Kesesatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jejeeangstie (bicara | kontrib)
k suntingan kecil
 
(94 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{riset asli}}
'''Kesesatan''' adalah [[kesalahan]] yang terjadi dalam aktivitas [[berpikir]] karena penyalahgunaan [[bahasa]] (verbal) dan/atau relevansi (materi) <ref>Ida Anggraeni Ananda, S.S.,M.Si., Modul Dasar-Dasar Logika{{br}}Daftar pustaka:{{br}}
{{tone}}
{{refimprove}}
{{rapikan}}
[[Berkas:Circular reasoning.svg|thumb|Kesesatan logika penalaran melingkar]]
'''Kesesatan''' adalah [[kesalahan]] yang terjadi dalam aktivitas [[berpikir]] karena penyalahgunaan [[bahasa]] (verbal) dan/atau relevansi (materi).<ref>Ida Anggraeni Ananda, S.S.,M.Si., Modul Dasar-Dasar Logika{{br}}Daftar pustaka:{{br}}
* Hayon, Y.P, Logika, Prinsip-prinsip Bernalar Tepat, Lurus, dan Teratur. ISTN, Jakarta, 2001
* Soekadijo, R.G, Logika Dasar Tradisional, Simbolik dan Induktif. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2001.</ref>. Kesesatan (''fallacia'', ''fallacy'') merupakan bagian dari [[logika]] yang mempelajari beberapa jenis kesesatan [[penalaran]] sebagai lawan dari [[argumentasi]] logis. KesesatanKesalahan karenayang ketidaktepatandisebabkan oleh bahasa yang salah antara lain disebabkan olehkarena pemilihan terminologiistilah yang salah, sedangkan ketidaktepatan relevansi bisayang salah dapat disebabkan oleh (1) pemilihan [[premis]] yang tidak tepatsalah (membuatpembuatan [[premis]] dari [[proposisi]] yang salah), atau (2) prosesprosesnya penyimpulandalam mendeduksi premis yang tidak tepatsalah (premisnyapremis tidak berhubunganterkait dengan proposisi salah pada kesimpulan yang akanharus dicari). Suatu kesalahan yang kejadiannya terdapat dalam kesalahan penalaran disebut kesalahan logika.<ref>{{cite journal|last=Srimayasandy|first=Syahyuni|date=2021|title=Kesesatan Logika Argumentasi pada Testimoni di Tayangan Televisi Homeshopping|url=https://ojs2.polimedia.ac.id/index.php/mediasi/article/download/368/251|journal=Jurnal Kajian dan Terapan Media, Bahasa, Komunikasi|volume=2|issue=2|pages=150-162|doi=|issn=2721-0995|id=|accessdate=2021-12-08}}</ref>
 
== Konsep kesesatan ==
Secara istilah dalam bahasa, kesesatan, atau disebut juga kekeliruan, adalah konsep penggunaan akal atau aktivitas pikiran yang [[Validitas (logika)|tidak valid]] atau salah (gerakan yang salah) dalam konstruksi [[argumen]].<ref>{{Cite book|last=van Eemeren|first=Frans|last2=Garssen|first2=Bart|last3=Meuffels|first3=Bert|date=2009|url=http://library.lol/main/20E0935F6213ABFC5B38516070717863|title=Fallacies and Judgments of Reasonablene Empirical Research Concerning the Pragma-Dialectical Discussion Rules|location=Dordrecht|publisher=Springer|isbn=978-90-481-2613-2|pages=1|doi=10.1007/978-90-481-2614-9|url-status=live}}</ref> Argumen yang salah mungkin menipu dengan terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya. "kesalahpahaman umum", kesalahan dalam menempatkan pernyataan palsu dalam pelukan apa yang umum diketahui.<ref>{{Cite book|last=Woods|first=John|date=2004|url=http://library.lol/main/95216757F02B83304B9B42C446454BA1|title=The Death of Argument: Fallacies in Agent Based Reasoning|location=[[London]]|publisher=Springer|isbn=978-90-481-6700-5|series=Applied Logic Series|volume=32|pages=131|language=en|chapter=|doi=10.1007/978-1-4020-2712-3_1|author-link=John Woods (logician)|url-status=live|part=1}}</ref> Beberapa kekeliruan dilakukan dengan sengaja untuk [[Manipulasi psikologis|memanipulasi]] atau [[Persuasi|membujuk]] dengan [[penipuan]], sementara yang lain dilakukan secara tidak sengaja karena kecerobohan atau ketidaktahuan. [[Kesehatan|Keabsahan]] argumen salah, apabila menghambat atau alih-alih berkontribusi pada penilaian yang baik atas kesaksian ahli dan mengembangkan keahlian yang memadai. Oleh karena itu kita harus mempelajari dengan cermat di mana dan ketika argumen ini salah.<ref>{{Cite book|date=2015|url=http://31.42.184.140/main/1334000/d59eb6dce085a1b7ea8ecd45e5441459/%28Law%20and%20Philosophy%20Library%20112%29%20Thomas%20Bustamante%2C%20Christian%20Dahlman%20%28eds.%29%20-%20Argument%20Types%20and%20Fallacies%20in%20Legal%20Argumentation-Springer%20International%20Publishing%20%282015%29.pdf|title=Argument types and fallacies in legal argumentation|location=Heidelberg|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-319-16147-1|editor-last=Bustamente|editor-first=Thomas|page=8|language=en|editor-last2=Dahlman|editor-first2=Christian|url-status=live|access-date=2021-12-13|archive-date=2021-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20211210093832/http://31.42.184.140/main/1334000/d59eb6dce085a1b7ea8ecd45e5441459/%28Law%20and%20Philosophy%20Library%20112%29%20Thomas%20Bustamante%2C%20Christian%20Dahlman%20%28eds.%29%20-%20Argument%20Types%20and%20Fallacies%20in%20Legal%20Argumentation-Springer%20International%20Publishing%20%282015%29.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Kesesatan yang juga diartikan sebagai kekeliruan merupakan gagasan yang diyakini banyak orang sebagai kebenaran, tetapi sebenarnya salah karena didasarkan pada informasi atau penalaran yang salah.<ref>{{Cite web|last=HarperCollins|title=Fallacy|url=https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/fallacy|website=collinsdictionary.com|access-date=2021-12-09}}</ref>
 
