Teungku Peukan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Ardiansyah Abdurrahman (bicara) ke revisi terakhir oleh Aadne Schneider
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(26 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Person
| name = Teungku Peukan
| birth_place = [[Manggeng, Aceh Barat Daya|Manggeng]], [[Aceh Barat Daya]],<br/>{{flag|Kesultanan Aceh}}
| birth_date = 1886
| death_place = [[Blangpidie]], [[Aceh Barat Daya]],<br/> {{flagicon|Belanda|Hindia Belanda}} [[Hindia Belanda]]
| death_date = 11 September 1926
| resting_place = Halaman Masjid Jami' Baitul Adhim Blangpidie
| known_for = [[Peristiwa 11 September 1926]]
| parents = Teungku Adam & Siti Zulaikha
}}
 
'''Teungku Peukan''' merupakan ulama dan pejuang [[Aceh]] melawan [[Belanda]] yang [[syahid]] di [[Blangpidie]] pada [[peristiwa 11 September 1926]]. Dia dilahirkan pada tahun 1886 di [[Sawang, Aceh Selatan|Sawang]], [[Aceh Selatan]]. Pada tahun 1886. dan lama menetap di [[Manggeng, Aceh Barat Daya|Manggeng]], [[Aceh Barat Daya]].
'''Teungku Peukan''' merupakan pahlawan kemerdekaan dari [[kabupaten Aceh Barat Daya]].
[[File:Makam Teungku Peukan.JPG|thumb|Makam Teungku Peukan di Halaman Masjid Jami' Blangpidie]]
<ref>Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB, Rozal Nawafil</ref>{{Pejuang Kemerdekaan|Nama = Teungku Peukan|Lahir = Manggeng, 1886|Meninggal = Blangpidie, 11 September 1926|Makam = Halaman Masjid Jami' Baitul Adhim Blangpidie|Orang Tua = Tgk Padang Ganting-Siti Zulaikha|Kabupaten = [[Aceh Barat Daya]] [[Aceh]]|Negara = [[flag/hindiabelanda]]}}<gallery>
[[File:Makam Teungku Peukan.JPG|thumb|Makam Teungku Peukan]]
</gallery>{{tone}}
 
Ayah Teungku Peukan bernama Keuchik Adam bin Teungku Padang Ganting yang berasal dari daerah Alue Paku, Sawang, [[Aceh Selatan]]. Sedangkan ibunya bernama Siti Zulaikha. Nama Teungku Peukan diabadikan sebagai nama [[Rumah Sakit]] Umum Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya.<ref>Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB, Rozal Nawafil</ref>
== Keluarga ==
Teungku Peukan dilahirkan di [[Sawang, Aceh Selatan|Sawang]], [[Aceh Selatan]]. Pada tahun 1886. dan lama menetap di [[Manggeng, Aceh Barat Daya|Manggeng]], [[Aceh Barat Daya]].
 
Beliau adalah salah seorang Ulama terkemuka di daerah [[Manggeng, Aceh Barat Daya|Manggeng]], [[Aceh Barat Daya]]. Orang tua beliau Teungku Adam juga seorang ulama yang dikenal dengan sebutan Teungku Padang Ganting yang berasal dari daerah Alue Paku, [[Aceh Selatan]]. Sedangkan ibu beliau bernama Siti Zulaikha.
<ref>Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB</ref>{{tone}}
== Perjuangan ==
[[FileBerkas:Makam Teungku Peukan.JPG|thumbjmpl|kiri|250px|Makam Teungku Peukan di Halamanhalaman Masjid Jami' Blangpidie]]
Pada malam menjelang peperangan terhadap Kolonial [[Belanda]], Teungku Peukan dan paksukannya terlebih dahulu melakukan ritual ''wirid'' dan zikir (serah diri) kepada Tuhan di sebuah ''Meunasah'' (Mushalla) Ayah Gadeng, Manggeng. Setelah ritual tersebut selesai dilaksanakan Teungku Peukan mengarahkan strategi penyerangan terhadap Kolonial Belanda, lalu Tengku Peukan pun memerintahkan paksukannya menuju ke markas [[Belanda]] regional [[Blangpidie]] (sekarang Asrama [[Kodim|Kodim 0110 Aceh Barat Daya]]) di [[Blangpidie]] dengan menempuh berjalan kaki sejauh 20 KM.
 
Perjuangan [[Teuku Ben Mahmud]] menginspirasi Teungku Peukan dan pasukannya untuk menyerang tangsi (bivak) Belanda di Blangpidie.
Pada Penyerangan ini juga dihadiri oleh salah seorang putra dari Teungku Peukan yang bernama Teungku Muhammad Kasim yang dikenal dengan sebutan "Teungku Tahala". Menjelang Fajar memasuki malam jumat pada tanggal 11 September 1926, pasukan Teungku Peukan pun tiba dan beristirahat sejenak di ''balee'' (balai) Teungku Lhoong [[Geulumpang Payong, Blangpidie, Aceh Barat Daya|Geulumpang Payong]], [[Blangpidie]].
 
