Kabupaten Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Quoth nevermore (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
 
(545 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{dati2tentang|nama=Kabupatenkabupaten|kecamatan bernama sama|Kecamatan Bojonegoro}}
{{redirect|Bojonegoro}}
|propinsi=[[Jawa Timur]]
{{pp-vandalism|small=yes}}
|ibukota=Bojonegoro
{{Dati2
|luas=2.384,02 km²
| settlement_type = Kabupaten
|penduduk=1.213.000 (2003)
| nama = Kabupaten Bojonegoro
|kepadatan=509
| translit_lang1_type1 = [[Bahasa Jawa|Jawa]]
|kecamatan=27
| nama lain =
|kelurahan=-
| lambang = Seal of Bojonegoro Regency.svg
|kodearea=0353
| peta = Locator kabupaten bojonegoro.png
|dau=Rp. -
| translit_lang1_info1 = {{resize|10pt|''Bojånagårå''}} {{font|size=60%|([[Bahasa Jawa#Fonologi|Gêdrig]])}}<br> {{resize|11pt|بَوجاناڮارا}} {{font|size=60%|([[Abjad Pegon|Pégon]])}}<br> {{resize|10pt|ꦧꦺꦴꦗꦤꦒꦫ}} {{font|size=60%|([[Aksara Jawa|Hånåcåråkå]])}}
|lambang= [[Gambar:Lambang bojonegoro.jpg|80px]]
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|peta= [[Gambar:Locator_kabupaten_bojonegoro.png]]
|perrow = 1/2/2
|koordinat=-
|image1=Hutan Bojonegoro.jpg
|dasar hukum=-
|image2=Minyak Bojonegoro.jpg
|tanggal=-
|image3=Bojonegoro temple.jpg
|motto=-
|image4=Kayangan Api Bojonegoro1.jpg
|kepala daerah=[[Bupati]]
|image5=Bojonegoro bengawan solo.jpg
|nama kepala daerah=-
|web=www.bojonegoro.go.id
}}
| caption = '''Dari atas, kiri ke kanan'''; Hutan Jati di Bojonegoro; penambangan minyak tradisional di Kedewan; Klenteng Hok Swie Bio; Kayangan Api; Aliran Bengawan Solo
| koordinat = {{Coord|-7.150191|111.881532|display=inline, title}}
| motto = Jêr kartå raharjå måwå karyå<br />{{small|{{jv}} Bekerja keraslah untuk mewujudkan daerah yang sejahtera}}<br/>(1977 Masehi)<ref name="lambang">Lambang Kabupaten Bojonegoro, ditetapkan berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 1977.</ref>
| semboyan = Bojonegoro Produkif
| slogan = Pinarak Bojonegoro
| julukan = {{hlist|Bumi Energi|<br>Tanah Brahmana}}<!--untuk daerah kabupaten, tidak disebutkan julukan "kota"-->
| propinsi = [[Jawa Timur]]
| ibukota = [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
| luas = 2307,06
| luasref = <ref>{{cite web|url=https://bojonegorokab.bps.go.id/statictable/2015/03/24/82/luas-wilayah-menurut-kecamatan-di-kabupaten-bojonegoro.html|title=Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro|website=https://bojonegorokab.bps.go.id/|date=(14 April 2018)|accessdate=10 Juni 2021|archive-date=2021-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210610090331/https://bojonegorokab.bps.go.id/statictable/2015/03/24/82/luas-wilayah-menurut-kecamatan-di-kabupaten-bojonegoro.html|dead-url=no}}</ref>
| penduduk = 1350650
| penduduktahun = [[2023]]
| pendudukref = <ref name="BOJONEGORO">{{cite web|url=https://bojonegorokab.bps.go.id/publication/2021/02/26/f8d1dfdad9922c614c7b3ee6/kabupaten-bojonegoro-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Bojonegoro Dalam Angka 2021|website=www.bojonegorokab.bps.go.id|accessdate=13 April 2021|pages=6, 33,|format=pdf|archive-date=2021-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210413080139/https://bojonegorokab.bps.go.id/publication/2021/02/26/f8d1dfdad9922c614c7b3ee6/kabupaten-bojonegoro-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan = 556
| kecamatan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|28]]
| kelurahan = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|11]]
| desa = [[Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro|419]]
| dasar hukum = UU No. 12/1950
| tanggal = 8 Agustus 1950
| hari jadi = {{start date and age|1677|10|20}}
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Adriyanto, S.E., M.M., M.A., Ph.D. (Pj)]]
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = [[Lowong]]
| sekretaris daerah = Nurul Azizah
| ketua DPRD = Abdullah Umar
| kodearea = +62 353
| kodepos = [[Daftar kode pos di Indonesia|62111 – 62195]]
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi),<br> [[Bahasa Jawa|Jawa]] (dominan)<br>- [[Bahasa Jawa Pesisir Utara Timur|Jawa Aneman]],<br> [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], [[Daftar bahasa di Indonesia|Lainnya]]
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|98,59% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,97% [[Kekristenan|Kristen]]
** 0,57% [[Protestan]]
** 0,40% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,20% [[Hindu]] |0,12% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,07% [[Konghucu]] |0,05% [[Agama di Indonesia|Lainnya]]<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://jatim.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZGFmNmFiZDQ5NjAyYzVhNDc3ODk1Yjk0&xzmn=aHR0cHM6Ly9qYXRpbS5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxNS8xMS8yMC9kYWY2YWJkNDk2MDJjNWE0Nzc4OTViOTQvamF3YS10aW11ci1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE1Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wOS0wNyAyMTozNzowMA%3D%3D|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=13 April 2021|archive-date=2021-09-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20210907144519/https://jatim.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZGFmNmFiZDQ5NjAyYzVhNDc3ODk1Yjk0&xzmn=aHR0cHM6Ly9qYXRpbS5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxNS8xMS8yMC9kYWY2YWJkNDk2MDJjNWE0Nzc4OTViOTQvamF3YS10aW11ci1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE1Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wOS0wNyAyMTozNzowMA%3D%3D|dead-url=no}}</ref><ref name="AGAMA">{{cite web|url=|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Bojonegoro|website=www.spp2010.bps.go.id|accessdate=20 September 2020}}</ref>}}
| flora = [[Gayam]]
| fauna = [[Merak hijau]]
| zona waktu =
| dau = Rp 986.465.055.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=13 April 2021}}</ref>
| IPM = {{increase}} 69,04 (0.690) <br>{{fontcolor|Orange|Sedang}} ([[2020]])<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2 020|website=www.bps.go.id|accessdate=13 April 2021|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| web = {{URL|http://www.bojonegorokab.go.id/}}
| nomor_polisi = S ''xxxx'' A**/B*/C*/D*
| iso = ID-JI
}}
'''Kabupaten Bojonegoro''' ({{Lang-jv|[[Hanacaraka]]: ꦧꦺꦴꦗꦤꦒꦫ, [[Pegon]]: بَوجاناڮارا|Bojånagårå}}; <small>pengucapan bahasa Jawa:</small> [[Bantuan:Pengucapan|[bod͡ʒɔˈnaɡɔrɔ]]]) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang berada di [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ibukota nya adalah [[Bojonegoro, Bojonegoro|Kecamatan Bojonegoro]]. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan 7 kabupaten, yaitu di bagian utara dengan [[Kabupaten Tuban]], bagian timur dengan [[Kabupaten Lamongan]], bagian selatan dengan [[Kabupaten Jombang]], [[Kabupaten Nganjuk]], [[Kabupaten Madiun]], dan [[Kabupaten Ngawi]], serta bagian barat dengan [[Kabupaten Blora]] (Jawa Tengah).
 
