Kebudayaan Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 8185673 oleh 202.67.44.75 (bicara) |
k →Islam dan Tamadun Dunia: pembersihan kosmetika dasar |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
<!--{{Islam}}-->
<!--{{rapikan}}-->
{{rapikan}}
Baris 11 ⟶ 12:
==Pengaruh Tamadun Islam di Alam Melayu==-->
{{islam-stub}}▼
▲[[Kategori:Budaya Islam]]
<!-- KEBUDAYAAN ISLAM
Baris 25 ⟶ 22:
Menurut konsepsi islam ortodoks, wahyu al- qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu merupakan kebenaran akhir, yang valid untuk segala waktu, semua agama dan seluruh kemanusiaan. Dalam intepretasi ini, agama islam tidak dapat diubah dan tidak dapat disesuaikan dengan realitas apapun, karena agama islam merupakan agama terakhir yang di turunkan kepada Nabi terakhir (“Khatam an- nabiyin” QS: 33: 40).
Isi agama yang sering, yang selalu disampaikan dengan pola-pola budaya, menurut Geertz, memiliki aspek ganda: Isi agama itu memberikan arti pada berbagai realitas sosial dan psikologis bagi para pengaut- penganutnya, yang demikian mendapatkan “suatu bentuk konseptual yang obyektif “, isi agama itu terbentuk oleh realitas dan pada saat yang sama membentuk realitas itu sesuai dengan isi agama itu. Dalam bidang ilmu kebudayaan yang lebih independen dan juga dalam sosiologi dan antropologi budaya atau study kesusastraan, pembaca dihaadapkan dengan berbagai macam study dalam kategori ini. Evaluasi mengenai kesustraan ini sebenarnya menjadi tugas tersendiri.
Dalam kontek antropologi interpretatifnya, upaya geertz untuk memeahami agama sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai simbol yang memberikan arti. Menurut Geertz agama adalah suatu sistem simbol yang bertindak untuk menetapkan dorongan hati dan motivasi yang kuat, menembus, dan bertahan lama pada manusia dengan cara memformulasikan berbagai konsep tentang suatu tatanan umum dari yang hidup dan mewarnai konsep- konsep ini dengan aura fakyualitas sehingga (dorongan hati dan motivasi itu tampak sangat realistik). Dari inteprestasi Geertz terdapat pada asumsi bahwa agama sebagai suatu sistem budaya yang mengandung konsep- konsep tentang suatu tatanan umum keberadaan yang penting bagi orang- orang yang beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.
B. APAKAH ISLAM?
Baris 35 ⟶ 32:
4. Membayar zakat ( pemberian untuk orang miskin )
5. Hajji (Ziarah ke mekkah )
Namun demikian agama juga merupakan sebuah realitas sosial, yang terdiri atas suatu sistem yang simbolik yang beragam secara kultural dan yang berubah menurut sejarah. Sebenarnya al-qur’an mengakui adanya manusia yang berbeda-beda sebagaimana yang ditunjukkan dalam al- qur’an (49
Seperti agama monolitik lain, islam bersifat universalis. Dalam kurun perkembangannya islam telah dianut oleh banyak non- arab dan non- bahasa arab di afrrika dan asia. Selama penggal sejarah timbulnya islam, peradapan dunia meliputi dua kerajaan yaitu: Sasanid Persia dan Bizantin Roma. Ada juga gerakan islam pada masa sejarah yaitu” Gerakan Wahabi “ Menurut orang Orientalis R. Hartmann menegaskan bahwa gerakan wahabi ini adalah suatu gerakan keagamaan tidak lebih dari suatu reaksi alam terhadap adaptasi islam dengan kondisi budaya yang kompleks, yang jelas telah menyebabkan melemahnya ide-ide inti dari pendiri agama dan yang menunjukkan proses “ Westernisasi” suatu reaksi, yang didasarkan pada empat mazdhab dalam sunni yaitu mazdhab Ahmad b. Hanbal yang harus dipahami dalam kaitannya dengan masyarakat yang ada di arab, yang sulit untuk dirubah dengan cara apapun sejak pada zaman Nabi.
Disamping konsep tentang islam yang bersifat kuno (archaik ) dan modernis sejak pergantian abad itu juga terdapat gerakan yang mengarah pada sekulaisme islam.
Baris 41 ⟶ 38:
C. PENEGAKAN AGAMA ISLAM DAN SASARAN PENGEMBANGANNYA
Situasi historis saat islam datang ditandai oleh tidak adanya kesatuan. Karena pada saat itu kerajaan besar islam yaitu Byzantin dan Sasanid di Persia dalam kondisi perang. Setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah sebagai akibat dari penganiayaan politik pada tahun 622, maka beliau mendirikan struktur politik islam yang pertama, yang prinsip- prinsip dasarnya diletakkan pada “aturan kota mekkah “(municipal code of madinah) Sejarawan internasional keenam dalam bidang islam pada masa awal, yaitu W. Montgomery Watt, menegaskan bahwa aturan baru itu “pada hakikatnya menunjukkan suatu perjanjian aliansi sesuai dengan prinsip- prinsip arab tradisional...selain itu, masuk kedalam aliansi itu menjadi persyaratan utama untuk mengadopsi islam....Muslim non arab menjadi orang yang dibela oleh suku-suku arab, Kelompk-kelompok non muslim menjadi “ minoritas yang dilindunngi”....Ditegaskan dalam dua pasal bahwa dalam peristiwa terjadinya pertentangan yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam komuitas, maka masyarakat harus kembali kepada “ Allah dan Muhammad”
Di dalam islam ada beberapa firqoh-firqoh yang satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan. Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa diubah lagi, dan sudah termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab usuluddin. Dalam kitab Bugyatul Murstarsyidin, karangan Mufti Syaikh Sayid Abdurrohman Bin Muhammad bin Husain bin Umar, yang dimasyhurkan dengan gelar Ba’ Alawi, pada pagina 398, cetakan Mathba’ah Amin Abdul Majid Cairo (138), bahwa 72 firqoh yang sesat berpokok pada 7 firqoh, yaitu
1. Kaum Syi’ah, kaum yang berlebih-lebihan memuja Saidina Ali Karamllahu Wajhahu, kaum syi’ah kemudian berpecah menjadi 22 aliran.
