Psikologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Ning Gusti (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Ilmu psikologi menggunakan HotCat |
||
(605 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{riset asli}}
{{Ilmu}}
[[File:Greek uc psi icon.svg|thumb|240px|Lambang psikologi]]
'''Psikologi''' ([[kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-nl|psychologie}}) adalah salah satu bidang [[ilmu]] [[pengetahuan]] dan ilmu terapan yang mempelajari tentang [[perilaku]], [[Kognisi|fungsi mental]], dan proses mental manusia melalui prosedur [[ilmiah]].<ref>Definition of "Psychology" (Halaman Index APA)</ref> Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai [[psikolog]]. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses [[Fisiologi manusia|fisiologis]], [[Neurosains|neurologis]], dan psikososial.
==
Kata Psikologi berasal dari [[bahasa Yunani Kuno]]: ''psyche'' (berarti nafas, jiwa, atau [[budi]]) dan ''logos'' (berarti kata, diskursus, dan ilmu), sehingga secara harfiah, psikologi berarti [[ilmu]] yang mempelajari tentang [[budi]].<ref>{{Cite book|last=Colman|first=Andrew M|date=1994|url=https://www2.le.ac.uk/departments/npb/people/amc/articles-pdfs/whatisps.pdf|title=Companion encyclopedia of psychology|location=London|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-06446-0|editor-last=Colman|editor-first=Andrew M|pages=4|others=|chapter=What is psychology?|oclc=29703951|archive-url=https://web.archive.org/web/20220330073004/https://www2.le.ac.uk/departments/npb/people/amc/articles-pdfs/whatisps.pdf|archive-date=2022-03-30|url-status=live}}</ref> Penyebutan "ilmu psikologi" merupakan sebuah kekeliruan yang sering muncul karena kata "psikologi" sendiri berarti "ilmu tentang jiwa".
== Sejarah ==
Sejarah perkembangan psikologi secara umum terbagi menjadi 3 masa, yaitu psikologi pra-sistematik, psikologi sistematik, dan psikologi ilmiah. Psikologi pra-sistematik dimulai ketika manusia mulai melakukan perenungan terhadap keberadaannya. Renungan ini bersifat tidak teratur dan umumnya dikaitkan dengan pemikiran mitologi dan agama. Psikologi sistematik mulai berkembang pada 400 SM melalui pemikiran-pemikiran [[Plato]]. Psikologi mulai diberi perenungan-perenungan yang teratur secara rasional. Sedangkan psikologi ilmiah mulai berkembang pada akhir abad ke-19 Masehi. Psikologi menjadi ilmu tersendiri yang memiliki berbagai kesimpulan yang faktual dengan [[definisi]] yang jelas.<ref>{{Cite book|last=Asrori|date=2020|url=http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|title=Psikologi Pendidikan: Pendekatan Multidisipliner|location=Banyumas|publisher=CV. Pena Persada|isbn=978-623-7699-72-9|pages=1|url-status=live|access-date=2021-08-18|archive-date=2021-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818072737/http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|dead-url=no}}</ref>
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa [[Yunani kuno]]. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu [[filsafat]] yang diprakarsai sejak zaman [[Aristoteles]] sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup. Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu setiap makhluk hidup memiliki jiwa.<ref name="Walgito">Walgito, Bimo. 2010. "Pengantar psikologi Umum". Yogyakarta: Andi</ref> Sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, namun mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua [[Amerika Serikat|Amerika]].
=== Psikologi
Walaupun sejak dulu telah terdapat pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir tahun 1800-an yaitu ketika [[Wilhelm Wundt]] mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia.