Komoditas lokal berupa minyak bumi, sumur kuno, hingga gas alam yang cukup besar, membuat [[Kabupaten Bojonegoro]] dikenal dengan julukan Bumi Energi. Secara historis, potensi minyak bumi Bojonegoro sudah diketahui sejak ribuan tahun silam. Keberadaan minyak bumi Bojonegoro, disinyalir sudah disinggung dalam [[Prasasti Telang]] (903 M), yang menyebut kata ''lna'' (lenga /minyak bumi).
'''Kabupaten Bojonegoro''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah '''Bojonegoro'''. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Tuban]] di utara, [[Kabupaten Lamongan]] di timur, [[Kabupaten Nganjuk]], [[Kabupaten Madiun]], dan [[Kabupaten Ngawi]] di selatan, serta [[Kabupaten Blora]] (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari [[Blok Cepu]], salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.
 
Sebagai gerbang masuk utama Jawa Timur dari arah barat, wilayah barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari [[Blok Cepu]], salah satu sumber deposit minyak bumi utama di Indonesia. Per sensus penduduk [[2020]], penduduk Kabupaten Bojonegoro berjumlah 1.339.100 jiwa dengan kepadatan 580 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="BOJONEGORO" />
==Geografi==
[[Bengawan Solo]] mengalir dari selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kendeng]]. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kapur Utara]].
 
== Sejarah ==
Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta.
Bojonegoro semula bernama Jipang. Wilayahnya meliputi Bojonegoro saat ini, bagian selatan Blora, dan bagian selatan Tuban. Teritorial Jipang dialiri sungai Bengawan dan dipagari Bukit Kendeng Utara. Jipang sudah ada sejak era Kerajaan Singashari. Ini tercatat empiris dalam Prasasti Maribong (1248 M) yang dikeluarkan Raja Wisnuwardhana dari Kerajaan Singashari.
 
Dalam Prasasti Maribong (1248 M), disebutkan bahwa wilayah bernama Maribong (sekarang Dusun Merbong, Desa Payaman, Bojonegoro), yang merupakan bagian dari Tlatah Jipang, dijadikan tanah perdikan khusus peribadatan Para Brahmana. Anugerah ini karena Para Brahmana Jipang punya jasa besar bagi Raja Ken Arok (pendiri Singashari).
==Pembagian administratif==
Kabupaten Bojonegoro terdiri atas 27 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah [[desa]] dan [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan di Kecamatan [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]].
 
Jasa besar para Brahmana Jipang bagi Raja Ken Arok adalah, membantu menyatukan kembali Pulau Jawa, setelah sebelumnya terpisah menjadi dua, Jenggala (Peradaban Pesisir) dan Panjalu (Peradaban Pegunungan). Berkat penyatuan Pulau Jawa yang dilakukan Para Brahmana Jipang itulah, Kemaharajaan Singashari bisa berdiri. Ini menjadi dasar Raja Wisnuwardhana menjadikan Jipang sebagai Tanah Para Brahmana.
==Sejarah==
Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan [[Hindu]] yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya [[Kesultanan Demak]] pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak. Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan [[Pajang]] (1586), dan kemudian Mataram (1587).
 
Dari data historis di atas, Bojonegoro dikenal sebagai Tanah Brahmana. Kabupaten
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1677]], status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun [[1725]], ketika Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.
 
