J.A. Katili: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Riwayat hidup: penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (6), Beliau → Dia |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(43 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{fansite|date=April 2017}}
{{Infobox Person
| name = J.A. Katili
| image = J.A Katili.jpg
| imagesize =
| caption =
| pseudonym =
| birth_name = John Ario Katili
| birth_date = {{birthdate|1929|6|9}}
| birth_place = [[Kota Gorontalo|Gorontalo]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2008|06|19|1929|6|9}}
| death_place =
| occupation = [[Akademisi]], [[Diplomat]]
| nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
| education = {{ubl|[[ITB]]|[[:en:University of Kentucky|University of Kentucky]]|[[:en:University of Los Angeles|University of Los Angeles]]}}
| citizenship =
| period =
| genre =
| subject =
| movement =
| notableworks =
| spouse = Ileana Syarifah Uno
| partner =
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->2
| relatives =
| awards =
| signature =
| website =
}}
== Riwayat hidup ==
Baris 7 ⟶ 35:
Lulus SMA, meninggalkan Gorontalo dia memilih Faculteit van Wis- en Natuurkunde Universiteit van Indonesie (FIPIA) di [[Bandung]] yang kemudian menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung ([[ITB]]), yang boleh dibilang saat itu sangat tidak populer dibandingkan dengan fakultas lain yang menghasilkan gelar seperti insinyur, dokter, atau sarjana hukum. Memilih geologi bagi dia bukan tanpa alasan. Geologi, berperan sebagai wahana pengkajian dan pemanfaatan sumberdaya alam, yakni mineral, energi, air serta penerapan perekayasaan lingkungan hidup dan mitigasi bencana alam. "Geologi juga disebut sebagai pemersatu berbagai jenis ilmu pengetahuan, yakni untuk mempelajari bumi, jenis batuan, sifat kimia dan fisika," tegasnya.
Tekadnya untuk merantau meninggalkan daerah kelahirannya Gorontalo ke Bandung adalah untuk menuntut ilmu, karenanya dia bertekad akan memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar, belajar dan belajar. Benar saja, karena kepandaiannya, dia menjadi murid kesayangan Prof Dr Theodorus Henricus Franciscus Klompe, pakar geologi tapi dianggap 'killer'. Bahkan, saking 'cintanya' kepada dia, Klompe sempat 'mewasiatkan' 7 peti buku-buku bacaannya kepada Katili. Dari perkenalan dengan Klompe itulah 'kepakaran' seorang Katili dimulai. Dia menamatkan studinya pada tanggal 9 November 1956, tidak lama dia pun langsung melanjutkan studi ke
Singkat cerita pada tahun 1959, diusia yang relatif muda yakni 30 tahun, dia merampungkan studi doktoralnya di ITB Bandung. Katili dinyatakan sebagai doktor geologi pertama ITB dengan disertasi berjudul 'Investigators on the Lassi Granite Mass Central Sumatera' dan mendapat predikat cumlaude. Setahun kemudian, putra ke-8 pasangan Abdullah Umar Katili dan Tjimbau Lamato ini langsung 'diresmikan' menjadi guru besar ITB dengan menambah satu gelar di depan namanya, 'profesor' pada tahun 1961.
John Ario Katili mengemukakan bahwa dalam Pelita IV, sumber daya mineral nonmigas mendapat perhatian utama pemerintah dalam upaya melepaskan diri dari ketergantungan pada ekspor migas. Belajar dari pengalaman meletusnya Gunung Galunggung di Jawa Barat pada tanggal 5 April 1982 silam, Katili mengingatkan bahwa banyak kota di Indonesia yang ”rawan gempa”. Ia menyebut Banda Aceh, Padang, Bukittinggi, sejumlah kota di pantai barat Jawa, kemudian Palu, Ambon, Sorong, dan Biak. Geolog yang pernah mendalami ilmunya di Universita Innsbruck, Austria ini menyarankan sebaiknya masyarakat setempat tidak mendirikan bangunan bertingkat.
Baris 17 ⟶ 45:
Di samping menjadi anggota berbagai organisasi profesional di luar negeri, J. A. Katili pernah ditunjuk NASA sebagai penyelidik utama satelit Erts-A di Indonesia. Ia telah menulis sekitar 50 makalah ilmiah, yang dipublikasikan di berbagai negeri. Bukunya yang telah terbit antara lain 3.000 Juta Tahun Sejarah Bumi dan Sumber Alam untuk Kesejahteraan dan Ketahanan Nasional.
Pria yang beristrikan, Ileana Syarifah Uno, yang mempunyai dua orang anak, masing – masing Amanda Katili dan Werner Katili ini hobby dengan
Atas berbagai pengabdiannya, dia mendapat anugerah [[Bintang
Kini namanya di kenang harum di bumi Indonesia. Prof. Dr. John Ario Katili meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 19 Juni 2008, sekitar pukul 17.30 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta.<ref>[http://cetak.kompas.com/read/2008/06/20/00525127/pakar.geologi.ja.katili.meninggal.dunia Obituari J. A. Katili]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Doktor pertama di bidang geologi dari ITB putra daerah Gorontalo ini meninggal akibat pembuluh darah di bagian kakinya pecah. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka perumahan Bintaro Sektor III, Jalan Pinguin V CH 6 Jakarta Selatan. Dimakamkan pada hari Jumat, tanggal 20 Juni 2008.