==== Laboratorium Wundt ====
Pada tahun [[1879]], Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig, [[Jerman]]. Ditandai dengan berdirinya laboratorium ini, Wundt mengokohkan psikologi sebagai bidang studi eksperimental yang mandiri meskipun [[metode ilmiah]] untuk lebih memahami [[manusia]] belum terlalu memadai.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Psikologi: Definisi, Cabang, dan Sejarah|url=https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|language=id-ID|access-date=2021-03-19|archive-date=2021-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20210306171254/https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|dead-url=no}}</ref> Dengan berdirinya laboratorium ini, maka lengkaplah syarat untuk menjadikan psikologi sebagai [[ilmu pengetahuan]]. Dengan demikian, tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
==
Diawali pada abad ke 19, di mana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
; Psikologi Fakultas: Psikologi fakultas adalah [[doktrin]] abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas [[ingatan|memori]], pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
; Psikologi Asosiasi: Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah [[asosiasi ide]] yaitu bahwa ide masuk melalui [[indra|alat kisakuindra]] dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
== Fungsi psikologi sebagai ilmu ==
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
==
Secara garis besar, psikologi mencakup area keilmuan berikut ini:{{Butuh rujukan}}
* Hewan dan manusia — Banyak orang yang menyangka bahwa psikologi hanya mempelajari manusia, tetapi dalam percobaan tentang proses-proses dalam diri ini, hewan juga banyak dilibatkan terutama ketika menghadapi masalah etika tentang objek penelitian yang melibatkan manusia, misalnya ketika menguji-coba sebuah zat percobaan di otak yang belum pernah diketahui hasilnya. Maka dalam hal ini hewan-hewan dianggap pengganti yang lebih diterima secara moral daripada menggunakan objek manusia. Kendati demikian, di Indonesia, objek material psikologi hanya manusia, sehingga definisi psikologi di Indonesia adalah "ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosialnya serta proses mental yang melatarbelakanginya".<ref>{{Cite web|title=Naskah Akademik dan Naskah RUU tentang Praktik Psikologi (Februari, 2021)|url=https://himpsi.or.id/blog/berita-pengumuman-2/post/naskah-akademik-dan-naskah-ruu-tentang-praktik-psikologi-februari-2021-153|website=Himpunan Psikologi Indonesia|language=en-US|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210912185257/https://himpsi.or.id/blog/berita-pengumuman-2/post/naskah-akademik-dan-naskah-ruu-tentang-praktik-psikologi-februari-2021-153|dead-url=yes}}</ref> Dengan demikian, psikologi di Indonesia bersifat [[Antroposentrisme|antroposentris]] (berpusat pada manusia); hewan dipelajari untuk memperoleh pengetahuan tentang manusia. Dalam sejarah psikologi di Indonesia, memang pernah ada psikolog hewan yaitu Gerungan, dari Universitas Padjadjaran.<ref>{{Cite web|date=2021-01-27|title=Sejarah Psikologi di Indonesia: Penuturan Tokoh – Juneman Abraham|url=https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|website=web.archive.org|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127175358/https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|dead-url=unfit}}</ref> Meskipun begitu, hewan atau binatang tidak termasuk objek material dalam definisi sah dari ''psikologi'' di Indonesia.
* Keturunan atau lingkungan — Sepanjang sejarah psikologi selalu ada pertentangan akan mana yang lebih berperan, apakah ''faktor keturunan'' atau ''faktor lingkungan''. Faktor keturunan merujuk pada apa yang diwariskan secara turun-temurun secara genetis, dari generasi ke generasi. Sementara faktor lingkungan merujuk pada apa yang terjadi disepanjang hidup termasuk pengetahuan, pengalaman hidup, trauma, atau luka yang diperoleh fisik misalnya karena kecelakaan lalu-lintas. Walaupun banyak penelitian membuktikan bahwa kedua faktor ini berpengaruh, baik secara sendiri-sendiri maupun dengan cara saling berinteraksi, tetapi kesimpulan ini tidak cukup untuk menghentikan dilakukannya penelitian-penelitian lainnya dengan hasil yang mengarah pada memperkuat atau memperlemah kesimpulan ini.
* Alam sadar dan alam bawah sadar — Sebuah perilaku banyak dipengaruhi oleh ''kesadaran'' atau ''alam sadar'' kita, tetapi ada banyak konsep psikologi yang berpendapat bahwa alam bawah sadar yaitu sebuah ranah diri manusia yang terletak di bawah pengetahuan kesadaran diri mempengaruhi latar/motif tindakan dan respon seseorang.
* Normal dan tidak normal — Kadar penderitaan dan keterbatasan/ketidakmampuan dijadikan ukuran untuk menentukan apakah pikiran dan perilaku seseorang itu termasuk kategori normal atau tidak normal. Ukuran-ukuran tentang kadar keselarasan dengan lingkungan atau apakah menyimpang dari norma , ketidakteraturan, ketidakterkelolaan, ketidakterkendalian, atau bahaya dan kerusakan yang ditimbulkannya terhadap individu atau masyarakat juga dijadikan tolok ukur untuk menentukannya.
* Rentang usia — Karena faktor lingkungan atau faktor perjalanan hidup di atas banyak berpengaruh kepada pembentukan diri pada manusia, maka psikologi mengkaji keseluruhan perjalanan hidup manusia, namun ada banyak penelitian psikologi yang ''hanya mengkaji rentang usia tertentu saja'', misalnya mengenai masa pra-sakit pada gangguan skizofrenia yang sangat banyak terjadi di usia remaja akhir dan dewasa awal. (Skizofrenia adalah semacam gangguan halusinasi yang dialami dalam jangka waktu yang lama).