1. Prasasti (903 M), dirilis zaman [[Dyah Balitung|Dyah Balitung Medang Kuno]]
[[Image:Bojonegoro bengawan solo bridge.jpg|right|thumb|Jembatan di atas Bengawan Solo, Bojonegoro]]
 
[[Image:Bojonegoro hero monument.jpg|right|thumb|Monumen pahlawan]]
2. Prasasti Pelem (929 - 947 M), dirilis zaman Raja [[Mpu Sindok|Dyah Pu Sindok Medang]] Jawa Timur.
[[Image:Bojonegoro mosque.jpg|right|thumb|Masjid Agung]]
 
[[Image:Bojonegoro post office.jpg|right|thumb|Kantor Pos Pusat]]
3. Prasasti Pucangan (1041 M), dirilis zaman [[Airlangga|Raja Airlangga]] Medang Kahuripan
[[Image:Bojonegoro residen.jpg|right|thumb|Kantor residen]]
 
4. Prasasti Maribong (1246 M), dirilis zaman [[Wisnuwardhana|Raja Wisnuwardhana]] Singasari
 
5. Prasasti Adan-adan (1301 M), dirilis zaman [[Raden Wijaya]], Raja pertama Majapahit.
 
6. Prasasti Canggu (1358 M), dirilis zaman [[Hayam Wuruk|Raja Hayam Wuruk]], penguasa Terbesar Majapahit.
 
7. Prasasti Sekar (1365 M), dirilis zaman [[Hayam Wuruk|Raja Hayam Wuruk]], penguasa Terbesar Majapahit.
 
8. Prasasti Pamintihan (1473 M), dirilis zaman Raja Suraprabhawa (Bhre Pandansalas) [[Majapahit]].
 
Daftar prasasti di atas, belum termasuk prasasti-prasaati diduga era Medang yang masih banyak di Bojonegoro. Termasuk arca dan sejumlah artefak yang sezaman.
 
Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Jipang juga menjadi vasal istimewa, penghubung pesisir dan pegunungan. Sesuai ''Prasasti Canggu'' (1358 M), penguasa terbesar Majapahit itu memberi banyak titik Naditira Pradeca (pelabuhan sungai) di sepanjang Tlatah Jipang. Seperti dicatat J. Noorduyn dalam ''Further Topographical Notes on the Ferry Charter of 1358,'' ada sebanyak 18 titik pelabuhan Naditira Pradeca di sepanjang Tlatah Jipang.
 
Naditira Pradeca itu dibuka dari Jipang Hilir (Baureno), dan ditutup hingga Jipang Hulu (Margomulyo). Secara ilmiah, Prasasti Canggu (1358 M) telah memperkuat ''trademark'' Jipang (Bojonegoro) sebagai Wangsa Bengawan. Penguasa dan pengendali transportasi sungai Bengawan.
 
Selain memberi banyak titik pelabuhan Naditira Pradeca, Raja Hayam Wuruk juga menjadikan Tlatah Jipang sebagai vasal istimewa. Terbukti, Jipang menjadi vasal yang tak dipimpin Bhre (Bathara). Sebab, telah ditasbihkan sebagai Tanah Brahmana oleh Raja Wisnuwardhana, raja yang juga leluhur dari Raja-raja Majapahit. Keistimewaan Jipang (Bojonegoro) sebagai vasal Brahmana, terjadi hingga akhir masa Kemaharajaan Majapahit.
 
Dalam buku Sejarah Kabupaten Bojonegoro, diceritakan perjalanan sejarah Bojonegoro mulai pada abad 15 M. Literatur yang disusun pada 1988, dengan sumber Babad Tanah Jawa karya Pujangga Surakarta dan JJ. Meinsma itu, menyebut bahwa pada era Kesultanan Demak, wilayah Jipang (Bojonegoro) jadi bagian dari Kesultanan Demak yang bernama Kadipaten Jipang. Lalu pada 20 Oktober 1677, Kadipaten Jipang diubah menjadi Kabupaten Jipang, dengan bupati pertama bernama Mas Tumapel. Pusat kotanya berpindah-pindah. Dari Jipang Panolan, Jipang Padangan, hingga Jipang Rajekwesi. Nama Bojonegoro sendiri, baru dibuat pada 1828, saat terjadi Perang Jawa (1825 - 1830 M).  Sampai saat ini, tanggal 20 Oktober 1677 dikenal sebagai Hari Jadi Bojonegoro.
 
 
 
 
 
[[Berkas:KITLV - 1406040 - Kurkdjian, Photo-Atelier - Soerabaja - Ferry at Bodjonegoro Cikar - 1900-1920.tif|ka|jmpl|Moda transportasi berupa cikar di Bojonegoro pada masa lampau]]
[[Berkas:Bojonegoro map from us army map service.png|ka|jmpl|Peta Bojonegoro dari tahun 1950]]
[[Berkas:Bojonegoro post office.jpg|ka|jmpl|Kantor Pos Pusat]]
[[Berkas:Bojonegoro hero monument.jpg|ka|jmpl|Monumen pahlawan di TMP Kota]]
[[Berkas:20150108 162216.jpg|ka|jmpl|Patung [[R.M Soejitno Koesoemobroto|Lettu Soejitno]] di [[Alun-alun Bojonegoro]]]]
[[Berkas:Bojonegoro residen.jpg|ka|jmpl|Kantor residen]]
[[Berkas:Bojonegoro bengawan solo bridge.jpg|ka|jmpl|Jembatan Kali Ketek di atas [[Bengawan Solo]]]]
[[Berkas:Bojonegoro mosque.jpg|ka|jmpl|Masjid Agung Bojonegoro, Sebelum direnovasi]]
 
== Geografi ==
Wilayah Kabupaten Bojonegoro secara geografis terletak pada posisi 112°25'–112°09' Bujur Timur dan 6°59'–7°37' Lintang Selatan. Kabupaten Bojonegoro dialiri sungai [[Bengawan Solo]] yang mengalir dari selatan, menjadi batas alam dengan Provinsi Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kendeng]]. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian [[Pegunungan Kapur Utara]].<ref name="Bojonegoro">{{citeweb|url=http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1503556206002__BAB_2_PROFIL_KABUPATEN.pdf|title=Profil Bojonegoro|access-date=2020-09-12|archive-date=2021-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20211027182748/https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1503556206002__BAB_2_PROFIL_KABUPATEN.pdf|dead-url=yes}}</ref> Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta.
 