Kekeliruan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yakni kekeliruan formal dan kekeliruan informal. [[Kekeliruan formal]] adalah cacat dalam struktur [[Metode deduksi|argumen deduktif]] yang membuat argumen menjadi tidak valid, sedangkan [[kekeliruan informal]] berasal dari kesalahan dalam penalaran selain dari bentuk logis yang tidak tepat.<ref name="garns">{{Cite web|last=Garns|first=Rudy|date=1997|title=Informal Fallacies|url=http://www.nku.edu/~garns/165/ppt3_2.html|publisher=Northern Kentucky University|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20170201173411/http://www.nku.edu/~garns/165/ppt3_2.html|archive-date=2017-02-01|access-date=2021-12-09|url-status=dead}}</ref> Argumen yang mengandung kekeliruan informal mungkin [[Validitas (logika)|sah]] secara formal, tetapi masih keliru.<ref name="Downden">{{Cite web|last=Dowden|first=Bradley|title=Fallacy|url=http://www.iep.utm.edu/fallacy|website=Internet Encyclopedia of Philosophy|language=en|access-date=2021-12-09}}</ref>
 
Kekeliruan juga diartikan sebagai kecacatan yang melemahkan argumen. Argumen yang salah sangat umum dan bisa persuasif dalam penggunaan secara umum.{{Sfn|Tindale|p=109|2007}} Misalnya, pernyataan tidak berdasar yang sering disampaikan dengan keyakinan yang membuatnya terdengar seolah-olah itu adalah fakta yang terbukti.<ref name="The new handbook of cognitive...">{{Cite book|last=McMullin|first=Rian E.|date=2000|url=https://archive.org/details/newhandbookofcog0000mcmu|title=The new handbook of cognitive therapy techniques|location=New York|publisher=W. W. Norton|isbn=978-0393703139|edition=Revisi|pages=214|oclc=41580357|url-status=live}}</ref> Kekeliruan informal khususnya sering ditemukan di media massa seperti televisi dan surat kabar.<ref name="McMurty1990">{{Cite journal|last=McMurtry|first=John|date=1988|title=The mass media: An analysis of their system of fallacy|url=https://informallogic.ca/index.php/informal_logic/article/download/2647/2088|journal=Informal Logic|volume=10|issue=3|pages=147|doi=10.22329/il.v10i3.2647}}</ref> Penting untuk memahami apa itu fallacy sehingga seseorang dapat mengenalinya dalam tulisannya sendiri atau tulisan orang lain. Menghindari kekeliruan akan memperkuat kemampuan seseorang untuk menghasilkan argumen yang kuat. Sehingga kesesatan berpikir dapat digunakan sebagai alat berpikir untuk mencapai suatu kebenaran sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara rasional dan ilmiah.<ref>{{Cite journal|last=Weruin|first=Urbanus Ura|date=2017|title=Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum|url=https://media.neliti.com/media/publications/196422-ID-logika-penalaran-dan-argumentasi-hukum.pdf|journal=Jurnal Konstitusi|volume=14|issue=2|pages=376|doi=10.31078/jk1427}}</ref>
 
== Klasifikasi kesesatan ==
 
Karena struktur dan penerapannya yang beragam, kekeliruan sulit untuk diklasifikasikan agar dapat memuaskan semua praktisi. Kekeliruan dapat diklasifikasikan secara ketat oleh struktur atau isinya, seperti mengklasifikasikannya sebagai [[kekeliruan logika formal]] atau [[kekeliruan logika informal]], masing-masing. Klasifikasi kekeliruan informal dapat dibagi lagi ke dalam kategori seperti meragukan apakah yang pernyataan asli berarti, hal inilah yang disebut 'analisis linguistik'. Linguistik merupakan analisis untuk mengakui kesalahan, relevansi melalui penghilangan, relevansi melalui intrusi, dan relevansi melalui anggapan.<ref>{{Cite book|last=Pirie|first=Madsen|year=2007|url=http://library.lol/main/53980922478B38892672216AA1197D3F|title=How to Win Every Argument: The Use and Abuse of Logic|location=[[London]], [[New York]]|publisher=Continuum International|isbn=9780826498946|edition=|pages=140|url-status=live}}</ref> Dalam perkembangan sejarah logika filosofis, ada berbagai jenis kesalahan inferensi. Meskipun model klasifikasi kesesatan yang dianggap standar sejauh ini belum diterima oleh para ahli, mengingat cara penalaran manusia sangat menyimpang, dalam istilah awam, kesalahan atau kesesatan dapat dibagi menjadi dua jenis yakni kesesatan formal, kesesatan informal dan kesesatan material.
Dalam sejarah perkembangan logika terdapat berbagai macam tipe kesesatan dalam penalaran. Walaupun model klasifikasi kesesatan yang dianggap baku hingga saat ini belum disepakati para ahli, mengingat cara bagaimana penalaran manusia mengalami kesesatan sangat bervariasi, namun secara sederhana kesesatan dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu kesesatan formal dan kesesatan material.
 
=== '''Kesesatan''' formal ===
'''Kesesatan formal''' adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk (forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran terhadap prinsip-prinsip logika mengenai term dan proposisi dalam suatu argumen (lihat hukum-hukum [[silogisme]]).
Kekeliruan formal atau kesesatan formal, kesalahan deduktif, kesalahan logis atau ''non sequitur'' ( bahasa Latin artinya "tidak mengikuti") didefiniskan kesalahan yang berasal dari suatu kecacatan dalam struktur [[Argumen logis|argumen]] [[Metode deduksi|deduktif]] yang membuat argumen [[Validitas (logika)|tidak valid]]. Kecacatan dapat dengan rapi diekspresikan dalam sistem logika standar.<ref name="GenslerAZ">{{Cite book|last=Gensler|first=Harry J.|date=2010|url=https://www.harryhiker.com/lc/docs/manual2.pdf|title=The A to Z of Logic|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=9780810875968|page=74|language=en|url-status=live}}</ref> Struktur yang mendasari argumen formal bagaimanapun juga akan melibatkan pola kesimpulan.{{Sfn|Tindale|p=44|2007}} Kehadiran kekeliruan formal tidak menyiratkan apa pun tentang [[premis]] argumen atau kesimpulannya. Keduanya mungkin benar-benar benar, atau bahkan lebih mungkin sebagai akibat dari argumen tersebut; tetapi argumen deduktif masih tidak valid karena kesimpulannya tidak mengikuti premis dengan cara yang dijelaskan. Kesesatan formal adalah kesalahan yang disebabkan oleh bentuk argumen yang salah atau tidak valid. Kesalahan ini terjadi karena pelanggaran prinsip logis tentang istilah dan klausa dalam suatu argumen. Sebuah kesimpulan mungkin menjadi kesimpulan dari suatu argumen, tetapi banyak kesimpulan tidak akan.
 