== Metodologi ==
Beberapa [[metodologi]] dalam psikologi, antara lain sebagai berikut:
; Metodologi eksperimental
: Cara ini dilakukan biasanya di dalam [[laboratorium]] dengan mengadakan berbagai eksperimen.<ref name="ARS">Rahman Shaleh, Abdul. ''Psikologi''. Kencana Prenada Media Group.</ref> Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.<ref name="Walgito" /> Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan, percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan<ref>W sarwono, sarlito. (2012), ''pengantar psikologi umum''. Jakarta:rajawali pers.</ref>
; Observasi ilmiah
: Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja: tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
; Sejarah kehidupan (metode biografi)
: Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.<ref name="ARS"/> Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.<ref name="Walgito"/> Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif.<ref name="Walgito"/> Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi<ref>W. sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum.Jakarta:Rajawali Pers</ref>
; Wawancara
: Wawancara merupakan tanya jawab antara pemeriksa dan orang yang diperiksa dengan tujuan agar orang yang diperiksa dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan. Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket <ref name="Walgito"/> yaitu:
# Pada wawancara apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas.
# Pewawancara dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviewee (responden yang ditanyai)
# Terdapat interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan. Ada beberapa teknik wawancara yaitu: wawancara bebas, wawancara terarah, wawancara terbuka dan wawancara tertutup<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012">W. Sarwono, Sarlito. (2012). ''pengantar psikologi umum''. Jakarta:Rajawali Pers</ref>
;
; Angket
: Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. Angket ini juga terdapat keuntungan dan kelemahannya.<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012"/>
; Pemeriksaan psikologi
: Dalam bahasa populernya [[pemeriksaan psikologi]] disebut juga dengan [[psikotes|psikodiagnostik]] atau assessmen Psikologi. Metode ini menggunakan alat-alat [[psikodiagnostik|psikotes]] tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.<ref name="ARS"/> Metode pemeriksaan psikologis lain yang bersifat individual adalah tes proyektif kepribadian yakni seseorang diperlihatkan stimuli ambigu dan ia diminta untuk menceritakannya<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012"/>
; Metode analisis karya
:Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar-gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.<ref name="Walgito"/>
; Metode statistik
: Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisisan terhadap hasil; yang telah didapat.<ref name="Walgito"/>
=== Metode Psikologi Perkembangan ===
Pada metode psikologi perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan.<ref name="AB">Baraja, Abubakar. ''Psikologi Perkembangan''. Studia Press.</ref> Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan.<ref name="AB"/>
== Pendekatan ==
=== Pendekatan perilaku ===
Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah [[respons]] atas [[rangsang|stimulus]] yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respons. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
==== Respons ====
[[Berkas:Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku.gif|jmpl|Diagram Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku. Geller (2001) menyebutkan kalau untuk mengubah bebrapa tingkah laku kritikal, maka konsentrasi yang diperlukan yaitu pada tingkah laku terbuka (overt behavior). Kita tahu bahwa respon dan perilaku kita dan orang lain adalah berbeda beda. Pergantian tingkah laku terjadi melalui sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu terjadi dengan baik apabila sistem evaluasi itu membuahkan pergantian tingkah laku yang relatif permanen. Behavior Based Safety (BBS) adalah aplikasi systematis dari penelitian psikologi mengenai tingkah laku manusia pada permasalahan keselamatan (safety) di tempat kerja yang memasukkan sistem umpan balik dengan cara segera dan tidak segera. BBS lebih mengutamakan segi tingkah laku manusia pada terjadinya kecelakaan ditempat kerja.|pra=Special:FilePath/Behavior_Based_Safety_(BBS),_Keselamatan_Berbasis_Perilaku.gif]]
[[Respons]] adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap [[rangsang]] yang diterima oleh panca [[indra]]. Respons biasanya diwujudkan dalam bentuk [[perilaku]] yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan [[rangsang]] dalam menjelaskan proses terbentuknya [[perilaku]]. Respons adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan atau [[pengkondisian|dikondisikan]] maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
=== Pendekatan kognitif ===
Pendekatan [[psikologi kognitif|kognitif]] menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, di mana [[individu]] (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.<!-- kayaknya psikologi kognitif saat ini udah nggak pake model seperti ini, sementara di cek di literatur saya disembunyiin dulu aja ya? <u>Jika dibuatkan model adalah sebagai berikut S - O - R.</u>--> Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
=== Pendekatan psikoanalisis ===
[[Berkas:Sigmund Freud 1926.jpg|jmpl|250px|[[Sigmund Freud]]]]
Sejak tahun 1890-an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan [[Austria]] bernama [[Sigmund Freud]] mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya. [[Sigmund Freud]] meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh [[alam bawah sadar]]. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau [[motivasi|dorongan]].