=== Batas wilayah ===
Batas-batas wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut:
{{batas USBT
|utara = [[Kabupaten Tuban]]
|selatan = [[Kabupaten Ngawi]], [[Kabupaten Madiun]], [[Kabupaten Nganjuk]], dan [[Kabupaten Jombang]]
|timur = [[Kabupaten Lamongan]]
|barat = [[Kabupaten Blora]], [[Jawa Tengah]]
}}
 
=== Topografi ===
Keadaan topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan tanah yang berbukit yang berada di sebelah selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah utara (Pegunungan Kapur Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo yang merupakan daerah pertanian yang subur. Wilayah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh lahan dengan kemiringan yang relatif datar. Sebanyak 91,26% wilayah Kabupaten Bojonegoro memiliki kemiringan antara 0-15%. Permukaan tanah di Kabupaten Bojonegoro rata-rata berada pada ketinggian dari permukaan laut yang relatif rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25–500 meter di atas permukaan laut.<ref name="Bojonegoro"/>
 
=== Geologi ===
Jenis tanah di Kabupaten Bojonegoro terdiri dari Alluvial, Grumosol, Litosol dan Medeteran. Jenis tanah yang paling banyak dijumpai di wilayah ini adalah jenis tanah Grumusol dengan persentase 38,55% dari keseluruhan wilayah Kabupaten Bojonegoro, kemudian diikuti oleh jenis tanah Litosol sebesar 22,05% dari luas wilayah Bojonegoro, lalu diikuti oleh jenis tanah Alluvial sebesar 20,09% dan jenis tanah Medeteren sebesar 19,31%.<ref name="Bojonegoro"/>
 
=== Iklim ===
Kabupaten Bojonegoro ber[[iklim tropis basah dan kering]] (''Aw'') yang mempunyai dua musim yang dipengaruhi oleh angin muson, yaitu [[musim hujan|musim penghujan]] yang dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan lembap dan [[musim kemarau]] yang dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin. Musim kemarau berlangsung pada bulan [[Mei]]–[[Oktober]] dengan rata-rata curah hujan di bawah 120&nbsp;mm per bulan dengan bulan terkering yaitu bulan [[Agustus]]. Sementara itu, musim penghujan berlangsung antara bulan [[November]]–[[April]] dengan rata-rata curah hujan lebih dari 150&nbsp;mm per bulan dengan bulan terbasah yaitu bulan [[Januari]]. Suhu udara rata-rata di wilayah Bojonegoro berkisar antara 21°–33&nbsp;°C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah Bojonegoro adalah ±77%.
{{Bojonegoro weatherbox}}
 
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Bojonegoro}}
{| width="100%" cellpadding="2"
{{:Daftar Bupati Bojonegoro}}
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | Tahun
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Nama
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 2003-2008
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Kolonel (pur) H M. Santoso
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1998-2003
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Drs. H. Atlan
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1993-1998
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Drs. H. Imam Soepardi
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1988-1993
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Drs. H. Imam Soepardi
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1983-1988
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Drs. Soedjito
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1978-1983
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Drs. Soeyono
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1973-1978
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Kolonel Invantri Alim Sudarsono
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1968-1973
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Letnan Kolonel Invantri Sandang
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1960-1968
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tamsi Tedjo Sasmito
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1959-1960
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Soejitno
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1955-1959
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Baruno Djojoadikusumo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1951-1955
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Mas Kusno Suroatmodjo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1950-1951
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Sundaru
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1949-1950
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Sukardi
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1947-1949
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Mas Surowijono
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1945-1947
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1943-1945
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Oetomo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1937-1943
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1936-1937
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Dradjat
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1916-1936
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Adipati Aryo Kusumoadinegoro
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1890-1916
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Adipati Aryo Reksokusumo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1888-1890
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. M. Sosrokusumo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1878-1888
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. M. Tumenggung Tirtonoto II
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1844-1878
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Adipati Tirtonoto I
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1828-1844
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Adipati Djojonegoro
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1827-1828
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Sosrodilogo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1825-1827
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Adipati Djojonegoro
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1823-1825
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Purwonegoro
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1821-1823
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Sosrodiningrat
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1816-1821
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Sumonegoro
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1811-1816
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Prawirosentiko
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1800-1811
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Ronggo Djenggot
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1760-1800
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. M. Guntur Wirotedjo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1756-1760
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Purwodidjojo
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1755-1756
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Ronggo Prawirodirjo I
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1743-1755
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Hario Matahun III
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1741-1743
| class="s" bgcolor="#ffffff" | R. Tumenggung Hario Matahun II
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1718-1741
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Ki Songko (R. Tumenggung Hario Matahun I)
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1705-1718
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Ki Wirosentiko (R. Tumenggung Surowidjojo)
|-
| class="s" width="83" bgcolor="#ffffff" align="middle" | 1677-1705
| class="s" bgcolor="#ffffff" | Pangeran Mas Toemapel
|}
 