=== '''Kesesatan''' informal ===
'''Kesesatan material''' adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa (kesesatan bahasa) yang menyebabkan kekeliruan dalam menarik kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannya (kesesatan relevansi). Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata itu dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan arti kalimat yang bersangkutan. Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran.
Berbeda dengan kekeliruan formal, kekeliruan informal atau kesesatan informal didefiniskan kesalahan yang berasal dari kesalahan penalaran selain cacat dalam bentuk logis dari argumen.<ref name="garns2">{{Cite web|last=Garns|first=Rudy|date=1997|title=Informal Fallacies|url=http://www.nku.edu/~garns/165/ppt3_2.html|publisher=Northern Kentucky University|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20170201173411/http://www.nku.edu/~garns/165/ppt3_2.html|archive-date=2017-02-01|access-date=2021-12-09|url-status=dead}}</ref> [[Metode deduksi|Argumen deduktif yang]] mengandung kekeliruan informal mungkin [[Validitas (logika)|sah]] secara formal,<ref name="Downden2">{{Cite web|last=Dowden|first=Bradley|title=Fallacy|url=http://www.iep.utm.edu/fallacy|website=Internet Encyclopedia of Philosophy|access-date=17 February 2016}}</ref> tetapi masih tetap tidak meyakinkan secara rasional. Namun demikian, kekeliruan informal berlaku untuk argumen deduktif dan non-deduktif. Dalam analsis kekeliruan informal berdasarkan karakteristik adalah tertuju pada satu peserta untuk membujuk yang lain bahwa proposisi tertentu harus diterima.{{Sfn|Walton|p=19|1987}} Meskipun bentuk argumen yang mungkin relevan, kekeliruan jenis ini diibaratkan sebagai jenis kesalahan dalam penalaran yang muncul dari kesalahan penanganan isi proposisi yang membentuk argumen.{{Sfn|Copi|Cohen|p=110|2014}}
 
=== '''Kesesatan''' Bahasa'''material''' ===
Kesesatan material adalah kesesatan yang memiliki keterkaitan pada bagian isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor kebahasaan (kesalahan bahasa) yang menyebabkan kebingungan dalam penarikan kesimpulan dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulan (kesalahan terkait). Setiap kata dalam bahasa memiliki makna tersendiri, dan setiap kata dalam kalimat tersebut memiliki makna yang sesuai dengan makna kalimat yang dimaksud. Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, tetapi dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya.{{Sfn|Hidayat|p=131|2018}} Adapun dua bentuk kesesatan material baik kesesatan bahasa dan kesesatan relevansi dapat diuraikan sebagai berikut.
 
==== Kesesatan bahasa ====
Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan keseluruhan arti kalimatnya.
Kesesatan bahasa bisa diartikan sebagai suatu kesalahan berfikir akibat penggunaan bahasa yang tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan penafsiran yang menyimpang, bahkan menyesatkan. Kesalahan linguistik juga merupakan penggunaan kata dalam bahasa dengan maknanya masing-masing, setiap kata dalam kalimat memiliki makna yang sesuai dengan makna kalimat secara keseluruhan. Jadi meskipun kata yang digunakan sama, dalam kalimat yang berbeda kata tersebut dapat memiliki arti yang berbeda. Ketidaktepatan dalam menentukan arti kata atau kalimat dapat menyebabkan inferensi yang salah.{{Sfn|Hidayat|p=131-132|2018}} Berikut adalah beberapa jenis kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan bahasa:
 
===== Kesesatan Aksentuasi =====
Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervanasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran. Berikut ini adalah beberapa bentuk kesesatan karena penggunaan bahasa
Pengucapan kata-kata tertentu harus dilakukan dengan hati-hati karena ada suku kata yang harus ditekankan. Perubahan tekanan suku kata dapat menyebabkan perubahan makna. Dengan demikian, kurangnya perhatian pada tekanan bicara dapat menyebabkan perbedaan makna, akibatnya argumen menjadi sesat.{{Sfn|Hidayat|p=132|2018}} Contoh penggunaannya dalam suatu aksen yakni "Gubernur mengatakan, 'Hemat sabun dan kertas bekas.' Jadi sabun lebih berharga daripada kertas".<ref>{{Cite web|last=Rescher|first=Nicholas|last2=Schagrin|first2=Morton L.|title=Verbal fallacies|url=https://www.britannica.com/topic/fallacy/Verbal-fallacies#ref1102397|website=britannica.com|access-date=2021-12-10}}</ref>
 
====== Kesesatan Aksentuasiaksentuasi verbal ======
Contoh:
Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran mengalami kesesatan.
 
* [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] (kabupaten kepulauan) dan selayar (keadaan di lautan dalam satu layar)
===== Kesesatan aksentuasi verbal =====
 
Contoh:
* Apel (buah-buahan) dan apel (menghadiri upacara bendera)
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
* Mental (jiwa) dan mental (memantul)
* Serang (kota) dan serang (tindakan menyerang dalam pertempuran)
* Tahu (memasak, makanan) dan tahu (tahu sesuatu)
* Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)
* Batu (benda padat) dan batu (menghantam dengan benda padat)
* Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)
* Malam (waktu) dan malam (malu jika diingat masa lalu)
* Tahu (masakan, makanan) dan tahu (mengetahui sesuatu)}}
* Jalan (jalan raya) dan jalan (bertindak, berperilaku)
* Pohon (tumbuhan) dan pohon (meminjam uang dengan bunga).
 