Teori tentang Psikoanalisis selain sangat terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini terutama dikarenakan teorinya menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan alam bawah sadar. Topik-topik tersebut masih dianggap sangat tabu pada masa itu, dan Freud memberikan katalis untuk mendiskusikan topik tersebut secara terbuka di masyarakat beradab. Selain itu banyak pula orang yang menolak teorinya yang dianggap merendahkan martabat manusia.
=== Pendekatan fenomenologi ===
Pendekatan [[psikologi humanistik|fenomenologi]] ini lebih memperhatikan pada pengalaman [[subyektif]] individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut [[kesadaran]] atau [[aktualisasi diri]]nya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
== Kajian ==
Psikologi adalah ilmu yang sangat luas dan ambisius, wilayah ilmu ini mencakup pada [[biologi]] dan [[ilmu saraf]] serta perbatasannya dengan [[ilmu sosial]] seperti [[sosiologi]] dan [[anthropologi|antropologi]]. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:
=== Psikologi perkembangan ===
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai [[lanjut usia]]. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan [[psikologi sosial]], karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya [[interaksi]] [[sosial]]. Dan juga berkaitan erat dengan [[psikologi kepribadian]], karena perkembangan individu dapat membentuk [[kepribadian]] khas dari [[individu]] tersebut
=== Psikologi sosial ===
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu:
:* studi tentang pengaruh [[sosial]] terhadap proses individu, misalnya: studi tentang [[persepsi]], [[motivasi]] proses belajar, [[atribusi]] (sifat)
:* studi tentang proses-proses individual bersama, seperti [[bahasa]], [[sikap sosial]], [[perilaku meniru]] dan lain-lain
:* studi tentang interaksi kelompok, misalnya [[kepemimpinan]], [[komunikasi]] hubungan kekuasaan, [[kerja tim|kerjasama]] dalam kelompok, dan [[persaingan]].
=== Psikologi kepribadian ===
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam [[menyesuaikan diri]] dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan [[psikologi perkembangan]] dan [[psikologi sosial]], karena [[kepribadian]] adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
=== Psikologi kognitif ===
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan [[kognisi]], seperti: [[Persepsi]], proses [[belajar]], kemampuan [[memori]], [[atensi]], kemampuan [[bahasa]] dan [[emosi]].
== Wilayah terapan ==
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah di mana [[kajian]] psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang [[Indonesia]] dengan [[spesialisasi]] membuat wilayah terapan ini [[rancu]], misalnya, seorang ahli psikologi [[pendidikan]] mungkin saja bekerja pada [[HRD]] sebuah [[perusahaan]], atau sebaliknya.
=== Psikologi pendidikan ===
[[Psikologi pendidikan]] berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan [[akademik]], sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk [[pola pikir]] anak.
Secara umum, psikologi pendidikan dipahami sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang menggunakan teori-teori psikologis dalam menganalisis pendidikan.
=== Psikologi industri dan organisasi ===
[[Psikologi industri]] memfokuskan pada pengembangan, mengevaluasi dan memprediksi [[kinerja]] suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh [[individu]], sedangkan [[psikologi organisasi]] mempelajari bagaimana suatu [[organisasi]] memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya
=== Psikologi kerekayasaan ===
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan [[interaksi]] antara manusia dan [[mesin]] untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (''human error'')
=== Psikologi klinis ===
Secara sempit [[psikologi klinis]] artinya suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku seseorang yang abnormal atau subnormal. Sedangkan secara luas dapat diartikan sebagai bidang psikologi yang mempelajari dan membahas hambatan emosional pada manusia namun tidak memandang apakah seseorang tersebut abnormal atau subnormal.
Secara umum [[psikologi klinis]] adalah sebuah bentuk psikologi terapan yang menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku seseorang dengan metode pengukuran asesmen, diagnosis dan intervensi serta uji fisik mengenai riwayat sosial sehingga diperoleh saran dan rekomendasi penyesuaian individu yang tepat.<ref>{{Cite web|url=https://www.golife.id/profesi-psikologi-klinis/|title=Psikologi Klinis, Profesi Yang Menarik Untuk Masa Depanmu|last=Mustika|first=Rima|date=10 Maret 2020|website=Psikologi Klinis, Profesi Yang Menarik Untuk Masa Depanmu|access-date=|archive-date=2020-06-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20200610163826/https://www.golife.id/profesi-psikologi-klinis/|dead-url=no}}</ref> Profesi yang berada di dalam sub-disiplin ilmu psikologi ini adalah [[Psikolog Klinis|psikolog klinis]].