2. Kaum Khawari yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci Syaidina ‘Ali, kaum khawari kemudian berpecah menjadi 20 aliran.
Baris 48 ⟶ 45:
5. Kaum Najariyah, yaitu kaum yang menfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidaka ada. Kaum Najariyah pecah menjadi 3 aliran.
6. Kaum Jabariyah, yaitu kaum yang menfatwakan bahwa, manusia “majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa. Kaum ini hanya 1 aliran’
7. Kaum Musyabbihah, yaitu kau yang menfatwakan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia. Kaum ini hanya 1 aliran saja.
D. SUMBER-SUMBER KEAGAMAAN
Baris 54 ⟶ 51:
Tidak hanya para ahli yang menyadari bahwa al-qur’an diakui oleh semua muslim sebagai sumber islam yang utama, tapi tidak hanya pada al-qur’an saja karena kita sebagai orang muslim sumber ajaran yang dipakai adalah al-qur’an dan sunnah. Dengan bersandar pada al-qur’an dan sunnah, islam menginterpretasikan dirinya tidak hanya sebagai suatu agama monoteistik, tetapi juga sebagai suatu aturan legeslatif yang dipahami dalam konteks teosentris. Syari’ah hukum islam merupakan bagian dari inti keyakinan ini.
Menurut doktrin islam pembangunan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang muncul dari sumber keagamaan ini. Maka interpretasi hubungan antara islam dengan pembangunan tidak ada yang dapat menghindari analisis tentang arti penting al-qur’an dan sunnah, serta syari’at.
Arti penting Al-qur’an bagi kaum muslim sebagai sumber dari persepsi mereka tentang pembangunan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang hanya dapat dipahami dan posisinya yang sesungguhnya hanya dapat diketahui dengan cara memahami ajaran islam, yang menurut ajaran islam Al-qur’an merukakan firman Allah SWT baik dalam bentuk maupun isinya.
E. PERKEMBANGAN ISLAM MASA KINI
Dalam perkembangan islam pada masa kini ajaran islam berkembang dengan dilatar belakangi dengan beberapa faktor diantaranya adalah
♦ Berkembangnya lembaga- lembaga islam
Di dalam lembaga- lembaga islam juga terdapat lembaga- lembaga non formal diantaranya
a. Kuttab sebagai lembaga pendidikan dasar (tempat belajar menulis)
b. Pendidikan rendah di istana
Baris 69 ⟶ 66:
h. Perpustakaan
i. Masjid
Dalam perkembangan islam telah melahirkan pendidikan- pendidikan islam di dunia. Dalam pendidikan islam terdapat aliran- aliran pemikiran dalam islam yang terbagi menjadi dua aliran, Aliran Rasional dan Aliran Tradisional
a. Aliran Rasional adalah aliran yang memepercayai sunnatullah (natural law), funsi akal yang tinggi, dan kebebasan manusia, menekankan pada nilai-nilai universal yang ditekankan oleh al-qur’an, ayat yang kontradiksi dengan akan ditafsirkan dengan takwil. Aliran ini adalah Qodqriyqh, Mu’tazilah, dan Syi’ah.
b. Aliran tradisional adalah aliran yang tidak terlalu meyakini sunnatullah sebagai suatu ketentuan, sebab Allah bisa saja melakukan sesuatu di luar hukum alam (natural law), kedudukan akal tidak terlalu tinggi, sebab akal manusia selalu menyimpang dan menuruti hawa nafsunya. Pengendali manusia dalam segala perbuatannya adalah Allah, takwil dilakukan tapi tidak terlalu jauh dari teks ayat. Aliran ini adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
F. PUNCAK KEMAJUAN ILMU DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Baris 84 ⟶ 81:
7. Dan Dalam Bidang Sosial
Dalam masyarakat pada umumnya islam telah mempersembahkan kepada dunia, suatu tinkat budaya tinggi yang menjadi mencusur budaya umat manusia beberapa abad sesudahnya. Dalam bentuk sulaman, seni ukiran, nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang- barang tenunan yang indah yang terkenal pada masa itu. Seni musik dan seni lukis, apalagi seni sasteranya, dunia islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia pada masanya.
Dalam kemajuan islam telah melahirkan pemikiran- pemikiran intelektual bagaimana islam masih dapat berkembang di dunia modernisasi, karena makin besarnya pengaruh arus modernisasi tak mungkin islam mengelak dari zaman modern saat ini, maka dari itu islam memberikan pendidikan tentang Membangun Manusia Modern yang Qur’aini. Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf
1. Memiliki tanggung jawab pribadi dan sikap jujur
2. Menunda kesenangan sesaat demi kesenangan adadi
Baris 92 ⟶ 89:
Demikianlah dunia islam dimasa jayanya, yang dihiasi dengan berbagai unsur budaya dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagai taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dengan buah dan bunga yang beraneka warna. -->
[[Kategori:Budaya Islam]]
▲{{islam-stub}}
|