Minyak masakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Anesmnuswan (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(30 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gabungdari|Minyak jelantah}}
[[Berkas:Sunflowerseed oil.jpg|thumbjmpl|Minyak goreng]]
'''Minyak masakan''' (atau lebih dikenal dengan istilah '''minyak goreng''') adalah [[minyak]] atau [[lemak]] yang berasal dari pemurnian bagian [[tumbuhan]], [[hewan]], atau dibuat secara sintetik yang dimurnikan dan biasanya digunakan untuk [[penggorengan|menggoreng]] [[makanan]].<ref name="f"/>. Minyak masakan umumnya berbentuk [[cair]] dalam [[suhu kamar]]. Minyak masakan kebanyakan diperoleh dari tumbuhan, seperti [[kelapa]], [[seraliaserealia]], kacang-kacangan, [[jagung]], [[kedelai]], dan [[kanola]].<ref name="f">Sitepoe M. 2008. Corat-coret anak desa berprofesi ganda. Cet. 1. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.Hlm. 15-18.</ref>.
 
is plant, animal, or synthetic fat used in frying, baking, and other types of cooking. It is also used in food preparation and flavouring that doesn't involve heat, such as salad dressings and bread dips, and in this sense might be more accurately termed edible oil.
 
Cooking oil is typically a liquid at room temperature, although some oils that contain saturated fat, such as coconut oil, palm oil and palm kernel oil are solid.[1]
 
 
== Kerusakan ==
Minyak goreng biasanya bisa digunakan hingga 3 - 4 kali penggorengan.<ref name="e"/> Jika digunakan berulang kali, minyak akan berubah warna.<ref name="f"/>
 
Saat penggorengan dilakukan, [[ikatan rangkap]] yang terdapat pada [[asam lemak tak jenuh]] akan putus membentuk asam lemak jenuh.<ref name="e">{{en}} Tomskaya LA, Makarova NP, Ryabov VD. 2008. Determination of the hydrocarbon composition of crude oils. ''Chem Tech Fuel Oil'' 44:280-283.</ref>. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan [[asam lemak jenuh]]nya.<ref name="f"/>
 
Setelah penggorengan berkali-kali, [[asam lemak]] yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh.<ref name="e"/> Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat disebut [[minyak jelantah]].<ref name="d">{{en}} Hou X,et.al. 2007. Lewis acid-catalyzed transesterification and esterification of high free fatty acid oil in subcritical methanol.'' Kor J Chem Eng'' 24(2).</ref>. Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat [[ikatan rangkap]] minyak teroksidasi membentuk gugus [[peroksida]] dan [[monomer]] siklik, minyak yang seperti ini dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi kesehatan.<ref name="z">[httphttps://web.archive.org/web/20090824074947/http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-Netti.pdf Herlina N, Ginting M. Hendra S. 2002. Lemak dan Minyak]<small>Diakses pada 4 April 2010</small>.</ref>. [[Suhu]] yang semakin tinggi dan semakin lama pemanasan, kadar asam lemak jenuh akan semakin naik.<ref name="e"/> Minyak [[nabati]] dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan [[makanan]] yang digoreng menjadi berbahaya bagi kesehatan.<ref name="f"/>
Selain karena penggorengan berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu sehingga ikatan [[trigliserida]] pecah menjadi [[gliserol]] dan asam lemak bebas.<ref name="d"/>
Baris 21 ⟶ 17:
* oksigen dan ikatan rangkap-->Semakin banyak ikatan rangkap dan [[oksigen]] yang terkandung maka minyak akan semakin cepat teroksidasi.<ref name="z"/>
* [[suhu]] --> Suhu yang semakin tinggi juga akan mempercepat proses [[oksidasi]].<ref name="d"/>
* [[Cahaya]] dan ion logam --> berperan sebagai [[katalis]] yang mempercepat proses oksidasi.<ref name="c">[http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1002/20/1001.htm. IPB. 2005. Dibalik Gurihnya Minyak Goreng Jelantah, Merangsang Kanker Kolon]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}<small>Diakses pada 4 Apr 2010</small>.</ref>
* [[antioksidan]] --> membuat minyak lebih tahan terhadap oksidasi.<ref name="c"/>
 
== Sumber ==
Minyak goreng umumnya berasal dari [[minyak kelapa sawit]].<ref name="b">{{en}} [http://www.canusgoatsmilk.com/pdf/PlantLipids.pdf. Falardeau, Andree.2009.Nature’s Beauty Secret] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305182653/http://www.canusgoatsmilk.com/pdf/plantlipids.pdf. |date=2016-03-05 }}<small>Diakses pada 4 Apr 2010</small>.</ref>. Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang memiliki [[ikatan rangkap]] sehingga minyaknya termasuk [[lemak]] tak jenuh yang sifatnya stabil.<ref name="f"/> Selain itu pada minyak kelapa terdapat [[asam lemak]] esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.<ref name="f"/> Asam lemak tersebut adalah [[asam palmitat]], stearat, oleat, dan linoleat.<ref name="f"/>
 
Beberapa minyak yang dipakai untuk menggoreng selain minyak kelapa sawit adalah minyak [[palm kernel]], [[palm olein]], [[palm stearin]], dan Tallow.<ref name="b"/> Selain itu terdapat juga minyak lain seperti minyak [[biji]] anggur, [[bunga matahari]], [[kedelai]], dan [[zaitun]].<ref name="b"/> Minyak-minyak ini kurang cocok apabila digunakan untuk menggoreng namun minyak-minyak ini memiliki kandungan [[asam lemak]] yang tinggi dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan pada [[salad]] dan makanan lainnya.<ref name="b"/>
 
== Kebijakan Pemerintah Indonesia==
Dalam upaya menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri, pemerintah [[Indonesia]] melakukan campur tangan dalam berbagai bentuk kebijakan.<ref name="y">Basdabella, S. 2001. Pengembangan Sistem Agroindustri Kelapa sawit dengan Pola Perusahaan Agroindustri Rakyat. Disertasi Doktor. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hlm.53.</ref>. Secara umum kebijakan pemerintah bertumpu pada tiga [[instrumen]]:
sebagai berikut:<ref name="y"/>:
# alokasi bahan baku untuk pasar domestik
# [[operasi pasar]]
# penetapan [[pajak]] [[ekspor]].
 
==== Beberapa Subsistem Agribisnis di Indonesia ====
* CCO (crude coconut oil), sektor produksi kelapa.<ref name="e">[http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(13)%20soca-ardana-struktur%20produksi.pdf. Sinaga BM, Ardana IK. tt. Struktur produksi dan kesejahteraan pelaku industri minyak goreng Indonesia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}<small>Diakses pada 13 Apr 2010</small>.</ref>.
* TBS (tandan buah segar), sektor produksi [[kelapa sawit]]. Bahan bakunya adalah Crude Palm Oil (CPO).<ref name="e"/>