=== Psikologi Sosial ===
Adalah bidang studi psikologi yang melihat peran individu dalam interaksinya dengan masyarakat. hanya saja kajian [[psikologi sosial]] sering dirancukan dengan ilmu [[sosiologi]]
== Topik ==
=== Gangguan psikologis/jiwa ===
Berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, penegakan diagnosis gangguan jiwa hanya bisa ditegakkan (salah satunya) oleh [[psikolog klinis]].<ref>https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210423123021/https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf |date=2021-04-23 }} (PDF). Diakses tanggal 2021-03-25</ref> Gangguan jiwa dapat timbul dari skala ringan hingga berat. Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan. Yang terberat adalah psikotik yang sudah tidak mampu membedakan imajinasi dan realitas.
Semua itu awalnya dipicu oleh stres yang tidak dapat dihadapi dengan adaptasi yang baik. Karena itu, stres merupakan sebuah kondisi, bukan gangguan yang mungkin banyak dimaksudkan orang selama ini.
Seberapapun beratnya gangguan jiwa, bila diterapi dengan tepat maka akan sembuh dan pasien gangguan jiwa dapat kembali normal. Terapinya sendiri terdiri dari dua macam jenis, yaitu dengan obat-obatan dan psikoterapi. Gangguan jiwa berhubungan dengan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak atau yang disebut juga dengan ''neurotransmitter''. Untuk memulihkannya, maka diperlukan obat-obatan. Sementara untuk memulihkan kejiwaan pasien, dibutuhkan psikoterapi yang berupa konseling.
Krisis adalah keadaan ''gangguan keseimbangan psikologis'' yang bersifat secara tiba-tiba sehingga kemampuan seseorang gagal untuk mengatasi permasalahannya dan terdapat bukti tekanan serta gangguan fungsional. Krisis muncul ketika suatu kejadian yang penuh tekanan terjadi ''melebihi'' kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah secara efektif saat berhadapan dengan tantangan atau ancaman tersebut. Dampak dari krisis terhadap masing-masing individu bergantung pada sudut pandang seseorang individu terhadap kejadian tersebut sebagai penyebab timbulnya kemarahan yang besar dan atau gangguan serta ketidakmampuan seseorang untuk menyelesaikan gangguan tersebut melalui mekanisme penyelesaian permasalahan yang biasa digunakan.
Krisis juga dapat memicu munculnya berbagai macam reaksi emosi/perasaan seperti, ketakutan, kesedihan, perasaan bersalah, dan lain-lain. Emosi atau perasaan adalah bagian penting yang menyatu dalam kehidupan kita. Perasaan dapat berupa perasaan positif atau negatif; contohnya tidak ada yang salah bila seseorang merasakan kesedihan setelah kehilangan anggota keluarga. Namun, ketika semua perasaan ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan berlanjut secara bertahun-tahun, maka perlu dilakukan suatu tindakan penyesuain terhadapnya.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap setiap situasi yang tidak menyenangkan. Krisis sering kali menimbulkan stres yang dapat bersifat akut atau menjadi berkepanjangan. Pengaruh negatif dari stres adalah stres dapat menimbulkan perasaan marah, sedih, tertekan dan perasaan hancur yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, percobaan bunuh diri, dan lain-lain. Stres juga dapat mengganggu pikiran, mengurangi konsentrasi, dan melemahkan pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan orang menjadi sangat sensitif oleh karena pengaruh stres. Stres yang berkepanjangan, dan cara mengatasi stres yang tidak sehat, dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Walaupun demikian, stres terkadang juga dapat memacu orang untuk berprestasi lebih baik. Ada juga stres yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan proses alamiah dalam upaya manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Stres mempengaruhi berbagai aspek kehidup seperti aspek fisik, emosi dan perilaku kita dan dampak yang terjadi dapat bersifat positif atau negatif. Jadi, stres juga bisa memberi pengaruh positif dimana stres dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik dan dapat mengantisipasi bila menghadapi stres berikutnya.
Beberapa masalah dan krisis dapat menyebabkan stres. Anak dan remaja, sebagaimana juga dengan orang dewasa, dapat menunjukkan gejala dan tanda yang secara klinis. Banyak sekali kalangan masyarakat yang dipengaruhi oleh gangguan mental depresi.