=== BudayaDewan Perwakilan ===
Budaya{{utama|Dewan WongPerwakilan SaminRakyat diDaerah Kabupaten Bojonegoro}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bojonegoro}}
 
=== Kecamatan ===
Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74, 733 hektar. Jarak sekita 4,5 kilometer dari ibukota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih denga jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari ibu kota Bojonegoro dan 259 kilometer dari ibukota Propinsi Jawa Timur(Surabaya).
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro}}
 
=== Perencanaan Daerah ===
Masyarakat Samin yang tinggal di dusun tersebut, adalah figur tokoh atau oran-orang tua yang gigih berjuang menentang Kolonial Belanda dengan gerakan yang dikenal dengan Gerakan Saminisme, yang dipimpin oleh Ki Samin Surosentiko. Dalam Komunitas Samin tidak ada istilah untuk membantu Pemerinrtah Belanda seperti menolak membayar pajak, tidak mau kerja sama, tidak mau menjual apalagi memberi hasil bumi kepada Pemerintah Belanda. Prinsip dalam memerangi kolonial Belanda melalui penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.
Pemkab Bojonegoro mempunyai beberapa rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk membangun Kabupaten Bojonegoro, di antaranya:
* Membangun Mega Proyek di antaranya '''Gedung Dinas Pendidikan''', '''Jembatan Penghubung Padangan–Kasiman, Masjid Agung Darusalam, Alun-alun, dan Gedung Pemkab tujuh lantai, Hotel Griya Dharma Kusuma (GDK), [[Tempat Pembuangan Akhir|Tempat Pembuangan Akhir (TPA)]]''' di Ngasem, dan '''Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR)'''.<ref>[http://kanalbojonegoro.com/pembangunan-gor-bojonegoro-segera-rampung/ "Pembangunan GOR Bojonegoro Segera Rampung"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160402175153/http://kanalbojonegoro.com/pembangunan-gor-bojonegoro-segera-rampung/ |date=2016-04-02 }} ''website kanalbojonegoro.com''</ref> Untuk Proyek Gor yang memakan anggaran sebesar Rp.28 Miliar ini dibangun diatas lahan seluas 2,3 hektare dan akan dilengkapi berbagai fasilitas. Dalam gedung seluas 3.500 meter persegi ini akan diisi dengan Lapangan [[Basket]], [[Futsal]], [[Bulu Tangkis]] dan Lapangan [[Voli]]. Nantinya, gedung ini juga bisa menampung 2.500 penonton. Fasilitas lainnya yang akan disediakan untuk melengkapi GOR antara lain ruang ganti, toilet dan ruang kantor untuk ''Komite Olah Raga Nasional Indonesia'' (KONI) Cabang Bojonegoro.
* Membangun '''Jalur lingkar luar (ring road)''' yang rencana akan dimulai dari Proliman, Kapas sampai Kalitidu, pembangunan ring road dimaksudkan untuk mengurangi kendaraan bertonase besar lewat dalam Kota Bojonegoro. Rencana pembangunan akan dimuai pada tahun 2016.<ref name=":1">[http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4534 "Profil Pratikno"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160809135932/http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4534 |date=2016-08-09 }} ''website ugm.ac.id''</ref>
* Membangun '''Taman Kota Rajekwesi''' yang berada di selatan kota berada di Jalan Rajekwesi yang baru akan Beroperasi Tahun 2016.<ref>[http://blokbojonegoro.com/read/article/20150122/taman-kota-rajekwesi-baru-beroperasi-tahun-2016.html "Taman Kota Rajekwesi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304181838/http://blokbojonegoro.com/read/article/20150122/taman-kota-rajekwesi-baru-beroperasi-tahun-2016.html |date=2016-03-04 }} ''website blogbojonegoro.com''</ref>
* Merehap Wisata [[Wana Wisata Dander]] dan Membangun wisata air Waterboom.<ref>[http://blokbojonegoro.com/read/article/20150123/anggaran-pembangunan-waterboom-di-dander-rp7-miliar.html "Anggaran Pembangunan Waterboom di Dander Rp. 7 Miliyar"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150703165432/http://blokbojonegoro.com/read/article/20150123/anggaran-pembangunan-waterboom-di-dander-rp7-miliar.html |date=2015-07-03 }} ''website blogbojonegoro.com''</ref>
* Merehab [[Alun-alun Bojonegoro]].
* Membangun wisata malam di Api Abadi [[Kayangan Api]] yang berada di Kecamatan Ngasem.<ref>[http://blokbojonegoro.com/read/article/20141210/anggaran-perbaikan-wisata-bojonegoro-capai-rp10-miliar.html "Anggaran Perbaikan Wisata di Bojonegoro"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150603062723/http://blokbojonegoro.com/read/article/20141210/anggaran-perbaikan-wisata-bojonegoro-capai-rp10-miliar.html |date=2015-06-03 }} ''website blogbojonegoro.com''</ref>
* '''Membangun [[Waduk Gongseng]]''' yang berada di Kecamatan Temayang, waduk gongseng memiliki daya tampung yang sama dengan air yang tertampung di Waduk Pacal saat ini yang mencapai 22 juta meter kubik.<ref name=":0">[http://blokbojonegoro.com/read/article/7/20150907/banyak-pepaya-mati-pemdes-bakalan-siapkan-pembibitan.html " Pepaya Kalifornia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160914213315/http://blokbojonegoro.com/read/article/7/20150907/banyak-pepaya-mati-pemdes-bakalan-siapkan-pembibitan.html |date=2016-09-14 }} ''website blokbojonegoro.com''</ref>
 
== Sosial Budaya ==
Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda, bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan antara lain : sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar,nrimo,rilo dan trokal (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawe dan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan 'Ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton'. Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi obyek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.
'''Budaya Njipangan'''
 