====== Kesesatan aksentuasi non-verbal ======
 
Misal pada sebuah iklan:
 
"Dengan 56 juta bisa membawa unit mobil"
 
=====Mengapa Kesesatanbahasa iklan ini salah ketik penekanan tidak terucapkan atau aksentuasi non-verbal =====(contoh kasus):
 
Karena ternyata mobil tidak bisa dibawa (pulang) bukan hanya 56 juta rupiah, tetapi juga dengan persyaratan lain seperti slip gaji, Kartu Tanda Penduduk (KTP), tagihan listrik terbaru dan informasi sertifikat kepemilikan.
Contoh sebuah iklan:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
"Dengan 2,5 juta bisa membawa motor"}}
 
Contoh lainnya:
Mengapa bahasa dalam iklan ini termasuk kesesatan aksentuasi non-verbal (contoh kasus):
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
Karena motor ternyata baru bisa dibawa (pulang) tidak hanya dengan uang 2,5 juta tetapi juga dengan menyertakan syarat-syarat lainnya seperti slip gaji, KTP, rekening listrik terakhir dan keterangan surat kepemilikan rumah.}}
 
"Apa" dan "Ha" dalam suatu ungkapan dimana memiliki arti yang bermacam-macam apabila:{{Sfn|Hidayat|p=132|2018}}
Contoh ungkapan:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
'''Apa''' dan '''Ha''' }}
memiliki arti yang berbeda-beda bila:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
* diucapkan dalam keadaan marah
* diucapkan dalam keadaan bertanya
* diucapkan untuk menjawab panggilan.}}
 
* diungkapkan pada keadaan marah
==== Kesesatan Ekuivokasi ====
* diungkapkan pada keadaan bertanya
Kesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu kata mempunyai lebih dari satu arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah kata yang sama, maka terjadilah kesesatan penalaran.
* diungkapkan pada saat mengangkat telpon.
 
===== Kesesatan Ekuivokasi verbal =====
Kesesatan ekivalensi adalah kesalahan yang disebabkan oleh kata yang memiliki lebih dari satu arti. Apabila dalam suatu argumen ada perubahan arti dari kata yang sama, maka itu adalah kesalahan argumen.{{Sfn|Hidayat|p=133|2018}}
Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi pada pembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksud yang berbeda.
 
====== Kesesatan Ekuivokasi verbal ======
Contoh:
Kesesatan ekuivokasi verbal adalah kesalahan diskriminasi (ekuivokasi) terjadi dalam berbicara ketika suara yang sama disalahartikan dalam dua pengertian yang berbeda.{{Sfn|Hidayat|p=133|2018}}
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
 
* bisa (dapat) dan bisa (racun ular)
Misal pada ungkapan bisa (boleh) dan bisa (racun ular){{Sfn|Hidayat|p=133|2018}}{{quote|
{{cquote|
Seorang pasien berkebangsaandengan kewarganegaraan Malaysia berjumpabertemu dengan seorangsalah doktersatu orang di Indonesia yakni seorang dokter. Setelah diperiksaselesai dilakukan pemeriksaan, doktordokter memberi nasihat, dengan pernyataan "Ibu hanya perlu menjaga makannyamakan teratur."
SangSi pasien bertanyamenanyakan, "BolehApa saya makanbisa ayammemakan rendang?". SangSi dokter menjawabmembalas dengan jawaban "Bisa."
SangSi pasien bertanyamenanyakan, "BolehApa saya bisa makan ikanudang?". SangSi dokter menjawabmembalas dengan jawaban "Bisa."
 
SangSi pasien bertanyamenanyakan, "BolehApa saya bisa makan sayurbuah?". SangSi dokter menjawabmembalas dengan jawaban "Bisa."
 
SangSi pasien merasadengan rasa marah lalu membentak "KalauJika semua hal bisa (beracun), lalu apa yang saya hendakakan saya makan.....?"<ref>Lelucon ini diambil dari cerita Yosri sebagai masukan dalam [[Wikipedia:Usul penggabungan Wikipedia Indonesia dan Melayu|usaha penggabungan Wikipedia Bahasa Indonesia dan Wikipedia Bahasa Melayu]]</ref>}}Contoh lainnya:{{Sfn|Hidayat|p=133|2018}}
 
* teh (tumbuhantanaman, jenis minuman) dan teh (basakata sifat sunda) - kata imbuhan)
* buntut (ekor) dan buntut (anak-anak kecilmengikuti yangke mengikutimana kemanapunpun seorangorang dewasa pergibepergian)
* menjilat (es krimmanis) dan menjilat (ungkapanekspresi yang dikenakanberlaku pada seseorang yang memujimenyewa secara berlebihan denganuntuk tujuan tertentu)}}
 
====== Kesesatan Ekuivokasi non-verbal ======
Contoh:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
* Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan [[kain sari]] putih-putih umumnya adalah janda
* Menggelengkan kepala (berarti tidak setuju), namun di India menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain menunjukkan kejujuran.<ref>Etiket Internasional. Anak Benua India. Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari. Hal. 151. Peter Clayton. Karisma Publishing Group 2006</ref>
* Bergandengan sesama jenis pasti [[homo]]
* Menggelengkan kepala (berarti tidak setuju), namun di India menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain menunjukkan kejujuran<ref>Etiket Internasional. Anak Benua India. Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari. Hal. 151. Peter Clayton. Karisma Publishing Group 2006</ref>.}}
 
===== Kesesatan Amfiboli =====
Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yangtersebut dikarenakandisebabkan konstruksioleh struktur kalimat sedemikian rupa sehingga artinyadapat menjadiberarti bercabang. IniArtinya dikarenakanbergantung letakpada sebuahkata ambigu atau struktur tata bahasa untuk membingungkan atau menyesatkan audiens. Hal ini juga dikenal sebagai amfibi.<ref>{{Cite web|last=Nordquist|first=Richard|year=2019|title=Amphiboly in Grammar and Logic|url=https://www.thoughtco.com/amphiboly-grammar-and-logic-1689084|website=thoughtco.com|language=en|access-date=2021-12-10}}</ref> Hal ini disebabkan oleh kedudukan suatu kata atau [[term]istilah] tertentu dalam konteks kalimatnyakalimat. Akibatnya, timbulada lebih dari satu penafsiran mengenaiinterpretasi maknanya, padalahalmeskipun hanya satu saja makna yang benar sementara maknasedangkan yang lain pasti salah. Misalnya, Dijual kursi bayi tanpa lengan. (1) Diperjualkan kursi untuk bayi tanpa lengan. (2) Diperjualkan kursi tanpa sandaran lengan khusus untuk bayi. Ejaan yang benar adalah: Diperjualkan kursi bayi, kursi berlengan untuk dijual.{{Sfn|Hidayat|p=134|2018}}
 
