Kebonturi, Jaken, Pati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Saya menambahkan nama kepala desa pada kolom template. |
k →top: pembersihan kosmetika dasar |
||
(19 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|kecamatan =Jaken
|kode pos =59184
|luas =
|Kepala Desa = Agus Junaedi}}
'''Kebonturi''' adalah sebuah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Jaken, Pati|Jaken]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Ada juga sebagian orang yang lebih suka menyebut desa ini dengan sebutan '''Mbenturi'''. Desa
Desa [[Kebonturi, Jaken, Pati|Kebonturi]] terbagi atas beberapa [[dusun]], antara lain: ''Kedhong Tegok'', ''Cabean'', dan ''Njarak''.▼
Desa yang terletak paling barat di Kecamatan Jaken ini termasuk ke dalam kategori [[desa]] yang cukup berkembang, khususnya untuk sarana infrastruktur yang dimiliki. Jalan utama desa yang membentang sepanjang 1,6 KM dari Jalan Raya Jakenan-Jaken pun sudah diaspal/hotmix dilengkapi dengan lampu penerangan jalan saat malam hari, sedangkan 80% jalan gang/jalan kecil di dalam desa juga sudah di cor semen.
'''Batas Wilayah :'''▼
▲Desa
<br />
-
<br />
-
<br />
-
<br />
-
Nama '''Kebonturi''' sendiri diambil dari banyaknya '''[[Turi|Pohon Turi]]''' (''Sesbania grandiflora'') yang tumbuh di desa ini, baik di
Sedangkan penamaan '''Mbenturi''' berkaitan erat dengan '''[[Legenda]]'''/cerita asal-usul desa lain di kecamatan Jaken, khususnya Desa [[Sukorukun, Jaken, Pati|Sukorukun]] dan [[Sriwedari, Jaken, Pati|Sriwedari]].
Legenda turun-temurun mengisahkan bahwa saat itu Kek Kebogiro sedang bertarung dan mengejar Brandal Tengkal karena sudah menculik calon istrinya, Nyi Roro Ireng. Mereka bertarung sengit dan saling kejar sampai tidak memperdulikan sekitarnya, sehingga berulang kali mereka menabrak [[Turi|'''Pohon Turi''']]'''.'''
Kata ''"Menabrak"'' dalam bahasa jawa sama artinya dengan kata ''"Mbentur''". Jadi Mbenturi, menurut cerita rakyat yang beredar berasal dari frasa ''"<u>Mbentur-Mbentur Wit Turi</u>"'' atau ''"Berulang kali menabrak Pohon Turi"'', maka sejak saat itu dikenallah Desa Kebonturi dengan sebutan Mbenturi.
Sama seperti desa lainnya, desa Kebonturi/Mbenturi sendiri masih lekat dengan budaya leluhur, salah satunya adalah adanya tradisi mengitari ''Punden'' bagi warga masyarakat Kebonturi yang menikah atau sering disebut dengan istilah '''''"Ngarak"'''''.
Menurut [[Kamus Besar Bahasa Indonesia|KBBI]], "''pun·den /pundén/"'' memiliki definisi: tempat terdapatnya makam orang yang dianggap sebagai cikal bakal masyarakat desa; tempat keramat; atau sesuatu yang sangat dihormati. Punden di Desa Kebonturi terdiri dari 2 (dua) pohon besar yang berlokasi di tengah desa, yaitu Pohon '''[[Asam jawa|Asem Jawa]]''' dan Pohon Kecacil/'''[[Kesambi]]'''.
<br />
Mayoritas
Untuk menampung air hujan guna mencukupi kebutuhan pengairan sawah milik penduduk, sudah dibangun 4 (empat) [[waduk]]/jomblangan berukuran sedang yang terletak di persawahan selatan desa, utara desa, barat desa, dan timur desa.<br />
<br />
''Oleh:''
▲Nama '''Kebonturi''' sendiri diambil dari banyaknya '''[[Turi|Pohon Turi]]''' (''Sesbania grandiflora'') yang tumbuh di desa ini, baik di daerah persawahan atau juga tumbuh di sekitar rumah warga.
▲Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan karyawan pabrik di daerah [[Juana|juwana]] dan [[Pati]]. Sebagian pemuda juga ada yang pergi mengadu nasib ke luar kota dan ke luar negeri.
▲''Oleh:'' --[[Pengguna:Abdul Wahab, S.Pd.|Abdul Wahab, S.Pd.]] ([[Pembicaraan Pengguna:Abdul Wahab, S.Pd.|bicara]]) 7 April 2014 10.36 (UTC)
{{Jaken, Pati}}
{{kelurahan-stub}}▼
{{Authority control}}
|