalah ''Negara Kesatuan'',
Baris 78 ⟶ 94:
:::* Bahasa nasional [[Indonesia]] adalah ''[[Bahasa Indonesia]]''.
Konsep proklamasi kemerdekaan negara [[Indonesia]] baru rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "''[[Piagam Jakarta]]''", sedangkan konsep [[Undang-Undang Dasar]] hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat "''[[Piagam Jakarta]]''". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang
== Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI ==
[[Berkas:Sidang BPUPKI - 3.jpg|
Pada tanggal
Tugas "''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan ([[bahasa Belanda]]: ''[[:nl:Preambule|preambule]]'') serta batang tubuh [[Undang-Undang Dasar]]
Anggota "''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''" sendiri terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan nasional [[Indonesia]], sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah ''[[Hindia-Belanda]]'', terdiri dari: 12 orang asal [[Jawa]], 3 orang asal [[
Secara simbolik "''
Pada saat "''
Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaan [[Indonesia]] bisa diberikan oleh pemerintah pendudukan militer [[Jepang]] adalah tergantung kepada sejauh mana semua hasil kerja dari "''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''". [[Terauchi|Jendral Terauchi]] kemudian akhirnya menyampaikan keputusan pemerintah pendudukan militer
[[Berkas:Indonesia declaration of independence 17 August 1945.jpg|
Sementara itu dalam sidang "''
Setelah itu [[Mohammad Hatta|Drs. Mohammad Hatta]] masuk ke dalam ruang sidang "''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''" dan membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "''pembukaan'' ([[bahasa Belanda]]: "''[[:nl:Preambule|preambule]]''") dan ''batang tubuh [[Undang-Undang Dasar]] [[1945]]''", yang saat ini biasa disebut dengan hanya ''[[Undang-Undang Dasar|UUD]] [[1945|'45]]'' adalah
::* '''Pertama''', kata “''
::* '''Kedua''', anak kalimat "''[[Piagam Jakarta]]''" yang menjadi pembukaan ''[[Undang-Undang Dasar]] [[1945]]'', diganti
::* '''Ketiga''', kalimat yang menyebutkan “''Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam''”, seperti tertulis dalam '''pasal 6 ayat 1''', diganti dengan mencoret kata-kata “''dan beragama Islam''”.
::* '''Keempat''', terkait perubahan ''poin Kedua'', maka '''pasal 29 ayat 1''' dari yang semula berbunyi: “''Negara berdasarkan atas
"''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''" sangat berperan dalam penataan awal negara [[Indonesia]] baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menganggap "''[[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]]''" sebagai sebuah lembaga buatan pihak pemerintah pendudukan militer [[Jepang]], namun terlepas dari anggapan tersebut, peran serta jasa badan ini sama sekali tak boleh kita remehkan dan abaikan, apalagi kita lupakan. Anggota "''
==
* [[Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945]]
== Referensi ==
; Catatan kaki
{{reflist
Baris 115 ⟶ 134:
{{refbegin|2}}
-->
{{BPUPKI}}
|