Contoh lainnya: Ayam makan cacing mati.
Contoh:
* Arti 1: Ayam makan, lalu cacing mati
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text= Dijual kursi bayi tanpa lengan.}}
* Arti 12: DijualAyam sebuahmakan kursicacing untuklalu seorangayam bayitersebut tanpa lengan.mati
* Arti 3: Ayam sedang memakan seekor cacing yang sudah mati.{{Sfn|Hidayat|p=134|2018}}
* Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.
''{{en}}Panda eat shoots and leaves''.
* Arti 1: Panda makan, lalu nembak, kemudian pergi.
* Arti 2: Seekor panda makan pucuk bambu dan daun-daun.{{Sfn|Hidayat|p=134|2018}}
“Dinda sedang berencana untuk pulang ke desa dengan saudarinya meninggal”
 
dari kalimat di atas terdapat dua hal yang mungkin dapat dipahami:
Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi.
 
* Dinda meninggal dengan saudarinya.
Contoh lain:
* Dinda orang yang telah meninggal, akan pulang ke desa bersama saudarinya.
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text= Kucing makan tikus mati.}}
* Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati
* Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati
* Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudah mati.
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text= {{en}} Panda eat shoots and leaves.}}
* Arti 1: Panda makan, lalu menembak, kemudian pergi.
* Arti 2: Seekor panda memakan pucuk bambu dan dedaunan.
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text= Ali mencintai kekasihnya, dan demikian pula saya!}}
* Arti 1: Ali mencintai kekasihnya, dan saya juga mencintai kekasih Ali.
* Arti 2: Ali mencintai kekasihnya dan saya juga mencintai kekasih saya.
 
==== Kesesatan Metaforis ====
Disebut juga (''fallacy of metaphorization'') adalah kesesatan yang terjadi karena pencampur-adukkan arti [[kiasan]] dan arti sebenarnya. Artinya terdapat unsur persamaan dan sekaligus perbedaan antara kedua arti tersebut.
Tetapi bila dalam suatu [[penalaran]] arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya maka terjadilah kesesatan metaforis, yang dikenal juga kesesatan karena analogi palsu.
 
Contoh:
 
===== Kesesatan Metaforis =====
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=''Pemuda'' adalah ''tulang punggung'' negara.}}
Disebut juga (''fallacy of metaphorization'') adalah kesesatan yang terjadi karena pencampur adukkan arti [[kiasan]] dan arti sebenarnya. Artinya terdapat persamaan dan perbedaan antara kedua pengertian tersebut. Tetapi jika dalam suatu argumen makna kiasan disamakan dengan makna sebenarnya sehingga terjadi kesalahan metafora, yang juga dikenal sebagai kesalahan yang bersumber dari analogi palsu.{{Sfn|Hidayat|p=135|2018}}
 
Misalnya, <nowiki>''</nowiki>Pemuda<nowiki>''</nowiki> merupakan <nowiki>''</nowiki>tulang punggung<nowiki>''</nowiki> negara. Kesesatan dalam tafsir: pemuda di sini adalah arti sebenarnya dari pemuda, dan tulang punggung adalah kiasan karena keadaan tidak ada organisme hidup dan tidak ada tulang punggung seperti vertebrata.{{Sfn|Hidayat|p=135|2018}}
Penjelasan kesesatan:
Pemuda disini adalah arti sebenarnya dari orang-orang yang berusia muda, sedangkan tulang punggung adalah arti kiasan karena negara tidak memiliki tubuh biologis dan tidak memiliki tulang punggung layaknya mahluk [[vertebrata]].
 
Pencampur adukanadukkan antimakna sebenarnya dan anti kiasan dari suatusebuah kata atau ungkapan inifrase sering kali disengaja seperti yang terjadi dalamdi dunia lawakkomedi. Kesesatan metaforis iniserinig dikenalkali puladikenal dengan nama kesesatan karena analogi palsu.{{Sfn|Hidayat|p=135|2018}}
 
Contoh dari kesesatan metaforis dalam sebuah lelucon di bawah ini.{{Sfn|Hidayat|p=135|2018}}
Lelucon dibawah ini adalah contoh dari kesesatan metaforis:
 
Pembicara 1: Hewan apa yang haram?
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
Pembicara 1: Binatang apa yang haram?
 
Pembicara 2: Babi
 
P 1: BinatangHewan apa yang lebih haram dari binatanghewan yang haram?
 
P 2: ?
 
P 1: Babi hamil! Karena <u>mengandung babi</u>. Nah, sekarang binatanghewan apa yang paling haram? Lebih haram daripada babi hamil?
 
P 2: ?
 
P 1: Babi hamil di luar nikah! Karena anak babinya anak haram..}}
 
==== Kesesatan Relevansi ====
 
Kesesatan Relevansirelevansi adalah sesat pikir yang dapat terjadi karena argumentasi yang diberikandibuat tidak tertujudiarahkan kepadapada persoalanmasalah yang sesungguhnyasebenarnya tetapi terarahpada kepada kondisisituasi pribadi dan karakteristik personalpribadi seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevanberhubungan untukdengan kebenaran atau kekeliruankesalahan isi argumennyaargumentasi.
 
Kesesatan berpikir ini timbulmuncul apabilaketika orangseseorang menarikmembuat kesimpulan yang tidak relevanberhubungan dengan [[premis]] nyamereka. Artinya, secara [[logika|logis]], kesimpulan tersebut tidak terkandung dalam/ premis atau tidak merupakan implikasi dari premisnyaimplikasinya.
 
JadiDengan penalarandemikian, inferensi yang mengandung kesesatankesalahan relevansiterkait tidak menampakkan adanyamenunjukkan hubungan logis antara premis dan kesimpulan, walaupunmeskipun secara psikologis menampakkan adanyamenunjukkan hubungan. - namunNamun, kesan akan adannya hubungan secara psikologis ini sering kali membuat orangseringkali terkecohmenyesatkan.
 