Bojonegoro yang semula bernama Jipang, wilayahnya dialiri sungai Bengawan yang membentang dari Jipang Hulu (Margomulyo) hingga Jipang Hilir (Baureno). Masyarakatnya pun memiliki budaya khas bantaran Bengawan yang dikenal dengan Budaya Njipangan. Budaya yang memadukan Peradaban Pesisir (Tradisi Islam) dan Pegunungan (Tradisi Jawa). Tak heran masyarakat Bojonegoro memiliki keseimbangan dalam sisi religius dan kebudayaan. Seni Kentrung, Seni Jedoran, Seni Sandur, dan Seni Wayang Thengul adalah bentuk perpaduan antara Pesisir dan Pegunungan, khas Budaya Njipangan. Pertunjukan yang di dalamnya terdapat hikmah moralitas keagamaan.
 
'''Tari Tayub'''
 
=== Tari Tayub ===
Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh [[waranggono]] yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.
 
Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinirterkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.
 
Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km&nbsp;km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.
 
=== '''Wayang Thengul ==='''
Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan [[pelog/slendro]].
 
Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro yang dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan [[pelog]]/[[slendro]] yang dalam pementasannya, menceritakan kisah Menak dan Para Wali. Wayang Thengul diciptakan Ki Dalang Samjan Padangan. Penciptaan Wayang Thengul sangat dipengaruhi metode dakwah Para Wali.
Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro. Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini lebih banyak mengambil [[cerita menak]].
 
Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berasalkan dari kata KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo menunjukan kekuatan kanoragaanya di sela-sela pentas reog ponorogo dan wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro.
== Produk Unggulan ==
=== Kerajinan Mebel Kayu Jati ===
Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi jaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur.
 
Perkembangan Wayang Thengul saat ini hingga keluar kota Bojonegoro, Seperti di Ponorogo yang dikenal dengan Wayang YES yang mendapatkan didikan secara langsung di Bojonegoro. Namun pada Wayang Yes memiliki perbedaan pada tokoh cerita, bahkan berkaloborasi dengan dangdut, jazz, bahkan reyog.
=== Kerajinan Bubut - Cukit ===
Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.
 
'''Sandur'''
=== Kerajinan Limbah Kayu ===
Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.
 
Sandur merupakan seni pertunjukan berbentuk teater rakyat yang berkembang di Bojonegoro dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pertunjukan sandur dibawakan oleh sekelompok orang yang memiliki tugas masing-masing, yakni anak wayang, germo, panjak ore, dan jaranan. Pertunjukan sandur di Bojonegoro diwakili oleh empat tokoh bernama Cawik, Pethak, Balong dan Tangsil.
=== Kerajinan Batu Onix ===
Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Bubulan.
 
Pertunjukan Sandur dimulai oleh Panjak Ore dengan membawakan tembang pembuka yang dipimpin oleh Germo. Panjak Oré, adegan dan acting dilakukan dengan menari dan diringi tembang-tembang oleh Panjak Oré sesuai dengan adegan yang dilakukan, dan ajaranan,penyajian pertunjukan sandur ''pakem'' identik dengan penyajiannya yang sederhana, memiliki nuansa ritual dan sakral yang dibangun oleh aroma bunga, dupa, kemenyan dan ditambah lagi dengan tari ''Jaranan'' yang dilakukan dengan proses ''ndadi''. Atraksi ''Kalongking'' yang mendebarkan, atraksi ini dilakukan dengan berjumpalitan pada seutas tali atau tambang. Tali atau tambang tersebut dikaitkan pada ujung dua tiang bambu berukuran 5-10 meter. Kedua tiang dipasang di sisi timur dan barat arena pertunjukan dengan posisi berdiri atau menjulang. Atraksi ini (kalongking) merupakan pertanda berakhirnya pertunjukan Sandur.
=== Ledre ===
Ledre adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk [[gapit]] (seperti emping gulung) dengan aroma khas [[pisang raja]] yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh.
 
'''Masyarakat Samin'''
=== Salak Wedi ===
Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar.
 
[[Dusun]] Jepang, salah satu dusun dari 9 [[dusun]] di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74,733 hektare. Jarak sekitar 4,5 kilometer dari ibu kota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih dengan jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari [[ibu kota]] Bojonegoro dan 259 kilometer dari [[ibu kota]] Provinsi [[Jawa Timur]] ([[Surabaya]]).
Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.
 
Masyarakat [[Wong Samin|Samin]] yang tinggal di dusun tersebut, adalah figur tokoh atau orang-orang tua yang gigih berjuang menentang [[Kolonial]] [[Belanda]] dengan gerakan yang dikenal dengan [[Ajaran Samin|Gerakan Saminisme]], yang dipimpin oleh Ki [[Samin Surosentiko]]. Dalam Komunitas Samin tidak ada istilah untuk membantu [[Pemerintah]] [[Belanda]] seperti menolak membayar [[pajak]], tidak mau kerja sama, tidak mau menjual apalagi memberi hasil bumi kepada [[Pemerintah]] [[Belanda]]. Prinsip dalam memerangi [[Kolonial]] [[Belanda]] melalui penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.
=== Blimbing Ngringinrejo ===
Blimbing dengan berat 2 - 3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan penutup, rujak dan lain-lain.
 
Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi [[antek]] [[Belanda]], bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan, antara lain: sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi ''sabar, nrimo, rilo'' dan ''trokal'' (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap ''sepi ing pamrih rame ing gawe'' dan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ''ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton''. Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi objek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.
=== Agro Wisata Tembakau ===
Bojonegoro sebagai penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan Mei - Oktober.
 