Stigma adalah penilaian buruk dan sikap negatif terhadap orang atau kelompok tertentu. Masih ada masalah besar dalam mengatasi stigma yang berhubungan dengan gangguan kesehatan mental. Kata-kata atau ungkapan seperti “gila” sering diucapkan dan menjadi ditakuti. Seringkali masyarakat berpendapat bahwa orang dengan gangguan mental merupakan pribadi yang lemah dan tidak dapat beradaptasi dengan stres. Jika seseorang menderita gangguan mental, keluarga mereka sering kali menyangkal atau menyembunyikan masalah ini, seperti mereka malu atau takut dengan penilaian orang. Penting untuk diperhatikan bahwa tidak ada orang yang menghendaki atau meminta untuk mengalami gangguan mental. Orang dengan gangguan mental membutuhkan perhatian, empati, dukungan dan bantuan kesehatan yang tepat. Gangguan mental dapat menjadi penderitaan dan kesulitan berfungsi jika tidak diobati. Saat diobati dan ditangani dengan benar, orang dengan gangguan mental dapat bebas dari berbagai gejala dan berfungsi dengan baik.
Selain itu, pemahaman makna perbedaan antara '''gangguan''' mental dan masalah '''kesehatan''' mental adalah hal penting untuk diketahui.
Menurut ''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V'' (DSM-5, 2013), gangguan mental didefinisikan sebagai berikut (hal 20): “Kumpulan gejala yang ditandai oleh gangguan klinis yang signifikan pada kognisi individu, regulasi emosi, atau perilaku seseorang, yang mencerminkan adanya disfungsi pada proses psikologis, biologis, atau perkembangan, yang mendasari fungsi mental.”
Gangguan mental biasanya berhubungan dengan distres yang signifikan atau disabilitas dalam kehidupan sosial, okupasi atau aktivitas penting lainnya. Suatu keadaan yang dapat diterima atau sesuai dengan budaya, sebagai reaksi stresor yang normal atau kehilangan, seperti kematian seseorang yang dicintai, bukanlah gangguan mental. Perilaku menyimpang secara sosial (contohnya politik dan agama/kepercayaan) dan konflik yang muncul antara individu dan lingkungannya, bukanlah gangguan mental sampai penyimpangan atau hasil konflik itu menimbulkan '''disfungsi''' pada individu tersebut, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan definisi di atas, masalah kesehatan mental merupakan masalah yang berhubungan dengan cara berpikir, mengatur perasaan seseorang, dan bersikap. Diedisi ''self-help skills and techniques'' saya akan bahas mengenai kepentingan cara berpikir, perasaan dan sikap.
Untuk menetukan apakah respons, tanda, atau genjala Anda memenuhi kriteria sebagai gangguan mental depresi, banyak faktor lain yang perlu diketahui. Waktu gejala tersebut ada, gangguan perilaku yang muncul, stres yang menyertai dan strategi untuk menghadapi stress perlu dinilai. Tipe dan sumber dukungan juga berbeda-beda bergantung pada derajat beratnya masalah individu tersebut.
''Deteksi dini melalui konsultasi profesional adalah salah satu kunci pokok''. Selanjutnya intervasi atau pengelolaan stres akan diberikan dengan tujuan untuk menjaga individu tetap berada pada keadaan yang sehat baik fisik maupun mental dan dapat meraih kembali fungsi sehari-hari mereka. Selain itu, belajar untuk menerapkan ''self-help skills and techniques'' dari intervasi memberikan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan stres dalam kehidupan individu tersebut dan membantu mereka untuk tetap berada pada tingkat stres yang rendah.
=== Ekstraversi dan Introversi ===
Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh motivasi yang mendasarinya untuk berperilaku.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151204224900/http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 |date=2015-12-04 }}. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A" /> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A" /> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A" /> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A" /> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A" /> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A" /> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A" />
Introver dan ekstrover adalah salah satu bentuk dari stereotip kepribadian yang mudah berkembang menjadi stigmatisasi.<ref>{{Cite web|last=Safira|first=Almira Rahma|date=2019-09-28|title=Personality Stereotype: Seberapa Penting Penggolongan Introver dan Ekstrover?|url=https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|website=Pijar Psikologi|archive-url=https://web.archive.org/web/20201023074704/https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|archive-date=2020-10-23|dead-url=yes|access-date=2021-03-19}}</ref>
=== Pergaulan ===
[[Pergaulan]] merupakan jalinan hubungan [[sosial]] antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses [[interaksi sosial]] yang terjalin antara [[individu]] dalam [[lingkungan]] sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain.
Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi yang sifatnya persekutuan. Interaksi seperti ini biasanya memicu terbentuknya persatuan atau integrasi sosial. Proses Asosiatif adalah suatu bentuk interaksi sosial yang bisa meningkatkan hubungan kesolidaritasan sesama
manusia. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti: kerja sama, akomodasi / penyesuaian, asimilasi dan akulturasi.