===== Argumentum ad Hominem Tipe I (abusif) =====
Argumentum ad Hominem Tipe I adalah argumen diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen.
 
Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya.
 
Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian psikologis terhadap pribadi seseorang. Hal ini dapat terjadi karena perkbedaanperbedaan pandangan.
 
Ukuran logika (pembenaran) pada sesat pikir argumentum ad hominem jenis ini adalah kondisi pribadi dan karakteristik personal yang melibatkan: gender, fisik, sifat, dan psikologi.
Baris 151 ⟶ 153:
Contoh 1:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Tidak diminta mengganti bohlam (bola lampu) karena seseorang itu pendek.}}
 
Kesesatan: tingkat keberhasilan pergantian sebuah bola lampu dengan menggunakan alat bantu tangga tidak tergantung dari tinggi/ pendeknya seseorang.
 
Contoh 2:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Seorang juri lomba menyanyi memilih kandidat yang cantik sebagai pemenang, bukan karena suaranya yang bagus tapitetapi karena parasnya yang lebih cantik dibandingkan dengan kandidat lainnya, walaupun suara kandidat lain ada yang lebih bagus}}
 
===== Argumentum ad Hominem Tipe II (sirkumstansial) =====
Berbeda dari argumentum ad hominem Tipe I, ad hominem Tipe II menitikberatkan pada perhubungan antara keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya. Pada umumnya ad hominem Tipe II menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, sebagai contoh: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan [[SARA]].
 
Contoh 3:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Pembicara G: Saya tidak setuju dengan apa yang Pembicara S katakan karena ia bukan orang Islam <ref>Perdebatan tentang [[Pembicaraan:poligami|poligami]]</ref>}}.
 
Kesesatan: ketidak setujuanketidaksetujuan bukan karena hasil penalaran dari argumentasi, tetapi karena lawan bicara berbeda agama.
 
Bila ada dua orang yang terlibat dalam sebuah konflik atau perdebatan, ada kemungkinan masing-masing pihak tidak dapat menemukan titik temu dikarenakankarena mereka tidak mengetahui apakah argumen masing-masing itu benar atau keliru. Hal ini terjadi ketika masing-masing pihak beragumen atas dasar titik tolak dari ruang lingkup yang berbeda satu sama lain.
 
Contoh 4:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Argumentasi apakah Isa adalah Tuhan Yesus (Kristen) ataukah seorang nabi (Islam). }}
 
Ini adalah sebuah contoh argumentasi yang tidak akan menemukan titik temu karena berangkat dari keyakinan dan ilmu agama yang berbeda
 
Contoh 5:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Dosen yang tidak meluluskan mahasiswanya karena mahasiswanya berasal dari suku yang ia tidak suka dan sering protes di kelas, bukan karena prestasi akademiknya yang buruk.}}
 
Argumentum ad hominem Tipe I dan II adalah argumentasi-argumentasi yang mengarah kepada hal-hal negatif dan biasanya melibatkan emosi.
 
===== Argumentum ad baculum =====
Argumentum ad baculum (dalam istilah [[Bahasa Latin|latinLatin]]: baculus berarti tongkat atau pentungan) adalah argumen ancaman mendesakmenyebabkan orang untuk menerima suatu konklusikesimpulan tertentu dengan alasan bahwa jika ia menolakmenolaknya akan membawamemiliki akibatkonsekuensi yang tidak diinginkan.
 
Argumentum ad baculum banyaksering kali digunakan oleh orang tua agaruntuk anaknyamembuat menurutanak padamereka menuruti apa yang diperintahkan, contoh menakut-nakuti anak kecil: Bila selalu pulang telat (kesorean) nanti bertemu oleh wewe gombel (sejenis hantu yang mengerikan).
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Bila tidak mau mandi nanti didatangi oleh wewe gombel (sejenis hantu yang mengerikan).}}
<!--Catatan: Sebagai alternatif orang tua mungkin dapat menggunakan [[dilema]] konstruksi sederhana, agar anaknya mau mematuhi permintaan:
Contoh:
Baris 191 ⟶ 192:
 
Contoh argumentum ad baculum:
# Seorang anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tetapi karena kalau ia tidak terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
# Seorang anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tapi karena kalau ia tidak terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.
# Pengendara motor yang berhenti pada lampu merah bukan karena ia menaati peraturan tetapi karena ada polisi yang mengawasi dan ia takut ditilang.
# Pegawai bagian penawaran yang berbohong kepada pembeli agar produk yang ia jual laku, karena ia takut dipecat bila ia tidak melakukan penjualan.}}
 
Jenis argumentum ad baculum yang juga dapat terjadi adalah mengajukan gagasan (yang seringkalisering kali bersifat tuntutan) agar didengar dan dipenuhi oleh pihak penguasa, namuntetapi gagasan itu didasari oleh penalaran yang samasekali irasional dan argumen yagyang dikemukakan tidak memperlihatkan hubungan logis antara [[premis]] dan kesimpulannya.
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Penolakan mahasiswa akan skripsi sebagai syarat kelulusan dengan alasan skripsi mahal dan menjadi "akal-akalan" dosen.}}
 
===== Argumentum ad misericordiam =====
(Latin: misericordia artinya belas kasihan) adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan/ keinginan.
 
Contoh:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
# Pengemis yang membawa anak bayi tanpa celana dan digeletakkan tidur di trotoar.
# Pencuri motor yang beralasan bahwa ia miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan.}}
 
===== Argumentum ad populum =====
(Latin: ''populus'' berarti rakyat atau massa) Argumentum ad populum adalah argumen yang menilai bahwa sesuatu pernyataan adalah benar karena diamini oleh banyak orang.
 
Contoh:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
* Satu juta orang Indonesia menggunakan jasa layanan seluler X, maka sudah pasti itu layanan yang bagus.
 
* Semua orang yang saya kenal bersikap pro Presiden. Maka saya juga tidak akan mengkritik Presiden.
* Mana mungkin agama yang saya anut salah, lihat saja jumlah penganutnya paling banyak di muka bumi.
 