== Transportasi ==
==Pranala luar==
Kabupaten Bojonegoro dilalui oleh jalur provinsi antara [[Babat, Lamongan|Babat]] di [[Kabupaten Lamongan]] dan Kecamatan [[Ngawi, Ngawi|Ngawi]] di [[Kabupaten Ngawi]] untuk angkutan darat, sedangkan angkutan rel, kabupaten ini juga dilalui oleh lintas utara [[Pulau Jawa]] menghubungkan [[Jakarta]] dengan [[Surabaya]]. [[Terminal Rajekwesi]] melayani bus antarkota dan angkutan perdesaan di ibukota kabupaten, tepatnya di Kecamatan [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]. Stasiun kereta api satu-satunya di Kabupaten Bojonegoro adalah, [[Stasiun Bojonegoro]] yang melayani kereta api antarkota menghubungkan Surabaya dengan [[Tapal Kuda (kawasan)|Tapal Kuda Jawa Timur]] ([[Jember (kota)|Jember]] dan [[Banyuwangi, Banyuwangi|Banyuwangi]]), [[Jawa Tengah]] ([[Semarang]], [[Pekalongan]], dan [[Tegal]]), [[Jawa Barat]] ([[Bandung]] dan [[Cirebon]]), dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] serta [[Kereta api lokal di Jawa Timur|kereta api lokal]] menuju [[Gerbangkertosusila]].
*{{id}} [http://www.bojonegoro.go.id Situs resmi]
*{{id}} [http://www.bojonegoro.com Situs Info Bojonegoro]
*{{id}} [http://www.bojonegoro.info Blog & Bojonegoro Information Center (www.bojonegoro.info)]
 
== Pariwisata ==
Bojonegoro memiliki banyak tempat wisata meskipun belum terkelola secara maksimal. Akan tetapi hal ini tentu saja bisa menjadi daya tarik tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
 
=== Wisata alam ===
[[File:Gongseng Dam Bojonegoro.jpg|thumb|Bendungan Gongseng di Bojonegoro]]
* [[Kayangan Api]], di [[Sendangharjo, Ngasem, Bojonegoro|Sendangharjo]]
* [[Waduk Pacal]], di [[Kedungsumber, Temayang, Bojonegoro|Kedungsumber]]
* [[Wana Wisata Dander]], di [[Dander, Dander, Bojonegoro|Dander]]
* [[Bendungan Gerak Bojonegoro]], di [[Ngringinrejo, Kalitidu, Bojonegoro|Ngringinrejo]]
* Air Terjun Kedungmaor, di Temayang
* Air Terjun Krondonan, di Gondang
* Wisata Alam Negeri Atas Angin, di [[Sekar, Bojonegoro|Sekar]]
* Little Teksas Wonocolo, di [[Kadewan, Bojonegoro|Kedewan]]
* Water Fun, di [[Ngunut, Dander, Bojonegoro|Ngunut]] [[Dander, Bojonegoro|Dander]]
* Air Terjun Sujonopuro, di [[Sekar, bojonegoro|Sekar]]
* Air Terjun Pucang, di [[Bubulan, Bojonegoro|Bubulan]]
* Air Terjun Kedung Gupit, di [[Sekar, Bojonegoro|Sekar]]
 
=== Wisata keluarga ===
* Dander Waterpark, di [[Dander, Dander, Bojonegoro|Dander]]
* Go Fun Theme Park, di [http://wikimapia.org/street/18466417/Jalan-Veteran Jalan Veteran]
 
=== Wisata sejarah ===
* [[Masjid Al Birru Pertiwi Bojonegoro|Masjid Al Birru Pertiwi]], di [[Dander, Bojonegoro|Dander]]
* [[Masjid Agung Bojonegoro]], di [[Kauman, Bojonegoro, Bojonegoro|Kauman]]
* [[Museum Rajekwesi]], di [[Jawik, Tambakrejo, Bojonegoro|Jawik]]
* [[Klenteng Hok Swie Bio]], di [[Sekaran, Balen, Bojonegoro|Sekaran]]
* Sumurboto, di Dadapan, Sumberagung, Ngraho
 
=== Wisata religi ===
* Makam Wali Kidangan, di [[Sukorejo, Bojonegoro, Bojonegoro|Sukorejo]]
* Makam Buyut Dalem, di [[Karang Pacar, Bojonegoro, Bojonegoro|Karang Pacar]]
* Makam Mbah Malang Negoro, di [[Ngasinan, Padangan, Bojonegoro|Ngasinan]]
* Makam Raden Adipati Haryo Matahun, di[[Ngraseh, Bojonegoro, Bojonegoro|Ngraseh]]
 
=== Wisata belanja ===
* Swalayan Sultan Ratu Keraton, di [[Gajah, Baureno, Bojonegoro|Gajah]]
* KDS Store Bojonegoro, di [[Sukorejo, Bojonegoro, Bojonegoro|Sukorejo]]
* Bravo Bojonegoro di [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* Giant Supermarket Bojonegoro di [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
 
=== Wisata taman kota ===
* Taman [[Alun-alun Bojonegoro]], di Kota [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* [[Taman Rajekwesi]], di Kota [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* Taman Bengawan Solo, di Kota [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* Taman Mlaten, di Kota [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* Taman Kawasan Stadion H Soedirman, di Kota [[Bojonegoro, Bojonegoro|Bojonegoro]]
* Taman Talun, di [[Sumberejo, Bojonegoro|Sumberrejo]]
 