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya memisahkan atau menerapakan proses oposisi. Interaksi disosiatif lebih mengarah pada upaya untuk melawan seseorang atau kelompok untuk tujuan tertentu. Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan/menyempitkan hubungan solidaritas antar individu. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau [[konflik]], seperti: [[persaingan]], kontravensi dan konflik.
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
==== Keakraban dengan teman ====
Menjaga hubungan yang baik dalam bersahabat memang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial. Dimana seseorang akan selalu membutuhkan teman atau sahabat untuk berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Dan sebuah keakraban adalah tujuan yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki hubungan sosial khususnya dalam
bersahabat agar selalu dapat melakukan interaksi sosial yang positif. Sehingga dapat menjadi sosok sahabat sejati dan selalu bisa hidup berbaur antara satu sama lain.
Akan tetapi setiap hubungan sosial seseorang dalam bersahabat sangat mungkin diwarnai oleh friksi atau perbedaan pendapat antara satu sama lain yang menyebabkan hubungan keakraban mereka menjadi berkurang. Sebagai makhluk sosial hendaklah seseorang mengerti akan pentingnya untuk menjaga sebuah hubungan persahabatan yang baik.
Manusia dalam kegiatan sehari hari tidak lepas dari interaksi sesama manusia, baik yang positif dan negatif. Disini saya mencoba berbagi cara bagaimana cara menjalin hubungan yang baik dengan teman ataupun dengan orang yang belum kita kenal.
Berikut cara cara untuk menjaga sebuah hubungan pertemanan:
# Hormatilah teman, teman biasanya sebaya dengan kita, bahkan ada yang lebih tua dari kita, oleh karenanya sudah sepantasnya kita menghormati yang lebih tua.
# Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin tidak masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.
# Sesekali kumpul. Biasanya jika ada waktu senggang ajak teman teman kita untuk hangout bareng ke mall untuk makan ataupun sekadar jalan jalan, ini berfungsi untuk mengakrabkan diri kita. Jangan terlalu sering karena akan merasa jenuh.
# Bantu, bantulah teman jika mengalami kesulitan, ingat membantu dalam yang postif. Jangan sesekali membantu teman jika berbuat salah apalagi melanggar hukum.
# Ibadah berjamaah, selain mendapatkan pahala yang berlipat, beribadah dengan teman akan semakin akrab dengan teman.
# Saling mengingatkan, itu perlu karena sifat dasar manusia adalah pelupa.
# Berbagi, saling memberi jika mempunyai rejeki lebih.
=== Perilaku menyimpang ===
[[Perilaku menyimpang]] yang juga biasa dikenal dengan nama [[penyimpangan sosial]] adalah [[perilaku]] yang tidak sesuai dengan [[nilai]]-nilai [[kesusilaan]] atau [[kepatutan]], baik dalam sudut pandang kemanusiaan ([[agama]]) secara [[individu]] maupun pembenarannya sebagai bagian daripada [[makhluk sosial]].
Dalam [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] perilaku menyimpang diartikan sebagai [[tingkah laku]], perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap [[lingkungan]] yang bertentangan dengan [[norma]]-norma dan [[hukum]] yang ada di dalam [[masyarakat]].<ref>'''Kamus Lengkap Bahasa Indonesia''', Tim Prima Pena, Gita Media Press</ref>
Dalam kehidupan [[masyarakat]], semua [[tindakan]] [[manusia]] dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang [[siswa]] menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap [[norma]]-norma atau [[nilai]]-nilai masyarakat disebut deviasi, sedangkan pelaku atau [[individu]] yang melakukan penyimpangan disebut devian. Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan [[konformitas]]. Konformitas adalah bentuk [[interaksi sosial]] yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan [[kelompok]].
Perilaku menyimpang dan kejahatan yang terjadi di masyarakat merupakan salah satu bahasan dalam [[kriminologi]]. Perilaku menyimpang dan kejahatan sendiri dalam sudut pandang kriminologi dapat dijelaskan dengan beberapa teori misalnya dengan Containment Theory dari Walter C. Reckless, Social Bond dari Travis Hirschi, dan Labelling Theory.<ref>Mustofa,Muhammad.2007.''Kriminologi''.Depok: FISIP UI Press.</ref>
=== Kenakalan remaja ===
[[Kenakalan remaja]] adalah suatu perbuatan yang melanggar [[norma]], dan [[aturan]] dalam ruang lingkup masyarakat yang dilakukan pada usia [[remaja]] atau transisi masa [[anak-anak]] ke [[dewasa]].