===== Argumentum auctoritatis (alias: Argumentum ad Verecundiam) =====
* Mana mungkin agama yang saya anut salah, lihat saja jumlah penganutnya paling banyak di muka bumi. }}
(Latin: auctoritas berarti kewibawaan) adalah sesat pikir ketika nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya.<ref>Jan Hendrik Rapar, Pengantar logika; asas-asas penalaran sistematis. Penerbit Kanisius 1996. ISBN 979-497-676-8</ref>
 
==== Argumentum auctoritatis (alias: Argumentum ad Verecundiam)====
(Latin: auctoritas berarti kewibawaan) adalah sesat pikir dimana nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya <ref>Jan Hendrik Rapar, Pengantar logika; asas-asas penalaran sistematis. Penerbit Kanisius 1996. ISBN 979-497-676-8</ref>.
 
Sikap semacam ini mengandaikan bahwa kebenaran bukan sesuatu yang berdiri sendiri (otonom), dan bukan berdasarkan penalaran sebagaimana mestinya, melainkan tergantung dari siapa yang mengatakannya (kewibawaan seseorang).
Baris 229 ⟶ 224:
Contoh:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
* Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.
 
* Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.
* Apa yang dikatakan Artis C pasti benar.
 
* Apa yang dikatakan Rhoma Irama pasti benar.
 
* Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.
* "Saya yakin apa yang dikatakan dia adalah baik dan benar karena dia adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius"
 
===== Appeal to Emotion =====
* "Saya yakin apa yang dikatakan dia adalah baik dan benar karena dia adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius" }}
 
==== Appeal To Emotion ====
Appeal to Emotion adalah argumentasi yang diberikan dengan sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi dibuat sedemikian rupa untuk menarik respon emosi si lawan bicara. Respon emosi bisa berupa rasa malu, takut, bangga, atau sebagainya.
 
Contoh 1:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Pembicara G: Saya merasa aneh mengapa Pejabat X tidak setuju dengan program kesejahteraan {{br}}
Pembicara S: Mana mungkin orang baik seperti dia salah. Lihat saja kedermawanannya di masyarakat.}}
 
Contoh 2:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text="Pemuda yang baik dan budi luhur, sudah semestinya turut serta berdemonstrasi!"}}
 
Contoh 3:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text="Pejabat Bank Indonesia dituduh korupsi, tapitetapi lihatlah, anaknya mengajukan pembelaan sambil berurai air mata."}}
 
===== lgnoratio elenchi =====
 
Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan [[premis]]nya. Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif. Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red herring".
 
Contoh:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
 
# Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan pada tindak kekerasannya.
# Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak tulus/mencari muka.
# Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik mobil pribadi ke kampus.
# Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja tidak becus. }}
 
===== Argumentum ad ignoratiam =====
{{main|Argumen dari ketidaktahuan}}
Adalah kesesatan yang terjadi dalam suatu pernyataan yang dinyatakan benar karena kesalahannya tidak terbukti salah, atau mengatakan sesuatu itu salah karena kebenarannya tidak terbukti ada.
 
Contoh 1:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Saya belum pernah lihat Tuhandewa, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada.}}
 
Contoh 2:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.}}
 
Contoh 3:
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Diamnya pemerintah atas tuduhan konspirasi, berarti sama saja menjawab "ya". (padahal belum tentu)}}
 
Pernyataan diatasdi atas merupakan sesat pikir karena belum tentu bila seseorang tidak mengetahui sesuatu itu ada/ tidak bukan berarti sesuatu itu benar-benar tidak ada.
 
===== Petitio principii =====
[[Berkas:Aristotle Altemps Inv8575.jpg|rightka|thumbjmpl|[[Aristoteles]] dalam ''[[Prior Analytics]]'' menulis mengenai ''petitio principii'']]
Adalah kesesatan yang terjadi dalam kesimpulan atau pernyataan pembenaran dimanayang didalamnyaterjadi saat di dalam [[premis]] yang digunakan sebagai kesimpulan dan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. Sehingga meskipun rumusan (teks/ kalimat) yang digunakan berbeda, sebetulnya sama maknanya.
 
Contoh:
 
{{quote|Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika..}}
 
Contoh:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
{{cquote|Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika..}} }}
 
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
Guru: "Kelas dimulai jam 7:30 kenapa kamu datang jam 8:30?" {{br}}
Murid: "Ya, karena saya terlambat.." }}
 
Kesesatan petitio principii juga dikenal karena pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
 
===== Kesesatan non causa pro causa (post hoc ergo propter hoc/ ''false cause'') =====
 
Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyeab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama - padahal urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Baris 303 ⟶ 293:
Kesesatan ini dikenal pula dengan nama kesesatan ''post-hoc ergo propter hoc'' (sesudahnya maka karenanya)
 
Contoh:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta.}}
 
Kesesatan: Padahal diagnosadiagnosis dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.
 
===== Kesesatan aksidensi =====
Adalah kesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidak mutlak.
 
Contoh:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
# Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.
# Orang yang makan banyak daging akan menjadi kuat dan sehat, karena itu [[vegetarian]] juga seharusnya makan banyak daging supaya sehat.}}
 
===== Kesesatan karena komposisi dan divisi =====
 
Kesesatan karena komposisi terjadi bilakarena seseorangketerlibatan berpijakdengan padaambil anggapanbagian suatu atribut dari objek atau kelas tertentu dan mengimplementasikan ke semua objek atau kelas.<ref name=":0">{{Cite web|last=Cline|first=Austin|date=2021|title=What Is the Fallacy of Composition?|url=https://www.thoughtco.com/what-is-the-fallacy-of-composition-250351|website=thoughtco.com|language=en|access-date=2021-12-10}}</ref> Kesalahan komponen terjadi ketika diasumsikan bahwa apa yang benar (berlakuvalid) bagiuntuk individu atau beberapa individu dari suatu kelompok tertentu pasti juga harus benar (berlaku) bagi seluruhuntuk kelompok secara kolektifkeseluruhan. Misalnya, semua bagian (atau anggota) dari X memiliki sifat P. Jadi, X sendiri memiliki sifat P.<ref name=":0"/>
 
