Gua Selarong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
k ~ |
||
(37 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{More citations needed}}{{Infobox cave|name=Gua Selarong|other_name=|photo=|photo_width=|photo_alt=|photo_caption=|map=|map_width=|map_alt=|map_caption=|mapframe=<!-- set to "yes" to show an interactive map -->|location=[[Guwosari, Pajangan, Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], Indonesia|land_registry_number=|grid_ref_UK=|grid_ref_Ireland=|grid_ref=|coords=|coords_ref=|depth=|length={{convert|2,9|m|ft|abbr=on}}|height_variation={{convert|1,12|m|ft|abbr=on}}|elevation=|discovery=|geology=|entrance_count=|entrance_list=|difficulty=Mudah|hazards=|access=|show_cave=|show_cave_length=|lighting=|visitors=|features={{hlist|Gua|air terjun}}|survey=|survey_format=}}
'''Gua Selarong''' ({{lang-jv|ꦒꦸꦮꦱꦼꦭꦫꦺꦴꦁ|Guwa Selarong}}) atau bisa disebut '''Gua Diponegoro''', adalah gua [[sejarah|bersejarah]] sekaligus [[tempat wisata]] [[alam]] dan [[religi]] yang terletak di [[Pajangan, Bantul|Pajangan]], [[Kabupaten Bantul|Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], Indonesia.
Gua Selarong memiliki panjang 2,9 m, tinggi 1,12 m, serta lebar 92 cm. Terdapat dua gua pada Gua Selarong, yakni Gua Kakung untuk Pangeran [[Diponegoro]], dan Gua Putri untuk selirnya Raden Ayu Ratnaningsih.<ref>{{Cite web|last=Yogyakarta|first=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D. I.|date=2018-02-08|title=Gua Selarong|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/gua-selarong/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|language=en-US|access-date=2022-11-01|archive-date=2022-11-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20221101103909/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/gua-selarong/|dead-url=no}}</ref>
==Perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong==▼
▲== Perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong ==
Pada tanggal 21 Juli 1825, pasukan Belanda pimpinan asisten [[Residen Chevallier]] mengepung rumah [[Pangeran Diponegoro]] di [[Tegalrejo]] untuk menangkap [[Pangeran Diponegoro]]. Akan tetapi [[Pangeran Diponegoro]] berhasil meloloskan diri dan menuju ke Selarong. Di tempat tersebut secara diam-diam telah dipersiapkan untuk dijadikan markas besar. Selarong sendiri merupakan desa ''strategis'' yang terletak di kaki [[bukit|bukit kapur]], berjarak sekitar enam pal (sekitar 9 km) dari
Dengan demikian pada akhir Juli 1825 di Selarong telah berkumpul bangsawan-bangsawan yang nantinya menjadi panglima dalam pasukan [[Pangeran Diponegoro]]. Mereka adalah [[Pangeran Mangkubumi]], [[Adinegoro|Pangeran Adinegoro]], [[Pangeran Panular]], [[Adiwinoto Suryodipuro]], [[Blitar]], [[Kyai
[[Pangeran Diponegoro]] juga memerintahkan [[Joyomenggolo]], [[Bahuyudo]], dan [[Honggowikromo]] untuk memobilisasi penduduk desa sekitar Selarong dan bersiap melakukan perang. Di tempat ini juga disusun strategi dan langkah-langkah untuk memastikan sasaran yang akan diserang. Pada tanggal 31 Juli 1825 [[Pangeran Diponegoro]] dan [[Pangeran Mangkubumi]] menulis surat kepada masyarakat Kedu agar bersiap melakukan [[perang]]. Dalam surat itu dia mengatakan bahwa sudah saatnya Kedu kembali ke wilayah [[Kasultanan Yogyakarta]] setelah dirampas oleh [[Belanda]].
Di Selarong dibentuk beberapa [[batalyon]] yang dipimpin oleh [[Ing Ngabei Joyokusumo]], [[Pangeran Prabu Wiromenggolo]], dan [[Sentot Prawirodirjo]] dengan pakaian dan atribut yang berbeda. Sepanjang bulan Juli 1825 hampir seluruh pinggiran kota diduduki oleh pasukan [[Diponegoro]]. Markas besar [[Pangeran Diponegoro]] di Selarong dipimpin oleh lima serangkai yang terdiri dari [[Pangeran Diponegoro]] sebagai ketua markas, [[Pangeran Mangkubumi]] merupakan anggota tertua sebagai
Pada tanggal 7 Agustus 1825 Pasukan Diponegoro dengan kekuatan sekitar 6.000 orang menyerbu [[Negara Yogyakarta]] dan berhasil menguasainya. Meski demikian [[Pangeran Diponegoro]] tidak menduduki kota Yogyakarta dan
Peristiwa 21 Juli 1825 di Yogyakarta sampai kepada Komisaris Jenderal [[van Der Capellen]] pada tanggal 24 Juli 1825. Selanjutnya diputuskan untuk mengangkat
Berbagai upaya dilakukan oleh [[Jenderal De Kock]] antara lain menulis surat kepada
Selama bermarkas di Selarong pasukan [[Belanda]] telah melakukan penyerangan tiga kali Serangan pertama pada tanggal 25 Juli 1825 yang dipimpin oleh [[Kapten Bouwes]]. Serangan ini merupakan aksi perlawanan [[Pangeran Diponegoro]] di Logorok dekat Pisangan [[Yogyakarta]], yang mengakibatkan 215 pasukan [[Belanda]] menyerah. Serangan kedua pada bulan September 1825 di bawah pimpinan Mayor [[Sellwinj]] dan Letnan Kolonel [[Achenbac]] dan serangan ketiga tanggal 4 November 1825. Setiap pasukan [[Belanda]] menyerang Selarong maka Pasukan Pangeran Diponegoro menghilang di goa-goa sekitar Selarong.
==
* [[Pangeran Diponegoro]]
* [http://www.jogjatrip.com/id Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya]▼
* [[Makam Pangeran Diponegoro]]
* [[Keraton Yogyakarta]]
== Referensi ==
[[Kategori:Gua di Indonesia|Selarong]]▼
{{Reflist}}
[[Kategori:Tempat wisata di Yogyakarta]]▼
[[Kategori:Kabupaten Bantul]]▼
== Pranala luar ==
▲* [http://www.jogjatrip.com/id Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://masbei.com/goa-selarong-jogja/ Wisata Goa Selarong] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230328015453/https://masbei.com/goa-selarong-jogja/ |date=2023-03-28 }}
{{Topik Yogyakarta}}
▲[[Kategori:Kabupaten Bantul]]
▲[[Kategori:Gua di Indonesia|Selarong]]
[[Kategori:Pajangan, Bantul]]
|