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.<ref name="Kenakalan Remaja">[http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ Kenakalan Remaja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171108151900/http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ |date=2017-11-08 }} /belajarpsikologi.com</ref>
=== Psikologi lingkungan (perilaku) ===
[[Psikologi lingkungan]] adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari [[Perilaku manusia|perilaku]] [[manusia]] berdasarkan pengaruh dari [[lingkungan]] tempat tinggalnya, baik lingkungan [[sosial]], lingkungan binaan ataupun lingkungan [[alam]]. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai [[Budaya|kebudayaan]] dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi [[sikap]] dan [[Budi|mental]] manusia.
Psikologi lingkungan berkaitan dengan [[kebutuhan]] manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi [[tanaman]], [[hewan]], objek [[Bahan|material]], dan manusia. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan ketegangan lingkungan, misalnya, keadaan ruangan yang akan memicu [[kejiwaan]] seseorang, suhu, suasana dan sifat cahaya. Jadi pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, dan transendental.
Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang mempengaruhi sikap dan mental manusia. Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi [[kualitas]] hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan.
Ruang lingkup psikologi lingkungan tidak hanya memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman manusia dalam hubungannya dengan setting fisik namun juga membahas rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, serta seting-seting pada lingkup yang bervariasi lainnya. Sosiologi Lingkungan merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi Lingkungan. Dan terdapat jenis-jenis lingkungan dalam psikologi sosial yang juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan, diantaranya adalah:
* Lingkungana alamiah, seperti: lautan, hutan dan sebagainya
* Lingkungan buatan/binaan, seperti: jalan raya, perumahan dan sebagainya
* Lingkungan sosial
* Lingkungan yang dimodifikasi
;Hubungan individu dengan lingkungan
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu, Hubungan antara individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
* Individu menolak atau menentang lingkungan
* Individu menerima lingkungan
* Individu bersikap netral
Sikap-sikap tersebut dapat berubah sesuai perkembangan individu maupun lingkungan.
=== Pendidikan karakter atau moral ===
Penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.
Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.
Tahap-tahap perkembangan moral menurut John Dewey, yaitu:
# Tahap pramoral, ditandai bahwa anak belum menyadari keterikatannya pada aturan.
# Tahap konvensional, ditandai dengan berkembangnya kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan.
# Tahap otonom, ditandai dengan berkembangnya keterikatan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas.
;Norma, nilai, dan moral
Norma adalah aturan, ketentuan, ukuran-ukuran, hukum, tradisi yang berlaku pada masa tertentu yang digunakan untuk mengatur tingkah laku manusia dan kelompok untuk mewujudkan keteraturan dan ketertiban dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Contoh:
* Tidak meludah di sembarang tempat (norma kesopanan)
* Membunuh, mencuri, merampok (norma Hukum)
Nilai adalah harga, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi, kadar atau mutu yang mempunyai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya. Contoh:
* Mobil Mercedes Benz keluaran terbaru yang harganya sangat mahal. (nilai dalam arti harga)
* Upacara memandikan pusaka-pusaka Keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah upacara yang penuh dengan filosofi masyarakat Jawa. (nilai tradisi)
Moral adalah penentuan baik-buruk terhadap suatu perbuatan dan kelakuan manusia. Contoh:
* Suka menolong orang lain
* Berbakti kepada kedua orang tua
;Istilah kepribadian
Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya antara lain:
* Personality (kepribadian); penggambaran perilaku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative)
* Character (karakter); penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun implisit.
* Disposition (watak); karakter yang telah dimiliki dan sampai sekarang belum berubah.
* Temperament (temperament); kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologic atau fisiologik, disposisi hereditas.
* Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
* Type-Attribute (ciri): mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
== Kritik ==
Berdasarkan pengertian di atas kita diharuskan mengetahui perbedaan [[budaya]] kita dengan budaya pada saat psikologi muncul sebagai [[ilmu pengetahuan]]. Apakah kajian ilmu tersebut sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada perbedaan di dalamnya. Misalkan, ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu dalam kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur [[kecerdasan]] kita sebagai masyarakat pedalaman, bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan itu diukur dari bisa dan tidaknya kita menghitung matematika, menjawab soal-soal ujian, menjawab serangkaian tes kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian teori psikologi dengan kebudayaan kita itulah yang benar-benar harus kita pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.
== Lihat pula ==
* [[Pergaulan]]
* [[Psikologi kepemimpinan]]
* [[Psikologi lansia]]
* [[Psikologi penyiksaan]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Biologi nav}}
{{Cabang ilmu sosial}}
[[Kategori:Psikologi| ]]
[[Kategori:Ilmu psikologi]]
|