=== Produk unggulan (Potensi Bojonegoro) ===
* '''Kerajinan mebel kayu jati'''
Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur. Adapun daerah-daerah yang terkenal sebagai industri mebel yaitu di antaranya sukorejo dan temayang. apa yang membedakan mebel bojonegoro dengan mebel yang lain, mebel bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur yang bisa di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil mebelnya dan ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang khas.
* '''Kerajinan bubut-cukit'''
Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tetapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.
* '''Kerajinan limbah kayu'''
Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.
* '''Kerajinan batu onix'''
Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Gondang.
* '''[[Ledre]]'''
Ledre adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk [[gapit]] (seperti emping gulung) dengan aroma khas [[pisang raja]] yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro atau lebih optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja.
* '''Rengginang Singkong'''
Rengginang singkong merupakan oleh-oleh yang bisa didapatkan di Bojonegoro. Jika rengginang pada umumnya berbahan dasar ketan, rengginang singkong berasal dari bahan dasar singkong yang diolah dan dijadikan rengginang. selain mengangkat nilai ekonomi dari singkong, rengginang singkong juga dikenal dengan rasanya yang renyah dan gurih. Sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh dan dinikmati sebagai camilan ketika berkumpul bersama keluarga. Rengginang singkong ini bisa didapatkan di desa Ngraseh, kecamatan Dander. Juga bisa didapatkan di toko oleh-oleh di Bojonegoro.
* '''Salak Wedi'''
Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar. Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.
* '''Blimbing Ngringinrejo'''
Blimbing dengan berat 2–3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan penutup, rujak dan lain-lain.
* '''Tembakau Virginia'''
Bojonegoro adalah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan Mei–Oktober.
* '''Pepaya Kalifornia Bakalan'''<ref name=":0" />
Daerah di Bojonegoro selain penghasil buah salak dan buah blimbing juga penghasil pepaya manis Kalifornia. Perkebunan pepaya ini berada di Desa [[Bakalan, Kapas, Bojonegoro|Bakalan]], Kecamatan Kapas, Bojonegoro.
 
== Tokoh Terkenal ==
* Sidi Syekh Abdurrohman ibn Syahiddin Al Fadangi (Mbah Klotok), merupakan ulama dan penulis puluhan Manuskrip Padangan. Sebuah catatan tangan terkait peradaban Islam pada abad 19 M.
* KH Muhammad Hasyim Al Fadangi (Mbah Hasyim Jalakan), merupakan ulama penulis sejumlah kitab. Di antara karya terkenalnya berjudul Tashrifan Padangan.
* KH. Mohammad Sholeh Talun (Pendiri & Pengasuh Ponpes Attanwir) Talun Sumberrejo Bojonegoro Yang merupakan Guru Besar dan panutan Para Tokoh–Tokoh Bojonegoro.
* Kyai Haji [[Anwar Zahid]], ulama dari desa [[Simorejo, Kanor, Bojonegoro]] yang menjadi pembicara sekaligus artis lokal dengan slogan lucunya "Qulhu ae Lek !"
* [[Sandirono]], pelawak dari Bojonegoro berkepala botak yang menjadi duet maut bersama seniman ludruk H. [[Kirun]] di setiap acara pentas seni di [[JTV]]
* [[Pratikno|Prof. Dr. '''Pratikno''', M.Soc.Sc]], adalah Menteri Sekretaris Negara yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Sebelumnya ia merupakan rektor [[Universitas Gadjah Mada]] yang ke 14.<ref name=":1" />
* [[Basofi Sudirman|Mayjen TNI Basofi Sudirman]], adalah [[Gubernur Jawa Timur]] periode 1993-1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam Bukit Barisan (1986-1987) dan[[Wakil Gubernur DKI Jakarta|Wakil Gubernur]] [[Jakarta]] tahun 1987-1992.
* [[H. Soedirman|Letjen TNI H. Sudirman]] Seorang pahlawan dari Bojonegoro yang namanya diabadikan menjadi nama Stadion sepak bola di Bojonegoro dan ayah dari mantan Gubernur Jawa Timur, [[Basofi Sudirman|Mayjen TNI Basofi Sudirman]]
* DR.H.Akmal Boedianto SH., M.Si adalah Akademisi sekaligus Birokrat yang memulai karier nya di Bojonegoro, pada masa orde baru beliau merupakan Sekretaris DPD Golkar Bojonegoro, saat menjabat sebagai kepala pemdes Bojonegoro ia pernah membuat terobosan dengan merombak seluruh perangkat desa di bojonegoro yang berusia tua.
* [[Marsekal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''[[Sukardi]]''', adalah [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]] pada [[26 November]] [[1982]] hingga [[11 April]] [[1986]]
*[[Laksamana]] Dr.[[Iwan Isnurwanto]]
* [[Ayu Ting Ting|Abdul Rozak]] ayah [[Ayu Ting Ting]]
* Daniel Ferdiansyah
 
== Media Massa ==
Terdapat beberapa media lokal di Kabupaten Bojonegoro, diantaranya:
 
=== Media Televisi ===
{{main|Daftar stasiun televisi di Jawa Timur#Jawa Timur-8}}
* [[B-One TV]] Bojonegoro
* [[JTV (Indonesia)|JTV]] Bojonegoro
 
=== Media Radio ===
{{main|Daftar stasiun radio di Jawa Timur#Bojonegoro}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.bojonegorokab.go.id/ Situs resmi]
{{Kabupaten Bojonegoro}}
{{jatimJawa Timur}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kabupaten Bojonegoro| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Timur|Bojonegoro]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Bojonegoro]]
[[Kategori:Kabupaten Bojonegoro| ]]
 
[[en:Bojonegoro]]
[[nl:Bojonegoro (regentschap)]]