* Contoh 1: Karena atom dari satu uang logam tidak terlihat dengan mata telanjang, maka uang logam itu sendiri juga hanya terlihat dengan mata telanjang.
Contoh:
* Contoh 2: Karena setiap bagian dari mesin tertentu ringan, mesin secara keseluruhan ringan.<ref>{{cite journal|last=Finocchiaro|first=Maurice A.|date=2015|title=The fallacy of composition: Guiding concepts, historical cases, and research problems|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S157086831500004X|journal=Journal of Applied Logic|language=id|volume=13|issue=2|pages=24-43|doi=10.1016/j.jal.2015.01.003|issn=|id=|accessdate=2021-12-10}}</ref>
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=<div></div>
# Badu ditilang oleh polisi lalu lintas di sekitar jalan [[Sudirman]] dan [[Thamrin]] dan polisi itu meminta uang sebesar Rp. 100.000 bila Badu tidak ingin ditilang, maka semua polisi lalu lintas di sekitar jalan sudirman dan thamrin adalah pasti pelaku pemalakan.
# [[Maulana Kusuma]] anggota KPU sekaligus dosen kriminologi di UI melakukan korupsi, maka seluruh anggota KPU yang juga dosen di UI pasti koruptor. }}
Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorang beranggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluru kelompok secara kolektif pasti juga benar (berlaku) bagi individu-individu dalam kelompok tersebut.
 
Ini bukanlah kasus bahwa apa yang benar untuk bagian-bagian tidak bisa juga benar untuk keseluruhan. Hal ini dimungkinkan untuk membuat argumen serupa dengan di atas yang tidak keliru dan yang memiliki kesimpulan yang mengikuti secara sah dari premis. Adapun contoh-contoh lainnya yaitu:
Contoh 1:
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
Banyak pejabat pemerintahan korupsi. [[Felix Santoso]] adalah anggota DPR, maka Felix Santoso juga korupsi. }}
 
# Karena atom uang logam memiliki massa, maka uang logam itu sendiri pasti memiliki massa.
Contoh 2:
# Karena semua komponen mesin ini seluruhnya berwarna putih, maka mesin itu sendiri juga harus seluruhnya berwarna putih.
Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah pasti lalu bercerai.
{{tmbox|image=none|textstyle=left|text=
Dona Agnesia dan Darius adalah pasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagi mereka bercerai.}}
 
Contoh lainnya :
==== Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks ====
 
* Sebagian orang di kepermerintahan korupsi. Si A merupakan anggota dewan perwakilan rakyat, maka Si A juga melakukan korupsi.
Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintas tampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifat kompleks.
* Kenyataan banyak pasangan muda-mudi yang telah menikah cepat berpisah. Si Yani dan si Dimas adalah pasangan muda-mudi yang telah menikah, pasti dalam waktu dekat mereka berpisah.
 
===== Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks =====
Jika diterapkan dalam kehidpan sehari-hari maksud dari kesesatan ini adalah karena pertanyaan yang diajukan sangat kompleks, bukan hanya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak.
 
Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintas tampak sebagai pertanyaan yang sederhana, tetapi sebetulnya bersifat kompleks.
 
Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maksud dari kesesatan ini adalah karena pertanyaan yang diajukan sangat kompleks, bukan hanya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak.
Contoh pertanyaan sederhana, dengan pertanyaan ya atau tidak
 
Contoh:
 
{{cquotequote|Apakah kamu yang mengambil majalahku? ... Jawab ya atau tidak}}
 
Pertanyaan ini sulit dijawab hanya dengan ya dan tidak, apalagi bila yang ditanya merasa tidak pernah mengambilnya.
 
== Referensi ==
 
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{Cite book|last=Copi|first=Irving M.|last2=Cohen|first2=Carl|year=2014|url=http://www.uop.edu.pk/ocontents/Book-Introductiontologic.pdf|title=Introduction to Logic|location=Edinburgh|publisher=Pearson Education Limited, Inc.|isbn=978-1-292-02482-0|edition=14|pages=640|ref={{sfnref|Copi|Cohen|2014}}|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Hidayat|first=Ainur Rahman|year=2018|url=http://repository.iainmadura.ac.id/65/1/FILSAFAT%20LOGIKA%20LENGKAP%20DENGAN%20COVER.pdf|title=Filsafat Berpikir Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir|location=Jawa Timur|publisher=Duta Media Publishing|isbn=978-602-6546-55-5|edition=|pages=152|ref={{sfnref | Hidayat | 2018 }}|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Tindale|first=Christopher W.|year=2007|url=http://31.42.184.140/main/306000/b51f829cb96f7eaa098cdc6b46743d1e/%28Critical%20Reasoning%20and%20Argumentation%29%20Christopher%20W.%20Tindale%20-%20Fallacies%20and%20Argument%20Appraisal%20%28Critical%20Reasoning%20and%20Argumentation%29-Cambridge%20University%20Press%20%282007%29.pdf|title=Fallacies and Argument Appraisal (Critical Reasoning and Argumentation)|location=|place=[[United Kingdom]]|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521842082|edition=|pages=218|language=en|ref={{sfnref | Tindale | 2007 }}|url-status=live|access-date=2021-12-13|archive-date=2021-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20211210100223/http://31.42.184.140/main/306000/b51f829cb96f7eaa098cdc6b46743d1e/%28Critical%20Reasoning%20and%20Argumentation%29%20Christopher%20W.%20Tindale%20-%20Fallacies%20and%20Argument%20Appraisal%20%28Critical%20Reasoning%20and%20Argumentation%29-Cambridge%20University%20Press%20%282007%29.pdf|dead-url=yes}}
*{{Cite book|last=Walton|first=Douglas N.|year=1987|url=http://library.lol/main/FA55CCDC834C5D5002226C1681403825|title=Informal Fallacies: Towards a Theory of Argument of Criticisms|location=|publisher=John Benjamins|isbn=90-272-5005-7|edition=|ref={{sfnref | Walton | 1987 }}}}
 
== Lihat pula ==
Baris 357 ⟶ 352:
* [[Paralogisme]]
* [[Kecerdasan logika]]
{{Logika}}{{Logika filosofis}}
 
[[Kategori:Logika]]
[[Kategori:Informasi]]
 
[[Kategori:Kesalahan logika]]
[[it:Sofisma]]
[[plKategori:Sofizmatretorika]]