Melihat riwayat hidupnya, wajar kalau sosok yang akrab dipanggil John oleh sebayanya, atau Pak Katili oleh generasi cucu murid seperti Rektor ITB ini, punya banyak teman dari berbagai lingkungan. John Ario Katili adalah geolog dan ahli ilmu kebumian top, pendidik, birokrat, politisi, serta diplomat. Akan tetapi, dari semua itu, ciri yang paling menonjol dari John adalah sebagai ilmuwan. Tentang hal ini, Wapres punya cerita. Saat John jadi duta besar di Moskwa, [[Jusuf Kalla]] datang sebagai Menteri Perdagangan. Ketika semobil, ia berharap John berkomentar tentang perdagangan, nyatanya dia terus berkisah tentang ilmu kebumian.
Kalau kemudian John bisa menyusuri karier di bidang yang amat ditekuninya, itu tak lepas dari keahlian khusus yang dimilikinya sebagai profesional. Keahlian khusus ini memang dia pupuk dengan tekun melalui riset dan sosialisasi sains. Misalnya, John menulis Ihtisar 3.000.000.000 Tahun Sejarah Bumi yang menjadi salah satu bacaan favorit siswa SMP pada paruh dekade 1950-an. Kalau masyarakat Indonesia mau menyusuri kembali buku- buku yang ditulis John, banyak inspirasi yang bisa digali. Misalnya tentang bagaimana sumber alam bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan ketahanan nasional seperti yang dia tuliskan dalam karya ilmiahnya.
== Biografi ==
▲Nama : Prof. Dr. John Ario Katili<br />
▲Lahir : Gorontalo, 9 Juni 1929<br />
Meninggal
Isteri
Anak : Amanda Katilli; Werner Katilli▼
Agama: Islam
== Pendidikan ==
Baris 64 ⟶ 96:
Sekitar 250, dari tahun 1951-2005
==
==== Dalam Negeri<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021}}</ref> ====
* Bintang Mahaputera Adipradana, 1997▼
*{{Flag|Indonesia}} :
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (30 Juli 1996)
**[[File:PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Utama]] (21 Juli 1984)
==== Luar Negeri<ref>{{Cite web|date=2020-04-17|title=Prof. John Ario Katili|url=https://aldoluthfan.wordpress.com/2020/04/17/prof-john-ario-katili/|website=Biografi Nasional|language=en|access-date=2023-11-26}}</ref> ====
*{{Flag|Belanda}} :
**[[File:Order of Orange-Nassau Commander Ribbon Bar.png|70px]] Commander of the [[:en:Order of Orange-Nassau|Order of Orange-Nassau]] (23 Oktober 1995)
** Van Waterschoot van der gracht Medal (1994)
*{{Flag|Perancis}} :
**[[File:Commander of Legion of Honour Ribbon Bar.png|70px]] Commander of the National [[:en:Legion of Honour|Order of the Legion of Honour]] (1989)<ref>{{Cite web|title=Album, edisi : Edisi 1989-06-10 {{!}} majalah.tempo.co|url=https://majalah.tempo.co/edisi/1370/1989-06-10/album|website=majalah.tempo.co|language=en|access-date=2023-11-26}}</ref>
=== Doktor Kehormatan ===
*Doktor Kehormatan Swedia (1988)<ref>{{Cite web|date=1988-06-04|title=Gelar kehormatan buat katili|url=https://majalah.tempo.co/read/album/27300/gelar-kehormatan-buat-katili|website=Tempo|language=en|access-date=2023-11-26}}</ref>
== Rujukan ==
Baris 74 ⟶ 114:
== Pranala luar ==
* Ensiklopedi Tokoh Indonesia
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{Succession box
|title = [[Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Wakil Ketua MPR]]/[[Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat|DPR RI]]
|years = 1992–1997
|with = [[Ismail Hassan Metareum]]<br/>[[Ahmad Amiruddin]]<br/>[[Soerjadi (politikus)|Soerjadi]]<br/>[[Soetedjo (militer)|Soetedjo]]
|before = <small>[[Saiful Sulun]]<br/>Raden Sukardi<br/>Raden Soeprapto<br/>[[Soerjadi (politikus)|Soerjadi]]<br/>[[Djaelani Naro]]</small>
|after = <small>[[Syarwan Hamid]]<br/>[[Hari Sabarno]]<br/>[[Abdul Gafur]]<br/>[[Ismail Hassan Metareum]]<br/>Fatimah Achmad<br/>[[Poedjono Pranyoto]]</small>
}}
{{s-dip}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia|Duta Besar Indonesia untuk Rusia]]
| tahun = 1999–2000
| pendahulu = Tjahjono
| pengganti = [[Susanto Pudjomartono]]
}}
{{kotak selesai}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Katili, John Ario}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:Geolog Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh Gorontalo]]
[[Kategori:Marga Gorontalo]]
[[Kategori:Tokoh dari Gorontalo]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1992–1997]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Rusia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
|