Pada malam menjelang peperangan terhadapdengan Kolonialkolonial [[Belanda]], Teungku Peukan dan paksukannyapasukannya terlebih dahulu melakukan ritual ''wirid'' dan zikir (serah diri) kepada Tuhan di sebuah ''[[Meunasah]]'' (Mushallamushalla) Ayah Gadeng, Manggeng. Setelah ritualwirid tersebut selesai dilaksanakan, Teungku Peukan mengarahkan strategi penyerangan terhadap Kolonial Belanda, lalu Tengku Peukan pun memerintahkan paksukannyapasukannya menuju ke markas [[Belanda]] regional [[Blangpidie]] (sekarang Asrama [[Kodim|Kodim 0110 Aceh Barat Daya]]) di [[Blangpidie]] dengan menempuh berjalan kaki sejauh 20 KM&nbsp;km.
 
Pada Penyeranganpenyerangan ini juga dihadiri oleh salah seorang putra dari Teungku Peukan yang bernama Teungku Muhammad Kasim yang dikenal dengan sebutan "Teungku Tahala". Menjelang Fajarfajar memasuki malam jumatJumat pada tanggal 11 September 1926, pasukan Teungku Peukan pun tiba dan beristirahat sejenak di ''baleebale'' (balai) Teungku Muhammad Yunus Lhoong [[Geulumpang Payong, Blangpidie, Aceh Barat Daya|Geulumpang Payong]], [[Blangpidie]].
 
Pada saat itu pula Teungku Peukan membagi 3 sektor penyerangan dan dibantu oleh Said Umar, Waki Ali, dan Zakaria Ahmad yang dikenal dengan nama "Nyak Walad". Penyerangan pun dilakukan oleh Teungku Peukan pada saat menjelang subuh, sehingga Serdadu Kolonialserdadu [[Belanda]] kaget dan kocar-kacir atas penyerangan tersebut. Pada penyerangan itu banyak menewaskan Serdadu-serdadu Kolonia [[Belanda]] denganyang [[Rencong]]tewas.<ref Pejuangname="Abuya [[Aceh]]Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB">Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB</ref>
 
Pada saat itu pula Teungku Peukan membagi 3 sektor penyerangan dan dibantu oleh Said Umar, Waki Ali, dan Zakaria Ahmad yang dikenal dengan nama "Nyak Walad". Penyerangan pun dilakukan oleh Teungku Peukan pada saat menjelang subuh, sehingga Serdadu Kolonial [[Belanda]] kaget dan kocar-kacir atas penyerangan tersebut. Pada penyerangan itu banyak menewaskan Serdadu-serdadu Kolonia [[Belanda]] dengan [[Rencong]] Pejuang [[Aceh]].
<ref>Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB</ref>{{tone}}
== Gugur ==
Sebagai wujud rasa syukur terhadapkepada Tuhan., Teungku Peukan pun mengumandangkan azan dan di saat itulah seorang Kolonialtentara [[Belanda]] melepaskan 1 tembakan yang membuat Teungku Peukan syahid dalam peperangan tersebutmeninggal. Teungku Peukan meninggal dipada hari Jumat tanggal, 11 September 1926.
 
Dalam kejadian itu Teungku Tahala putra dari Teungku Peukan menjadi emosional dan menyerang para Serdadu Kolonialserdadu Belanda dengan semangat "''Jak Tueng Balah''". MakaSaat padaitu saatpula itulah beliau pundi syahidmeninggal dalam pertempuran. Ada beberapa pejuang yang selamat dalam pertempuran itu, yaitu : Pang Paneuk dan Sidi Rajab. Dalam peristiwa tersebut atas inisiatif Teungku Yunus Lhong jenazah Teungku Peukan dan 5 peujuangpejuang lainnya (termasuk putra beliauTeungku Peukan bernama Muhammad Kasimazs) di makamkandimakamkan di depan Masjid Jami' Baitul 'Adhim [[Blangpidie.]].<ref name="Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB"/>
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
Dalam kejadian itu Teungku Tahala putra dari Teungku Peukan menjadi emosional dan menyerang para Serdadu Kolonial Belanda dengan semangat "''Jak Tueng Balah''". Maka pada saat itulah beliau pun syahid dalam pertempuran. Ada beberapa pejuang yang selamat dalam pertempuran itu, yaitu : Pang Paneuk dan Sidi Rajab. Dalam peristiwa tersebut atas inisiatif Teungku Yunus Lhong jenazah Teungku Peukan dan 5 peujuang lainnya (termasuk putra beliau) di makamkan di depan Masjid Jami' Baitul 'Adhim [[Blangpidie.]]
[[Kategori:Ulama Aceh Barat Daya|Peukan]]
<ref>Abuya Syammarfaly, H.Nyak Abbas SB</ref>{{tone}}
[[Kategori:Pahlawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Aceh Barat Daya]]
[[Kategori:Kematian akibat perang]]